DOSEN PENGAMPU
Dr.H.Agus Salim.S.Ag.M.Pd.I
Disusun Oleh :
Bashori Alwi
Firman
Zaqi Mubarok
2021
I
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
taufik serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Alat-alat dalam Pendidikan Islam ”. Sholawat serta salam semoga senantiasa
terhaturkan kepada Nabi Muhammad SAW, semoga kita termasuk sebagai
umat yang dibanggakan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan
proses belajar mengajar pada mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam yang di
ampu oleh Dr.H.Agus Salim.S.Ag.M.Pd.I. Dengan mempelajari makalah ini
diharapkan kita dapat menambah wawasan dan pengetahuan terkait dengan
proses pembelajaran agar dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif
dan efisien.
Kami mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk memperbaiki penulisan ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat dan dapat memberikan wawasan yang lebih luas bagi
kita semua.
Malang, Desember 2021
Penyusun
II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1
A. Latar Belakang ................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................1
Simpulan.............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................11
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang no. 20 pasal 1 tahun 2003, bahwa sistem pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Untuk mencapai pendidikan Islam tidaklah mudah, selain
karena proses pendidikan itu sendiri selalu terkait erat dengan lingkungan pergaulan, bahkan terasa
semakin beratnya jika anak didik sendiri tidak memiliki motivasi yang cukup baik untuk belajar
pendidikan Islam.
Dalam proses pendidikan Islam, alat pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat signifikan untuk
mencapai tujuan. Bahkan alat pendidikan sebagai seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan/materi
pelajaran kepada peserta didik dianggap lebih signifikan dibanding dengan materi sendiri. Penerapan
alat pendidikan yang tepat sangat mempengaruhi pencapaian keberhasilan dalam proses belajar
mengajar. Alat pendidikan yang tidak tepat akan berakibat terhadap pemakaian waktu yang tidak
efisien.
Keberhasilan penggunaan suatu alat pendidikan merupakan keberhasilan proses pembelajaran yang
pada akhirnya berfungsi sebagai penentu kualitas pendidikan. Sehingga alat pendidikan Islam yang
dikehendaki akan membawa kemajuan pada semua bidang ilmu pengetahuan dan keterampilan.
Secara fungsional dapat merealisasikan nilai-nilai ideal yang terkandung dalam tujuan pendidikan
Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Alat Pendidikan Islam ?
2. Jenis-Jenis Alat Pendidikan ?
3. Bentuk-Bentuk Alat dalam pendidikan Islam ?
4. Apa Fungsi Alat dalam Pendidikan Islam ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian Alat Pendidikan Islam
2. Mengetahui Jenis-Jenis Alat Pendidikan
3. Mengetahui Bentuk-Bentuk Alat dalam Pendidikan Islam
4. Mengetahui Fungsi Alat dalam Pendidikan Islam
1
BAB II
PEMBAHASAN
Alat pendidikan Islam adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan Islam. Dengan demikian, alat ini mencakup apa saja yang dapat digunakan termasuk di
dalamnya metode pendidikan Islam. Alat pendidikan Islam yaitu segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menuntun atau membimbing anak dalam masa pertumbuhannya agar kelak
menjadi manusia berkepribadian muslim yang diridhai Allah swt. Oleh karena itu, alat pendidikan ini
harus searah dengan Al-Qur'an dan As-Sunah atau dengan kata lain tidak boleh bertentangan
dengan Al-Qur'an dan As-Sunah.
Pengertian alat pendidikan Islam telah dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut:
1. Sutari Imam Bernadib
Alat pendidikan ialah tindakan atau perbuatan atau situasi atau benda yang dengan sengaja
diadakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Alat pendidikan ternyata mencakup pengertian yang
luas, termasuk ke dalamnya alat yang berupa benda maupun yang bukan benda. Alat pendidikan
yang berupa benda seperti ruangan kelas, perlengkapan belajar dan yang sejenisnya. Alat ini
biasanya disebut sebagai alat peraga, sedangkan yang berupa benda dapat berupa situasi pergaulan,
perbuatan, teladan, nasehat, bimbingan, contoh, teguran, anjuran, ganjaran, perintah, tugas,
ancaman maupun hukuman yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan.
