Anda di halaman 1dari 13

ALAT/MEDIA PENDIDIKAN ISLAM

Wilda Razaqna, Sarifah Sugandha, Nona Al Mayang, Tedi Surya


STAI Syekh H.Abdul Halim Hasan Al-Ishlahiyah Binjai

Abstrak

Menuntut ilmu adalah kewajiban semua umat manusia baik laki-laki maupun perempuan. Dalam
menuntut ilmu terdapat proses interaksi antara pendidik dan peserta didik, akan tetapi dalam proses
menuntut ilmu seiring berjalannya waktu menjadi tidak efektif dan membosankan yang menyebabkan
tujuan belajar tidak dapat tercapai sebagaimana mestinya, hal demikian terjadi jika proses menuntut
ilmu dalam penerapan lingkungan menjadi alat/media yang efektif untuk belajar tidak dirancang
dengan baik Dalam proses belajar mengajar, tentu harus merancang lingkungan agar terciptanya
proses belajar yang menyenangkan dan efektif. Lingkungan yang dirancang dengan baik akan
menciptakan suasana belajar berlangsung efektif agar tujuan pembelajaran bisa tercapai. Maka perlu
diperhatikan segala sesuatu yang mendukung proses tersebut.

Kata kunci: Alat/Media Pendidikan Islam

A. PENDAHULUAN

Dalam mengajar, hal yang perlu diperhatikan adalah proses, karena dari sebuah proses
itulah akan menentukan tujuan belajar akan tercapai atau tidak tercapai. Dalam proses
mengajar ada banyak faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran. Salah
satunya ialah alat/media pendidikan
Alat/media pendidikan sangat berkaitan untuk menciptakan suasana yang kondusif
dan efektif karena alat/media pendidikan mempunyai peran yang sangat penting.
Alat/media pendidikan merupakan sarana yang mendorong suasana pembelajaran
terutama yang berkaitan dengan indera pendengaran dan penglihatan.
Pembelajaran PAI dengan penggunaan media pembelajaran merupakan suatu
keharusan, karena tanpa media tentunya sulit bagi guru untuk dapat menyampaikan
pesan pembelajaran dengan baik. Perkembangan IPTEK juga mengharuskan media
pembelajaran Pendidikan Islam untuk dapat mengikutinya, sehingga perkembangan
IPTEK tersebut juga dapat diimplementasikan dalam pembelajaran pendidikan Islam.
Dalam proses belajar mengajar pendidikan Islam, kehadiran media pembelajaran sangat
penting artinya dan merupakan suatu keharusan. Ketiadaan media sangat memengaruhi
proses belajar mengajar, media pembelajaran dapat membantu mengatasi ketidakjelasan
materi yang disampaikan menjadi jelas dan mudah diterima oleh siswa. Semakin
banyaknya media yang ada akan semakin memudahkan para guru khususnya guru
pendidikan Islam untuk mendesain atau merancang media pembelajaran sesuai dengan

1
materi pelajaran.
Dengan adanya media pembelajaran, maka kebiasaan lisan dan tulisan di perkaya
dengan alat/media pembelajaran. Dengan adanya media pembelajaran, guru dapat
menciptakan suasana belajar yang menarik dan tidak monoton, karena dalam suasana
belajar, kemampuan yang terpenting adalah pendidik dan peserta didik yang selalu aktif
berinteraksi. Dari berbagai komponen pelajar meliputi perkembangannya, tingkat
kesiapan minatnya dan sebagainya. Sedangkan komponen pengajar meliputi Tingkat
kemampuan, minat, waktu, wibawa, status dan sebagainya.
Menurut Edgar Dale mengklarifikasikan pengalaman belajar dari yang paling kecil
yang paling abstrak, dan ide yang abstrak dapat dikonkretkan dengan menggunakan alat
atau media pendidikan dalam pembelajaran. Alat atau media pendidikan inilah yang
dapat dijadikan sebagai strategi pembelajaran yang efektif untuk mencapai suatu tujuan
belajar dalam kegiatan belajar mengajar.

