PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
RESISTENSI PERUBAHAN
Perubahan merupakan fenomena yang harus dihadapi, namun tidak semua orang
bersedia menerima kenyataan adanya perubahan, sehingga bersifat resistensi atau
menolak perubahan. Resistensi dapat menjadikan kekuatan yang memperlambat
atau menghentikan gerakan ke arah perubahan yang direncanakan. Adanya
resistensi perubahan menjadi tidak lengkap karena kecenderungan menolak
perubahan datang secara individu maupun kelompok. Perlawanan terhadap
resisitensi dapat terjadi secara aktif mupun pasif, resistensi aktif dapat mencakup
perilaku yang bersikap kritis, penggunaan selektif fakta, sabotase dan munculnya
rumor. Perlawanan pasif dapat terjadi melalui perilaku seperti: dukungan publik
tetapi
kegagalan
untuk
menerapkan
perubahan,
menunda-nunda,
dan
menciptakan
hierartki,
subkelompok-
jika terjadi perubahan apda satu wilayah maka akan menimbulkan dampak
pada wilayah lain yang mungkin tidak dapat diterima.
2. Suboptimasi Fungsional
Perbedaaan-perbedaan dalam orientasi funsional, tujuan-tujuan, dan
ketergantungan pada sumbe rdaya dapat menyebabkan timbulnya
perubahan-peruabhan yang dianggap menguntungkan, bagi unit fungsinal
tertentu, tetapi yang oleh unit lainnya mungkin dianggap merugikan atau
merupakan ancaman.Unit-unit fungsional biasanya mementingkan diri
mereka sendiri,apabila mereka mengevaluasi peruabhan potensial. Mereka
membantu peruabahan-peruabahn yang menyebabkan kesejahteraan
mereka meningkat, dan mereka menentang hal-hal yang merugikan
mereka.
3. Kultur keorganisasian
Dalam terori perilaku keorganisasian, ada pendapat yang mengatakan
bahwa kultur keorganisasian maksudnya nilai-nilai, norma-norma, da
ekspektasi-ekspektasi yang telah berakar, memoengaharuhi cara-cara
berpikir
dan
berperilaku
yang
dapat
dprediksi.
Para
anggota
perselisihan
bahwa
pemecahan
masalah
yang
diusulkan
akan
membuat
4. Meningkatkan
kemangkiran
dalam
usaha
menghindari
proses
kesalahan,
menganggu
dna sengaja
melakukan
yang tidak
tradisi
budaya
yang
sudah
menjadi
kebiasaan
individu,
maka
Mengenal dan
Mengenal dan
ternyata merupakan lembaga yang paling sulit berubah. Terdapat enam sumber
penolakan atas perubahan:
1. Inersia structural
Artinya penolakan yang terstruktural, organisasi dengan tujuan, struktur,
aturan main, uraian tugas, disiplin dan lain sebagainya menghasilkan
stabilitas. Jika perubahan dilakukan, maka besar kemungkinan stabilitas
terganggu.
2. Fokus peruabahn berdampak luas
Perubahan dalam organisasi tidak mungkin hanya difokuskan pada satu
bagian saja karena organisasi merupakan suatu system. Jika satu bagian di
ubah maka
dukungan
politis
akan
memfasilitasi
penerimaan
kebutuhan
perubahan,
karenanya
kurang
menolak
dapat
dipahami
diutamaan,pada
akhirnya
pendekatan
komunikatif akan menimbulkan minat motivasi instrinsik terhadap halhal yang dikomunikasikan. Sedangkan akomodasi bertujuan untuk
tidak saling menganggu dengan cara mencegah timbulnya resistensi
yang akan timbul atau yang sudah ada. Ciri-ciri akomodasi sebagai
berikut:1) Dua orang atau kelompok yang hidup dalam organisasi
dalam situasi ketegangan, yang amenghalangi mereka saling bertemu
dan mengadakan relasi ataupun kerjasama dalam mendukung
perubahan 2) Syarat akomodasi kedua belah pihak mau memberi dan
menerima (give and take), artinya masing-masing mau mengadakan
perubahan dalam pola bersikap dan bertingkah laku untuk mau
menghapus tuntutan masing-masing 3) Hasil dari pertemuan tersebut
adalah kesepakatan kedua belah pihak terlibat dalam pengambilan
keputusan da mengimplementasikan dalam mendukung perubahan
organisasi. Dan partisipatif diartikan bahwa orang-orang diikutsertakan
dalam suatu perencanaan dalam pelaksanaan dan juga ikut memikul
tanggung jawab atas perubahan yang usulkan.
