Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MANAJEMEN BIAYA

BIAYA STANDAR, KAIZEN COSTING, DAN TARGET COSTING

DOSEN PENGAMPU:

1. Hj. Ermadiani, S.E, M.M, Ak


2. Asfeni Nurullah, S.E, M.Acc, Ak
3. Iwan Efriandy, S.E, M.Si, Ak

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

1. Nadia Putri Maharani 01031482124019


2. Muhammad Farhan 01031482124026
3. Muhammad Irsyad 01031482124033

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


PROGRAM STUDI AKUNTANSI ALIH PROGRAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Adapun makalah ini yang berjudul “BIAYA STANDAR, KAIZEN
COSTING, DAN TARGET COSTING”.
Penulisan makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Manajemen Biaya. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini
baik sistematika penulisan maupun materinya. Oleh karena itu, sangat kami harapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun terhadap makalah ini, karena dengan adanya
hal tersebut dapat menambah pengetahuan dan wawasan.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Akhir kata penulis mengucapkan
terimakasih

Palembang, 25 Februari 2023

Penulis
(Kelompok 1)

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii


DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
1.3. Tujuan Penulisan .................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 3
2.1. Pengertian Biaya Standar (Standard Costing).......................................................... 3
2.2. Komponen Biaya Standar (Standard Costing) ......................................................... 3
2.3. Kelebihan dan Kelemahan Biaya Standar (Standard Costing) ................................. 4
2.4. Hubungan Biaya Standar (Standard Costing) dengan Anggaran .............................. 4
2.5. Jenis – jenis Biaya Standar (Standard Costing) ...................................................... 5
2.6. Rumus Biaya Standar (Standard Costing) ............................................................... 5
2.7. Pengertian Biaya Kaizen (Kaizen Costing) ............................................................. 6
2.8. Dasar Penetapan Penerapan Kaizen Costing ........................................................... 7
2.9. Manfaat Penerapan Kaizen Costing ........................................................................ 7
2.10. Karakteristik Kaizen Costing ................................................................................ 8
2.11. Contoh penerapan Kaizen di perusahaan............................................................... 8
2.12. Pengertian Target Costing .................................................................................... 9
2.13. Tujuan Target Costing .......................................................................................... 9
2.14. Manfaat Target costing ......................................................................................... 9
2.15. Konsep dan Prinsip Target costing ..................................................................... 10
2.16. Langkah-langkah menentukan Target costing ..................................................... 11
2.17. Perbedaan Target Costing, Standar Costing dan Kaizen Costing ......................... 12
BAB III PENUTUP .................................................................................................. 13
3.1. Kesimpulan .......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan teknologi dewasa ini, jenis-jenis produk
makin bertambah jumlahnya. Seiring dengan itu pula, persoalan yang dihadapi
perusahaan terutama perusahaan manufaktur akan semakin kompleks. Hal ini
menuntut manajemen perusahaan untuk menentukan suatu tindakan dengan
memilih berbagai alternatif dan kebijaksanaan dalam mengambil keputusan yang
sebaik-baiknya agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Salah satu tujuan yang paling
utama adalah optimalisasi laba atau keuntungan. Perusahaan yang ingin
berkembang atau paling tidak bertahan hidup harus mampu menghasilkan produksi
yang tinggi dengan kualitas yang baik.

Biaya produksi adalah sejumlah pengorbanan ekonomis yang harus


dikorbankan untuk memproduksi suatu barang. Biaya produksi juga merupakan
biaya yang digunakan dalam mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Biaya
produksi ini juga biasanya terdiri dari tiga unsur yaitu bahan baku langsung, tenaga
kerja langsung dan overhead pabrik. dimana bahan baku langsung adalah semua
bahan baku yang membentuk bagian integral dan produk jadi dan dimasukkan
secara ekspilit dalam perhitungan biaya produk. Tenaga kerja langsung adalah
tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi
dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu, sedangkan overhead pabrik
merupakan semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke output
tertentu. Biaya produksi ini juga merupakan unsur penting dalam perhitungan harga
pokok produksi. Oleh karena itu bagi perusahaan manufaktur, biaya produksi
merupakan faktor penting dalam berhasil atau tidaknya perusahaan ditinjau dari
segi finansial. Biaya produksi ini merupakan pos biaya yang besar dibanding
dengan pos biaya lainnya.