B. ALAT/MEDIA PENDIDIKAN
1. Pengertian Alat/Media Pendidikan
Kata “media” berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
“medium”, yang secara harfiyah memiliki arti “perantara” atau pengantar.1 menurut
Association for Education and Communication Technology (AECT), media ialah segala
bentuk yang diprogramkan untuk suatu proses penyaluran informasi. Dan menurut
Education Association, media merupakan benda yang dimanipulasikan, dilihat, didengar,
dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam
kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektivitas program instruksional.2
Dalam bahasa Arab, media adalah perantara (‫ )وسائل‬atau pengantar pesan dari
pengirim kepada penerima pesan.Selain itu, media adalah alat bantu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim (komunikator) ke penerima pesan
(komunikan) sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.3

1 Yusufhadi Miarso. 1986. Teknologi Komunikasi Pendidikan: Pengertian dan Penerapannya di Indonesia. Jakarta: Pustekkom

Dikbud dan CV Rajawali. hlm. 25.

2 Ahmad Sabri. 2005. Strategi Belajar Mengajar dan micro Teaching. Ciputat: Quantum Teaching. hlm. 112.

3 Unang Wahidin. 2015. “Interaksi Komunikasi Berbasis Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar”. Edukasi Islami:

Jurnal Pendidikan Islam. P-ISSN: 2252-8970. E-ISSN: 2581-1754. Vol.04, No. 07. hlm. 819.

2
Pengertian alat/media belajar sebenarnya memiliki kesamaan dam merupakan dua
hal yang tidak bisa dipisahkan sebagaimana yang disebutkan oleh Zakiah Darajat yang
dikutip dari Samsul Rizal menyebutkan pengertian alat pendidikan sama dengan media
pendidikan sebagai sarana pendidikan. 4Sementara para ahli menggunakan istilah audio
visual aids (AVA), teaching material, instructional material. Pada pengertian yang diatas
dapat dijelaskan bahwa alat dan media memiliki kesamaan yang berfungsi untuk
mempermudah proses belajar mengajar pada dunia pendidikan.
Menurut Indra Kusuma yang mengemukakan bahwa alat pendidikan adalah
langkah-langkah yang diambil demi kelancaran proses pendidikan. Pendapat diatas
menjelaskan bahwa alat pendidikan merupakan suatu keputusan atau alternative yang
digunakan guna mempermudah proses belajar dan mengajar. Pada pendapat diatas juga
menjelaskan bahwa alat pendidikan bisa berbentuk usaha atau perbuatan yang dijalankan
untuk mempermudah dunia
Dalam hal ini batasan makna media pendidikan dirumuskan pada beberapa
batasan. Diantaranya, Gegne menyebutkan bahwa media adalah berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang peserta didik untuk belajar.
Dengan demikian gagne mengartikan bahwa alat pendidikan merupakan hal-hal yang ada
disekitar peserta didik yang dapat membuat peserta didik lebih berminat lagi untuk
belajar.
Sementara Brigs mendefinisikan media sebagai salah satu bentuk alat fisik yang
dapat menyajikan pesan yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Pada teori-teori
diatas menjelaskan bahwa alat yang dimaksud adalah alat dalam bentuk fisik yang
berfungsi untuk membantu anak-anak untuk belajar. Lebih jauh Vernous, sebagaimana
dipopulerkan oleh Zakiah Daradjat yang dikutip dalam Samsul Rizal menyebutkan
bahwa media pendidikan adalah sumber belajar dan dapat juga diartikan dengan manusia
dan benda atau peristiwa yang membuat kondisi siswa mungkin memperoleh
pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Media pendidikan sejati nya merupakan segala
sesuatu yang digunakan untuk membantu proses belajar mengajar agar target belajar
tercapai.5

