DISUSUN OLEH:
DOSEN PENGAMPU :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya serta usaha penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini, dengan
makalah yang berjudul “Peran Pemimpin Dalam Perubahan Organisasi”.
Penulis sadar banyak hambatan yang menghadang dalam proses penyusunan makalah
ini, dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Kalaupun pada akhirnya karya ini
dapat terselesaikan tentulah karena beberapa pihak yang telah membantu dalam penulisan
laporan ini. Ucapan terimakasih kepada Bapak Dosen, selaku dosen pengampu, teman-teman
dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Tidak ada yang dapat penulis berikan kepada mereka selain iringan doa yang tulus dan
ikhlas, semoga amal baik mereka diterima dan mendapat balasan yang lebih baik dari Tuhan
Yang Maha Esa. Tidak lupa saran dan kritik yang bersifat membangun sebagai bahan masukan
yang penulis harapkan dari pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini. Penulis
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Penulisan 2
1.4 Manfaat Penulisan 2
BAB II ISI 3
2.1 Konsep Perubahan 3
2.2 Jenis-Jenis Perubahan 5
2.3 Alasan Menerima dan Menolak Perubahan 7
2.4 Peran Pemimpin Dalam Perubahan Organisasi 10
2.5 Pembelajaran Organisasi dan Inovasi 14
BAB III PENUTUP 23
3.1 Kesimpulan 23
3.2 Saran 23
DAFTAR PUSTAKA iv
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2.1 Bagaimana konsep perubahan?
1.2.2 Apa saja jenis-jenis perubahan?
1.2.3 Apa saja alasan menerima dan menolak perubahan?
1.2.4 Bagaimana peran pemimpin dalam perubahan organisasi?
1.2.5 Apa saja contoh inovasi dan pembelajaran?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Konsep perubahan adalah suatu perkembangan yang terus berubah seiring dengan
perkembangan waktu. Konsep keberlanjutan adalah suatu peristiwa yang terus berlanjut
beriring dengan berjalannya waktu. Teori proses perubahan menggambarkan pola khas dari
peristiwa yang terjadi sejak awal dari perubahan terjadi sampai akhir perubahan terjadi, dan
dalam beberapa kasus mereka menjelaskan bagaimana perubahan sebelumnya mempengaruhi
perubahan selanjutnya. Perubahan dalam organisasi terdiri dari tiga kegiatan utama, yaitu
tahapan proses terhadap perubahan, tahapan reaksi terhadap perubahan serta pengalaman
sebelumnya yang mempengaruhi reaksi terhadap perubahan.
Teori proses perubahan menjelaskan pola peristiwa khas tertentu yang terjadi
dari awal perubahan hingga akhir. Salah satu teori proses perubahan paling awal adalah
model medan gaya Lewin (1951), di mana proses perubahan dibagi menjadi tiga tahap,
yaitu mencairkan, mengubah, dan membekukan kembali.
1. Tahap pencairan, merupakan tahap dimana orang menyadari bahwa cara lama
melakukan segala hal tidak lagi memadai. Kesadaran ini bisa terjadi sebagai
akibat dari krisis yang terlihat jelas atau bisa dihasilkan dari upaya untuk
menggambarkan ancaman atau peluang yang belum terbukti kepada banyak
orang dalam organisasi.
2. Tahap perubahan, merupakan tahap dimana orang mencari cara baru untuk
melakukan segala hal dan memilih pendekatan yang paling menjanjikan.
Ketiga tahapan tersebut penting untuk perubahan dalam organisasi. Upaya untuk
langsung pindah ketahapan mengubah tanpa terlebih dahulu mencairkan sikap
kemungkinan akan menemui sikap apatis atau penolakan yang kuat. Kurangnya
menghasilkan rencana dan pemecahan masalah yang sistematis dalam tahapan
perubahan akan menghasilkan rencana perubahan yang lemah. Kurangnya perhatian
3
terhadap pembuatan konsensus dan antusiasme yang berkurang dalam tahapan ketiga
dapat mengakibatkan perubahan ditolak segera setelah diimplementasikan.