2. Ahmad D. Marimba
Alat pendidikan dipandang dari aspek fungsinya, yakni: alat sebagai perlengkapan, alat sebagai
pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan, alat sebagai tujuan untuk mencapai tujuan
selanjutnya. menurut pendapat ini, alat pendidikan bisa berupa usaha/perbuatan atau berupa
benda/perlengkapan yang bisa memperlancar/mempermudah pencapaian tujuan pendidikan.
3. M. Ngalim Purwanto
Sebagai usaha-usaha atau perbuatan-perbuatan dari si pendidik yang ditujukan untuk melaksanakan
tugas mendidik.
Alat pendidikan adalah segala bentuk alat yang dapat digunakan untuk menuntun atau membimbing
anak-anak dalam masa pertumbuhannya agar kelak menjadi berkepribadian muslim yang diridai oleh
Allah Swt.
Alat pendidikan Islam adalah segala sesuatu untuk mencapai tujuan pendidikan islam. Dengan
demikian maka alat ini mencakup apa saja yang dapat digunakan termasuk di dalamnya media
pendidikan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa alat atau media pendidikan dalam perspektif filsafat pendidikan Islam
adalah tindakan atau perbuatan atau situasi atau benda yang dengan sengaja diadakan untuk
mencapai tujuan pendidikan. Alat ini biasanya disebut sebagai alat peraga, sedangkan yang berupa
benda dapat berupa situasi pergaulan, perbuatan, teladan, nasehat, bimbingan, contoh, teguran,
anjuran, ganjaran, perintah, tugas, ancaman maupun hukuman yang digunakan untuk mencapai
tujuan pendidikan.
2
B. Jenis-Jenis Alat Pendidikan
Adapun pembagian alat pendidikan menurut Suwarno dapat dibedakan dari berbagai
macam segi sebagai berikut:
1. Alat pendidikan positif dan yang negatif.
a. Positif, yaitu ditunjukkan agar anak mengerjakan sesuatu yang baik. Misalnya: contoh yang baik
pembiasaan, perintah pujian, ganjaran.
b. Negatif, jika tujuannya menjaga supaya anak didik jangan mengerjakan sesuatu yang buruk.
Misalnya larangan, peringatan, ancaman, hukuman.
2. Alat pendidikan preventif dan represif (korektif).
a. Alat pendidikan preventif
Alat pendidikan preventif ialah alat pendidikan yang bersifat pencegahan. Tujuan alat pendidikan
preventif itu diadakan jika maksudnya mencegah anak sebelum ia berbuat sesuatu yang tidak baik .
Dan untuk menjaga agar hal-hal yang dapat menghambat atau mengganggu kelancaran dari proses
pendidikan bisa dihindarkan. Misalnya, tata tertib, anjuran dan perintah, larangan dan paksaan.
b. Alat pendidikan represif
Alat pendidikan represif disebut juga alat pendidikan kuratif atau alat pendidikan korektif. Alat
pendidikan represif bertujuan untuk menyadarkan anak kembali kepada hal-hal yang benar, yang
baik dan tertib. Alat pendidikan represif diadakan bila terjadi sesuatu perbuatan yang dianggap
bertentangan dengan peraturan-peraturan, atau sesuatu perbuatan yang dianggap melanggar
peraturan. Misalnya, pemberitahuan, teguran, hukuman dan ganjaran .
Namun ada pendapat lain yang mengatakan bahwa alat pendidikan dibagi ke dalam tiga bagian:
1) Alat-alat yang memberikan perlengkapan berupa kecakapan berbuat dan pengetahuan hafalan.
Alat-alat ini dapat disebut alat-alat untuk pembiasaan.
2) Alat-alat untuk memberi pengertian: membentuk sikap, minat dan cara-cara berpikir.
3) Alat-alat yang membawa ke arah keheningan batin, kepercayaan dan pengarahan diri sepenuhnya
kepada anak didik.
3. Alat pendidikan yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan.
a. Yang menyenangkan yaitu menimbulkan perasaan senang pada anak-anak. Misalnya: ganjaran
dan pujian.
b. Yang tidak menyenangkan, maksudnya yang menimbulkan perasaan tidak senang pada anak-anak.