4
Zakiah Daradjat dalam Samsul Rizal, Ilmu Pendidikan Islam, (Medan: Merdeka Kreasi Group, 2021),
Hlm. 124

5 Ibid

3
Alat pendidikan Islam yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai
tujuan pendidikan Islam,dengan demikian maka alat ini mencangkup apa saja yang dapat
digunakan dan mempunyai peranan penting sebab alat/media dapat digunakan untuk
menuntun atau membimbing anak dalam masa pertumbuhannya agar kelak menjadi
kepribadian muslim yang di ridhoi oleh Allah Ta'ala.
Alat pendidikan islam merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk
membantu generasi-generasi islam agar lebih mengenal agamanya secara keseluruhan.
Hal tersebut sangatlah membantu umat islam agar menjadi lebih kuat lain dalam
membela agamanya, lebih taat kepada aturan-aturan yang di ridhoi oleh Allah SWT.
Dalam kehidupannya, Nabi Muhammad Saw. menjadi Rasulullah Saw. juga
memiliki peran sebagai pendidik yang menyampaikan dan mengajarkan risalah agama
Islam yang agung. Dalam proses pengajaran tersebut Rasulullah Saw. telah
menggunakan alat dan media baik berupa benda maupun bukan benda yang
membantunya dalam mendidik peserta didik yang pada saat itu adalah umat Islam
periode awal yang dalam istilah ilmu Hadis dikenal dengan sebutan Sahabat Nabi.
Sebagai generasi emas yang telah di didik langsung oleh Rasulullah Saw., para sahabat
menjadi manusia seutuhnya sebagaimana tujuan dari pendidikan Islam.6

2. Jenis Alat/Media Pendidikan Islam


Pada jenis-jenis dari alat/media pendidikan sangatlah banyak, namun para ahli
telah mengklasifikasikan jenis media pendidikan menjadi dua bagian yaitu alat
pendidikan yang bersifat benda (materi) dan alat pendidikan yang bukan benda (non
materi).
1) Alat Pendidikan Yang Bersifat Benda
Menurut Zakiah Daradjat sebagaimana dikutip dari Samsul Rizal, alat
pendidikan yang berupa benda adalah, Pertama: media tulis, seperti Al Qur'an, hadits,
tauhid, fiqh, sejarah. Kedua: benda-benda alam seperti hewan, manusia, tumbuh-
tumbuhan, dsb. Ketiga: Gambar-gambar yang dirancang seperti grafik. Keempat:
Gambar yang diproyeksikan seperti video, transparan. Kelima:Audio Recording (alat
untuk didengar) seperti kaset/dvd, tape radio.
Kemudian Oemar Hamalik menyebutkan, secara umum alat pendidikan
material terdiri dari: pertama, bahan-bahan cetakan atau bacaan, di mana bahan-bahan

6 Zainal Abidin, WAWASAN HADITS TETANG ALAT/MEDIA PENDIDIKAN, Jurnal ANSIRU PAI Vol.2, No.2, hlm.110

4
ini lebih mengutamakan kegiatan membaca atau penggunaan symbol-symbol kata dan
visual. Kedua, alat-alat audio visual yakni alat-alat yang dapat digolongkan pada:

1. Alat tanpa proyeksi seperti papan tulis dan diagram


2. Media pendidikan tiga dimensi, seperti benda asli,peta
3. Alat pendidikan yang menggunakan teknik seperti radio, tepe recorder,
transparansi.

Ketiga, sumber-sumber masyarakat, seperti peninggalan sejarah.Keempat,


kumpulan benda-benda (material collection), seperti dedaunan, benih, batu, dan
sebagainya. Di samping keempat kelompok diatas yang dipaparkan oleh Oemar
Hamalik dapat kita tambahkan alat pendidikan yang bersifat benda yaitu media alam
seperti pantai, gunung, hutan , sungai dan lain-lain.
Tampaknya pengklasifikasian alat pendidikan yang berbentuk benda versi
Zakiah Daradjat cukup luas, sebab tidak hanya menyangkut benda yang digunakan
oleh pendidikan dalam penyampaian pesan, tetapi manusia sebagai sumber belajar,
sekaligus sebagai alat pendidikan. Berbeda halnya dengan alat pendidikan yang
berbentuk benda yang dikemukakan oleh para pakar pendidikan lainnya, lebih
menekankan pada benda atau alat yang digunakan dalam interaksi pendidikan dalam
konteks keterlibatan alat dari yang dominan berperan dalam menerima pesan
pengajaran, sebagaimana digambarkan berikut.
Kemudian selanjutnya menurut versi Arif S. Sadiman, yang termasuk alat
pendidikan material adalah media grafis, dengan cara menuangkan pesan pengajaran
ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Yang termasuk ke dalam media grafis
adalah: gambar, foto, sketsa, bagan, char, diagram, papa, poster, dan kartun.
Sementara itu, Ronald H.Anderson menuturkan, yang termasuk media dalam
bentuk material adalah media auditif, dimana pesan-pesan pengajar dituangkan dalam
lambang-lambang auditif, yang termasuk media adalah, tape recorder dan radio.
Di samping media visual dan media auditif, media audio visual merupakan
media yang berhubungan dengan indra pendengaran dan indra penglihatan sekaligus.
Dengan menggunakan media ini pesan-pesan pengajaran dapat disaksikan dan
didengarkan langsung pada saat bersamaan, yang termasuk pada jenis ini adalah TV
dan radio. Bagaimana TV sebagai medium yang menarik, dan dapat menyajikan
kejadian terakhir, malah peristiwa secara langsung. Namun agaknya TV belum dapat
menggantikan eksitensi guru di depan kelas. Demikian Juga halnya walaupun dapat

