Anda di halaman 1dari 18

ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK

(FACTORY OVERHEAD COST BUDGET)

MAKALAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Anggaran Perusahaan

NAMA :

AGUNG PRATAMA

(173402087)

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SILIWANGI

(Jl. Siliwangi, No. 24, Tasikmalaya, 46115, unsil.ac.id, 0265-330634)


KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan
hidayahnya saya dapat diberikan kesehatan dan kebajikan sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah “Factory Overhead Cost Budget” atau Anggaran Biaya Overhead Pabrik dalam materi
pembahasan di mata kuliah “Anggaran Perusahaan”. Tepat waktu sesuai dengan kesepakatan
sebelumnya.

Dalam pembahasan ini, saya meringkas materi dari Anggaran BOP sehingga para
pembaca dapat memahami secara cepat dan tepat dalam materi Anggaran Biaya Overhead
Pabrik. Sehingga dapat direalisasikan untuk kehidupan dan juga menunjang pekerjaan bagi para
pekerja, sebagai bahan acuan untuk bisa memahami Anggaran BOP.

Tidak lupa juga, saya menyelesaikan makalah ini sebagai bentuk pemahaman saya
terhadap materi – materi yang kebetulan mendapatkan materi ini. Sehingga saya pribadi dapat
menyelesaikan semua tugas saya yang dikerjakan secara daring. Dikarenakan adanya pandemi
COVID-19, semoga semua masalah ini cepat selesai dan tidak lagi timbul kedepannya.

Namun, semua ini tidak mungkin dapat terselesaikan kalau tidak ada arahan dan
bimbingan dari dosen pengampu mata kuliah Anggaran perusahaan Kelas B, Ibu Indi
Ramadhani, M.M. saya selaku penulis makalah ini mengucapkan banyak terima kasih atas
dedikasi dan edukasi selama ini. Semoga ibu dapat pahala dan berkah dari Allah SWT.

Sekali lagi, terima kasih kepada pihak pihak yang terlibat dalam hal ini. Semoga makalah
ini bisa bermanfaat bagi para penggunanya.

Banjarsari, 6 Juni 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan

BAB II ISI

2.1 Pengertian BOP

2.2. Penyusunan Anggaran BOP

2.3. Alokasi BOP

2.4. Kegunaan BOP

2.5. Faktor –faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan BOP

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Di dalam seuah Perusahaan, selalu terdapat arus keuangan atau sistem keuangan yang
pastinya sudah sangat teliti. Apalagi dalam sebuah perusahaan manufaktur khususnya,
sistem dalam perusahaan tersebut pastinya sangat diharuskan teliti. Perusahaan manufaktur
biasanya dalam manajemennya berorientasi dalam Produksi barang. Tentunya memerlukan
proses input proses output.
Maka dari itu, sangat diperlukan dalam sistem tersebut sebuah perhitungan atau
Anggaran yang disebut Biaya Overhead Pabrik (Factory Overhead Cost Budget). Anggaran
BOP merupakan Biaya Produksi, selain biaya material dan biaya lainnya.
Dalam dunia Budgeting, sangatlah penting pengerjaan BOP sehingga diperlukan step
atau langkah pengerjaan yang nantinya akan dibahas dalam makalah ini.

1.2. RUMUSAN MASALAH


a. Pengertian BOP
b. Penyusunan Anggaran BOP
c. Alokasi BOP
d. Kegunaan BOP
e. Faktor – Faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan BOP
1.3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
a. Mengetahui sistem dari penyusunan Anggaran BOP
b. Sebagai Acuan untuk pengerjaan BOP
c. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Anggaran Perusahaan
BAB II

ISI

2.1. Pengertian Factory Overhead Cost Budget atau Biaya Overhead Pabrik

Biaya Overhead Pabrik atau BOP adalah Biaya Produksi, selain Biaya Material atau
bahan baku langsung dan Biaya Tenaga Kerja Langung. Biaya Overhead Pabrik memiliki
pengertian lain yaitu elemen biaya produksi menurut objek pengeluarannya. BOP sering disebut
biaya Konversi (Conversion Cost) yaitu biaya untuk mengonversi bahan baku menjadi produk
jadi. BOP digolongkan kedalam 3 golongan yaitu ;

a. Menurut sifatnya
b. Hubungan dengan departemennya.