Misalnya hukuman dan celaan.
3
C. Bentuk-Bentuk Alat dalam Pendidikan Islam
Pada dasarnya yang dinamakan alat ini luas sekali artinya, segala perlengkapan yang dipakai
dalam usaha pendidikan disebut alat pendidikan. Di samping sebagai perlengkapan, alat pendidikan
juga merupakan membantu mempermudah tercapainya tujuan pendidikan.
Ditinjau dari segi wujudnya, alat pendidikan dapat berupa: 1) perbuatan pendidik (software),
mencakup nasihat, teladan, larangan, perintah, pujian, teguran, ancaman dan hukuman. 2) benda-
benda sebagai alat bantu (hardware) mencakup meja kursi belajar, papan tulis, penghapus, kapur
tulis, buku, peta dan sebagainya.
Oleh karena itu alat-alat pendidikan bukan hanya perangkat dalam bentuk benda (materi), tetapi
ada yang berbentuk non materi (Abstrak/tindakan). Adapun bentuk-bentuk alat dalam pendidikan
Islam yaitu:
1. Materi (Alat dalam Bentuk Benda/hardware)
Beberapa alat yang berbentuk materi (alat yang berbentuk benda) dalam pendidikan Islam yang
sangat penting dalam dunia pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Pendidik
Pendidik merupakan alat pendidik karena tanpa pendidik, pendidikan tidak akan berjalan dengan
baik.
b. Lembaga Pendidik
Yang memberikan tempat untuk melaksanakan pendidikan formal atau informal.
c. Anak Didik
Anak didik yang merupakan sasaran dalam dunia pendidikan itu sendiri.
d. Sarana dan Prasaran Pendidikan
Yang membantu lancarnya pelaksanaan pendidikan, terutama dalam proses belajar pembelajaran
seperti meja kursi belajar, papan tulis, penghapus, kapur tulis, buku, peta, OHP, dan sebagainya.
e. Perpustakaan
Yaitu buku-buku yang memberikan informasi ilmu pengetahuan kepada para pendidik dan anak
didik.
f. Kecakapan atau kompetensi Pendidik
Kecakapan atau kompetensi pendidik sehingga memberikan pengajaran yang profesional dan sesuai
dengan kapabilitasnya.
g. Metodologi Pendidikan
Merupakan pendekatan sistem pengajaran yang digunakan, misalanya menggunakan metode
ceramah, diskusi, Tanya jawab, penugasan, atau pengajaran dengan pola rekreatif.
h. Manajemen Pendidikan
Yaitu yang mengelola pelaksanaan pendidikan merupakan alat yang amat penting dalam pendidikan,
seperti pengaturan jadwal pelajaran, penempatan pendidik dalam mata pelajaran tertentu,
pengaturan lama mengajar, pemenuhan gaji atau honor pendidik, penentuan rapat-rapat pendidik
dan lain sebagainya.
i. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan belajar siswa dalam lembaga pendidikan
tertentu, karena setiap lembaga pendidikan memiliki visi dan misi serta maksud dan tujuan yang
berbeda-beda.
4
j. Evaluasi Pendidikan dan Evaluasi Belajar
Dalam pendidikan dikenal dengan tujuan pendidikan dan tujuan belajar. Tujuan pendidikan diletakan
untuk semua proses pendidikan dalam lembaga pendidik, sedangkan tujuan belajar hanya
dimaksudkan untuk belajar mata pelajaran tertentu. Selain itu evaluasi termasuk alat pendidikan
karena dengan evaluasi, tingkat keberhasilan anak dapat diketahui. Perkembangan belajar peserta
didik dengan mudah dapat diketahui apabila sistem evaluasinya sesuai dengan metode pengajaran
yang digunakan oleh para pendidik.
Menurut Zakiah Drajat, alat pendidikan yang berupa benda yaitu:
a. Media tulis, seperti Al-Qur’an, hadits, Tauhid, Fiqh, sejarah.
b. Benda-benda alam seperti hewan, manusia, tumbuh-tumbuhan.
c. Gambar-gambar yang dirancang seperti grafik.
d. Gambar yang diproyeksikan, seperti video.
e. Audio recording (alat untuk didengar) seperti kaset dan radio.