Sebagai salah satu manajemen inovasi, penerapan target costing dalam


suatu perusahaan juga harus memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan
keberhasilan implementasi dari adanya inovasi tersebut. Pada saat target costing
mulai diambil dan diimplementasikan oleh operasi bisnis organisasi di dalam

1
lingkungan bisnis yang lain maka dapat diasumsikan bahwa suatu hal yang baru
tentang pendekatan tersebut dapat dipelajari dengan memperhatikan apa yang
sedang terjadi dengan konteks bisnis lainnya. Selanjutnya Kaizen merupakan istilah
yang digunakan oleh bangsa Jepang untuk melakukan perbaikan yang
berkelanjutan. Salah satu bentuk usaha kaizen berwujud pengurangan biaya
produksi perusahaan. Kaizen costing tidak hanya sekedar ditujukan untuk
mengurangi biaya, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas produk dan keamanan
dari proses produksi atau usaha perusahaan tersebut. Selain itu Pengendalian biaya
produksi dan penetapan harga pokok produksi yang cermat dan tepat sangat
penting, karena biaya produksi yang akhirnya berakibat juga pada laba yang
diharapkan perusahaan. Sehingga diperlukan suatu alat pengendalian yang
diantaranya berupa penetapan biaya standar. Biaya standar merupakan alat ayng
penting didalam menilai pelaksanaan kebijakan yang ditetapkan sebelumnya. Jika
biaya standar ditentukan realistis,hal ini akan merangsang pelaksana dalam
melaksanakan pekerjaan yang efektif, karena pelaksana telah mengetahui
bagaimana pekerjaan seharusnya dilaksanakan,dan pada tingkat biaya berapa
pekerjaan tersebut seharusnya dilaksanakan.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan
masalah pada penulisan makalah ini yaitu:
1. Apa pengertian Biaya Standar, Kaizen costing dan Target Costing ?
2. Apa perbedaan Biaya Standar, Kaizen costing dan Target Costing ?
3. Bagaimana penerapan Biaya Standar, Kaizen costing dan Target Costing ?

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan pada penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui apa itu Biaya Standar, Kaizen costing dan Target Costing.
2. Untuk mengetahui perbedaan Biaya Standar, Kaizen costing dan Target Costing
3. Untuk mengetahui bagaimana penerapan Biaya Standar, Kaizen costing dan
Target Costing ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Biaya Standar (Standard Costing)

Menurut Mulyadi (2015) biaya standar adalah biaya yang ditentukan


dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk
membuat satu-satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, dibawah
asumsi kondisi ekonomi, efisiensi, dan faktor-faktor lain tertentu.
Sedangkan Menurut Hansen dan Mowen (2006) biaya standar adalah
jumlah yang seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang atau jasa.
Biaya standar digunakan untuk memperbaiki perencanaan dan pengendalian, serta
untuk memfasilitasi perhitungan biaya produk.
Secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa Biaya standar adalah biaya
yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya
dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan
tertentu, dibawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan faktor-faktor lain tertentu.
Sistem biaya standar merupakan suatu sistem akuntansi biaya yang mengolah
informasi biaya sedemikian rupa sehingga manajemen dapat mendeteksi kegiatan-
kegiatan dalam perusahaan yang biayanya menyimpang dari biaya standar yang
ditentukan. Sistem akuntansi biaya ini mencatat biaya yang seharusnya dikeluar-
kan dari biaya yang sesungguhnya terjadi, dan menyajikan perbandingan antara
biaya standar dan biaya sesungguhnya serta menyajikan analisis penyimpangan
biaya sesungguhnya dari biaya standar.