Menurut Lewin perubahan dapat dicapai dengan dua jenis pendekatan, yaitu
meningkatkan gaya yang mendorong perubahan (misalnya meningkatkan insentif,
menggunakan kekuasaan posisi untuk mendorong perubahan) dan mengurangi gaya
yang membatasi perubahan (misalnya mengurangi rasa takut atau kegagalan atau
kerugian ekonomis, mengundang atau menghilangkan lawan).
Durasi dan tingkat keparahan tiap-tiap jenis reaksi bisa amat beragam dan
beberapa orang tertahan pada tahapan menengah. Pemahaman terhadap tahapan ini
amat penting bagi para pemimpin perubahan, dimana para pemimpin perubahan ini
harus mampu untuk membantu dan belajar untuk bersabar. Banyak orang
membutuhkan bantuan untuk mengatasi penolakan, menyalurkan kemarahan secara
konstruktif, berduka tanpa menjadi terlalu depresi, dan memiliki optimism mengenai
penyesuaian tahap perubahan ini dengan berhasil.
4
2.1.3 Pengalaman Sebelumnya Mempengaruhi Reaksi Terhadap Perubahan
5
2.2 Jenis-Jenis Perubahan
6
dengan hati- hati. Program ini sering gagal untuk memecahkan suatu masalah
organisasi dan kadang menjadi lebih buruk.
Banyak upaya untuk menerapkan perubahan besar dalam organisasi tidak berhasil, dan
penolakan untuk berubah adalah alasan utama kegagalan. Satu penjelasan untuk hasil dari
perubahan yang diusulkan adalah dalam hal kekuasaan pemimpin dan jenis proses pengaruh
yang digunakan pemimpin. Kepatuhan terhadap perubahan mungkin terjadi jika orang percaya
bahwa itu adalah pelaksanaan otoritas pemimpin yang sah (kekuatan yang sah), atau jika
mereka takut akan hukuman karena menolak perubahan (kekuatan koersif). Komitmen untuk
mendukung inisiatif perubahan mungkin terjadi ketika orang mempercayai pemimpin mereka
dan percaya bahwa perubahan itu perlu dan efektif (rujukan yang kuat dan kekuatan ahli).
Namun, penolakan terhadap perubahan adalah umum dalam organisasi, dan itu dapat terjadi
karena beberapa alasan yang tidak eksklusif.
Perlawanan terhadap perubahan bukan hanya akibat dari ketidaktahuan atau
ketidakfleksibelan. Ini dapat terjadi karena beberapa alasan dan merupakan reaksi alami dari
orang-orang yang ingin melindungi kepentingan diri dan penentuan nasib sendiri. Daripada
melihat perlawanan hanya sebagai hambatan untuk melawan atau mengelak, hal itu dapat
dilihat sebagai energi yang dapat diarahkan untuk meningkatkan perubahan. Perlawanan aktif
menunjukkan adanya nilai-nilai dan emosi yang kuat yang dapat menjadi sumber komitmen
jika lawan diubah menjadi pendukung. Penting untuk mendiskusikan perubahan yang
diusulkan dengan orang-orang yang akan terkena dampak untuk mempelajari tentang
keprihatinan mereka dan gagasan mereka tentang tindakan terbaik.
Perubahan kemungkinan besar akan ditolak jika tidak ada bukti yang jelas
tentang masalah atau peluang serius yang dapat membenarkan perubahan besar.
Tanda-tanda masalah yang berkembang biasanya ambigu pada tahap awal, dan
mudah bagi orang untuk mengabaikannya. Bahkan ketika suatu masalah akhirnya
dikenali, respon biasa atau untuk melakukan lebih banyak hal yang sama, daripada
melakukan sesuatu yang berbeda untuk membuat penyesuaian tambahan dalam
strategi saat ini, atau melakukan lebih banyak hal yang sama, daripada melakukan
sesuatu yang berbeda.