5
yang baik dan buruk, tidak mengetahui mana yang seharusnya dihindari atau tidak senonoh, mana
yang boleh dan harus dilaksanakan dan mana yang membahayakan tidak.
c. Keteladanan
Keteladanan merupakan tingkah laku, cara berbuat, dan berbicara akan ditiru oleh anak. Dengan
teladan ini, lahirlah gejala identifikasi positif yakni penyamaan diri dengan orang-orang yang ditiru.
Identifikasi positif itu penting sekali dalam pembentukan kepribadian. Karena itulah teladan
merupakan alat pendidikan yang utama, sebab terikat erat dalam pergaulan. Hal yang perlu
diperhatikan oleh pendidik adalah kejelasan tentang tingkah laku mana yang harus ditiru dan
sebaliknya. Teladan dimaksudkan untuk membiasakan anak didik dalam mencapai tujuan yang
diinginkan.
Menurut imam Al-Ghazali, terdapat beberapa sifat penting yang harus dimiliki oleh pendidik sebagai
seorang yang diteladani, yaitu:
1) Amanah dan tekun bekerja
2) Bersifat lemah lembut dan kasih sayang terhadap murid
3) Dapat memahami dan berlapang dada dalam ilmu serta orang-orang yang mengajarkannya
4) Tidak rakus pada materi
5) Berpengetahuan luas
6) Istiqamah dan memegang teguh prinsip.
Al-Ghazali juga menambah-kan bahwa terdapat beberapa sifat penting yang harus terinternalisasi
dalam diri peserta didik, yaitu:
1) Rendah hati,
2) Mensucikan diri dari segala keburukan
3) Taat dan istiqamah.
Karena beberapa sifat terakhir perlu dimiliki peserta didik, maka pendidik hendaknya menjadi
teladan dari sifat-sifat tersebut.
6
e. Pujian dan Hadiah
Pujian dan hadiah merupakan tindakan pendidik yang fungsinya memperkuat penguasaan tujuan
pendidikan tertentu yang telah dicapai anak didik. Hadiah dalam hal ini tidak mesti selalu berwujud
barang. Akan tetapi bisa juga dengan anggukan kepala dengan wajah berseri, menunjukkan jempol si
pendidik, doa yang baik dari pendidik untuk peserta didik sudah merupakan satu hadiah yang
pengaruhnya besar sekali. Seperti memotivasi, menggembirakan, dan menambah kepercayaan
dirinya. Pujian dan hadiah harus diberikan pada saat yang tepat, yaitu segera sesudah anak didik
mencapai keberhasilan baik dari prestasi akademik maupun non akademik.
Hadiah dapat dilakukan oleh pendidik dengan cara bermacam-macam, antara lain:
1) pendidik mengangguk-angguk kepala tanda senang dan membiarkan suatu jawaban yang
diberikan oleh seorang peserta didik
2) pendidik memberikan kata-kata yang menggembirakan (pujian)
3) pendidik memberikan benda-benda yang menyenangkan dan berguna bagi peserta didik, dan
sebagainya. Hadiah dapat diklasifikasikan ke dalam dua bentuk, yaitu: pertama, bentuk materi,
seperti pemberian hadiah atau bingkisan. Kedua, bentuk non material, seperti melalui tindakan
menepuk bahu peserta didik maupun melalui ucapan.
f. Teguran
Satu hal yang perlu disadari, bahwa manusia bersifat tidak sempurna, maka kemungkinan-
kemungkinan untuk berbuat khilaf dan salah, penyimpangan-penyimpangan dari anjuran selalu ada,
lagi pula perlu diperhatikan bahwa anak-anak bersifat pelupa, cepat melupakan larangan-larangan,
atau perintah yang baru saja diberikan kepadanya. Karenanya sebelum kesalahan itu berlangsung
lebih jauh, perlu adanya koreksi dan teguran. Teguran dapat berupa kata-kata, tetapi dapat juga
berupa isyarat-isyaratnya, misalnya pandangan mata yang tajam, dengan menunjuk lewat jari, dan
sebagainya. Teguran ini juga merupakan tindakan pendidik untuk mengoreksi pencapaian tujuan
pendidikan oleh anak didik.