A. Penggolongan BOP menurut sifatnya

Dalam perusahaan yang produknya berdasarkan pesanan, biaya overhead pabrik adalah
biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

Biaya-biaya produksi yang termasuk dalam biaya overhead pabrik dikelompokkan


menjadi beberapa golongan berikut ini:

1. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya Biaya yang jumlahnya tidak berubah atau tetap pada
berbagai tingkat produksi. Contohnya yaitu : biaya depresiasi gedung, mesin,
kendaraan, dan lain – lain.
2. Biaya Variabel
Biaya Variable adalah biaya yang jumlahnya berubah, sesuai dengan jumlah
produksi pada satu periode. Semakin besar produk yang dihasilkan, maka smakin
banyak juga biaya yang dikeluarkan. Contoh : Biaya Bahan Penolong
3. Biaya semivariable

5
Biaya semivariabel adalah biaya yang jumlahnya berubah tetapi tidak
proporsional dengan perubahan jumlah produksi. Contohnya biaya pemeliharaan,
biaya tenaga kerja tidak langsung.

B. Menurut hubungannya dengan departemennya

Perusahaan juga mempunyai departemen-departemen pembantu (seperti misalnya,


departemen pembangkit tenaga listrik, departemen bengkel, dan departemen air).

Maka biaya overhead mencakup biaya yang terjadi di departemen-departemen pembantu


ini, yang meliputi:

 Biaya tenaga kerja


 Depresiasi
 Reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap,
 Asuransi yang terjadi di departemen pembantu tersebut

Ditinjau dari hubungannya dengan departemen-departemen yang ada di pabrik, biaya


ovrhead pabrik dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu:

 Biaya overhead pabrik langsung departemen (direct departemental overhead expense)


 Biaya overhead tidak langsung departemen (undirect departemental overhead expense)

Biaya overhead pabrik langsung departemen adalah biaya overhead pabrik yang terjadi
dalam departmen tertentu  dan manfaatnya hanya dinikmati oleh departemen tersebut.

Contoh biaya overhead pabrik ini adalah:

 gaji mandor departemen produksi


 biaya depresiasi mesin
 biaya bahan penolong.

Biaya overhead tidak langsung departemen adalah biaya overhead pabrik yang
manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen.
Contoh beberapa jenis kos produksi tak langsung:

 biaya depresiasi
 pemeliharaan dan asuransi gedung pabrik (gedung pabrik digunakan oleh beberapa
departemen produksi)

2.2. Penyusunan Biaya Overhead Pabrik

a. Jika Biaya yang bersifat tetap maka biaya pada periode yang akan datang ditentukan sama
dengan periode yang sebelumnya.

b. Biaya yang bersifat variabel ditentukan berdasarkan tarif tertentu yang disesuaikan dengan
kondisi yang akan datang.

c. Biaya yang bersifat Semivariabel akan ditentukan dengan menganalisa biaya pada beberapa
periode yang lalu, kemudian pengelompokannya ke dalam biaya tetap dan biaya variabel, yang
penentuan anggarannya seperti penjelasan sebelumnya.

Langkah – langkah penyusunan BOP

a.   Menyusun anggaran BOP

Dalam menyusun anggaran BOP harus diperhatikan tingakt kegiatan (kapasitas) yang
akan dipakai sebagai penaksiran BOP. Ada tiga macam kapasitas yang dapat dipakai sebagai
dasar pembuatan anggaran BOP yaitu:
1) Kapasitas teoritis, merupakan kapasitas untuk memproduksi pada kecepatan penuh
tanpa berhenti (100%) dari kapasitas yang telah ditetapkan. Perusahaan dianggap mampu
pada tingkatan yang maksimum tanpa memperhitungkan adanya hambatan baik yang
berasal dari internal maupun eksternal perusahaan. Kapasitas teoristis dikurangi dengan
kerugian-kerugian waktu yang tidak dapat dihindari karena hambatan-hambatan intern
perusahaan.
2) Kapasitas praktis perlu dilakukan penetapan karena sangat tidak mungkin suatu
pabrik dijalankan pada kapasitas teoristis. Dengan demikian perlu diperhitungkan