2.2. Komponen Biaya Standar (Standard Costing)

Dalam pengaturan manufaktur, terdapat tiga komponen utama yang meliputi:


a) Bahan Langsung – Ini diturunkan dengan mengalikan jumlah setiap bahan
dengan biaya bahan per unit.
b) Tenaga Kerja Langsung – Ini diperoleh dengan mengalikan jumlah masing-
masing tenaga kerja dengan biaya tenaga kerja per jam.

3
c) Biaya Overhead – Ini termasuk biaya overhead tetap dan overhead variabel,
yang dihitung dengan mengalikan kuantitas standar dengan tarif standar
overhead variabel.

2.3. Kelebihan dan Kelemahan Biaya Standar (Standard Costing)

Kelebihan Biaya Standar :

1. Alat penting dalam menilai pelaksanaan kebijaksanaan sebelumnya


2. Pedoman untuk melakukan efisiensi
3. Perencanaan dan pengambilan keputusan

Kelemahan Biaya Standar :

1. Tidak flexible, dimana keadaan produksi selalu mengalami perubahan


2. Tingkat keketatan atau kelonggaran standar tidak dapat dihitung dengan tetap

2.4. Hubungan Biaya Standar (Standard Costing) dengan Anggaran


Biaya standar berkaitan dengan biaya per unit dan pada hakikatnya sama
tujuannya dengan suatu anggaran, namun pada skala yang lebih kecil, suatu
anggaran dikaitkan dengan jumlah biaya secara keseluruhan bukan dari jumlah
biaya per unit.
Anggaran dan standar costing keduanya merupakan penentuan biaya yang
dilakukan dimuka sebelum suatu kegiatan dilaksanakan. Beberapa perbedaan antara
anggaran dengan Standar Costing antara lain :

a) Tidak semua anggaran disusun atas dasar biaya standar


b) Anggaran merupakan biaya yang diharapkan (expected), sedangkan biaya
standar adalah biaya yang seharusnya dicapai oleh pelaksana
c) Anggaran cenderung merupakan batas yang tidak boleh dilampaui, sedangkan
biaya standar mengutamakan tingkatan biaya yang harus bisa ditekan
(dikurangi) agar kinerja lebih baik.
d) Anggaran umumnya disusun untuk setiap bagian dalam perusahaan
(pemasaran, produksi, dan adm & umum) sedangkan biaya standar umumnya
hanya untuk biaya produksi saja.

4
e) Selisih biaya yang timbul dari biaya standar akan diinvestigasi (diperiksa)
penyebabnya dengan teliti, sedangkan anggaran tidak didasarkan atas biaya
standar, hanya menekan penghematan biaya dibanding anggaran, selisih
umumnya tidak diperiksa lebih lanjut.

2.5. Jenis – jenis Biaya Standar (Standard Costing)

1. Standar Kapasitas Teoritis (theoretical capacity standard)


Standar ini mendasar kepada kemampuan produksi suatu departemen atau
pabrik pada kecepatan penuh tanpa berhenti. Tidak diperhitungkan adanya
hambatan atau penghentian proses produksi yang tidak dapat dihindari baik
karena factor internal maupun factor eksternal. Seringkali disebut sebagai
standar pada kapasitas penuh atau 100%. Standar ini jarang dipakai karena tidak
mungkin dicapai.
2. Standar Kapasitas Praktis (practical capacity standard)
Standar ini merupakan salah satu konsep pendekatan jangka panjang, yang
didasarkan kepada tingkatan produksi teoritis dikurangi dengan hambatan-
hambatan yang tidak bisa dihindari karena factor internal.
3. Standar Kapasitas Normal (normal capacity standar)
Merupakan konsep pendekatan jangka panjang, dimana standar kegiatan
produksi dihitung dari standar kegiatan teoritis dikkurangi hambatan-hambatan
internal dan eksternal.
4. Standar Kapasitas yang diharapkan (expected capacity standar)
Menggunakan pendekatan jangka pendek. Biasanya tingkat produksi yang
diharapkan dipengaruhi oleh ramalan penjualan pada periode akuntansi yang
akan datang dan perubahan persediaan produk yang dikehendaki.