g. Peringatan dan Ancaman
Peringatan diberikan kepada anak yang telah beberapa kali melakukan pelanggaran, dan telah
diberikan teguran pula atas pelanggarnya. Dalam memberikan peringatan ini, biasanya disertai
dengan ancaman akan sanksinya. Karena itulah, ancaman merupakan tindakan pendidik mengoreksi
secara keras tingkah laku anak didik yang tidak diharapkan, dan disertai perjanjian jika terulang lagi
akan dikenakan hukuman atau sanksi.
Ancaman lazimnya akan menimbulkan ketakutan, dan melahirkan kemungkinan anak didik
menerima karena mengerti dan penuh kesadaran, atau anak didik menerima karena takut atau anak
didik menolak karena tidak mau dipaksa. Alat berupa ancaman ini dianjurkan jangan dibiasakan dan
digunakan kecuali hanya pada saat yang tepat saja.
h. Hukuman
Dalam Islam hukuman disebut dengan iqab. Sementara Amir Daien Indrakusuma menyebut
hukuman sebagai tindakan yang dijatuhkan kepada anak secara sadar dan sengaja sehingga
menimbulkan nestapa. Akibatnya anak akan menjadi sadar dan berjanji tidak akan mengulanginya.
Dengan demikian dipahami bahwa hukuman diberikan karena ada pelanggaran sedangkan tujuan
pemberian hukuman adalah agar tidak terjadi pelanggaran secara berulang.
Menurut Amir Daien Indrakusuma setidaknya ada dua alasan mengapa hukuman juga dapat
diterapkan dalam bidang pendidikan, yaitu: pertama, hukuman diadakan karena ada pelanggaran,
adanya kesalahan yang diperbuat. Kedua, hukuman diadakan dengan tujuan agar tidak terjadi
pelanggaran.
7
Meskipun hukuman dapat diterapkan dalam bidang pendidikan, namun ada sebagian ahli yang tidak
menyetujui penerapan semua bentuk hukuman, seperti hukuman pukul (hukuman jasmani)
terhadap anak didik. Hal ini dikarenakan dampak yang ditimbulkan baik secara fisik maupun psikis
“akhlak yang timbul dari kekerasan dan paksaan mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap
perkembangan anak didik dan juga bagi masyarakat. Jika hukuman diberikan pada anak terlalu
berat/tidak sesuai dengan kesalahannya akan berdampak negatif terhadap kepribadian anak,
bahkan dapat menghilangkan kreatifitas anak”. Disamping itu, boleh jadi anak didik akan membenci
guru yang bersangkutan beserta mata pelajaran yang diajarkannya.
Menurut Ahmad Taisir, dalam pendidikan hukuman tidak perlu diberikan kecuali jika terpaksa.
Bahkan hadiah atau pujian jauh lebih dipentingkan ketimbang hukuman. Bila keadaan amat
memerlukan hukuman, maka hukuman digunakan dengan sangat hati-hati.
Mengingat dampak negatif yang ditimbulkan pemberian hukuman terhadap anak didik, maka dalam
pendidikan islam ada ciri-ciri tertentu hukuman yang harus diberikan kepada peserta didik, seperti
yang diungkapkan oleh Asma Hasan Fahmi: (1) hukuman diberikan untuk memperoleh perbaikan
dan pengarahan. (2) memberikan kesempatan kepada anak untuk memperbaiki kesalahannya. (3)
pendidik harus tegas dalam melaksanakan hukuman, artinya apabila sikap keras pendidik telah
dianggap perlu, maka harus dilaksanakan dan diutamakan dari sikap lunak dan kasih sayang.
Sejak dahulu, hukuman dianggap sebagai alat/media yang istimewa kedudukannya, sehingga
hukuman itu diterapkan tidak hanya dibidang pengadilan raja, tetapi juga diterapkan pada semua
bidang, termasuk bidang pendidikan.