7
keonggaran-kelonggaran waktu daam penentuan kapasitas seperti penghentian pabrik
yang tidak dapat dihindari karena kerusakan mesin.
3) Kapasitas normal, yaitu kemampuan perusahaan untuk memproduksi dan menjual
produknya dalam jangka waktu panjang. Jika dalam penetuan kapasitas praktis hanya
diperhitungkan kelonggaran-kelonggaran waktu akibat faktor-faktor intern perusahaan,
maka dalam penetuan kapasitas normal diperhitungkan pula kecenderungan penjualan
dalam jangka waktu panjang
4) Kapasitas sesungguhnya, yang diperkirakan akan dapat dicapai dalam tahun yang akan
datang. Untuk kelemahannya yaitu akan berakibat terjadinya perbedaan yang besar pada
tarif biaya overhead pabrik dari tahun ke tahun dan sebagai akibat perubahan yang besar
pada tarif biaya overhead pabrik dari periode ke periode

2.3. Alokasi BOP

Pada Departemen produksi biasanya terdiri dari bagian Produksi (Pabrik), dan Bagian Jasa atau
bagian Pembantu.

a. Bagian produksi adalah bagian yang secara langsung mengolah bahan baku menjadi
produk jadi, dengan kata lain Departemen Produksi adalah Departemen yang secara langsung
memproses Produk akhir.
b. Bagian jasa atau bagian/ departemen pembantu adalah bagian yang secara tidak langsung
membantu proses produksi dengan menyediakan jasa-jasa tertentu pada bagian produksi.

Berikut ini perbandingan antara bagian produksi dan bagian pembantu :

a. Bagian atau Departemen Produksi :


Bila proses produksi diolah melalui dua tahap maka akan terdapat bagian Produksi I dan bagian
produksi II.
b. Semua Biaya Overhead Pabrik yang dikeluarkan oleh bagian ini disebut dengan BOP
Langsung.

Bagian Jasa atau Departemen Pembantu :


- Contoh Bagian Jasa atau pembantu adalah bagian Listrik yang menyediakan tenaga Listrik
PLN atau DIESEL, Bagian Reparasi,dan Bagian Pemeliharaan.
- Semua Biaya Overhead Pabrik yang dikeluarkan oleh bagian ini disebut dengan BOP
Tidak langsung, yang pada akhirnya akan dialokasikan pada bagian Produksi. PengeloLaan
tersebut didasarkan pada proporsi penggunaan Jasa oleh masing-masing Bagian Produksi

Kemungkinan Alokasi Jasa departemen pembantu adalah sebagai berikut:

- Jasa Departemen Pembantu hanya digunakan oleh bagian Produksi. Contoh: Jasa bagian
Listrik hanya digunakan oleh bagian produksi I dan Bagian Produksi II.
- Jasa Departemen Pembantu digunakan oleh bagian Produksi dan juga digunakan oleh
bagian Pembantu/ Jasa yang lain. Contoh: Bagian Produksi menggunakan jasa Bagian
Listrik dan bagian Reparasi, disamping itu Bagian Reparasi menggunakan Jasa Bagian
Listrik.

  Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Clean Cost Concepts adalah cara mengalokasikan
BOP, dimana BOP bagian Jasa secara langsung dialokasikan ke bagian produksi sesuai proporsi
pemakaian jasanya.

1.    Metode alokasi langsung (direct alocation method)


        Dalam metode ini, BOP departemen jasa dialokasikan ke tiap-tiap departemen produksi
yang menikmatinya. Metode alokasi langsung digunakan apabila jasa yang dihasilkan oleh
departemen jasa hanya dinikmati/dimanfaatkan oleh departemen produksi, dan tidak ada
departemen jasa lain yang memakai jasa tersebut (Departemen Jasa tidak memakai jasanya).