2.6. Rumus Biaya Standar (Standard Costing)


Biaya Standar = Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Bahan Langsung + Biaya
Overhead Manufaktur

Penguraian:
Biaya Tenaga Kerja Langsung = Jam Kerja x Tarif Per Jam Biaya
Bahan Langsung = Jumlah Bahan x Harga Pasar
Biaya Overhead Manufaktur = Gaji Tetap + (Jam Mesin x Tarif Mesin)

5
2.7. Pengertian Biaya Kaizen (Kaizen Costing)
Kaizen merupakan istilah yang digunakan oleh bangsa Jepang untuk
melakukan perbaikan yang berkelanjutan (Continuous Improvement). Salah satu
bentuk usaha kaizen berwujud pengurangan biaya produksi perusahaan. Dalam
bahasa Jepang, kaizen costing dikenal dengan genka kaizen yang berasal dari kata
genka yang berarti harga pokok dan kaizen berarti penyempurnaan
berkesinambungan.

Menurut Cooper (1995) “Kaizen Costing is a continuos improvement applied


to cost reduction in the manufacturing stage of a product’s life”. Kaizen costing
adalah sistem yang mendukung proses pengurangan biaya secara berkesinambungan
pada tahap produksi. Tujuan dari kaizen costing adalah mengurangi biaya yang
terjadi pada proses produksi dengan melakukan perbaikan yang berkesinambungan
(Continuous Improvement) pada setiap kegiatan produksi perusahaan sehingga
tercapai efisiensi dan efektivitas secara terus menerus.

Kaizen costing tidak hanya sekedar ditujukan untuk mengurangi biaya, tetapi
juga untuk meningkatkan kualitas produk dan keamanan dari proses produksi atau
usaha perusahaan tersebut. Kaizen costing lebih memfokuskan pada proses produksi
perusahaan dan bertujuan mengeliminasi aktivitas-aktivitas yang tidak efisien yang
mungkin terjadi selama dalam proses produksi tersebut. Hal ini dipertegas oleh
Cooper (1995) “The aim of kaizen costing program is to remove unnecessary
inefficiencies from production process”.

Menurut Recht & Wilderom (dalam Radović, 2017) karakteristik dasar


keberhasilan penerapan kaizen costing dalam kehidupan bisnis adalah Continuity
penerapan kaizen tidak mengarah pada satu tujuan, Incremental nature perbaikan
dilakukan melalui perubahan kecil, Participatory approach melibatkan ide-ide
karyawan dalam perusahaan. Hal ini memberikan kepercayaan kepada karyawan
untuk menciptakan inovasi dan loyalitas terhadap perusahaan.

6
2.8. Dasar Penetapan Penerapan Kaizen Costing
Menurut Supriyono (2002:168), penetapan biaya kaizen digolongkan menjadi 2
jenis:

1. Aktivitas-aktivitas yang diimplementasikan pada kinerja sesungguhnya kaizen jika


terjadi perbedaan antara biaya sesungguhnya dan biaya target cukup besar setelah
produk baru diproduksi selama tiga bulan.
2. Aktivitas-aktivitas lainnya yang diimplementasikan secara berkesinambungan setiap
periode untuk mengurangi perbedaan antara laba target dan laba taksiran dan dengan
demikian untuk mencapai biaya yang diperkenankan.

