MANAJEMEN PERUBAHAN
Disusun Oleh
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena karuniaNya telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Makalah dengan judul
Menajemen Perubahan disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Analisis Kebutuhan
Pelatihan di program studi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Medan. Selain itu,
penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca
mengenai teori belajar dan pembelajaran
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Abd Hasan Saragih, M.Pd.
atas tugas yang diberikan sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait materi
yang dibahas pada makalah ini.
Penulis menyadari maklaah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Perubahan terjadi dimana-mana, kapan saja tidak memandang jenis benda dan usia.
Pada faktanya, perubahan juga tidak dapat dihentikan oleh siapa pun, sehingga dapat
disimpulkan bahwa perubahan pasti terjadi dan akan selalu terjadi. Jeff Davidson,
menyatakan bahwa perubahan merupakan kejadian alam yang atau perilaku orang yang
berbeda dari sebelumnya.
Manajemen merupakan istilah yang sudah dikenal oleh banyak orang saat ini. Robin
dan Coulter menyatakan bahwa manajemen adalah proses koordinasi dan integrasi kegiatan-
kegiatan kerja agar terselesaikan secara efektif dan efesien melalui orang lain. Kegiatan yang
dikoordinasikan dan diintegrasikan itu mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpianan, sampai pada control atau pengendalian.
Mengacu pada uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa manajemen perubahan
merupakan pengelolaan sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi, dalam kondisi
lingkungan yang bergerak terus menerus. Manajemen perubahan perlu mengambil pelajaran
dari pengalaman sebelumnya, menjalankan proses perubahan dengan benar dan memberikan
peran dan tanggung jawab kepada semua stakeholder sesuai proporsinya.
Semua organisasi merupakan bagian dari sistem social yang hidup ditengah
masyarakat, masyarakat itu sendiri memiliki sifat dinamis, selalu mengalami perubahan dan
perkembangan karakteristik masyarakat seperti itu menuntut orgaisasi untuk juga memiliki
sifat dinamis. Tanpa dinamika yang sejalan dengan dinamika masyarakat, organisasi tidak
akan survive apalgi berkembang. Ini berarti bahwa perubahan dalam suatu organisasi
merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindari. Secara terus-menerus organisasi harus
menyesuaikan diri dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi dilingkungannya.
Proses penyesuaian dengan lingkungan merupakan salah satu permasalahan besar
yang dihadapi organisasi modern. Kecuali perubahan yang bertujuan menyesuaikan diri
terhadap perubahan lingkungan, organisasi kadang-kadang menganggap perlu secra sengaja
melakukan perubahan guna meningkatkan keefektifan pencapaian tujuan yang sudah
ditetapkan. Karena sifta dan setiap organisasi berbeda-beda maka frekuensi dan kadar
perubahan yang terjadi pun tidak selalu sama. Organisai-organisasi tertentu lebih sering
mengalami perubahan, sementara organisasi lain relatif jarang melakukannya.
4
Menghadapi kondisi lingkungan yang selalu berubah tersebut, tidak ada cara lain yang
lebih bijajksana bagi seorang pemimpin kecuali dengan memahami hakekat perubahan itu
sendiri dan menbyiapkan strategi yang tepat untuk menghadapinya.
1.3 Tujuan
a. Untuk mengertahui maksud dari manajemen perubahan itu sendiri.
b. Untuk mengetahui penyebab terjadinya manajemen perubahan.
c. Untuk mengetahui tujuan dari manajemen itu sendiri.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perubahan
2.1.1 Pengertian Perubahan
Perubahan merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang
berbeda dengan keadaan sebelumnya (Atkinson,1987). Perubahan adalah hal yang pasti
terjadi, termasuk di dalam konteks organisasi. Perubahan terjadi karena yang menjalankan
organisasi adalah manusia, dan manusia terus berubah. Sering dikatakan satu hal yang pasti
terjadi di dunia adalah perubahan.
Jadi Perubahan adalah suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan dari
status tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis. Artinya dapat menyesuaikan diri
dari lingkungan.menurut hersey dan Blanchard ada 4 tingkat perubahan yaitu :yaitu
perubahan pengetahuan,sikap, prilaku individual, dan prilaku kelompok.
Berikut Faktor Pendorong Perubahan
1. Lingkungan Eksternal: tingkat persaingan, politik, ekonomi, kekuatan global,
demografik, sosial, teknologi, konsumen ;
2. Lingkungan Internal: silus kehidupan produk, pergantian pimpinan, ketersediaan sumber
daya internal, konflik.
Tujuan perubahan disatu sisi untuk memperbaiki kemampuan organisasi dalam
menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan dan disisi lain, mengupayakan perubahan
perilaku karyawan untuk meningkatkan produktivitasnya. Perubahan harus dilakukan secara
hati-hati dengan mempertimbangkan berbagai hal agar manfaat yang ditimbulkan oleh
perubahan harus lebih besar daripada beban kerugian yang harus ditanggung.