7
b. Perubahan yang Diusulkan Tidak Layak
8
bagi mereka dan mereka memiliki sedikit atau tidak sama sekali pengaruh atas
keputusan tentang perubahan tersebut.
Alasan lain untuk penolakan adalah bahwa perubahan yang diusulkan tampak
tidak sesuai dengan nilai dan cita-cita individu. Jika perubahan yang diusulkan
dipandang tidak etis, ilegal, atau tidak konsisten dengan keyakinan kuat tentang
perilaku yang tepat, perubahan tersebut kemungkinan besar akan ditolak, bahkan
jika hal itu akan memberikan manfaat nyata bagi orang tersebut. Ketika nilai-nilai
yang dilanggar oleh perubahan yang diusulkan tertanam dalam budaya organisasi
yang kuat, penolakan akan meluas.
9
2.4 Peran Pemimpin Dalam Perubahan Organisasi
Perubahan adalah suatu hal yang pasti terjadi dalam kehidupan sebuah organisasi.
Untuk dapat menghadapi terjadinya perubahan yang cepat atau bahkan untuk dapat
menciptakan perubahan dan pengembangan organisasi atau perusahaan, untuk itu diperlukan
seorang pemimpin yang memiliki kepemimpinan. Semakin kuat kepemimpinan seseorang
dalam melakukan tindakan untuk perubahan organisasi maka akan semakin tinggi tingkat
tercapainya perubahan organisasi. Sebaliknya, semakin lemah kepemimpinan seseorang dalam
mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk melakukan perubahan, maka semakin
rendah pula tingkat tercapainya perubahan.
Selain pemimpin harus mampu membawa perubahan, pemimpin juga harus mampu
mengelola perubahan agar perubahan yang telah direncanakan dapat berhasil. Salah satu
permasalahan yang sering muncul pada proses perubahan adalah adanya penolakan terhadap
perubahan (resistant to change). Disinilah peran pemimpin diperlukan untuk meyakinkan dan
memotivasi para karyawan untuk melakukan perubahan.
Implementasi perubahan yang berhasil di organisasi membutuhkan kisaran perilaku
kepemimpinan yang luas. Beberapa perilaku mencangkup aspek politis dan administratif dan
yang lain mencangkup tindakan untuk memotivasi, mendukung, dan memandu orang. Berikut
panduan menggambarkan pemikiran terbaru tentang cara terbaik menerapkan perubahan besar
dalam organisasi yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin.
Ketika perubahan lingkungan adalah bertahap dan tidak ada krisis yang jelas,
banyak orang gagal mengenali ancaman (atau kesempatan) yang muncul. Peran
penting pemimpin adalah membujuk orang penting lain dalam organisasi itu
mengenai perlunya perubahan besar bukannya penyesuaian bertahap. Untuk
memobilisasi dukungan bagi perusahaan yang diusulkan, penting untuk
menjelaskan mengapa perubahan itu perlu dan untuk menciptakan perasaan
mendesak mengenai hal itu. Jika orang itu memiliki sedikit pemahaman akan
masalah, penting bagi pemimpin untuk memberikan informasi yang relevan dan
membantu orang memahami apa artinya perubahan itu.
10
2. Komunikasikan visi yang jelas dari manfaat yang didapat dari perubahan itu.
Ketika perlu membuat perubahan besar, visi tentang apa yang akan dilakukan
perubahanitu untuk mencapai tujuan dan nilai bersama sangat berguna untuk
mendapatkan komitmen terhadap perubahan.
Tugas membujuk orang untuk mendukung perubahan besar tidaklah mudah dan
pekerjaan ini terlalu besar untuk dikerjakan sendiri oleh seorang pemimpin.
Perubahan yang berhasil dalam organisasi membutuhkan upaya kooperatif dari
orang yang memiliki kekuasaan untuk memfasilitasi atau menghalangi perubahan.