2.9. Manfaat Penerapan Kaizen Costing


1. Penghematan dana
Kaizen membantu optimalisasi anggaran karena dengan filosofi Kaizen, bahan
sisaan yang mungkin muncul dapat diminimalisasi. Dengan adanya penghematan
bahan baku produksi, maka biaya dapat berkurang sehingga efisiensi akan lebih
mudah tercapai.
2. Responsif terhadap masalah
Kaizen memiliki fokus terhadap perbaikan kecil tertarget yang membuat
pengambilan keputusan lebih cepat terjadi. Adanya hal ini membuat alur produksi
bisa diperbaiki dengan segera.
3. Produktivitas meningkat
Produktivitas adalah jantung dari kegiatan operasional perusahaan. Kaizen
mengakomodasi hal ini dengan pemecahan masalah dan perbaikan skala kecil
yang mungkin dianggap remeh, tetapi memiliki dampak strategis terhadap daya
produksi perusahaan.
4. Pemaksimalan serapan sumber daya
Keresponsifan terhadap masalah produksi serta kemampuan untuk memangkas
biaya produksi dapat mengantarkan perusahaan pada optimalisasi sumber daya.
Pada suatu kegiatan produksi, bisa saja satu tahapan membutuhkan biaya lebih
besar dari yang lainnya. Maka dengan serapan yang optimal, sumber daya
maupun dana dapat dialokasikan ke tahapan produksi lain.

7
2.10. Karakteristik Kaizen Costing
Beberapa karakteristik biaya kaizen adalah:
1. Terus-menerus: Kaizen adalah proses perbaikan yang terus-menerus, artinya
tidak hanya dilakukan satu kali, tetapi terus ditingkatkan secara berkelanjutan.
2. Partisipasi karyawan: Kaizen melibatkan seluruh karyawan perusahaan dalam
usaha untuk terus menerus meningkatkan kualitas dan efisiensi produk dan proses
bisnis.
3. Fokus pada kualitas: Kaizen bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk dan
proses bisnis dengan mengidentifikasi dan menghilangkan segala jenis
pemborosan, cacat, dan ketidaksempurnaan.
4. Menggunakan data dan fakta: Kaizen menggunakan data dan fakta dalam
mengambil keputusan dan menentukan langkah perbaikan.
5. Sederhana: Kaizen tidak harus selalu melibatkan perubahan besar atau teknologi
yang canggih. Serangkaian perubahan kecil yang sederhana dapat mencapai hasil
yang signifikan.
6. Menekankan pada solusi: Kaizen menekankan pada mencari solusi dan
menghindari menyalahkan orang atau departemen yang terlibat dalam proses.
7. Fokus pada pengurangan biaya: Kaizen bertujuan untuk mengurangi biaya dan
meningkatkan efisiensi produksi dan proses bisnis.
8. Orientasi pada pelanggan: Kaizen mengedepankan kepuasan pelanggan sebagai
prioritas utama dalam mengambil keputusan.

2.11. Contoh penerapan Kaizen di perusahaan


 Perusahaan Nestle
Nestle menerapkan Kaizen pada kegiatan produksinya dari tahun ke tahun.
Bagaimana langkah konkret Nestle dalam penerapan metode Kaizen?
Nestle berfokus pada pengurangan hidden waste. Bahan buangan yang tidak
terlihat memberi efek buruk pada margin laba perusahaan.
Selain itu, contoh Kaizen yang dilakukan Nestle adalah mengevaluasi proses
produksi. Saat produksi mencapai 200 unit per harinya, tim produksi meneliti
berapa output per pekerja selama satu jam.
Perhitungan menyebutkan bahwa pekerja sanggup memproduksi 60 unit/ jam
selama lima jam. Sedangkan pada waktu-waktu awal, mereka hanya dapat

8
memproduksi 10 unit. Selisih sebanyak 50 unit ini lalu dievaluasi oleh tim
produksi guna mendapatkan konsistensi produktivitas per periode waktunya.
Nestle memberikan contoh Kaizen di tempat kerja yang baik. Sebab seperti
disinggung di awal, kita tidak seharusnya hanya memperhatikan gambaran umum
proses kerja (banyaknya produksi per hari), tetapi juga hal spesifik darinya
(berapa unit per jam oleh satu pekerja).