Sasaran Perubahan adalah struktur organisasi, teknologi, pengaturan tata letak fisik
ruang kerja, sumber daya manusia, proses, dan budaya organisasi.
6
TQM dikembangkan antara lain oleh Edward Deming, yang merupakan usaha dalam
keseluruhan organisasi untuk memperbaiki kualitas produk, proses, SDM, dan lingkungan
secara kontinu melalui perubahan struktur, sistem, praktik, dan sikap untuk meningkatkan
kepuasan pelanggan dan meningkatkan daya saing perusahaan. TQM merupakan
keberhasilan perusahaan-perusahaan jepang, tetapi pada perusahaan barat tidak menunjukkan
keberlanjutan.
3. Business Process Reengineering (BPR)
BPR merupakan bagian dari TQM yang menjalankan perubahan secara radikal,
dramatis, dan fundamental. Tujuan BPR adalah untuk perbaikan kinerja organisasi melalui
efisiensi dan efektivitas proses bisnis yang mencakup biaya , mutu, delivery, service, dan
speed.
7
b. Perubahan inkremental dan fundamental
Perubahan incremental hampir terjadi dengan sendirinya dan mencakup banyak situasi
yang dihadapi manajer. Termasuk didalamnya metode dan proses kerja, tata letak, produk
baru, dan situasi lain dimana orang melihat kelanjutan dan keadaan lama menuju pada
keadaan yang baru. Perkembangan perubahan inkremental terjadi melalui evolusi, tetapi
perubahan tersebut tidak berarti mudah untuk dilaksanakan atau tidak akan menghadapi
resistensi. Sifat prubahan inkremental dipengaruhi hubungan antara tingkat urgensi dengan
resistensinya.
Perubahan fundamental merupakan perubahan strategic, visioner dan transformasional.
Perubahan ini biasanya besar dan secara dramatis mempengaruhi operasi masa depan
organisasi. Contoh perubahan ini, antara lain adalah hasil proses reengineering yang
mengubah seluruh cara bisnis beroperasi, merger dengan organisasi lain, atau pergerakan
organisasi ke dalam aktivitas yang berbeda total.
c. Tempered radical change
Meyerson (2002) memperkenalkan tempered radical change. Ia berpendapat bahwa
strategi perubahan merupakan suatu kontinum dari sifatnya sangat pribadi sampai pada
sangat umum. Bentuk perubahan yang terjadi dapat berupa disruptive self-expression, verbal
jujitsu, variable-term opportunism, dan strategic alliance building.
Disruptive self-expression merupakan ekspresi diri yang ditunjukkan secara pelan-
pelan, namun dapat mempengaruhi orang lain. Kadang-kadang dilakukan secara sederhana,
namun secara perlahan mengubah iklim kerja.
Verbal jujitsu merupakan upaya pembelaan diri secara lisan untuk mengarahkan
perubahan situasi. Orang dapat bereaksi atas pernyataan yang tidak diinginkan dan
mengalihkan menjadi peluang untuk perubahan yang diharapkan akan diperhatikan orang
lain.
Variable-term opportunism merupakan upaya untuk mengubah sesuatu yang sudah
menjadi kebiasaan sejak lama dan secara kreatif membuka peluang baru. Bila diberikan
kesempatan kepada bawahan menyampaikan presentas dihadapan pimpinan, yang biasanya
selalu harus dilakukan sendiri yang merupakan penyimpangan dari kebiasaan.
Strategic alliance building merupakan perubahan yang dilakukan dengan membangun kerja
sama dengan orang lain, untuk mendapatkan legitimasi, akses sumber daya dan kontrak,
bantuan teknis, serta dukungan emosional.
8
d. Perubahan struktural dan siklikal
Dalam perubahan struktural terjadi kenaikan atau penurunan yang berarti yang
menghasilkan perubahan kualitas, sehingga diperlukan penyesuaian secara kontinu. Sebagai
contoh, teknologi komunikasi makin canggih sehingga tidak mungkin mundur kembali.
Perubahan siklikal mengikuti pola dalam fluktuasinya, kembali secara regular pada tahap
sebelumnya. Sebagai contoh, perubahan mode sifatnya sementara dan suatu saat akan
kembali pada desain lama. .
e. Planned change dan emergent change
Perubahan terencana merupakan perubahan rutin, berulang-ulang, dan diprediksi dan
dikendalikan. Untuk melakukan perubahan terncana dilakukan empat fase (Wibowo, 2006),
yaitu sebagai berikut.
1) Fase eksplorasi : dalam fase ini organisasi menggali dan memutuskan untuk membuat
perubahan spesifik.
2) Fase perencanaan : proses perencanaan menyangkut mengumpulkan informasi untuk
mendiagnosis masalahnya, menetukan tujuan perubahan dan mendesain tindakan yang tepat
untuk mencapai tujuan, dan membujuk pengambil keputusan mencapai tujuan serta
mendukung perubahan.