Contoh kasus: Metode Alokasi langsung


CV HAM mengolah produknya melalui dua departemen produksi yakni departemen proses 1 dan
proses 2, dan ditunjang oleh dua departemen jasa yaitu departemen jasa listrik (X) dan
departemen jasa pemeliharaan mesin (Y). Seluruh tenaga listrik dan pemeliharaan mesin
sepenuhnya digunakan oleh departemen produksi dengan proporsi:

9
Perkiraan besarnya BOP untuk masing-masing departemen adalah

Tentukan BOP Dianggarkan setelah alokasi dengan menggunakan metode alokasi langsung!

Jawab
Menghitung BOP dianggarkan
Alokasi BOP dari masing-masing departemen adalah:
1.    Jasa X
BOP departemen jasa X sebanyak Rp 30.000.000 seluruhnya dialokasikan ke masing-masing
departemen produksi dengan proporsi masing-masing
Departemen Proses 1 = 30% x Rp 30.000.000 = Rp   9.000.000,-
Departemen Proses 2 = 35% x Rp 30.000.000 = Rp 10.500.000,-
Departemen Proses 3 = 35% x Rp 30.000.000 = Rp 10.500.000,-
                                        Total            = Rp 30.000.000,-
2.    Jasa Y
BOP departemen jasa Y sebanyak Rp 60.000.000 seluruhnya dialokasikan ke masing-masing
departemen produksi dengan proporsi masing-masing:
Departemen 1 = 25% x Rp 60.000.000 = Rp 15.000.000,-
Departemen 2 = 40% x Rp 60.000.000 = Rp 24.000.000,-
Departemen 3 = 35% x Rp 60.000.000 = Rp 21.000.000,-
                  Total            = Rp 60.000.000,-

2.    Metode Alokasi Bertahap (Step Method)


        Metode ini digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen jasa tidak hanya dinikmati
oleh departemen produksi saja, melainkan digunakan pula oleh departemen jasa yang lain.
Sebagai contoh bagian jasa terdiri dari bagian pembangkit tenaga listrik dan bagian reparasi.
Bagian pembangkit tenaga listrik menggunakan sebagian jasa yang disediakan oleh bagian
reparasi untuk memperbaiki mesin-mesin diesel. Sebaliknya bagian reparasi menggunakan pula
sebagian jasa yang disediakan oleh bagian pembangkit listrik untuk menggerakkan peralatan
reparasi.

        Satu metode untuk mengalokasikan biaya overhead pabrik bagian jasa apabila terjadi hal
tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan metode aljabar (Algebraic method). Dalam
metode ini biaya overhead pabrik yang timbul di masing-masing bagian jasa dinyatakan dalam
formula berikut:

Keterangan:
X  = jumlah BOP bagian jasa X setelah menerima alokasi BOP dari bagian jasa Y
Y  = jumlah BOP bagian jasa Y setelah menerima alokasi BOP dari bagian jasa X

11
a1 = BOP bagian jasa X sebelum alokasi
a2 = BOP bagian jasa Y sebelum alokasi
b1 = Persentase penggunaan jasa bangian jasa Y oleh bagian X
b2 = Persentase penggunaan jasa bangian jasa X oleh bagian Y

Contoh Kasus : Metode Alokasi Bertahap


PT RAS  mempunyai dua departemen produksi dan dua departemen jasa. Perusahaan
merencanakan Biaya Overhead Pabrik untuk kapasitas normal produksi sebesar 50.000 unit,
selama Tahun 2006 sebesar:

Rencana penggunaan jasa dari departemen jasa adalah jasa bagian jasa selain digunakan oleh
bagian produksi (departemen proses 1 & 2), juga dipakai oleh bagian jasa sendiri. Dalam hal ini
terjadi tukar menukar jasa antara bagian jasa listrik dan bagian jasa pemeliharaan. Proporsi
pemakaian jasanya adalah:
Berdasarkan data tersebut, diminta:
1.    Menghitung BOP Neto masing-masing departemen jasa
2.    Menghitung BOP Neto yang dianggarkan untuk masing-masing departemen produksi

Jawab
1. Menghitung BOP Neto bagian Jasa setelah alokasi

Dengan menggunakan Metode Aljabar, maka biaya tiap bagian jasa dinyatakan dalam
persamaan-persamaan berikut:
X = a1 + b1 Y .................................. persamaan 1
Y = a2 + b2 X .................................. persamaan 2

