Disusun oleh :
Narulicha Agustya
NIM : 19101077
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, penulis telah
berhasil menyusun makalah tentang Biaya Berdasarkan Pesanan ini dengan baik.
Makalah ini diharapkan dapat membantu proses belajar mengajar. Dan juga
diharapkan dapat menambah nilai yang ada.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih
pada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehinggga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu,
penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun agar di masa yang
akan datang akan lebih baik.
Penyusun
DAFTAR ISI
Cover...............................................................................................................................i
Kata Pengantar...............................................................................................................ii
Daftar Isi.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C.Tujuan Penulisan............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.................................................................................................15
B. Kritik dan Saran..........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui konsep dasar Job Order Costing (biaya berdasarkan pesanan).
2. Mengetahui perbedaan konsep dasar Proccess Costing (biaya berdasarkan proses)
3. Mengetahui perbedaan antara Job Order Costing dan Procces Costing.
4. Mengetahui Arus Biaya dalam perhitungan Job Order Costing.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Arus biaya produksi untuk system perhitungan biaya berdasarkan proses secara
umum sama dengan perhitungan biaya berdasarkan pesanan. Ketika bahan baku dibeli,
biaya bahan baku ini mengalir ke akun Persediaan Bahan Baku. Biaya bahan baku, tenaga
kerja langsung, dan overhead yang dibebankan akan mengalir ke akun Barang dalam
Proses. Dan ketika barang telah selesai, biaya barang yang telah selesai mengalir dari akun
Barang dalam Proses ke Barang Jadi. Akhirnya, biaya barang jadi dipindahkan ke akun
Harga Pokok Penjualan ketika barang terjual. Dalam perhitungan biaya berdasarkan proses,
setiap Departemen Produksi memiliki akun Barang dalam proses tersendiri. Ketika barang
selesai dalam satu departemen, barang tersebut dipindahkan ke departemen berikutnya
sampai menjadi barang jadi.
3. Biaya per unit dihitung melaui 3. Biaya per unit dihitung melaui
pembagian jumlah biaya pekerjaan pembagian biaya proses satu
dengan unit yang diproduksi untuk periode dengan unit yang
pekerjaan tersebut. diproduksi selama periode tersebut.
6
2.4 Akuntansi untuk Bahan Baku
Prosedur yang digunakan dalam pembelian dan pengeluaran bahan berbeda di tiap
pabrik. Biasanya sebelum tanggal produksi dimulai, karyawan dibagian yang
bertanggung jawab atas penjadwalan akan memberi informasi kepada bagian
pembelian, dengan menggunakan formulir permintaan pembelian, tentang bahan-
bahan yang ingin dibeli. Bagian pembelian kemudian megeluarkan pesanan pembelian
kepada pemasok. Setelah itu, pegawai di bagian departemen penerimaan membuat
laporan penerimaan barang dilihat dari kondisi dan kuantitas.
Perkiraan bahan dalam buku besar (general ledger) merupakan perkiraan
pengendali. Perkiraan yang terpisah untuk masing-masing jenis bahan yang
diselenggarakan dalam buku tambahan adalah buku bahan (materials ledge).
Kegunannya adalah sebagai alat bantu memlihara kuantitas persediaan barang. Bentuk
perkiraan dalam buku bahan dapat digambarkan sebagai berikut.
62 704
Pesanan No. ……………. BPP No. …………
M.K. JB
Dikeluarkan oleh ………………… Diterima oleh ……………….
8
dapat dicatat dan diperoleh dengan mudah. Kartu ini digunakan untuk menghitung
penghasilan dari karyawan dengan upah per jam.
Berikut merupakan gambar kartu jam kerja (time tickets)
KARTU JAM KERJA
Keterangan Pekerjaan
Penyelesaian (Finishing) 62
……………………… Pesanan No. ….
T.D.
Disetujui oleh ……
Dari segi hubungan dengan produk, tenaga kerja dibagi menjadi dua, yaitu tenaga
kerja langsung dan tenaga kerja tak langsung. Tenaga kerja langsung adalah pekerja
atau karyawan yang secara langsung ikut berpartisipasi dalam proses produksi dan
yang upahnya merupakan bagian yang besar dalam memproduksi produk. Upah tenaga
kerja langsung diperlakukan sebagai biaya tenaga kerja langsung dan diperhitungkan
langsung sebagai unsur biaya produksi. Sedangkan tenaga kerja tak langsung adalah
pekerja atau karyawan yang secara tidak langsung ikut berpartisipasi dalam proses
produksi. Upah tenaga kerja tak langsung ini disebut biaya tenaga kerja tak langsung.
Jadi upah tenaga kerja tak langsung dibebankan pada produk tidak secara langsung,
tetapi melalui tarif biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka.
Untuk mengidentifikasi biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung, setiap
karyawan membuat satu atau lebih kartu jam kerja karyawan setiap hari. Setiap kartu
jam kerja karyawan merupakan dokumen yang menunjukkan waktu yang dihabiskan
oleh seorang pekerja untuk sutu pesanan tertentu (tenaga kerja langsung) atau untuk
9
tugas-tugas lain (tenaga tidak langsung). Tenaga kerja yang tidak digunakan dalam
proses produksi dibebankan ke akun beban pemasaran atau beban administratif. Kartu
jam kerja biasanya dihitung biayanya dan diikhtisarkan secara periodik, dan jumlah
jam kerja setiap karyawan yang tertera di kartu jam kerja dicocokkan dengan jumlah
jam kerja menurut kartu absen.