5
diputar berulang-ulang, juga tidak mungkin menggantikan keberadaan guru di kelas.
Selain itu media audio visual merupakan media yang pembelajaran yang
paling sering digunakan pada saat ini. Di zaman yang serba canggih pada saat ini
media audio visual merupakan media yang paling jitu dan yang paling mudah diakses
oleh masyarakat.
Selain media yang digambarkan di atas, media proyeksi visual, media proyeksi
visual sebenarnya sangat membantuk dalam pekerjaan, belajar, dan presentasi, hanya
saja media ini tergolong mahal tidak banyak orang yang mampu untuk membelinya.
Cara kerja dari media proyeksi visual yaitu pesan yang akan disampaikan harus
diproyeksikan dengan proyektor,. Yang termasuk media ini adalah film bingkai, suatu
film transparan yang biasanya dibungkus bingkai, kemudian film bingkai, di mana
gambar pada film bingkai berurutan yang merupakan satu kesatuan, seterusnya
transparan (overheadtransparancy), dan yang terakhir adalah mikrofis, di mana film
transparan berisikan lambang-lambang visual yang kecil yang tidak bisa dilihat
dengan mata telanjang.
Secara umum tidak terdapat perbedaan yang berarti tentang alat pendidikan
yang berbentuk benda, perbedaannya hanya terletak pada pemakaian istilah dalam
memformulasikan. Namun yang jelas, alat pendidikan dalam bentuk benda perlu
digunakan dalam proses pendidikan dan pengajaran secara bervariasi sesuai dengan
situasi dan kondisi yang ada. Sebelum alat itu digunakan perlu diseleksi untuk
menentukan mana yang tepat sesuai dengan tujuan pendidikan islam, materi dan
sebagainya.
Dalam konteks Ilmu Pendidikan Islam, M. Arifin menuturkan, alat pendidikan
harus menggandung nilai-nilai operasional yang mampu mengantarkan kepada tujuan
pendidikan Islam yang sarat dengan nilai-nilai. Alat pendidikan yang polipragmatis
dan monopragmatis, paling tidak mengandung nilai paedagogis dan bukan merusak7.

2) Alat Pendidikan Yang Bukan Benda


Selain alat/media berupa benda, juga terdapat alat/media yang bukan berupa
benda. Diantara alat/media pengajaran yang bukan berupa benda itu adalah: (a)
keteladanan, (b) perintah dan larangan, (c) ganjaran dan hukuman, yang akan
dijelaskan berikut ini:

7 H.M Arifin Dalam Samsul Rizal, Ilmu Pendidikan Islam, (Medan: Merdeka Kreasi Group, 2021), hlm. 127

6
a. Keteladanan
Keteladanan merupakan sifat yang bersifat mengikuti seseorang yang
memiliki kehebatan baik dalam segi berfikir, teladan dalam hal ilmu. Kita sebagai
umat muslim memliki teladan yang secara langsung diutus oleh Allah SWT yaitu nabi
Nabi Muhammad SAW yang ditunjuk secara langsung oleh Allah agar seluruh umat
muslim untuk mengikuti apa-apa saja yang dia ajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Pada umumnya manusia memerlukan figur identifikasi (uswah Al-Hasanah)
yang dapat membimbing manusia ke arah kebenaran, untuk memenuhi keinginan
tersebut Allah mengutus Nabu Muhammad menjadi tauladan bagi manusia. Kemudian
kita diperintahkan untuk mengikuti Rasul, diantaranya memberikan tauladan yang
baik. Untuk menjadi sosok yang ditauladani, Allah.
Memerintahkan kepada manusia selaku khalifah fi al-ardh mengerjakan
perintah dan Allah dan Rasul sebelum mengajarkannya kepada orang yang
dipimpinnya. Termasuk dalam hal ini sosok pendidik yang harus ditauladani oleh
anak didik.
Pendidik dalam konteks Ilmu Pendidikan Islam, berfungsi sebagai warasatu al
anbiyu yang pada hakikatnya mengemban misi sebagai rahmatan lil al ‘alamin, yakni
suatu misi yang mengajak manusia untuk tunduk dan taat hukum-hukum Allah.
Kemudian misi ini dikembangkam kepada pembentukan kepribadian yang berjiwa
tauhid, kreatif, beramal shaleh serta bermoral tinggi sebagai warasah al anbiya
seorang pendidik harus memiliki sifat-sifat yang terpuji (mahmudah).
Menurut Imam Al-Ghazali, seperti yang disitir oleh Fathinah Hasan Sulaiman,
terdapat beberapa sifat penting yang harus dimiliki oleh guru sebagai orang yang
diteladani, yaitu (1) amanah dan tekun bekerja, (2) bersifat lemah lembut dan kasih
sayang terhadap murid, (3) dapat memahami dan berlapang dada dalam ilmu serta
orang-orang yang mengajarkannya, (4) tidak rakus pada materi, (5) berpengetahuan
luas, serta (6) istiqamah dan memegang teguh prinsip. Al-Ghazali juga menambahkan
bahwa terdapat beberapa sifat penting yang harus terinternalisasi dalam diri murid,
yaitu (1) rendah hati, (2) mensucikan diri dari segala keburukan, serta (3) taat dan
istiqamah. Karena beberapa sifat terakhir perlu dimiliki murid, maka guru hendaknya
menjadi teladan dari sifat-sifat tersebut.
Dalam berbagai hal dalam pendidikan, keteladanan pendidik merupakan alat
pendidikan hang sangat penting, bahkan yang paling utama. Seperti yang terdapat
dalam ilmu jiwa, dapat diketahui bahwa sejak kecil manusia itu terutama anak-anak

7
telah mempunyai dorongan meniru, dan suka mengidentifikasikan diri terhadap orang
lain atau tingkah laku orang lain, terutama terhadap orang tua dan gurunya. Oleh
karena itu guru harus selalu mencerminkan akhlak yang mulia di manapun ia berada,
baik di sekolah, dikeluarga, maupun di lingkungan masyarakat. Oleh karena sifat-sifat
guru dapat dijadikan sebagai teladan bagi murid, maka dalam hal ini posisi guru
sebagai alat yakni alat yang ditiru oleh murid.
b. Perintah dan dan larangan
Sebagai seorang muslim tentunya kita harus mengkuti ajaran-ajaran yang
sudah di ajarkan oleh Nabiyullah yakni Nabi Muhammad SAW yang mengajarkan
kebaikan dan melarang untuk berbuat mungkar yang kita kenal dengan melaksanakan
“amar ma'ruf nahi munkar”. Amar ma'ruf nahi munkar merupakan alat dalam
pendidikan. Perintah dan l adalah suatu keharusan untuk berbuat atau melakukan
sesuatu. Dalam hal ini perintah dan itu bukan hanya apa yang keluar dari mulut
seseorang yang harus dikerjakan oleh orang lain, tetapi termasuk pula anjuran,
pembiasaan dan peraturan-peraturan umum yang harus ditaati oleh peserta didik.
Tiap-tiap perintah dan dan peraturan dalam pendidikan mengandung norma-norma
kesusilaan, jadi bersifat memberi arah atau mengandung tujuan ke arah perbuatan
susila.
Di dalam Al-Qur'an banyak ayat dapat diambil sebagai dasar konsep larangan,
sebagai alat. Firman Allah SWT “janganlah kamu dekati kejahatan itu, baik yang
terang daripadanya maupun yang tersembunyi”. Larangan mendekati perbuatan
tercela berarti pula bahwa sarana untuk kejahatan itu harus disingkirkan sebab dalam
diri manusia ada fitrah ingin tahu, ingin mencoba. Disinilah letak peran pendidik
untuk mengarahkan keingintahuan anak lada hal-hal negatif (tidak baik).
Ganjaran disebut juga dengan targhib, Hasan Langgulung menyebutkan
dengan tsawab. Istilah tsawab digunakan dalam berbagai ayat dalam Al-Qur'an yang
berarti sesuatu yang diperoleh seseorang dalam hidup ini atau di akhirat karena telah
mengajarkan amal kebajikan.
Lebih jauh lagi Hasan Langgulung “mengatakan bahwa ganjaran diberikan
untuk mengekalkan/menguatkan tingkah laku yang diingini. Dalam psikologi
Pendidikan tersebut denganreinforcement.Ganjaran dapat diklasifikasikan kepada dua
bentuk; pertama, dalam bentuk material, seperti pemberian hadiah, bingkisan . Kedua,
dalam bentuk immaterial, apakah melalui tindakan seperti menepuk bahu anak didik
maupun melalui ucapan.Manakala pendidikan tidak memberikan reinforcement atau