STRATEGI MENGAHADAPI RESISTENSI
Penolakan atas perubahan akan menghambat tujuan organisasi, maka
diperlukan
adanya
penyampaian usulan
beberapa
teknik
yang
memudahkan
agar
lakuakn
pencapaian
konsultai.
usulan
Memberikan
tahapan-tahapan
pelatihan
perubahan
untuk
tersebut,
penolakan
perubahan
dilakuakn
didepan
umum,
sehinga
Para ahli berpendapat bahwa pendekatan proses perubahan tergantung pada sifat
situasi yang dihadapi.
akomodatif, dan partisipatif. Menurut brumfit dan Finocchiaro menyebutkan ciriciri pendekatan komunikatif diantaranya adalah: makna merupakan yang
terpenting, belajar bahasa berarti belajar berkomunikasi, komunikasi efektif
dianjurkan, ucapan yang dapat dipahami diutamaan,pada akhirnya pendekatan
komunikatif akan menimbulkan minat motivasi instrinsik terhadap hal-hal yang
dikomunikasikan. Sedangkan akomodasi bertujuan untuk tidak saling menganggu
dengan cara mencegah timbulnya resistensi yang akan timbul atau yang sudah
ada. Ciri-ciri akomodasi sebagai berikut:1) Dua orang atau kelompok yang hidup
dalam organisasi dalam situasi ketegangan, yang amenghalangi mereka saling
bertemu dan mengadakan relasi ataupun kerjasama dalam mendukung perubahan
2) Syarat akomodasi kedua belah pihak mau memberi dan menerima (give and
take), artinya masing-masing mau mengadakan perubahan dalam pola bersikap
dan bertingkah laku untuk mau menghapus tuntutan masing-masing 3) Hasil dari
pertemuan tersebut adalah kesepakatan kedua belah pihak
terlibat dalam
Ketidakamanan Ekonomis
Suatu perubahan mempengaruhi perasaan keamanan, terutama bagi orang-
menimbulkan
ketidakpastian
dan
berdampak
negative
terhadap
menciptakan kondisi yang tidak biasa. Perubahan sering ditolak dan tidak
diterima, oleh karena itu, orang takut menghadapi menghadapi konsekuensi dari
perubahan yang wujudnya tidak memiliki kejelasan yang pasti.
Perubahan dapat mengakibatkan perbindahan dari unit kerja yang satu ke
unit kerja yang lain, dari suatu sistem yang sudah dikenal ke sistem baru yang
belum dikenal. Hal ini menyebabkan ketidak pastian dan ketidakamanan. Untuk
itu, rencana perubahan harus disosialisasikan kepada seluruh karyawan dalam
organisasi.
2.5.3
ingin mendengar informasi yang sesuai menurut persepsinya sendiri. Hal ini
membuat sikap seseorang cenderung merasa benar, atau paling baik. Pemilihan
informasi secara selektif menyebabkan mereka tidak mengetahui dan tidak
menyadari apa yang terjadi.
2.5.7
Iklim Ketidakpercayaan
Manajer yang mempercayai pekerjanya membuat proses perubahan
semua tingkatan sumberdaya, agar lebih memahami hasil yang mungkin dapat
diperoleh dengan adanya perubahan.
2.5.11 Gangguan Tradisi Budaya dan/atau Hubungan Kelompok
Jika seseorang dipindahkan, dipromosika, atau ditunjuk kembali, akan
terjadi gangguan dalam dinamika kultural dan hubungan diantara kelompok.
Maka akan terjadi disequilibrium dalam tradisi budaya dan hubungan atar
kelompok, sehingga merubah kenyamanan yang telah dimiliki sebelumnya,
akibatnya kekhawatiran akan terjadinya gangguan tersebut membuat orang
menjadi resisten terhadap perubahan.
