DISUSUN OLEH
NURLAILI
MEDAN
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan Karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dari mata kuliah Perbandingan
Pendidikan tepat pada waktunya.
Kami harap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan pembaca. Namun
terlepas dari itu, saya memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi untuk kedepannya.
DAFTAR ISI
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Alat dan media pendidikan memiliki arti yang sama yaitu sebagai sarana
pendidikan. Term alat berarti barang sesuatu yang dipakai untuk mencapai suatu
maksud sedangkan media berasal dari bahasa latin dan berbentuk jamak dari
medium secara harfiah berarti pengantar atau pengantar.
Alat pendidikan adalah tindakan atau perbuatan atau situasi atau benda yang
dengan sengaja diadakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Alat pendidikan
ternyata mencakup pengertian yang luas, termasuk kedalamnya alat yang berupa
benda maupun bukan benda. Alat pendidikan yang berupa benda seperti ruangan
kelas, perlengkapan belajar dan yang sejenisnya. Alat ini biasanya disebut sebagai
alat peraga, sedangkan yang bukan berupa situasi pergaulan, perbuatan teladan,
nasehat, bimbingan, contoh teguran, anjuran, ganjaran, perintah, tugas, ancaman
maupun hukuman yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Rumusan Masalah
Tujuan Masalah
BAB ll
Pembahasan
Alat pendidikan Islam adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
mencapai tujuan pendidikan islam. Dengan demikian, alat ini mencakup apa saja
yang digunakan termasuk didalam nya metode pendidikan islam. Alat pendidikan
islam yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menuntut atau
membimbing anak dalam masa pertumbuhanya agar kelak menjadi manusia
berkepribadian muslim yang di ridhai Allah SWT. Oleh karena itu, alat
pendidikan ini harus searah dengan Al-Qur'an dan As-sunah atau dengan kata lain
tidak boleh bertentangan dengan Al-Qur'an dan As-sunah.
Pendidikan juga merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, bahkan suatu
tujuan, dilihat dari hirarkinya bisa juga menjadi alat (bernilai instrumental). Alat
pendidikan adalah segala bentuk alat yang dapat digunakan untuk menuntun atau
membimbing anak-anak dalam masa pertumbuhannya agar kelak menjadi
berkepribadian muslim yang diridhai Allah SWT. Alat pendidikan Islam adalah
segala sesuatu untuk mencapai tujuan pendidikan islam. Dengan demikian maka
alat ini mencakup apa saja yang dapat digunakan termasuk didalam nya media
pendidikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa alat atau media pendidikan dalam
perspektif filsafat pendidikan Islam adalah tindakan atau perbuatan atau situasi
atau benda yang dengan sengaja diadakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Alat
ini biasanya disebut sebagai alat peraga. Sedangkan yang berupa benda dapat
berupa situasi pergaulan, perbuatan, telandan, nasehat, bimbingan, teguran,
ancaman maupun hukuman yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan.
1. Tujuan
Abu Bakar Muhammad berpendapat bahwa kegunan alat pendidikan itu adalah:
Dari beberapa pendapat diatas, pembagian alat pendidikan yang dibuat Madyo
Ekosusilo-material dan nonmaterial-bisa mewakili pendapat lainya. Hanya alat
pendidikan yang bersifat material, lebih tepat disebut media pembelajaran atau
peralatan belajar.
3. Prinsip alat pendidikan
Prinsip alat pendidikan ini harus searah dengan Al-Qur’an dan as-sunnah, tidak
boleh bertentangan dengan Al Qur’an dan as sunnah. Prinsip-prinsip yang dapat
dijadikan dasar dalam pengembangan atau penggalian kesejahteraan manusia
didunia yaitu Sabda Rasul “ Mudahkanlah, jangan engkau persulit, berilah kabar-
kabar yang menggembirakan dan jangan sekali-kali engkau memberikan kabar-
kabar yang menyusahkan sehingga merka lari menjauhkan diri darimu, saling
ta’atlah kamu dan jangan berselisih yang dapat merenggangkan kamu. ( Al-
Hadits).
Media pendidikan/alat pendidikan yang bersifat non materi memiliki sifat yang
abstrak dan hanya dapat diwujudkan melalui perbuatan dan tingkah laku seorang
pendidik terhadap anak didiknya. Diantar media dan sumber belajar yang
termasuk kedalam katagori ini adalah : keteladanan, perintah,tingkah laku,
ganjaran dan hukuman.
1. Pengertian Ganjaran
Secara etimologi, terma ganjaran berasal dari kata ganjar yang berarti memberi
hadiah atau upah. Karenanya berdasarkan pengertian ini, maka dasarnya adalah
perlakuan menyenangkan yang diterima seseorang sebagai konsekuensi logis dari
perbuatan baik (‘amal al-shalih ) atau prestasi terbaik yang berhasil ditampilkan
atau diraihnya. Istilah tsawab = ganjaran, didapatkan dalam Al-Qur’an dalam
menunjukkan apa yang diperbuat oleh seseorang dalam kehidupan ini atau akhirat
kelak karena amal perbuatan yang baik.