2.12. Pengertian Target Costing


Menurut Hansen dan Mowen (2006), mendefinisikan target costing sebagai
metode untuk menentukan biaya produk atau jasa berdasarkan harga (target price)
yang rela dibayar oleh konsumen.

Menurut Krismiaji dan Aryani (2011), menyatakan bahwa target costing adalah
proses penentuan biaya maksimum yang dimungkinkan bagi pembuatan sebuah
produk baru dan kemudian merancang prototipe yang menguntungkan dengan
kendala biaya yang maksimum yang telah ditetapkan.

Menurut Rudianto (2013) target costing adalah metode penentuan biaya


produksi dimana perusahaan terlebih dahulu menentukan biaya produksi yang harus
dikeluarkan berdasarkan harga pasar yang kompetitif, sehingga perusahaan dapat
memperoleh laba yang diharapkan.

2.13. Tujuan Target Costing


Menurut Monden dalam Febriana (2016), target costing mempunyai dua tujuan,
yaitu:
1. Untuk mengurangi biaya produk baru agar tingkat keuntungan yang dikehendaki
dapat tercapai.
2. Untuk memotivasi seluruh karyawan perusahaan agar memperoleh laba target pada
saat pengembangan produk baru dengan menjalankan metode target costing di seluruh
aktivitas.

2.14. Manfaat Target costing


Menurut lucky (2011), ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari target
costing, antara lain:

9
1. Menyediakan informasi yang lengkap mengenai biaya produksi produk baru,
sehingga memudahkan badan usaha untuk melakukan pemilihan dalam penggunaan
material, desain produk dan proses manufaktur.
2. Mengurangi pengembangan siklus hidup yaitu biaya dapat ditentukan pada saat
bersamaan dengan perancangan produk.
3. Menyediakan pemahaman yang lebih mendalam mengenai biaya produksi, cara untuk
mengeleminasi, mengurangi aktifitas yang tidak memberikan nilai tambah,
meningkatkan kualitas, menyederhanakan proses dan menentukan cost driver.
4. Meningkatkan profitabilitas produk baru melalui pengurangan biaya serta
mempertahankan atau meningkatkan kualitas fungsinya.

2.15. Konsep dan Prinsip Target costing


Proses target costing tidak hanya sekedar menentukan target biaya, tetapi
termasuk cara mencapai biaya dan mendapatkan kualitas produk yang sesuai denga
keinginan pelanggan. Proses target costing juga merupakan proses manajemen bisnis
multifungsi yang dapat diterapkan melalui siklus hidup produk. Penerapan target
costing juga memerlukan pemahaman dan implementasi praktik-praktik terbaik
dalam proses tersebut, yang dapat diperoleh dengan cara tolok ukur. Dalam proses
tersebut juga diperlukan adanya pengembangan kerjasama yang baik dari berbagai
perencanaan, dan koordinasi yang baik dalam internal perusahaan.

Menurut Rudianto (2013), target costing ini memiliki tiga prinsip utama yang
harus dilakukan sebagai berikut:

1. Harga jual mendahului biaya


Sistem target costing menetapkan target biaya dengan mengurangi margin
laba yang diharapkan dan harga pasar yang kompetitif. Harga pasar
dikendalikan oleh situasi pasar dan target laba.
2. Fokus pada pelanggan
Sistem target costing digerakkan oleh pasar. Persyaratan pelanggan atas
kualitas, biaya, dan waktu secara simultan diintegrasikan ke dalam produk dan
keputusan proses, serta arah analisis biaya. Target biaya tidak boleh dicapai
dengan mengorbankan tampilan yang diinginkan pelanggan, menurunkan

10
kinerja atau keandalan suatu produk, atau menunda peluncuran produk di
pasar.
3. Fokus pada desain
Sistem target costing mempertimbangkan desain produk dari proses sebagai
kunci terhadap manajemen biaya. Perusahaan menghabiskan lebih banyak
waktu pada tahap desain dan mengurangi waktu sampai ke pasar dengan
menghilangkan perubahan yang mahal dan menghabiskan banyak waktu yang
diperlukan di hari yang lain.

