Akuntansi Biaya Overhead
Akuntansi Biaya Overhead
Disusun oleh :
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang
telah dilimpahkan-Nya, Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, yang
bertemakan tentang ” BOP ” .
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh ibu dosen
kami. Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Seperti halnya pepatah mengatakan, “tak ada gading yang tak retak“,
oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat
membangun guna kesempurnaan makalah yang selanjutnya.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini, dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua kalangan.
Amin.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
Cover .............................................................................................................................
Kata pengantar.......................................................................................................................
Daftar isi.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................
1.3 Tujuan.......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................
3.2 Saran.........................................................................................................................
Daftar Pustaka................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Proses produksi di perusahaan industri memerlukan penanganan yang spesifik
karena tergantung dari berbagai pesanan yang diterima, yang bervariasi antara pesanan
yang satu dengan pesanan yang lain. Pesanan yang satu harus dipisahkan identitasnya
dari pesanan yang lain, sehingga manajemen membutuhkan informasi harga pokok tiap-
tiap pesanan secara individual.Karena adanya karakteristik yang cukup unik ini , maka
timbullah suatu permasalahan yang seringkali dihadapi oleh perusahaan pembuatan
kemasan plastik, yaitu masalah dalam penetapan harga jual produk. Dalam perusahaan
yang melakukan produksi berdasarkan pesanan, harga jual ditetapkan sebelum proses
produksi dimulai atau harga jual ditentukan dimuka. Harga jual ditetapkan dimuka ini
memegang peranan penting dalam terjadinya transaksi penjualan di perusahaan, karena
suatu pesanan dinyatakan diterima atau ditolak setelah adanya kesepakatan, barulah
kemudian pesanan tersebut dikerjakan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
diperlukan suatu penanganan yang serius dalam proses penetapan harga jual dimuka
pada perusahaan ini.
1.2 RUMUSAN MASALAH
5. Apa yang dimaksud dengan perlakuan terhadap BOP yang kurang/lebih dibebankan?
1.3 TUJUAN
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN BOP
biaya overhead pabrik (BOP) adalah biaya produksi yang tidak langsung terhadap produk. BOP
merupakan biaya produksi yang tidak masuk dalam biaya bahan baku maupun biaya tenaga kerja.
contoh biaya BOP adalah biaya yang timbul dari pemakaian bahan penolong, pengawas mesin
produksi, mandor,sewa,pajak, asuransi, depresiasi, penerangan tenga (listrik) yang digunakan untuk
fasilitas produksi.
jam mesin
unit produksi
biaya tenaga kerja langsung
3. KONSEP KAPASITAS.
a. kapasitas teoritis
yaitu output maksimum yang dapat dicapai secara mutlak dengan anggapan semua beroperassi
secara sempurna.
b. kapasitas praktis
yaitu output maksimum pada departemen yang beroperasi secara efisien .
c. kapisitas normal.
yaitu penyempurnaan kelemahan a konsep diatas. merupakan dasat yang baik dan tepat untuk
memperhitungkan besarnya BOP.
dukung yang sangat penting bagi kegiatan produksi. aktivitasnya tidak secara langsung memproses
produk. contoh departemen jasa pada perusahaan pabrikasi adalah departemen penangananbahan,
departemen bengkel
departemen jasa adalah departemen yang menghasilkan jasa penl, departemen pembangkit listrik,
departemen perawatan gedung.biaya yang timbul didepartemen jasa merupakan bagian dari biya
produk yang harus dibebankan atas produk. karena biaya-biaya tersebut termasuk BOP maka biaya
tersebut harus di bebankan ke produk. pembebanan biaya ke produk dapat dilakukan melalui dua
tahap yaitu:
pengalokasian biaya-biaya yang terjadi didepatemen jasa ke departemen produksi memiliki tujuan
untuk:
5. dasaralokasi
Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian dari produk jadi atau bahan yang meskipun
menjadi bagian dari produk jadi, tetapi nilainya relatif kecil apabila dibandingkan dengan harga
pokok produk yang dihasilkan. Dalam perusahaan percetakan, misalnya yang termasuk dalam bahan
penolong, antara lain bahan perekat, tinta koreksi, minyak pelumas
mesin cetak dan pita mesin ketik. Bahan penolong dalam perusahaan kertas adalah soda, kaporit,
tapioka, bahan warna, tylose, tawas, arpus, kaoline, dan bahan-bahan kimia yang lain.
Biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya suku cadang (spareparts) dan biaya bahan habis
pakai (factory suplies) atau persediaan yang lain serta pembelian jasa dari pihak luar perusahaan
untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan emplasemen, perumahan bangunan pabrik, mesin-
mesin dan ekuipmen, kendaraan, perkakas laboratorium dan aktiva tetap lain yang digunakan untuk
keperluan pabrik.
Tenaga kerja tak langsung adalah tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak dapat diperhitungkan
secara langsung kepada produk atau pesanan tertentu. Biaya tenaga kerja tak langsung terdiri dari
upah, tunjangan dan biaya kesejahteraan yang dikeluarkan untuk tenaga kerja tak langsung tersebut.
Tenaga kerja tak langsung terdiri dari:
4. Beban Biaya yang Timhul sehagai Akibat Penilaian terhadap Aktiva Tetap
Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain: adalah biaya-biaya
depresiasi emplasemen pabrik, bangunan pabrik, mesin dan ekuipmen, perkakas laboratorium, alat
kerj a dan akti va tetap lain yang digunakan di pabrik.
6. Biaya Overhead Pahrik Lain yang secara Langsung Memerlukan Pengeluaran Uang Tunai
Biaya overhead pabrik yang termasuk dalam kelompok ini, antara lain biaya reparasi yang diserahkan
kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik PLN.
Ditinjau dari perilaku unsur-unsur biaya overhead pabrik dalam hubungannya dengan
perubahan volume kegiatan, biaya overhead pabrik dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu biaya
overhead pabrik tetap, biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik semivariabel.
Biaya overhead pabrik variabel adalah biaya overhead pabrik yang berubah sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Biaya overhead pabrik tetap adalah biaya overhead pabrik yang tidak
berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan dalam kisar perubahan volume kegiatan
tertentu. Biaya overhead pabrik semivariabel adalah biaya overhead pabrik yang berubah tidak
sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Untuk keperluan penentuan tarif biaya overhead
pabrik dan untuk pengendalian biaya, biaya overhead pabrik yang bersifat semivariabel dipecah
menjadi dua unsur: biaya tetap dan biaya variabel.
pabrik meliputi juga semua jenis biaya yang terjadi di departemendepartemen pembantu ini, yang
meliputi biaya tenaga kerja, depresiasi, reparasi dan pemeliharaan akti va tetap, dan asuransi.
Di tinjau dari hubungannya dengan departemen-departemen yang ada dalam pabrik, biaya
overhead pabrik dapat digolongkan menjadi dua kelompok: biaya overhead pabrik langsung
departemen (direct departemental overhead expenses) dan biaya overhead tak langsung
departemen (indirect departemental overhead expenses). Biaya overhead pabrik langsung
departemen adalah biaya overhead pabrik yang terjadi dalam departemen tertentu dan manfaatnya
hanya dinikmatinya oleh departemen tersebut. Contoh biaya ini adalah gaji mandor departemen
produksi, biaya depresiasi mesin dan biaya bahan penolong. Biaya overhead pabrik tak langsung
departemen adalah biaya overhead pabrik yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu
departemen. Contoh biaya overhead pabrik ini adalah biaya depresiasi, pemeliharaan dan asuransi
gedung pabrik ( catatan: gedung pabrik digunakan oleh beberapa departemen produksi).
2.3 LANGKAH –LANGKAH PENENTUAN TARIF BOP PER DEPARTEMEN.
CONTOH
PT Eliona Sari mengolah produknya melalui dua departemen produksi: Dept A dan Dept B, dan
ditunjang oleh tiga departemen pembantu: Dept X, Dept Y, Dept Z. Anggaran BOP per departemen
untuk tahun 2003 adalah Dept A Rp 2.175.000 ; Dept B Rp 2.620.000 ; Dept X Rp 771.000 Dept Y Rp
1.445.000 Dept Z Rp 369.000 jumlah Rp 7.380.000
Taksiran jasa departemen pembantu yang dipakai oleh departemen produksi dalam tahun 2003
tampak dalam table berikut ini:
Dari data diatas maka dapat dilakukan alokasi BOP dari dept pembantu ke dept produksi sebagai
berikut:
PT Eliona Sari
Alokasi BOP Departemen Pembantu ke Departemen Produksi
Keterangan Departemen Produksi Departemen Pembantu
____________________________________________________
A B X Y Z
Dalam metode ini, jumlah biaya tiap-tiap departemen pembantu dinyatakan dalam persamaan
aljabar.
