PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Apa yang dimaksud dengan alat pendidikan? Alat pendidikan dapat diartikan sebagai
berbagai situasi dan kondisi, tingkah laku dan perbuatan, tindakan dan perlakuan yang diadakan
atau dilaksanakan dengan sengaja, berencana, dan yang langsung ataupun tidak langsung
dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan pengertian seperti itu, maka kita bisa
membedakan dua macam alat pendidikan, yaitu (1) alat pendidikan yang bersifat material dan (2)
alat pendidikan yang bersifat non material.
Alat Pendidikan yang Bersifat Material sering disebut alat atau media pengajaran kalau di
sekolah, misalnya buku-buku, gambar-gambar, alat-alat permainan, alat-alat peraga, alat-alat
laboratorium, dan segala macam alat perlengkapan yang diperlukan dalam menunjang
kelancaran proses pendidikan dan pengajaran. Alat pendidikan yang bersifat material ini telah
dikembangkan dan dimasukkan menjadi bagian yang mutlak dalam sistem pendidikan oleh
tokoh-tokoh aliran psikologis dalam pendidikan.
Alat Pendidikan yang Bersifat Non Material Yang dimaksud di sini adalah alat-alat
pendidikan yang tidak bersifat kebendaan, melainkan sebala macam keadaan dan atau kondisi,
tindakan dan perbuatan yang diadakan atau dilakukan dengan sengaja sebagai sarana dalam
melaksanakan pendidikan. Alat pendidikan yang bersifat non material dapat dibedakan: Alat
pendidikan yang bersifat menunjukkan dan mengarahkan, misalnya contoh, nasihat, bimbingan,
saran, dorongan, harapan, ajakan, perintah, peraturan (tata tertib yang mengharuskan), hadiah
dan sebagainya. Alat pendidikan yang bersifat mencegah dan membatasi, misalnya larangan,
peraturan-peraturan yang bersifat melarang atau mencegah, pembatasan, peringatan, hukuman,
dan sebagainya.
KEGIATAN
B. Kajian Pustaka
Secara umum, alat pendidikan adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mencapai
tujuan pendidikan. Amien Daien Indra Kusuma membedakan antara faktor dengan alat
pendidikan. Faktor adalah hal atau keadaan yang ikut serta menentukan berhasil tidaknya
pendidilkan. Sedangkan alat adalah langkah – langkah yang di ambil demi kelancaran proses
pendidikan. Dengan demikian, alat pendidikan menurut Indrakusuma berupa usaha dan
perbuatan.
Sementara itu, Ahmad D. Marimba memandang alat pendidikan dari aspek fungsinya,
yakni : alat sebagai perlengkapan , alat sebagai pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan
(untuk mencapai tujuan selanjutnya). Menurut pendapat ini, alat pedidikan bisa berupa usaha
atau perbuatan atau berupa benda atau perlengkapan yang bisa memperlancar atau
mempermudah pencapaian tujuan pendidikan.Dalam praktik pendidikan, istilah pendidikan
sering diidentikkan dengan media pendidikan, walaupun sebenarnya pengertian alat lebih luas
daripada media.
Media pendidikan adalah ”Alat, metode dan tekhnik yang digunakan dalam rangka
meningkatkan efektifitas komunikasi dan interaksi edukatif antara guru dan siswa dalam proses
pendidikan dan pengajaran di sekolah.”
C. Prosedur
1. Peneliti membuka acara (moderator)
2. Peneliti menyampaikan sedikit informasi mengenai alat alat pendidikan
3. Moderator mempersilahkan penyaji untuk menyampaikan materi tentang bagaimana
proses implementasi alat-alat pendidikan
4. Interaksi antara siswa dan penyaji
5. Pemberian reword pada siswa yang aktif pada saat kegiatan berlangsung.
D. Hasil Kegiatan
Alat pendidikan yang dipilih harus sesuai dan menunjang pencapaian tujuan yang
dimaksud.Begitu pula pada di SD Rulina Medan Sumatera Utara tujuannya hendak menyadarkan
anak agar “betah” belajar di rumah dibuat yang senyaman-nyamannya dengan fasilitas yang
memadai (lampu, meja, kursi, rak buku). Atau anak diingatkan apakah ada PR dari sekolah dan
sebagainya.
Pedomannya ialah penggunaan setiap alat pendidikan hedanya efisien dan efektif. Kalau
alat yang “kecil” atau “ringan” sudah efektif mengapa harus dipakai alat yang “besar” atau
“berat” sehingga memberatkan dan membahayakan anak. Contohnya tujuannya ingin supaya
anak bangun pagi dan anak itu anak yang patuh dan perasa (misalnya anak perempuan) cukuplah
dipanggil namanya sekali saja, tak usah berkali atau digedor-gedor pintunya.