2.16. Langkah-langkah menentukan Target costing


Menurut Malue (2013) terdapat 3 langkah untuk menentukan target costing, yaitu:

1. Menentukan allowable cost


Allowable cost adalah jumlah biaya yang diperkenankan oleh perusahaan yang
didapat dari selisih antara harga jual dengan laba yang diinginkan oleh
perusahaan. Penentuan allowable cost, yaitu :
Allowable cost = target selling price – target profit margin
Keterangan :
Target selling price : harga jual produk yang dapat diterima oleh konsumen yang
didapatkan manajemen dari menganalisis pasar.
Target profit margin : profit yang diinginkan oleh perusahaan dan manajemen
biasanya menentukan profit berdasarkan atas harapan dari tingkat pengembalian
atas modal yang ditanam perusahaan tersebut dalam pertimbangan kondisi
ekonomi.
2. Menghitung biaya produksi
Biaya produksi adalah penjumlahan biaya bahan baku, biaya proses dan biaya
lainlain yang diperkirakan akan terjadi untuk memproduksi produk yang
bersangkutan.
Dengan cara sebagai berikut:
Bahan Baku per produk Rp xx
Biaya Tenaga Kerja Langsung per produk Rp xx
Biaya overhead pabrik per produk Rp xx +
Total biaya produksi per produk Rp xxx

11
3. Value engineering
Value engineering (rekayasa nilai) atau biasa disebut sebagai VE adalah suatu
aktivitas yang diperlukan untuk menganalisa apakah komponen-komponen dalam
suatu produk dapat dikurangi biayanya tanpa harus mengurangi fungsi atau mutu
dari produk tersebut.

2.17. Perbedaan Target Costing, Standar Costing dan Kaizen Costing


Biaya target lebih kecil dari biaya yang dapat dicapai sekarang yang
didasarkan atas prosesndan teknologi standar. Standar berperan sebagai
benhmarks (ukuran perbandingan) yang mengukur tambahan kemajuan dalam
proses pencapaian biaya target.

1. Biaya target menunjukkan standar penggerak pasar


Harga pasar kompetitif – markup yang diinginkan = biaya yang
diperkenankan.
2. Biaya standar menunjukkan standar penggerak teknis
Biaya standar yang ditentuksn secara teknis + markup yang diinginkan =
harga pasar uang diinginkan.

Perbedaan lainnya adalah kalkulasi niaya target menunjukkan metode


perencanaan biaya yang menekankan pada pengendalian spesifikassi rancangan
dan teknik produksi. Dan biaya target ditentukan oleh pasar dasn berasal dari
sumber eksternal, ssedangkan biaya standar ditentukan terlebih dahulu dari
analisis internal atas proses produksi.

Perbedaan
Biaya Standarbiaya standar dan biaya kazien adalah Biaya
sebagaikazien
berikut :
a. Konsep sistem pengendalian biaya a. Konsep sistem pengurangan biaya
b. Asumsi perbaikan proses produksi yang
b. Asumsi kondisi proses produksi sekarang berkesinambunganc.
c. Memenuhi standar biaya kinerja c. Mencapai target pengurangan biaya
d. Target penurunan biaya ditetapkan dan
d. Standar ditetapkan secara tahunan dibebankan setiap bulan
atausetengah tahunan e. Analisis varians biaya mencakup target biaya
e. Analisis varians biaya mencakup biaya kaizen dan jumlah pengurangan biaya aktual
standar dan biaya aktual f. Menyelidiki dan menanggapi apabila jumlah
target kaizen apabitidak tercapai
f. Menyelidiki dan menaggapi apabila
standar tidak terpenuhi
12
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Biaya produksi adalah sejumlah pengorbanan ekonomis yang harus
dikorbankan untuk memproduksi suatu barang. Biaya produksi juga merupakan
biaya yang digunakan dalam mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Biaya
produksi ini juga biasanya terdiri dari tiga unsur yaitu bahan baku langsung, tenaga
kerja langsung dan overhead pabrik. Biaya standar adalah biaya yang ditentukan
dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk
membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, dibawah
asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan faktor-faktor lain tertentu.