Membangun koalisi sangat penting baik didalam maupun diluar organisasi. Koalisi
yang mendukung bahkan lebih penting dalam organisasi pluralistic yang memiliki
kepemimpinan kolektif daripada dalam organisasi bisnis hierarkis yang di situ tim
manajemen puncak mungkin memiliki kekuasaan yang cukup untuk mengotorisasi
perubahan besar.
11
perubahan dengan tindakan mereka dan juga perkataan mereka. Mereka haruslah
orang yang berkomitmen terhadap visi itu dan memiliki kemampuan
menyampaikannya dengan jelas.
9. Persiapkan orang untuk berubah dengan menjelaskan bagaimana hal itu akan
memengaruhi mereka.
Ketika dilakukan perubahan radikal, banayak oalng yang mengalami rasa sakit
pribadi karena kehilangan hal-hal yang telah dikenalnya yang mereka amat terbiasa.
Trauma dari perubahan dapat dialami tidak peduli apakah perubahan itu melibatkan
12
strategi dan program baru, peralatan dan prosedur baru untuk melakukan pekerjaan,
fasilitas baru, dan praktik manajemen baru atau pemimpin baru atau tidak.
11. Berikan kesempatan untuk keberhasilan awal guna membangun rasa percaya diri.
12. Awasi kemajuan perubahan itu dan buat segala penyesuaian yang diperukan.
13
untuk mencapai tujuan dan nilai bersama sangat berguna untuk mendapatkan
komitmen terhadap perubahan.
Meniru praktik terbaik dari orang lain bisa menjadi sumber inovasi yang
berguna. Tetapi Anda harus berhati-hati ia untuk mengevaluasi hubungan dari
praktek-praktek sebelum mengadopsi mereka. Selain itu, penting untuk diingat
bahwa imitasi sendiri jarang memberikan banyak keunggulan kompetitif. Hal ini
juga diperlukan untuk memperbaiki praktek-praktek terbaik dari orang lain, dan
untuk menciptakan pendekatan baru yang belum ditemukan oleh pesaing.
14
Mempelajari apa yang organisasi lain lakukan adalah bukan satu-satunya cara
untuk memperoleh pengetahuan dari luar. Cara lain termasuk pembelian: hak untuk
menggunakan pengetahuan khusus dari sebuah organisasi, mempekerjakan orang
luar dengan keahlian khusus untuk mengisi posisi-posisi kunci, menggunakan
konsultan eksternal untuk menyediakan lraining dalam proses baru, dan memasuki
usaha patungan yang akan memberikan kesempatan belajar.
c. Eksplorasi dan Eksploitasi
Saat menjelaskan tujuan pembelajaran kolektif dalam organisasi, sering kali ada
perbedaan dibuat antara eksplorasi dan eksploitasi. Eksplorasi melibatkan
menemukan produk, layanan, proses, atau teknologi baru yang inovatif, sedangkan
eksploitasi melibatkan pembelajaran bagaimana membuat peningkatan bertahap
dalam produk, layanan, atau proses yang ada. Kedua proses pembelajaran
diperlukan sampai batas tertentu dalam organisasi, dan kerabatnya pentingnya akan
tergantung pada strategi kompetitif dan laju perubahan dalam lingkungan eksternal.
Ada bukti yang berkembang bahwa perusahaan yang sukses mampu
mengembangkan produk dan layanan baru (melibatkan eksplorasi) secara
bersamaan dengan pengiriman yang sudah ada dengan cara yang efisien (yang
melibatkan eksploitasi).
Tantangan yang sulit bagi para pemimpin adalah bagaimana mendapatkan
manfaat dari proses pembelajaran dan hindari efek samping yang merugikan.
Terlalu banyak penekanan pada eksplorasi dapat mengakibatkan biaya yang
berlebihan untuk memperoleh pengetahuan baru (misalnya, untuk R&D), tetapi
terlalu banyak penekanan pada eksploitasi dapat mengurangi fleksibilitas dan
menghambat pengembangan produk dan layanan baru. Memperkenalkan produk
baru terlalu cepat dapat mengurangi profitabilitas produk mapan yang masih laris
manis dan melunasi biaya pengembangannya, tetapi menunggu terlalu lama dapat
mengakibatkan hilangnya keunggulan kompetitif. Pemimpin yang efektif
menyeimbangkan trade-off dan mengintegrasikan proses dengan cara yang sesuai
untuk situasi tersebut.