2.5.12 Konflik Pribadi
Keperibadian seseorang seringkali bertentangan dengan tuntutan kondisi
lingkungan. Perubahan yang menyebabkan berubahnya kondisi lingkungan yang
tidak sesaui dengan keperibadian seseorang menyebabkan orang menjadi resisten
terhadap perubahan. Keperibadian agen perubahan dapat menyebabkan resistensi,
apabila dalam cara mengemukakan pandangannya tidak tepat.
2.5.13 Kurangnya Kebijaksanaan dan/atau Waktu Tidak Tepat
Resistensi terhadap perubahan dapat terjadi karena perubahan disampaikan
dengan cara yang tidak bijaksana, tidak sensitive atau dilakukan pada waktu yang
tepat. Kesalahan tersebut dapat menyebabkan penolakan dan orang cenderung
untuk resisten terhadap perubahan. Rencana perubahan harus disosialisasikan
dengan bijaksana dan tepat waktu kepada seluruh karyawan sehingga dapat
dipahami dengan baik manfaatnya bagi organisasi dan dirinya, sehingga tidak
cukup alasan untuk menolak perubahan.
2.5.14 Sistem Penghargaan Tidak Memperkuat
Individual menolak suatu perubahan jika mereka tidak melihat adanya
penghargaan positif untuk kesediannya berubah. Untuk mendapatkan dukungan
terhadap perubahan perlu diciptakan sistem penghargaan yang memperkuat
perubahan. Orang dapat merasakan manfaat perubahan bagi dirinya sendiri.
Kelambaman Struktural
Organisasi memiliki mekanisme didalamnya yang menghasilkan stabilitas.
hanya berasa dari pekerjaan mereka sendiri,dan kelompok sosial dimana mereka
bekerja. Kelompok sosial tersebut dapat mempengaruhi kelompok kerja dalam
organisasi.
Secara individual orang ingin merubah perilakunya, namun tidak bisa dilakukan
karena norma kelompok tersebut. Akan tetapi suatu kelompok dapat memiliki
kekuasaan tertentu yang dapat hilang apabila terjadi perubahan.
2.6.3
yang terdapat dalam organisasi. Mereka atau pekerja yang sekarang mengkontrol
sumberdaya, memiliki keahlian, dan memegang kekuasaan mungkin takut
kehilangan posisi menguntungkan yang mungkin diperoleh dengan adanya
perubahan organisasi. Kelompok ini akan menunjukan resistensi terhadap
perubahan.
2.6.4
Kelompok
atau
seluruh
organisasi
yang
pernah
tidak
berhasil
sama lainnya. Jika merubah proses teknologi tanpa merubah struktur organisasi
yang tepat secara serempak, perubahan teknologi tidak akan diterima. Perubahan
yang harus dilakukan organisasi meliputi beberapa aspek penting yang harus
diperhatikan.
2.6.7
redistribusi
kekuasaan
mengambilan
keputusan
dapat
Tumbuhnya
iklim
saling
pengertian
dan
saling
5. Resistensi Saiyadain
bahwa
ketidaksukaan
perubahan
adalah
pembawaan
karakteristik manusia.
b. Tidak Nyaman dengan Ketidakpastian
Sebagai individu kita cenderung bervariasi tentnag bagaimana
kenyamanan kita tehadap ambiguitas, sebagaian akan meninggalkan bila
tujuan tidak diketahui.
c. Pengaruh Negatif Dirasakan terhadap Kepentingan
kesiapan perubahan juga dipengaruhi oleh persepsi orang tentang
kemungkinan
pengaruh
perubahan
pada
kepentingannya
seperti:
Kumulatif
Perubahan
Lain
dalam
Kehidupan
Seseorang
Kesiapan perubahan individual di tempat pekerjaan dipengaruhi
oleh factor lainnya yang terjadi dalam kehidupannya.
l. Dirasakan Bertentangan dengan Etika
melaksanakan
yang
menentang
perubahandengan
kuatnya.