X = 28.000.000 + 25% Y
Y = 2.000.000 + 20% X

Jadi  
X = 28.000.000 + 0,25 (2.000.000 + 0,2 X)
X = 28.500.000 + 500.000 + 0,05 X
X – 0,05 X  = 28.500.000
X  = 30.000.000

Y = 2.000.000 + 20% X
Y = 2.000.000 + 0,2 (X)
Y = 2.000.000 + 0,2 (30.000.000)
Y = 8.000.000

Jadi

 BOP bagian jasa listrik setelah mendapat alokasi BOP dari bagian jasa pemeliharaan
adalah sebesar Rp 30.000.000,-

13
 BOP bagian jasa pemeliharaan setelah mendapatkan alokasi BOP dari bagian jasa listrik
adalah sebesar Rp 8.000.000,-

Dengan demikian maka jumlah BOP Neto untuk masing-masing departemen jasa adalah:

Kedua BOP Neto dari bagian jasa listrik dan pemeliharaan ini, kemudian dibebankan kepala
masing-masing departemen produksi sesuai proporsi masing-masing:

2. Menghitung BOP Neto masing-masing Departemen Produksi setelah alokasi

Alokasi BOP dari masing-masing departemen adalah:


1.    Jasa X (departemen listrik)
BOP departemen jasa X sebanyak Rp 24.000.000 seluruhnya dialokasikan ke masing-masing
departemen produksi dengan proporsi masing-masing:
Departemen Proses 1 = 30/80 x Rp 24.000.000 = Rp   9.000.000,-
Departemen Proses 2 = 50/80 x Rp 24.000.000 = Rp 15.000.000,-
                             Total              = Rp 24.000.000,-
2.    Jasa Y (departemen pemeliharaan)
BOP departemen jasa Y sebanyak Rp 6.000.000 seluruhnya dialokasikan ke masing-masing
departemen produksi dengan proporsi masing-masing:
Departemen Proses 1 = 40/75 x Rp 6.000.000 = Rp 3.200.000,-
Departemen Proses 2 = 35/75 x Rp 6.000.000 = Rp 2.800.000,-
                    Total            = Rp 6.000.000,-
Jadi selengkapnya adalah sebagai berikut:

2.4. Kegunaan Anggaran BOP

Seluruh pencatatan keuangan yang dilakukan oleh pihak perusahaan tentu akan
memperoleh manfaatnya tersendiri, tak terkecuali biaya overhead ini. Berikut kegunaan BOP

a. Mengawasi pengeluaran biaya


Manfaat pertama dari pencatatan dan penghitungan overhead ini, pihak perusahaan
akan mampu untuk mengawasi biaya yang akan dikeluarkan. Dengan mencatat dan
menghitung biaya overhead akan membantu kita dalam mengawasi pengeluaran biaya dalam
bisnis secara keseluruhan. Dengan adanya biaya ini, kita bisa melihat apakah rencana
pengeluaran sudah efisien. Dari situ juga akan terlihat, apakah biaya overhead, ternyata
jumlahnya terlalu besar jika dibanding expense lainnya. Dengan begitu, kita dapat
melakukan beberapa penyesuaian dan pengeluaran biaya pun lebih terkontrol.
b. Mengetahui Rincian Alokasi Biaya
Selanjutnya, dengan melakukan pencatatan dan penghitungan biaya overhead kita
akan mengetahui rincian dari masing-masing alokasi dana yang akan dikeluarkan. Selain itu
akan membantu kita dalam membuat anggaran dana untuk biaya overhead selanjutnya.
Sehingga, pembuatannya akan lebih terencana dan dapat menghindari pengeluaran yang
berlebih.

15
c. Menentukan Harga dengan Tepat
Terakhir, dengan mengetahui berapa biaya overhead yang dimiliki juga dapat
mempengaruhi dalam menentukan harga produk yang tepat. Perhitungan mengenai
biaya ini perlu untuk dimasukkan ke dalam penentuan harga agar kita terhindar dari
kerugian. Terutama, jika biaya overhead tetap harus dikeluarkan tanpa terpengaruhi apakah
produksi sedang memasuki masa “subur” atau tidak..