Pemimpin yang efektif juga mengenali peluang untuk menggabungkan dua
jenis pembelajaran. Misalnya, metode yang biasanya dikaitkan dengan eksploitasi
dapat digunakan untuk mengurangi biaya eksplorasi yang mahal, seperti penelitian
di industri farmasi. Metode yang biasanya dikaitkan dengan eksplorasi dapat
15
digunakan untuk meningkatkan efisiensi proses yang telah ditetapkan dan untuk
mengurangi biaya produk dan layanan tradisional.
Pengetahuan baru adalah nilai yang kecil jika dilakukan tersedia untuk orang-
orang yang membutuhkannya dan digunakan oleh mereka. Beberapa organisasi
yang berhasil menemukan pengetahuan, tetapi gagal untuk menerapkan secara
efektif.
Kerahasiaan adalah musuh belajar, dan akses mudah ke informasi tentang
operasi organisasi, termasuk masalah dan kegagalan, memfasilitasi pembelajaran.
Ada beberapa pendekatan yang berbeda untuk mendorong dan memfasilitasi
berbagi pengetahuan dalam organisasi (Earl, 2001). Sebuah mekanisme yang lebih
formal untuk menerjemahkan belajar dalam praktek adalah untuk menggambarkan
praktik terbaik dan prosedur yang efektif secara tertulis maupun elektronik manual.
Doktrin formal dapat berguna, tetapi tidak fleksibel atau mudah diperbarui
postingan praktek- praktek terbaik dan pelajaran yang dipelajari pada jaringan
interaktif. Selain itu, doktrin formal sering berakhir digunakan dengan cara yang
tidak mendorong pembelajaran dan inovasi berikutnya.
Pendekatan lain untuk menyebarkan pengetahuan baru dalam sebuah organisasi
adalah konferensi tujuan khusus untuk memfasilitasi berbagi pengetahuan dan ide-
ide baru di antara subunit organisasi. Seminar dan workshop dapat digunakan untuk
mengajar orang bagaimana untuk melakukan kegiatan baru atau menggunakan
teknologi baru. Sebuah pendekatan alternatif adalah untuk mentransfer individu
dengan pengetahuan baru untuk unit lain, atau menetapkan mereka secara
sementara untuk mengajar orang lain. Seseorang yang telah berpartisipasi dalam
perubahan yang sukses dapat berfungsi sebagai katalis dan konsultan untuk
perubahan di unit lain.
e. Mempelajari Organisasi
16
bagaimana sesuatu bekerja, bagaimana beradaptasi dengan lingkungan, dan
bagaimana mencapainya tujuan organisasi, orang di semua tingkat diberdayakan
untuk menangani masalah dan menemukan cara yang lebih baik untuk melakukan
pekerjaan. Pengetahuan disebarkan atau dibuat dengan mudah tersedia bagi siapa
saja yang membutuhkannya, dan orang-orang didorong untuk menerapkannya ke
pekerjaan mereka. Manajemen puncak menciptakan dan memelihara proses untuk
memelihara ide dan mendukung
Perubahan yang diprakarsai oleh masyarakat di tingkat bawah dalam organisasi.
Sumber daya yang diinvestasikan dalam mempromosikan belajar dan mendanai
kegiatan kewirausahaan. Sistem penilaian dan kompensasi formal menyediakan
imbalan yang adil bagi penciptaan pengetahuan, berbagi, dan aplikasi (Bartol &
Srivastava, 2002).
a. Rekrut orang-orang berbakat dan kreatif dan berdayakan mereka untuk menjadi
inovatif.