Penerapan target costing dalam suatu perusahaan juga harus memperhatikan


hal-hal yang berkaitan dengan keberhasilan implementasi dari adanya inovasi
tersebut. Pada saat target costing mulai diambil dan diimplementasikan oleh operasi
bisnis organisasi di dalam lingkungan bisnis yang lain maka dapat diasumsikan
bahwa suatu hal yang baru tentang pendekatan tersebut dapat dipelajari dengan
memperhatikan apa yang sedang terjadi dengan konteks bisnis lainnya. Kaizen
merupakan istilah yang digunakan oleh bangsa Jepang untuk melakukan perbaikan
yang berkelanjutan. Salah satu bentuk usaha kaizen berwujud pengurangan biaya
produksi perusahaan. Kaizen costing tidak hanya sekedar ditujukan untuk
mengurangi biaya, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas produk dan keamanan
dari proses produksi atau usaha perusahaan tersebut.

13
DAFTAR PUSTAKA

Blocher, Stout dan Cokins. 2011. Manajemen Biaya: Penekanan Strategis Edisi 5 Buku
1. Jakarta : Salemba Empat
Carter, William K. (2015), Akuntansi Biaya, Edisi Keempat Belas, Jilid I, Terjemahan
oleh
Krista, Jakarta, Penerbit Salemba Empat
Diana Setara, S. K. (n.d.). Analisis pengunnan Target costing dan Kaizen costing dalam
mengoptimalkan lab perusahaan .
Edward J.Blocher et al. (2014). Manajemen Biaya : Penekanan Strategis. Salemba Empat
: Jakarta
Hansen, Mowen (2015), Akuntansi Manajerial, Edisi Kedelapan, Jilid I, Terjemahan oleh
Deny Arnos Kwary, Jakarta, Penerbit Salemba Empat
Krismiaji dan Aryani, Y. 2011. Akuntansi Manajemen. Edisi 2. Unit Penerbit dan
Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Yogyakarta.
Novita, N. A. (2019). KAIZEN COSTING SEBAGAI PERBAIKAN
BERKELANJUTAN UNTUK MENINGKATKAN KEUNGGULAN
BERSAING PADA E-COMMERCE. Jurnal Kajian Akuntansi.
Malue, J. (2013). ANALISIS PENERAPAN TARGET COSTING SEBAGAI SISTEM
PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT CELEBES MINA
PRATAMA. Jurnal EMBA.
Muanas, E. T. (2014). Penerapan Target Costing Dalam Upaya Pengurangan Biaya
Produksi Untuk Peningkatan Laba Kotor. Program Studi Akuntansi, Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor, Indonesia.
https://accurate.id/akuntansi/pengertian-biaya-standar-lengkap/ diakses 23 Februari 2023
https://www.esaunggul.ac.id/biaya-standar-dalam-menetapkan-produksi/ diakses 24
Februari 2023
https://www.harmony.co.id/blog/memahami-biaya-standar-adalah diakses 24 Februari
2023
https://www.linovhr.com/kaizen/#:~:text=Salah%20satu%20manfaat%20kaizen%20dal
am,hal%20yang%20membudaya%20dalam%20perusahaan. diakses 24 Februari 2023

14

Anda mungkin juga menyukai