Jumlah waktu yang telah dicatat dalam kartu jam kerja (time tickets), kemudian
dibandingkan dengan kartu karyawan (clock cards). Gunanya untuk dijadikan sebagai
pengecekan internal (internal check) dari ketepatan pengeluaran upah. Arus biaya
pekerja ke dalam produksi digambarkan dengan ayat jurnal berikut ini.
10
besarnya tetap, sementara yang lainnya cenderung bergerak sesuai dengan perubahan
produktifitas.
Menunggu sampai akhir periode akuntansi untuk mengalokasikan overhead pabrik
ke berbagai pekerjaan merupakan hal yang sangat dapat diterima dari sudut pandang
keakuratan (accurancy), namun hal ini sangat tidak memuaskan jika ditinjau dari
ketepatan waktu (timesliness). Agar sistem biaya dapat mempunyai kegunaan yang
sebesar-besarnya, maka kehendaknya data biaya dapat tersedia pada saat setiap
pekerjaan selesai, meskipun ada pengorbanan dalam ketelitian. Hanya melalui
pelaporan yang tepat waktu manajemen dapat membuat penyesuaian yang dipandang
perlu dalam penetapan harga dan metode produksi, untuk mencapai kombinasi terbaik
yang mungkin dari pendapatan dan dari biaya pekerjaan di masa mendatang. Oleh
karena itu, dengan maksud agar data biaya dari pekerjaan dapat selalu tersedia,
terdapat kebiasaan untuk membebankan overhead pabrik pada produksi dengan
penggunaan tarif overhead pabrik yang ditentukan terlebih dahulu (predetermined
factory overhead rate).
Tarif overhead pabrik yang ditentukan dengan menghubungkan estimasi jumlah
overhead pabrik untuk tahun yang akan datang dengan beberapa dasar kegiatan yang
umum, yaitu dasar yang dapat membebankan secara adil pada barang yang diproduksi.
Pada saat biaya (overhead pabrik) terjadi, biaya tersebut didebet ke perkiraan
overhead pabrik. Biaya overhead pabrik yang dibebankan ke produksi secara periodik
dikresit keperkiraan overhead pabrik dan didebet ke perkiraan barang dalam proses.
Pembebanan biaya overhead pabrik tersebut ke produksi digambarkan dengan ayat
jurnal, sebagai berikut:
Saldo underapplied
Saldo overabsorbed
12
mencatat kuantitas dan harga pokok produksi, kuantitas dan harga pokok barang yang
dikirim, dan kuantitas, total biaya dan harga pokok per unit barang yang masih ada di
tangan. Berikut contoh perkiraan buku barang jadi yang telah dijelaskan.
Pada penjualan barang jadi, diperlukan agar mencatat atau menjaga baik itu harga
pokok (cost price) ataupun harga jual (selling price) barang-barang yang telah dijual.
Untuk setiap penjualan, harga pokok penjualan dicatat dengan mendebitkan harga
pokok penjualan dan mengkreditkan barang jadi. Harga jual dari barang yang terjual
dicatat dengan mendebit piutang usaha (kas) dan mengkreditkan penjualan. Jika
barang dikembalikan oleh pembeli dan dimasukan kembali kedalam persediaan, maka
harus dilakukan pendebitan barang jadi dan mengkreditkan harga pokok penjualan
sejumlah harga pokoknya.
13
2.8 Masalah pembebanan Overhead Underapplied & Overapplied Overhead
b. Apabila biaya overhead dibebankan ke BDP < biaya overhead sesungguhnya overhead
dibebankan terlalu rendah (underapplied overhead)
c. Apabila biaya overhead dibebankan ke BDP > biaya overhead sesungguhnya overhead
dibebankan terlalu tinggi (overapplied overhead)
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan ini dapat disimpulkan bahwa konsep dasar dari Job order costingJob order
costing (biaya berdasarkan pesanan) yaitu perhitungan biaya produksi untuk menentukan
harga pokok produksi pada suatu perusahaan yang berdasarkan pada sistem order atau
pesanan. Dalam sistem perhitungan ini, biaya produksi diakumulasikan untuk setiap
pesanan yang terpisah. Jadi jika suatu pesanan telah diterima, pabrik atau perusahaan akan
membuat produk sesuai dengan spesifikasi masing-masing pesanan. Metode perhitungan
biaya produksi untuk menentukan harga pokok produksi pada suatu perusahaan yang
berdasarkan pada sistem order atau pesanan. Dalam sistem perhitungan ini, biaya produksi
diakumulasikan untuk setiap pesanan yang terpisah. Jadi jika suatu pesanan telah diterima,
pabrik atau perusahaan akan membuat produk sesuai dengan spesifikasi masing-masing
pesanan.
Adapun hal-hal yang membebankan biaya produksi pada perhitungan biaya
berdasarkan pesanan (Job order costingJob order) yaitu; biaya bahan baku yang dibeban
kan pada bon permintaan. Jadi, biaya bahan baku dibebankan secara langsung pada
pesanan yang diminta. Biaya tenaga kerja atau upah ini berdasarkan job ticket (kartu kerja).
Sama halnya dengan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dibebankan secara langsung
pada pesanan yang diminta. Biaya overhead pabrik (BOP) dibebankan kepada tiap-tiap
pesanan atas dasar tarif yang ditentukan di muka.
Blocher, Chen dan Lin. 2000. Manajemen Biaya-biaya Dengan Tekanan Strategik. Jilid 1.
Salemba Empat, Mc-Hill Companies, Inc
Hansen dan Mowen. 1997. Akutansi Mnajemen. Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Mulyadi dan Setyawan.2001.Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen.
Jakarta:Selemba Empat
Simamora.1999.Akuntansi Manajemen.Jakarta: Selemba Empat
16