Menghukum adalah memberikan atau mengadakan nestapa atau penderitaan dengan sengaja
kepada anak didik dengan maksud agar penderitaan tersebut betul-betul dirasakannya, untuk
menuju ke arah perbaikan. Dengan demikian hukuman merupakan alat pendidikan istimewa, sebab
membuat anak didik menderita. Dalam hal pemberian hukuman ini, paling tidak ada dua prinsip
dasar mengapa diadakan, yaitu:
1) Hukuman diadakan karena adanya pelanggaran, adanya kesalahan yang diperbuat
2) Hukuman diadakan dengan tujuan agar tidak terjadi pelanggaran.
8
D. Fungsi Alat dalam Pendidikan Islam
Alat pendidikan Islam mempunyai peranan penting sebab merupakan jembatan yang
menghubungkan pendidik dengan peserta didik menuju kepada tujuan pendidikan Islam yaitu
terbentuknya kepribadian muslim.
Fungsi alat pendidikan dalam bentuk materi atau hardware yang dikemukakan oleh Abu Bakar
Muhammad sebagai berikut:
1. Mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dalam memperjelas materi pelajaran yang sulit
2. Mampu mempermudah pemahaman, dan menjadikan pelajaran lebih hidup dan menarik
3. Merangsang anak untuk bekerja dan menggerakkan naluri kecintaan menelaah (belajar) dan
menimbulkan kemauan keras untuk mempelajari sesuatu
4. Membantu pembentukan kebiasaan, melahirkan pendapat, memperhatikan dan memikirkan
suatu pelajaran, serta
5. Menimbulkan kekuatan perhatian (ingatan), mempertajam indra dan melatihnya, memperhalus
perasaan dan cepat belajar.
Sedangkan alat dalam perspektif pendidikan Islam berupa non materi (tindakan) lebih banyak
tujuannya untuk pembentukan pribadi yang baik atau sempurna atau yang diistilahkan dengan insan
kamil. Kesempurnaan itu ditandai dengan optimalnya seluruh potensi yang ada pada diri individu
untuk kebahagiaan hidupnya baik di dunia maupun di akhirat. Pendidikan Islam sangat berperan
untuk tugas itu, sehingga murid akan memiliki akhlak dan moral yang luhur. Itulah yang
membedakan pendidikan Islam dengan pendidikan lainnya.
9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Alat pendidikan Islam adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan Islam. Dengan demikian, alat ini mencakup apa saja yang dapat digunakan termasuk di
dalamnya metode pendidikan Islam. Alat pendidikan Islam yaitu segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menuntun atau membimbing anak dalam masa pertumbuhannya agar kelak
menjadi manusia berkepribadian muslim yang diridhai Allah swt.
Adapun pembagian alat pendidikan menurut Suwarno dapat dibedakan dari berbagai macam segi
sebagai berikut:
1. Alat pendidikan positif dan yang negatif.
2. Alat pendidikan preventif dan represif (korektif).
3. Alat pendidikan yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan.
Ditinjau dari segi wujudnya, alat pendidikan dapat berupa: 1) perbuatan pendidik (software),
mencakup nasihat, teladan, larangan, perintah, pujian, teguran, ancaman dan hukuman. 2) benda-
benda sebagai alat bantu (hardware) mencakup meja kursi belajar, papan tulis, penghapus, kapur
tulis, buku, peta, OHP, dan sebagainya.
Alat pendidikan Islam mempunyai peranan penting sebab merupakan jembatan yang
menghubungkan pendidik dengan peserta didik menuju kepada tujuan pendidikan Islam yakni
terbentuknya kepribadian muslim.
Dalam pendidikan Islam, alat jelas diperlukan. Sebab, alat pengajaran mempunyai peran yang besar
dan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan. Begitu pentingnya alat
dalam pendidikan, mestinya pendidikan islam perlu dilengkapi dengan alat dan tidak hanya sekedar
diterangkan saja secara verbal.
10
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad D. Marimba. 1987. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Al-Ma’arif
Daradjat. Zakiah. 1992. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Ramayulis dan Samsul Nizar. 2009. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Saebani. Beni Ahmad. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Tafsir. Ahmad. 2005. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: Rosda.
11