2.5. Faktor – Faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan BOP

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Budget Biaya Overhead Pabrik, yaitu:

1. Budget unit yang akan diproduksikan


2. Standar pembebanan biaya yang ditetapkan oleh perusahaan
3. Sistem pembayaran upah yang dipakai oleh perusahaan
4. Metode depresiasi yang dipakai oleh perusahaan
5. Metode alokasi biaya yang dipakai perusahaan

Selain itu, perlu dilakukannya pengawasan terhadap Anggaran Overhead Pabrik ini. Salah satu
fungsi manajemen yang harus diperhatikan adalah pengawasan. Biaya overhead juga
memerlukan pengawasan agar sesuai dengan apa yang direncanakan.

Dalam rangka pengawasan biaya overhead, salah satu masalah yang dihadapi adalah
pengalokasian biaya bagian jasa/pembantu kepada bagian produksi. Karena bagian
jasa/pembantu tidak hanya menanggung biaya yang timbul di bagian jasa itu sendiri tetapi juga
biaya yang timbul akibat proses produksi.

Dalam pengalokasian biaya bagian jasa/pembantu diperlakukan satu cara pendekatan yang
disebut Clean Cost Concept Cara ini merupakan salah satu alokasi biaya, dimana biaya overhead
pada bagian jasa/pembantu secara langsung dialokasikan kebagian-bagian produksi, berdasarkan
proporsi pemakaian jasa oleh masing-masing bagian produksi
BAB III

PENUTUPAN

3.1. KESIMPULAN

Pada dasarnya BOP adalah semua biaya produksi yang termasuk kedalam biaya bahan tak
langsung, biaya tenaga kerja tak langsung dan biaya-biaya produksi lainnya yang tidak secara
mudah diidentifikasikan atau dibedakan langsung pada suatu proses produksi.
Anggaran biaya overhead pabrik disediakan untuk berbagai macam tingkat produksi.
Jumlah biayanya dipecah menjadi kompenen-kompenen tetap (dinyatakan tarif dan didasarkan
atas jam kerja langsung). Hubungan yang erat antara biaya standar dan metode pengendalian
anggaran (budgetary control methode) bersifat penting, khususnya untuk analisis overhead
pabrik. Overhead pebrik aktual tidak hanya dibandingkan terhadap overhead yang diterapkan
(applied overhead cost), tetapi juga terhadap anggaran yang didasarkan pada kegiatan aktual dan
standar yang diizinkan untuk produksi aktual.
3.2. SARAN
Semoga untuk para pengguna atau pekerja dalam menggunakan penyusunan BOP ini bisa
bermanfaat dan bisa terbantu dengan adanya makalah ini.

17
DAFTAR PUSTAKA
Aleandro Wijaya, Soni. 2017. Hal – hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan BOP.
https://www.dictio.id/t/hal-hal-apa-yang-harus-diperhatikan-dalam-proses-penentuan-anggaran-
overhead-factory-overhead-cost-budget/4008 (Diakses pada tanggal 6 Juni 2020)

Bivisyani Questibrilia. 2019. Manfaat dari penyusunan BOP.


https://www.jojonomic.com/blog/biaya-overheard/ (Diakses pada tanggal 6 Juni 2020)

Poerwanto, Hendro. 2019. Metode Alokasi Biaya Overhead Pabrik.


https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/anggaran-biaya-overhead-pabrik-
bop/metode-alokasi-biaya-overhead-pabrik-bop. (Diakses pada tanggal 6 Juni 2020)

Wadiyo, SE. 2019. Pengertian Biaya Overhead Pabrik, Penggolongan, Perhitungan, Pencatatan
Jurnal. https://manajemenkeuangan.net/biaya-overhead-pabrik/. (Diakses pada tanggal 6 Juni
2020)

Ramadhani, M.M., Indi. 2020. PPT Materi Factory Overhead Cost Budget.
https://classroom.google.com/u/2/c/NTUzMjc1NTQwMDJa/m/NjM5NTExNjE5NzJa/details.
(Diakses pada tanggal 6 Juni 2020)

http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/196506141990011-
YUNYUN_YUDIANA/4._Proposal_Pusekjas.pdf

Anda mungkin juga menyukai