Cara baru dan lebih baik untuk mencapai tujuan unit kerja lebih mungkin
ditemukan oleh orang-orang yang berbakat dan kreatif. Salah satu cara bagi seorang
pemimpin untuk memfasilitasi inovasi adalah dengan merekrut orang yang
memiliki keterampilan dan antusiasme untuk mengembangkan gagasan baru, dan
kemudian memberdayakan mereka untuk mengejar gagasan tersebut dengan
menyediakan waktu dan sumber daya yang diperlukan. Contoh dari jenis
kepemimpinan ini :
Sweeney adalah presiden Disney-ABC Television Group dan salah satu
yang paling kuat dan wanita sukses dalam bisnis. Prestasinya termasuk
keberhasilan menciptakan usaha baru seperti Nickelodeon. Sweeney
memiliki hasrat untuk inovasi dan menggunakan keterampilan
kepemimpinannya untuk mendorong dan memfasilitasi perubahan. Dia
mempekerjakan orang-orang yang berbakat, antusias dengan pekerjaan
mereka, dan tidak takut pada perubahan. Dia mengharapkan mereka untuk
menjadi wirausahawan internal agar perusahaan tetap relevan, dan dia
memberi mereka otonomi yang mereka butuhkan untuk menjadi kreatif.
17
b. Mendorong apresiasi untuk fleksibilitas dan inovasi
Perubahan besar akan lebih dapat diterima dan tidak terlalu mengganggu jika
orang mengembangkan kebanggaan dan kepercayaan diri pada kapasitas mereka
untuk beradaptasi dan belajar. Orang yang percaya diri lebih cenderung melihat
perubahan sebagai tantangan yang mengasyikkan daripada beban yang tidak
menyenangkan. Untuk mengembangkan apresiasi atas fleksibilitas dan adaptasi,
dorong orang untuk melihat semua praktik sebagai sementara. Setiap kegiatan harus
diperiksa secara berkala untuk menentukan apakah masih diperlukan dan
bagaimana meningkatkan atau menghilangkannya. Mendorong bawahan dan rekan
kerja untuk mempertanyakan asumsi tradisional tentang bekerja dan untuk “berpikir
di luar kotak” saat memecahkan masalah. Mendorong orang untuk menerapkan ide-
ide kreatif untuk meningkatkan proses kerja. Mendorong dan mendukung praktik
pembelajaran yang relevan dan program peningkatan kualitas (misalnya,
benchmarking, Six Sigma, TQM, lingkaran kualitas).
18
d. Membantu orang meningkatkan model mental mereka
Orang memiliki keyakinan sadar dan asumsi implisit tentang penyebab kinerja
dan sumber masalah. "Model mental" ini mempengaruhi bagaimana mereka
menafsirkan peristiwa dan informasi tentang efek dari keputusan dan tindakan
(Cannon-Bowers, Salas, & Converse, 1993; Senge, 1990). Pemimpin dapat
membantu orang meningkatkan model mental mereka tentang cara kerja dalam
organisasi dan alasan keberhasilan atau kegagalan. Salah satu bentuk pembelajaran
kolektif adalah menganalisis umpan balik tentang kinerja sebelumnya. Bagaimana
umpan balik tersebut diinterpretasikan tergantung pada asumsi apa yang dibuat
tentang hubungan sebab akibat antar variabel dan berapa banyak waktu yang
diperlukan untuk keputusan dan tindakan agar memiliki efek yang terlihat. Model
mental yang buruk tentang hubungan sebab akibat cenderung menghasilkan
interpretasi umpan balik kinerja yang tidak akurat. Agar pembelajaran kolektif
berhasil, anggota tim harus mampu mengembangkan model mental bersama yang
akurat dan menggunakannya untuk menafsirkan umpan balik kinerja. Seperti
disebutkan sebelumnya dalam bab ini, untuk mengembangkan pemahaman yang
lebih baik tentang masalah kompleks sering kali membutuhkan pemikiran sistem.