3) Fase tindakan : implementasi perubahan menyangkut desain untuk menggerakkan
organisasi menuju perubahan, menciptakan pengaturan dalam mengelola proses perubahan
dan mendapat dukungan pelaksanaannya, mengevaluasi implementasi dan umpan balik untuk
penyesuaian serta perbaikan.
4) Fase integrasi : tahapan ini berkaitan dengan konsolidasi dan stabilisasi perubahan.
Emergent Approach merupakan perubahan dengan pendekatan darurat memberikan
arahan dengan melakukan lima gambaran organisasi yang dapat mengembangkan
keberhasilan perubahan (Wibowo, 2006), yaitu sebagai berikut.
1) Struktur organisasi: perubahan struktur menuju pada organisasi hirarkhi datar dengan lebih
banyak delagasi.
2) Budaya organisasi: budaya organisasi mencerminkan perilaku, sikap, dan pola piker
karyawan dalam bekerja.
3) Organisasi pembelajaran: pembelajaran memainkan peran kunci dalam menyiapkan orang
melakukan prubahan atau menolak perubahan.
4) Perilaku manajerial: dalam perubahan darurat memerlukan perubahan radikal dalam
perilaku manajer.
9
5) Kekuatan dan politik: meskipun advokasi terhadap perubahan darurat cenderung melihat
kekuatan dan politik dari perspektif yang berbeda, mereka semua mengenal arti pentingnya
perubahan yang harus dikelola agar perubahan menjadi efektif.
10
a. Mengidentifikasikan objek yang terkena dampak perubahan yang mungkin menolak
perubahan
b. Menelusuri sumber, tipe dan tingkat resistensi perubahan yang mungkin ditemukan
c. Mendesain strategi yang efektif untuk mengurangi resistensi tersebut.
Istilah yang sangat populer dalam manajemen perubahan adalah Resistensi Perubahan.
11
pertama, perubahan dapat diadopsi untuk pengujian jangka panjang. Kedua, perubahan
gugur setelah implementasi pendahuluan yang mungkin disebabkan oleh masalah
ekonomi-finansial –politik,perubahan dalam tujuan strategis, dan tingginya vested interest.
12
d. Fearoftheunkown. Orang cenderung merasa lebih nyaman dengan hal yang diketahuinya
dibandingkan dengan hal yang belum diketahui. Perubahan berarti mengarah kepada
sesuatu yang belum diketahui.
e. Fearofloss. Orang takut kalau perubahan akan menurunkan jobsecurity, power, t atau
status.
f. Disliketheinnitiatorofchange. Orang sering sulit menerima perubahan jika mereka
raterhadap kepiawaian inisiator perubahan atau tidak menyukai anggota agen perubahan.
g. Lackofcommunication. Salah pengertian akan apa yang diharapkan dari perubahan,
informasi yang disampaikan tidak utuh dan komprehensif.
13
kombinasi dari manipulasi dan partisipasi. Dengan menonjolkan suatu realita sehingga
terlihat menarik orang yang resisten diajak berdiskusi dan membuat keputusan tentang faktor
faktor yang mempengaruhi pentingnya melakukan perubahan.
6. Paksaan. Taktik ini adalah penerapan ancaman atau pemaksaan terhadap orang yang
resisten terhadap perubahan. Pemindahan atau rotasi, tidak promosi, pemecatan, adalah
beberapa bentuk paksaan. Dalam rumusan cara-cara penanggulangan resistensi terhadap
perubahan, Kotter dan Schlesinger (2008) menggabungkan pendidikan dan komunikasi
sebagai satu cara. Dalam praktiknya, pendidikan dapat juga dijadikan sebagai satu taktik
tersendiri. Orang orang yang resisten terhadap perubahan dapat juga ditanggulangi dengan
menyekolahkan mereka untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi. Diharapkan, selama
mereka mengikuti pendidikan, pola pikir mereka akan berubah dan akan lebih memahami
perubahan yang akan dilakukan.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen perubahan adalah control yang kuat dari perpindahan sistem dari tahapan
pengembangan, selanjutnya dilakukan pengetesan, sampai sistem tersebut dapat digunakan
dengan pemahaman yang tepat dari manfaat dan potensi dari masalah-masalah yang tidak
diantisipasi tiap tahapannya. Adapun penyebab terjadinya manajemen perubahan ialah
perubahan manajemen dari tingkat atas, teknologi, kompetesi, peraturan, tuntutan pengguna,
kesalahan dari bekerja sehari-hari. Untuk itu adapun tujuaan dari manajemen perubahan itu
sendiri yaitu untuk mempertahankan keberlangsungan hidup perusahaan baik jangka pendek
maupun jangka panjang, untuk menyesuaikan diri dari perubahan yang sering terjadi baik
dilingkungan internal maupun eksternal, serta untuk memeperbaiki efektivitas agar dapat
bersaing dipasar modern.
3.2 Saran
Uraian di atas tentang Manajemen Perubahan, kami menyarankan kepada para
pembaca yang ingin mengetahui lebih dalam lagi tentang hal tersebut di atas untuk mencari
referensi melalui berbagai media yang tersedia.
15
DAFTAR PUSTAKA
16