CONTOH
BOP langsung dan tak langsung departemen-departemen pembantu dan produksi selama tahun
2003 anggaran diperkirakan sebagai berikut:
Departemen Produksi
Departemen A Rp 9.000.000
Departemen B Rp15.000.000
Departemen Pembantu
Departemen X Rp3.000.000
Departemen Y Rp5.000.000
Jasa yang dihasilkan departemen pembantu dibagikan menurut proporsi sebagai berikut:
Jasa Departemen Dipakai
____________________________________________________
Departemen Pembantu Departemen Produksi
______________________ __________________________
Dept. X Dept. Y Dept. A Dept..B
______________________ __________________________
Jasa Departemen X - 10% 65% 25%
Jasa Departemen Y 20% - 45% 35%
4.000.000
X = __________ = 4.081.633
0,98
Y = 5.000.000 + 0,10 X
= 5.000.000 + 408.163
Y = 5.408.163
=========
Sehingga alokasi BOP dept pembantu ke dept produksi dilakukan seperti berikut ini:
Perhitungan:
2.653.061 = 65% x 4.081.633
1.020.408 = 25% x 4.081.633
2.433.673 = 45% x 5.408.163
1.892.857 = 35% x 5.408.163
selebihnya silahkan hitung sendiri.
Beberapa dasar penentuan tarif biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut :
Tarif biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk, dihitung dengan cara sebagai berikut
Contoh :
BOP untuk satu periode, ditaksir sebesar Rp 10.000.000,00 dan taksiran produk yang dihasilkan pada
periode tersebut sebanyak 10.000 unit. Tarif BOP per unit produksi, dihitung sebagai berikut:
Rp 10.000.000,00 : 10.000 = Rp 1.000,00
BOP yang dibebankan kepada produk, tarif biaya overhead dapat dihitung sebagai berikut:
· Pertama, hitung persentase pembebanan BOP atas dasar pemakaian biaya bahan baku, dengan
rumus :
· Selanjutnya, BOP yang dibebankan kepada setiap unti produk, dihitung dengan cara mengalikan
persentase pembebanan dengan biaya bahan baku per unit produk.
Contoh :
Taksiran BOP untuk sutau periode, sebesar Rp 60.000.000,00. Biaya bahan baku yang dipakai pada
periode tersebut, ditaksir sebesar Rp 50.000.000,00. Persentase pembebanan BOP, dihitung sebagai
berikut :
Jika dalam pelaksanaanya, untuk menyelesaikan suatu produk pesanan menghabiskan biaya bahan
baku sebesar Rp 80.000,00, maka BOP yang bibebankan kepada produk pesanan tersebut adalah :
Jika sebagian besar dari BOP terdiri dari biaya-biaya yang berhubungan erat dengan biaya tenaga
kerja langsung, maka BOP dibebankan kepada produk atas dasar pemakaian biaya tenaga kerja
langsung. Perhitungan pembebanan BOP kepada produk, tidak berbeda dengan perhitungan
pembebanan BOP atas dasar pemakaian biaya bahan baku. Dengan rumus :
Contoh :
BOP untuk suatu periode ditaksir sebesar Rp 60.000.000,00. Biaya tenaga kerja langsung pada
periode tersebut ditaksir sebesar Rp 80.000.000,00. Persentase pembebanan BOP dari biaya tenaga
kerja langsung, dihitung sebagai berikut :
Contoh :
BOP dalam suatu periode, ditaksir sebesar Rp 50.000.000,00. Jam tenaga kerja langsung yang dapat
dicapai pada periode itu, ditaksir sebanyak 40.000 jam. Tarif BOP per jam tenaga kerja langsung,
adalah :
Rp 50.000.000,00 : 40.000 = Rp 1.250,00
Pembebanan BOP dalam suatu periode atas dasar jam mesin digunakan, apabila sebagian besar BOP
terdiri atas biaya-biaya yang berhubungan erat dengan waktu penggunaan mesin. Tarif pembebanan
BOP per jam mesin dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Contoh :
Taksiran BOP dalam suatu periode berjumlah Rp 50.000.000,00 dan taksiran jam mesin yang
dipergunakan dalam periode tersebut sebanyak 20.000 jam. Tarif BOP per jam mesin, adalah :
Rp 50.000.000,00 : 20.000 = Rp 2.500,00 per jam mesin
2.4 PENGUMPULAN BOP YANG SESUNGGUHNYA
BOP yang sesungguhnya terjadi dikumpulkan untuk di bandingkan dengan BOP yang dibebankan
kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka. Selisih yang terjadi antara BOP yang di
bebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan dimuka dengan BOP yang sesungguhnya
terjadi merupakan BOP yang lebih atau kurang dibebankan.