Dengan membantu orang untuk memahami sistem yang kompleks, seorang
pemimpin dapat meningkatkan kemampuannya untuk belajar dan memecahkan
masalah. Dengan cara ini, pemimpin juga membantu orang memahami bahwa
mereka bukannya tidak berdaya dan dapat secara kolektif memengaruhi peristiwa
di organisasi.
Salah satu cara untuk menilai kelayakan ide-ide baru adalah dengan mengujinya
dalam skala kecil. Baru pada tahun ini, Trennya lebih banyak organisasi
menggunakan eksperimen kecil dan tes terkontrol untuk memfasilitasi
pembelajaran. Contoh terkenal dari organisasi dengan orientasi eksperimental
adalah Wal-Mart, yang secara teratur melakukan ratusan pengujian di tokonya
tentang promosi penjualan, tampilan, dan peningkatan layanan pelanggan.
Eksperimen skala kecil memberikan kesempatan untuk mencoba ide-ide baru tanpa
risiko yang ditimbulkan oleh program perubahan besar. Orang-orang yang skeptis
tentang pendekatan baru yang kontroversial mungkin bersedia untuk bereksperimen
19
pada sebuah skala kecil untuk mengevaluasinya. Jumlah pembelajaran yang
dihasilkan dari percobaan tergantung tentang seberapa baik desain dan
pelaksanaannya. Bahkan percobaan sederhana dapat memberikan informasi yang
berguna. Namun, eksperimen tidak selalu menghasilkan pengetahuan yang
berguna, dan hasilnya bahkan bisa menyesatkan. Perencanaan yang cermat
diperlukan untuk memastikan bahwa pengujian terkontrol memberikan hasil yang
jelas dan bermakna.
20
bawahan untuk mendukung dan memanfaatkan program manajemen pengetahuan
(misalnya, direktori sumber daya, database, dan groupware). Undang pakar atau
konsultan luar untuk memberi tahu anggota unit atau tim tentang penemuan yang
relevan, teknologi baru, dan praktik yang ditingkatkan.
21
j. Reward perilaku kewirausahaan
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perubahan dalam organisasi terdiri dari tiga kegiatan utama, yaitu tahapan proses
terhadap perubahan, tahapan reaksi terhadap perubahan serta pengalaman sebelumnya yang
mempengaruhi reaksi terhadap perubahan. Salah satu tanggung jawab kepemimpinan yang
paling penting dan sulit ialah bagaimana memimpin dan memfasilitasi proses pembuatan
perubahan besar suatu organisasi tersebut. Ada berbagai macam jenis/tipe perubahan dalam
organisasi. Jenis/tipe tersebut diantaranya : Attitude-Centered Change, Role-Centered Change,
Change in Technology, Change In Competitive Strategy dan Economic or Human Factor
Changes. Dalam perubahan itu pasti ada yang menolak dan ada yang setuju. Orang- orang yang
menolak perubahan itu memiliki berbagai macam alasan, tetapi dari situlah seorang pemimpin
bagaimana caranya berusaha untuk menjelaskan mengenai efek dari pengaplikasian perubahan
itu dan mau mendengarkan alasan-alasan kenapa mereka menolak perubahan dalam organisasi.
Untuk dapat menghadapi terjadinya perubahan yang cepat atau bahkan untuk dapat
menciptakan perubahan dan pengembangan organisasi atau perusahaan, untuk itu diperlukan
seorang pemimpin yang memiliki kepemimpinan. Semakin kuat kepemimpinan seseorang
dalam melakukan tindakan untuk perubahan organisasi maka akan semakin tinggi tingkat
tercapainya perubahan organisasi. Sebaliknya, semakin lemah kepemimpinan seseorang dalam
mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk melakukan perubahan, maka semakin
rendah pula tingkat tercapainya perubahan. Sebuah organisasi juga mampu membuat
perubahan dengan melakukan inovasi di dalamnya sehingga dari inovasi tersebut diharapkan
dapat membawa perubahan yang lebih baik bagi organisasi itu sendiri.
3.2 Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
Yukl, Gary A. 2013. Leadership in Organizations, Eighth Edition. New York: Pearson
Education.
iv