2. Pengertian Hukuman.
Secara etimologi, hukuman berarti siksa dan sebagainya, yang dikenakan kepada
orang yang melanggar undang-undang dan sebagainya. Dari sisi ini, hukuman
pada dasarnya perbuatan tidak menyenangkan yang ditimpakan pada seseorang
sebagai konsekuensi logis dari suatu kesalahan atau perbuatan tidak baik (‘amal
al-syai’ah) yang telah dilakukannya.
Hukuman ialah suatu perbuatan di mana seseorang sadar dan sengaja menjatuhkan
nestapa pada orang lain dengan tujuan memperbaiki atau melindungi dirinya
sendiri dari kelemahan jasmani dan rohani, sehingga terhindar dari segala macam
pelanggaran.
2. Macam-macam Hukuman
Dalam hal ini, Al-Ghazali tidak sependapat kepada orang tua dan pendidik yang
dengan cepat-cepat dan sekaligus memberi hukuman terhadap anak-anak yang
berlaku salah dan melanggar peraturan. Hukuman adalah jalan yang paling akhir
apabila teguran, peringatan dan nasihat-nasihat belum bisa mencegah anak
lakukan pelanggaran.
Apabila pada pertama ini belum berhasil, maka dilanjutkan tahap yang kedua
yaitu berupa teguran, peringatan dan nasihat-nasihat, sebagaimana penjelasan Al-
Ghazali :
Maka dalam tindakan yang demikian kalau si anak masih kembali lagi berbuat
tidak baik untuk kedua kalinya, maka sebaiknya ia ditegur dengan sembunyi dan
persoalan itu dianggap besar (akibatnya) terhadap anak itu. Kepadanya dikatakan :
“Awas sesudah ini engkau berbuat demikian, rahasianya akan diberitahukan
kepada orang banyak.” Selanjutnya setiap kali orang tua menegur anak, janganlah
banyak bicara dalam hal ini, sebab banyak bicara di sini akan menyebabkan si
anak menganggap enteng celaan, menganggap mudah melakukan kejahatan-
kejahatan dan perkataan (nasihat) itu tidak meresap dalam hati si anak.”
E. Karakteristik Alat Pendidikan
Seperti halnya metode pendidikan, maka karakteristik alat pendidikan Islam juga
berlandaskan kepada karakteristik pendidikan Islam itu sendiri. Ramayulis
berpendapat bahwa karakteristik sistem pendidikan Islam setidaknya dapat dilihat
dari tiga hal dimana ketiga karakter ini sekaligus membedakannya dengan sistem
pendidikan non-Islam. Pertama, sistem idiologi, Islam memiliki idiologi al-tauhid
yang bersumber dari al-Qur’an dan sunnah, sedangkan non-Islam memiliki
berbagai macam ideologi yang bersumber dari isme-isme materialis, sosialis,
komunis, dan sebagainya. Dengan idiologi tauhid, maka pendidikan Islam tidak
mengenal istilah dikotomis, dualisme, bahkan sekuralis. Akan tetapi sistem
pendidikan Islam menghendaki adanya integralistik yang menyatukan kebutuhan
duniawi dan ukhrasi, jasmani dan rohani, materi dan spiritual serta oleh oleh roh
tauhid yang dinafasi dan dijiwai. Kedua, sistem nilai, pendidikan Islam bersumber
dari nilai al-Qur’an dan Sunnah, berasal dari wahyu yang memiliki kebenaran
mutlak. Sedangkan non-Islam bersumber dari nilai-nilai yang berasal dari hasil
pemikiran manusia, penelitian para ahli atau adat kebiasaan masyarakat. Dalam
pendidikan Islam, nilai-nilai al-Qur’an dan Sunnah tersebut diinternalisasikan
dalam proses pembelajarannya. Ketiga, orientasi pendidikan, dalam pendidikan
slam orientasinya kepada duniawi dan ukhrawi, sementara non-Islam berorientasi
kepada duniawi saja.
Demikian halnya alat pendidikan Islam, tiga karakteristik di atas juga menjadi
karakter alat pendidikan Islam. Alat yang digunakan dan dikembangkan harus
beridiologi al-tauhid sehingga penggunaan alat tidak bercorak dikotomis,
pragmatis dan materialistis. Alat pendidikan Islam juga memiliki karakteristik
sistem nilai yang bersumber dari al-Qur’an dan Sunnah, sehingga alat apapun
yang ingin digunakan tidak terlepas dari semangat al-Qur’an dan Sunnah, tetapi
sebagai upaya untuk mengaplikasikan nilai-nilai kedua sumber tersebut. Begitu
pula orientasi dari metode pendidikan Islam tidak hanya mengantarkan peserta
didik menguasai materi ajar yang disampaikan, tetapi berorientasi pada
tercapainya kebahagiaan dan keselamatan dunia akhirat.
BAB lll
Penutup
A. Kesimpulan
Amir, Abdul al-Aziz, At-ta’zir Fi asy Syariah Al-Islamiyah, Dar al-Fikr al-Arabi,
1976.