2.5
Analisis Selisih Biaya Overhead Pabrik
Selisih upah langsung adalah perbedaan antara biaya overhead pabrik standar dengan biaya
overhead pabrik sesungguhnya dikeluarkan (aktual). Selisih overhead membutuhkan analisis yang
berbeda dengan biaya manufaktur yang lainnya karena overhead in terdiri atas berbagai jenis biaya.
Tingkah laku biaya overhead ini biasa digambarkan sebagai garis lurus, biaya ini terdiri atas dua
komponen yaitu tetap dan variable , yang dirumuskan sebagai berikut:
Y=a+bX
Jika biaya tetap (a) Rp 10.000,00 per bulan dan biaya variable (b)Rp 200 per unit sementara barang
yang diproduksi 400 unit. Maka anggaran BOP adalah :
Y = a + b X
= Rp 90.000,000
dengan demikian, tarif overhead per unitnya = Rp 90.000,00 /400 = Rp 225,00 per unit
Selisih bersih biaya overhead pabrik terdiri atas dua jenis selisih, yaitu :
Contoh Kasus:
PT Ben Pecah memproduksi berbagai perabot rumah tangga dari kaca, diantaranya piring. Volume
menurut anggaran adalah 4000 unit, akan tetapi dalam relisasinya hanya mencapai 3000 unit. Tarif
biaya overhead Rp 2500,00 per unit. Anggaran untuk biaya tetap adalah Rp 2.000.000,00 dan Rp
1.500,00 per unit untuk biaya variable. BOP yang sesungguhnya terjadi adalah Rp. 6.000.000,00.
Berapakah selisih BOP yang terjadi ?
penyelesaiaan
X = 3000
BOP anggaran = a + b X
= Rp 6.500.000,00
= Rp 7.500.000,00
= Rp 1.000.000,00
Selisih ini merupakan selisih yang menguntungkan, karena volume produksi aktual lebih besar
daripada volume anggaran
Selisih ini menguntungkan karena BOP aktual lebih kecil daripada dari BOP anggaran
2.6
Perlakuan terhadap selisih BOP pada akhir tahun tergantung pada penyebab terjadinya
penyimpangan tersebut.Jika selisih BOP disebabkan karena kesalahan dalam penghitungan tarif
BOP,atau keadaan yang tidak berhubungan dengan efisiensi operasi maka selisih BOP dibagi rata ke
dalam rekening-rekening Persediaan Dalam Proses,Persediaan Produk Jadi dan Harga Pokok
Penjualan. Tapi jika selisih BOP disebabakan karena ketidakefisienan pabrik atau kegiatan
perusahaan di atas atau di bawah kapasitas normal, maka selisih tersebut harus diperlakukan
sebagai pengurang atau penambah rekening Harga Pokok Penjualan.
Contoh:
Misalkan dari contoh diatas, saldo rekening-rekening persediaan dan harga pokok penjualan pada
akhir tahun sebagai berikut:
-------------------
Jumlah Rp 8.000.000,-
Maka bagaimanakah perlakuan selisih yang jumlahnya Rp 200.000,- itu, mari kita pelajari.
Tabel Pembagian Selisih BOP ke Rekening-Rekening Persediaan dan Harga Pokok Penjualan.
Selisih BOP Rp200.000,-
Jurnal untuk membagikan selisih BOP atas dasar perhitungan tersebut diatas sebagai berikut:
PENUTUP
KESIMPULAN
biaya overhead pabrik (BOP) adalah biaya produksi yang tidak langsung terhadap produk. BOP
merupakan biaya produksi yang tidak masuk dalam biaya bahan baku maupun biaya tenaga kerja.
contoh biaya BOP adalah biaya yang timbul dari pemakaian bahan penolong, pengawas mesin
produksi, mandor,sewa,pajak, asuransi, depresiasi, penerangan tenga (listrik) yang digunakan untuk
fasilitas produksi.
DAFTAR PUSTAKA
http://web-suplemen.ut.ac.id/ekma4314/ekma4314a/isi2_2c.htm
http://somanyblog.blogspot.co.id/2009/10/langkah-langkah-penentuantarif-bop-
per.html
Modul Akutansi 3A untuk SMK dan MAK penerbit Erlangga
Diposting oleh Hendrik Wang di 15.30
http://somanyblog.blogspot.co.id/2007/02/biaya-overhead-pabrik.html