8
ganjaran kepada anak didik yang telah memperoleh presentasi sebagai Hasil belajar
dapat diartikan secara implisit bahwa pendidikan belum memanfaatkan alat
pengajaran seoptimalnya. Tepat sekali Hasan Langgulang berkomentar tentang hal
ini, “tidak memberikan reinforcement / ganjaran sama dengan memberikan hukuman
(punishment). Namun harus diingat, sebagai reinforcement, ganjaran tidak harus
bersifat materi, kalaupun digunakan harus ditunjukan bahwa ia hanyalah sebagai alat,
bukan sebagai tujuan. Suatu perintah dan akan mudah ditaati oleh anak-anak jika
pendidik sendiri menaati dan hidup menurut peraturan-peraturan itu, atau jika harus
dilakukan oleh anak-anak itu sudah dimiliki dan menjadi pedoman pula bagi hidup si
pendidik.
Perintah dan l mempunyai kaitan yang erat dengan keteladanan. Misalnya
seorang guru yang selalu datang terlambat dalam mengajar, tidak mungkin ditaati
perintahnya bila ia memerintahkan agar murid selalu datang tepat dan waktunya.
Tidak mungkin suatu aturan sekolah akan ditaati oleh murudnya jika guru sendiri
tidak mematuhi peraturan-peraturan yang dibuatnya itu. Dalam memberikan perintah
dan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatian, yaitu (1) jangan Memberikan
perintah dan kecuali karena diperlukan (2) hendaknya perintah dan itu dengan
ketetapan hati dan niat yang baik, (3) jangan memerintahkan kedua kalinya jika
perintah dan pertama belum dilaksanakan, (4)perintah dan hendaknya benar-benar
dipertimbangankan akan akibatnya, (5) perintah dan hendaknya bersifat umum,
bukan bersifat khusus. Di samping memberikan perintah dan , sering kali pula
pendidikan harus melarang perbuatan anak-anak. Larangan itu biasanya dikeluarkan
jika anak melakukan sesuatu yang tidak baik, yang mungkin dapat membahayakan
dirinya.Larangan, sebenarnya sama saja dengan perintah dan , kalau perintah dan
merupakan suatu keharusan untuk berbuat sesuatu keharusan untuk berbuat sesuatu
yang bermanfaat, maka larangan merupakan keharusan untuk tidak melakukan
sesuatu yang merugikan. Misalnya larangan untuk bercakap-cakap dengan suara
besar, larangan melakukan perbuatan yang tidak baik,larangan untuk bergaul dengan
dengan orang-orang asusila,dan sebagainya. Biasanya larangan ini disertai sanksinya.
Di dalam keluarga umumnya larangan itu merupakan alat mendidik yang
banyak dipakai oleh para ibu dan bapak. Namun demikian baik bagi pendidik maupun
bagi orang tua, hendaknya melarang anak itu sesekali saja. Sebab anak yang selalu
anak yang selalu dilarang dalam segala perbuatan dan permainannya sejak kecil, akan
dapat menghambat perkembangan dirinya. Larangan yang terdahulu sering dilakukan

9
akan mengakibat sifat yang kurang baik, seperti keras kepala atau melawan, pemalu
dan penakut , perasan kurang harga diri, kurang mempunyai perasaan tanggung
jawab, pemurung atau pesimis, acuh tak acuh terhadap sesuatu (apatis), dan
sebagainya. Oleh karna itu larangan itu. seharusnya tidak terlalu sering, tetapi pada
saat saat yang diperlukan saja.
c. Ganjaran dan Hukuman
Ganjaran merupakan sesuatu yang menyenangkan yang dijadikan sebagai
hadiah bagi anak yang Berprestasi baik dalam belajar, dalam sikap perilaku. Yang
terpenting dalam ganjaran hanya hasil yang dicapai seseorang anak, dan dengan hasil
tersebut pendidikan dapat membentuk kata hati dan kemauan yang lebih dari baik dan
lebih keras kepada anak itu.
Ganjaran tersebut dapat dilakukan oleh pendidik dengan cara bermacam-
macam, antara lain (1) guru mengangguk-anggukkan kepala tanda senang dan
memberikan suatu jawaban yang diberikan oleh seorang anak. (2) guru memberikan
kata-kata yang mengembirakan (pujian), (3) guru memberikan benda-benda yang
menyenangkan dan berguna bagi anak-anak, dan sebagainya.
Memang di akui, banyak yang tidak menyetujui hukuman dalam bentuk
pukulan, seperti halnya ibnu khaldun, yang pernah berkata: "akhlak yang timbul dari
kekerasan dan paksaan mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap anak didikdan
juga bagimasyarakat. Jika hukuman di berikan kepada anak terlalu berat/tidak sesuai
dengan kasalahannya akan berdampak negatif terhadap kepribadian anak, bahkan
dapat menghilangkan aktifitas anak.”

C. PENGARUH ALAT/MEDIA PENDIDIKAN ISLAM TERHADAP


PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Di dalam pendidikan islam, alat/media itu jelas sangat di perlukan. Pendidikan
saat ini memasuki tahap krisis, yaitu krisis jati diri, ideologi, karakter dan krisis
kepercayaan. Banyak siswa tak mengenal jati diri, semua itu akibat pengaruh globalisasi.
Budaya kekerasan dan kemerosotan budi pekerti yang menimpa anak-anak usia sekolah
belakangan ini semakin terasa. Banyak oknum anak didik yang sering dinilai kurang
memiliki sopan santun baik di rumah, di sekolah dan di masyarakat.
Terlebih dengan kondisi remaja yang berperan sebagai calon penerus bangsa yang
masih memerlukan bekal untuk masa depannya. Telah banyak dari mereka yang

10
menyimpang dari norma-norma agama Islam sebagai agama universal yang selalu dapat
menjawab semua tantangan masa depan maupun masa yang akan datang.
Dengan keterbatasan yang dimiliki, manusia seringkali kurang mampu
menangkap dan menanggapi hal-hal yang bersifat abstrak atau yang belum pernah
terekam dalam ingatannya. Untuk menjembatani proses internalisasi belajar mengajar
yang demikian, diperlukan media pendidikan yang memperjelas dan mempermudah
peserta didik dalam menangkap pesan-pesan pendidikan yang disampaikan. Oleh karena
itu, semakin banyak peserta didik disuguhkan dengan berbagai media dan sarana
prasarana yang mendukung, maka semakin besar kemungkinan nilai-nilai pendidikan
mampu diserap dan dicernanya.8
Maka dari itu alat media pengajar itu memiliki peranan besar yang berpengaruh
terhadap pencapaian tujuan pendidikan yang di inginkan. Terdapat pendapat beberapa
ahli pendidikan mengenai manfaat atau kegunaan dari alat/media ini dalam pendidikan
atau dalam proses blajar mengajar Yusuf Hadi Miarso dkk, mengatakan bahwa alat/
media itu memiliki nilai-nilai praktis yang brupa kemampuan ataralain (1) membuat
konkrit konsep yang abstrak, (2) membawa obyek yang sukar didapat ke dalam
lingkungan blajar siswa, (3) menampilkan obyek yang terlalu besar, (4) menampilkan
obyek yang tidak dapat di amati oleh mata tlanjang, (5) mengamati grakan yang terlalu
cepat, dll.
Secara lebih khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci Kemp dan
Dayton (1985) misalnya, 9mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran
yaitu:
1) Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.
2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.
3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
4) Efisiensi dalam waktu dan tenaga.
5) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
6) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan
kapan saja.
7) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses
belajar.

8 Cheppy Sunzhupy, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), hlm. 25

9 Isran Rasyid Karo-Karo S dan Rohani, Manfaat Media Dalam Pembelajaran, (AXIOM: Vol. VII, No. 1, Januari-Juni 2018), hlm. 94

11
8) Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.

Sementara itu abu bakar Muhammad, juga berpendapat bahwa kegunaan


alat/media itu antara lain adalah (1) mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dan
memperjelas materi plajaran yang sulit, (2) mampu mempermudah pemahaman, dan
menjadikan plajaran lebih hidup dan menarik, (3) merangsang anak untuk bekerja dan
menggerakan nakuri kecintaan menelaah ( blajar) dan menimbulkan kemauan yang keras
untuk mempelajari sesuatu, (4) membantu pembentukan kebiasaan, melahirkan pendapat,
memperhatikan dan memikirkan suatu plajaran,(5) menimbulkan kekuatan perhatian
( ingatan) mempertajam, indra melatihnya, memperhalus prasaan dan cepat belajar.
Selain alat/media yang brupa benda perlu di kembangkan dalam pendidikan
islam, alat/media yang bukan benda pun perlu juga mendapatkan perhatian yang serius,
dan pendidikan islam sangat berperan sekali untuk tugas itu, sehingga murid-murid akan
memiliki akhlak, moral yang luhur, itulah yang membedakan pendidikan islam dengan
pendidikan yang lainnya
Dengan demikian, apabila pendidikan islam memanfaatkan dan mengembakan
alat/media pengajaran tersebut di dalam media pelaksanaan pendidikan, maka peserta
didik akan memiliki pemahaman yang bagus tentang materi yang di dapatkan, dan juga
memimiliki moral dan akhlak yang tinggi. Sehingga besar kemungkinan dengan
memperhatikan alat/media pengajaran itu tujan pendidikan islam akan tercapai secara
efektif dan efesien.

D. KESIMPULAN
Dengan demikian, apabila dalam proses belajar mengajar memanfaatkan dan
mengembangkan alat/media pendidikan maka peserta didik akan memiliki daya tarik dan
minat yang bagus tentang materi yang didapatkan, sehingga dengan terciptanya suasana
belajar menyenangkan efektif maka tujuan pembelajaran akan tercapai sesuai
programnya. Dalam menciptakan lingkungan belajar yang tidak menonton dengan
menjadikan alat/media sebagai variasinya maka akan mendukung pelajar yang tidak
membosenkan bahkan mrnjadi proses belajar yang efektif.

DAFTAR PUSTAKA
Rizal, Samsul, Ilmu Pendidikan Islam, Medan: Merdeka Kreasi Group, 2021.

12
Rizal, S. Dan Yunita, RD, 2020. Pengaruh Pendidikan Budi Pekerti Dalam Keluarga
Terhadap Akhlak Siswa, Jurnal Ansiru PAI. 4 (2): 111.

Hemawati. Dan Kesuma, RD, 2020. Upaya Badan Kemakmuran Mesjid (BKM) Al-Ikhwan
Dalam Mengantisipasi Perilaku Negatif Remaja Masjid, Jurnal Ansiru PAI 4 (2): 126.

Zainal Abidin, WAWASAN HADITS TETANG ALAT/MEDIA PENDIDIKAN, Jurnal ANSIRU


PAI Vol.2, No.2

Setiawan, Agus. Merancang Media Pembelajaran PAI Di Sekolah, (Darul Ulum: Jurnal
Ilmiah Kegamaan, Pendidikan dan Kemasyarakatan, 2019)

Wahidin, Unang. Syaefuddin, Ahmad,. Media Pendidikan Dalam Persepektif Pendidikan


Islam, Edukasi Islam, Jurnal Pendidikan Islam Vol.07, No. 1

Cheppy Sunzhupy, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011).

Hardianto, Deni, 2020. Media Pendidikan Sebagai Sarana Pembelajaran Yang Efektif,
Majalah Ilmiah Pembelajaran, Vol. 1, Hal, 99.

Taufik Pai, Alat dan Media Pendidikan Islam, di akses dari http://goodpaperr.blogspot.com/2012/11/alat-

dan-media-pendidikan-islam.html?m=1 pada tanggal 18 Maret 2021

Rasyid, Isran, dan Rohani, Manfaat Media Dalam Pembelajaran, (AXIOM: Vol. VII, No. 1,
Januari-Juni 2018), hlm. 94

13

Anda mungkin juga menyukai