Mengenai siapa orangnya yang akan menggunakan sesuatu alat pendidiakn maka
pertama-tama ia harus tahu benar apa tujuan yang hendak dicapai, dan akahirnya harus pandai-
pandai memilih alat pendidikan yang mana yang dimaksud. Kecuali itu orang yang akan
menggunakan alat itu harus memperhatikan waktu, tempat, situasi dan kondisi yang ada. Jadi
misalnya, kalau orang tidak tahu bagaimana cara menghukum yang pas kepada anak yang
memecahkan kaca, jangan mengenakan hukuman. Salah-salah menyinggung perasaan anak,
menyebabkan anak putus asa, dendam dan sebagainya. Lebih baik diberi nasihat saja atau
peringatan, yang penting anaknya sadar dan tidak mengulang lagi perbuatan yang sama
(memecahkan kaca).
Proses yang diharapkan terjadi dan dihayati anak ialah bahwa sesudah anak mendapat
perlakuan atau tindakan-tindakan dengan sesuatu alat penddiikan itu akan merasakan pengaruh
dan akibatnya, misalnya menyenangkan, mendorong, mengingatkan, dan sebagainya, atau
mungkin sebaliknya yaitu anak merasa susah mungkin menderita, menyesal, dan sebagainya.
Sesudah penghayatan tersebut lalu timbul proses berikutnya yaitu perenungan dan mawas diri
(instrosfeksi dan koreksi diri sendiri) pada diri anak. Anak akan mengingat-ingat dan
menimbang-nimbang baik buruk segala sikap dan perbuatan yang dilakukan pada masa-masa
lalu atau yang baru saja dikerjakan. Proses ini menghasilkan pengenalan dan pengakuan terhadap
diri sendiri, terhadap sikap dan segala perbuatannya. Akhirnya anak mengerti dan menyadari
akan segala kelebihan dan kekurangannya, kebaikan dan keburukannya, “kebodohan” dan
kemampuannya, dan sebagainya. Pengenalan, pengertian dan kesadaran pada diri sendiri inilah
yang akan menjadi “batu loncatan” anak menuju ke tingkat yang lebih baik dan lebih maju.
Inilah tujuan dari penggunaan alat pendidikan.
Ada satu hal yang perlu mendapat perhatian para orang tua, guru dan pendidik pada
umumnya, yaitu hendaknya tidak menggunakan banyak alat pendidikan sekaligus. Penggunaan
banyak alat pendidikan sekaligus atau polyprogmesi ada kemungkinan akan mengakibatkan
kelelahan jiwa, patisme (sikap acuh tak acuh) atau sebaliknya yaitu membandel dan melawan.
Kalau demikian maka alat pendidikan telah kehilangan keampuhan dan efektivitasnya, alhasil
tujuan pendidikan yang dimaksud tak tercapai.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alat pendidikan berperan penting dalam proses belajar mengajar untuk mewujudkan
tujuan pendidikan yang sesuai dengan harapan. Peran alat pendidikan perlu dikembangkan secara
optimal agar menunjang kelancaran proses pendidikan.
Alat pendidikan itu sendiri terdiri dari dua jenis yaitu alat pendidikan material dan alat
pendidikan non material. Alat pendidikan material adalah segala bentuk perlengkapan yang
digunakan untuk membantu proses belajar mengajar yang mencakup sarana dan prasarana.
Sebaliknya, alat pendidikan non material adalah berupa suatu tindakan dan perbuatan atau situasi
yang dengan sengaja dilakukan untuk membantu pencapaian tujuan pendidikan. Karakteristik
alat pendidikan menjadi bagian yang perlu dipahami oleh pendidik dalam melaksanakan proses
pendidikan. Pemahaman yang benar dan tepat tentang manusia dan alat - alat pendidikan
diperlukan terutama oleh pendidik dan calon-calon pendidik dalam dunia pendidikan karena
mereka dipersiapkan meretas manusia-manusia baru
Karena itu diharapkan akan menjadi salah satu acuan bagi pendidik dilingkungan dalam
menelusuri dan memahami secara kritis hakekat alat-alat pendidikan . dan anak didik yang sesuai
dengan ketentuan yang ada.
B. Saran
Penggunaaan alat pendidikan dipengaruhi oleh kecakapan pendidik yang harus
menyesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai, dan sebagai seorang pendidik diharapkan harus
menghindari tindakan yang memaksa. Penggunaan alat pendidikan juga dipengaruhi oleh pribadi
yang akan memakainya. Pemakai alat pendidikan juga harus dapat menyesuaikan diri dengan
tujuan yang dikandung oleh alat itu. Penggunaan alat pendidikan mempunyai hubungan yang
erat dengan sifat kepribadian pemakainya yang merupakan sifat khas dari alat pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA