PEDAGOGIKA
“KONSEP, KARAKTERISTIK DAN JENIS ALAT PENDIDIKAN”
Kelompok 5:
Puji syukur kehadirat Allah atas segala rahmat-NYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai.
Shalawat serta salam tidak lupa kita haturkan kepada Nabi Muhammad yang telah
memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk keselamat umat
di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pedagogika di program
studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, jurusan Ilmu Pendidikan pada STKIP-
PGRI Lubuklinggau.
Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Monalisa Gherardini,
M. Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Pedagogika.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman untuk para pembaca. Kami yakin masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan
karena pendidikan adalah suatu proses untuk mendewasakan manusia, dengan
kata lain pendidikan merupakan suatu upaya untuk “memanusiakan” manusia.
Melalui pendidikan manusia dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan
sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugasnya sebagai manusia.
Pendidikan dapat mengubah manusia dari yang asalnya tidak tahu menjadi
tahu, asalnya tidak baik menjadi baik. Sedemikian pentingnya nilai
pendidikan bagi manusia, maka keharusan untuk mendapatkannya pun adalah
suatu keharusan.
Pendidikan adalah segala pengalaman (belajar) di berbagai lingkungan
yang berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi
perkembangan individu. Sedangkan, dalam arti sempit pendidikan hanya
berlangsung bagi mereka yang menjadi siswa pada suatu sekolah atau
mahasiswa pada suatu perguruan tinggi (lembaga pendidikan formal). proses
dalam pendidikan itu adalah bagaimana seorang pendidik dapat
menyampaikan ilmu atau pesan kepada peserta didiknya. Penyampaian ilmu
atau pesan tersebut membutuhkan adanya alat atau sarana demi tercapainya
tujuan pendidikan. Alat atau sarana yang dapat menunjang tercapainya suatu
tujuan pendidikan tersebut dinamakan alat pendidikan. Mengingat bahwa alat
pendidikan tersebut begitu penting dalam usaha penyampaian ilmu atau pesan
bagi seorang pendidik, maka pemahaman tentangnya menjadi sangat
mendasar bagi seorang pendidik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dan pengertian alat pendidikan ?
2. Bagaimana karakteristik alat pendidikan ?
1
A. Tujuan Penulisan
1. Memahami konsep dan pengertian alat pendidikan.
2. Mengetahui karakteristik alat pendidikan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Pada perbuatan pertama, jelas ibu (pendidik) menyadari akan tujuan
tindakannya, yaitu agar dalam diri anak tertanam tanggung jawab dan disiplin
kerja, sedangkan pada tindakan kedua tujuannya hanya untuk kepentingan ibu
(pendidik) tidak disadari tujuan untuk mengembangkan pribadi anak. Akibat
dari kedua tindakan tersebut bisa sama, dimana anak terbiasa mencuci piring,
yang pada akhirnya dalam diri anak akan muncul tanggung jawab dan disiplin
kerja. Untuk menentukan apakah perbuatan tersebut merupakan alat atau
faktor pendidikan akan tergantung pada kata hati atau kemauan sipendidik
sendiri.
Contoh lainnya misalkan anak diajak atau diperintah makan, maka kita
baru akan melakukan tindakan pendidikan, kalau tujuan yang dikejar dengan
ajakan atau perintah tersebut, umpamanya untuk membiasakan si anak turut
serta dengan perbuatan bersama yang dilakukan oleh dan dalam rumah tangga
itu. Ajakan atau perintah tersebut merupakan alat pendidikan.
Pada situasi lain mungkin juga bahwa seorang anak diajak atau
diperintah untuk makan hanya karena orang tua merasa senang dapat makan
bersama-sama dengan anaknya, atau karena dianggap menyusahkan atau
melelahkan Meraka kalau masih ada anak yang belum makan atau karena
mereka kuatir anak itu akan "kekurangan makan", kalau ia tidak makan
bersama atau sebagainya. Akibat ajakan atau perintah tersebut bisa sama
secara insidental, dan lambat laun dapat juga anak itu memiliki kebiasaan
yang dikehendaki. Namun ajakan atau perintah demikian hanya merupakan
faktor pendidikan, bukan alat pendidikan.
Jika suatu situasi diciptakan dengan maksud mempengaruhi secara
pedagogis, misalnya dinding rumah atau kamar tidur dicat putih bersih untuk
membiasakan anak melihat setiap kotoran yang terletak didinding atau serta
mendidik kebersihan, maka kita memiliki alat pendidikan. Seandainya
dinding itu kita cat putih bersih hanya atas pertimbangan estetis ( keindahan),
maka akibatnya dapat sama dengan yang diuraikan diatas, namun yang kita
hadapi dalam hal terakhir bukan alat pendidikan melainkan faktor pendidikan.
4
Alat pendidikan adalah hal yang tidak saja memuat kondisi-kondisi
yang memungkinkan terlaksananya pekerjaan mendidik, tetapi alat
pendidikan itu telah mewujudkan diri sebagai perbuatan atau situasi, dengan
perbuatan dan situasi mana, dicita-citakan dengan tegas, untuk mencapai
tujuan pendidikan. Alat pendidikan adalah: kalau dengannya, pendidik
melakukan pekerjaan mendidik untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditentukan.
Pendidikan dalam menggunakan alat pendidikan sudah ditentukan
adanya cita-cita yang ingin dicapai, dan sudah pula ada tujuan tertentu untuk
mempengaruhi anak didik. Misalnya, madrasah, gereja. Dan sebagainya,
merupakan alat pendidikan untuk pendidikan keagamaan, karena dalam
kemadrasahan atau kegerejaan tadi, secara formil diberikan pendidikan
keagamaan. Jadi sesuatu hal itu apakah merupakan komponen/faktor
pendidikan atau alat pendidikan, tergantung situasi atau tujuan yang ingin
dicapai.
Fungsi media pendidikan adalah menciptakan interaksi langsung dan
tidak langsung antara sumber pesan, guru, media dan siswa untuk membantu
mengatasi berbagai hambatan-hambatan dalam proses belajar mengajar,
sehingga proses komunikasi akan berhasil. Media memiliki kedudukan
penting dalam pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, pendidik hendaknya tidak
meremehkan maslahat. Pendidik hendaknya mengadakan studi secara
mendalam tentang masalah ini. Tidak sedikit kegagalan dalam pembelajaran
disebabkan pendidik tidak memperhatikan masalah-masalah yang berkaitan
dengan media, seperti fungsi, pemilihan, dan cara-cara menggunkannya.
Media tidak terpisahkan dari tujuan karena tujuan tidak mungkin tercapai
tanpa media. Ini berarti bahwa media berfungsi mengantarkan penggunanya
utnuk mencapai tujuan. Selain itu, penggunaan penggunaan media
pembelajaran pada masa orientasi pembelajaran akan sangat membantu
mengefektifkan prose pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi
pembelajaran pada saat itu. Disamping membangkitkan motivasi dan minat
siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa menigkatkan
5
pemahaman, menyajikan data dengan enarik dan terpercaya, memudahkan
penafsiran data, dan mendapatkan informasi.
6
Perlu diketahui bahwa alat pendidikan adalah suatu tindakan atau
perbuatan atau situasi atau benda yang dengan sengaja diadakan untuk
mencapai suatu tujuan pendidikan. (Dr. Sutari Imam Barnadib, Pengantar
Ilmu Pendidikan, 1984:96),
Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan dan dapat
merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Selain itu, apabila media
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang mebuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap. Secara lebih khusus, pengertian media sebagai
proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,
photografis, atau elektronisuntuk menangkap, memproses, dan menyusun
kembali informasi visual atau verbal. Jadi, yang dimaksud dengan media
pendidikan adalah alat, metode, dan tehnik yang digunakan dalam rangka
mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara pendidik dan anak didik
dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. (Asnawir dan
Basyiruddin Usman, 2002:11),
Media pendidikan adalah suatu benda yang dapat diinde berupa
perngkat lunak dan perangkat keras.rai, khususnya penglihatan dan
pendengaran, baik yang terdapat di dalam maupun di luar kelas, yang
digunakan sebagai alat bantu penghubung (media komunikasi) dalam prose
interaksi belajar mengajar untuk meningkatkan efektifitas hasil belajar siswa.
(Zakiah Daradjat, 1995:226),
Media pendidikan adalah perangkat lunak yang berisi pesan atau
informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan mempergunakan alat.
Sedangkan perangkat keras adalah sarana untuk menampilkan pesan yang
terkandung pada media tersebut. (Abyan Amir, 2007:139).
Jadi, menurut beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa alat
pendidikan adalah sesuatu atau tindakan yang bersifat menyalurkan pikiran
dan perasaan yang dapat diinderai
7
B. Karakteritik Alat Pendidikan
1. Karakteristik alat pendidikan menjadi bagian yang perlu dipahami oleh
pendidik dalam melaksanakan proses pendidikan.
a. Pengertian karakteristik alat pendidikan
Karakteristik alat pendidikan adalah alat pendidikan dapat diartikan
sebagai kondisi ideal alat pendidikan baik yang berkaitan dengan alat
pendidikan bentuk non-material maupun yang digunakan dalam
kegiatan pendidikan.
8
6) Perbuatan atau tindakan hendaknya pendidik tidak harus
memaksakan diri sedemikian rupa sehingga pendidik tidak lagi
hidup wajar sebagai pribadi atau sebagai diri sendiri.
7) Perbuatan atau tindakan hendaknya tidak berlebihan, misalnya
dalam memuji karena akan berakibat kurang baik, terutama pada
pendidik yang sudah lebih mampu menimbang dengan akalnya.
8) Perbuatan atau tindakan pendidik hendaknya bijaksana menanggapi
kalau ada sesuatu kesalahan dari terdidik, sebab belum tentu suatu
kesalahan itu dibuat dengan sengaja.
9
1) Sesuai dengan aktivitas terdidik dalam proses pendidikan
2) Kuat, mudah pemeliharaan dan mudah dibersihkan
3) Mempunyai pola dasar yang sederhana
4) Mudah dan ringkas untuk disimpan atau disusun
5) Fleksibel, sehingga mudah digabungkan dan dapat pula berdiri
sendiri.
10
Selain itu perhatikan pula, apakah di dalam penggunaan alat
pendidikan itu akan menimbulkan pengaruh dalam lapangan lain yang
tidak menjadi tujuan utama dari penggunaan alat itu dan apakah alat yang
digunakan itu sudah dapat untuk mencapai tujuan itu atau belum, atau
mungkin masih perlu dibantu dengan yang lain.
Selain itu perlu pula diperhatikan bagaimana reaksi anak-anak
terhadap penggunaan alat pendidikan itu jangan sampai reaksi anak didik
hanya sekedar reaksi rangsangan belaka, tetapi dengan penggunaan alat itu
diharapkan anak didik akan mengalami perubahan yang sesuai dengan
tujuan yang diharapakan atau perubahan yang tidakn hanya bersifat
mekanistis, tetapi benar-benar merupakan pencerminan dan pribadi anak
didik.
Meskipun tujuan pendidikan itu adalah sesuatu yang baik, namun apa
bentuk/jenis dari pada tujuan itu adalah bermacam-macam, sesuai dengan
bidang studi dan tingkatan. Apabila bidang studi dan tingkatan tujuan
pendidikan berbeda, tentunya alat pendidikan bisa berbeda.
Pendidik sebagai pemakai alat pendidikan juga berbeda-beda keahlian dan
orientasinya meskipun dalam bidang studi yang sama, lebih-lebih
dalam bidang studi yang berbeda, maka tentunya alat yang dipakai
juga berbeda. Pendidik tidak boleh memaksakan diri menggunakan alat
yang bukan ahlinya yang tidak cocok.
a. Jenis kelamin
b. Usia
c. Bakat
d. Perkembangan
e. Alam sekitar.
11
Contohnya, penggunaan alat pendidikan non material dalam bentuk
paksaan, tentunya tidaklah sama tingkatan paksaan tersebut terhadap anak
perempuan dan laki-laki, terhadap kanak-kanak dan orang tua, terhadap
anak-anak berbakat dan anak-anak malas, terhadap anak jenius dan anak
idiot, terhadap anak yang hidup di daerah yang hidup di pegunungan dan
anak yang hidup di pantai. Dalam penggunaan alat pendidikan materialpun
perlu diperhatikan adanya perbedaan jenis kelamin, usia, bakat dan
perkembangan anak didik serta dimana anak didik itu hidup,
contohnya, pelajaran yang menggunakan komputer, bagi anak SD berbeda
dengan anak SMP, bagi anak didesa berbeda dengan anak di kota, bagi
anak yang kurang mampu status ekonomi orang tuanya berbeda dengan
anak yang mampu atau berkecukupan orang tuanya.
12
b. Alat Pendidikan yang Sebenarnya.
Alat pendidikan yang sebenarnya ini, secara fenomena logis dapat
dibedakan menjadi lima macam:
1) Memberi perlindungan: orang dewasa mempunyai tugas
mengawasi anak didik, dengan maksud memberi perlindungan
terhadap kejasmanian dan kerohanian.
Tujuan melakukan perlindungan ini, untuk menghalangi si anak
berbuat sesuatu yang baik langsung maupun tidak langsung akan
merugikan anak didik.
Alat pendidikannya dalam memberi perlindungan inindapat berupa:
Memberi kesempatan untuk mengalami sesuatu, membatasi
perbuatannya, melarang, atau mengajurkan untuk berbuat sesuatu,
membiasakan untuk menciptakan keteraturan pada anak didik.
13
didik, memberi petunjuk kepada anak didik, memberi tugas,
melarang menghalangi, terhadap sesuatu perbuatan yang tidak baik.
Jadi dalam hal Verstandhouding atau agar anak mengerti, tercakup
berbagai alat pendidikan, yang dapat dipisahkan menjadi yang
pantas dan tidak pantas bagi anak didik.
14
5) Pembentukan Kemauan.
Pada hubungan merasa hidup bersama ini, pendidik mengantarkan
anak didik memasuki kedewasaan melewati beberapa pengalaman -
pengalaman.
Pengalaman saja ternyata belum cukup, masih harus ditambah
suatu sikap yang timbul dari diri anak didik sendiri yang berupa
keinginan untuk membentuk diri sendiri, serta hakikat anak didik
sebagai makhluk yang harus memperlajari apa yang patut dan apa
yang tidak patut, sesuai dengan usia anak didik.
Sikap yang datangnya dari anak didik ini, merupakan alat
pendidikan yang kelima, yang dinamakan dengan "pembentukan
kemauan", alat pendidikan ini menghantar anak didik secara
langsung dan sadar agar anak dididik memiliki kemauan untuk
membentuk diri sendiri. Atau dapat dikatakan, bahwa dengan
pembentukan kemauan ini, membentuk agar anak didik
mempunyai kesanggupan untuk berbuat kesusilaan atas keputusan
kemauannya sendiri, pertanggung jawab sendiri.
6) Hukuman
Hukuman adalah suatu perbuatan yang secara sadar dan sengaja
menjatuhkan nestapa kepada orang lain, dimana orang lain itu
mempunyai kelemahan bila dibandingkan dengan diri kita.
Tujuan yang terkandung dalam memberikan hukuman kepada anak
didik antara lain:
a) Hukuman diberikan oleh karena adanya pelanggaran
(puniturquia pecamtum est)
b) Hukuman diberikan dengan tujuan agar tidak terjadi
pelanggaran (punitur ne pecatur)
15
Hal ini dapat diperinci lagi dalam:
(1) Hukuman diadakan untuk membasmi kejahatan, atau
untuk meniadakan kejahatan.
(2) Hukuman diadakan untuk melindungi masyarakat dari
perbuatan yang tidak wajar.
(3) Hukuman diadakan untuk menakuti si pelanggar, agar
meninggalkan perbuatannya yang melanggar itu.
(4) Hukuman diadakan untuk segala pelanggaran.
(5) Hukuman diadakan untuk memperbaiki pelanggaran.
16
harus dihindarkan, sedangkan hukuman yang diberikan harus dapat
membangkitkan rasa kesusilaan.
Dalam mendidik, tidak pernah menghukum dan terlalu banyak
menghukum, keduanya merupakan tindakan yang tidak seharusnya.
Tindakan yang pantas dan wajar adalah kurangi menghukum, beri
contoh yang baik serta anjuran untuk berbuat baik, dalam
membentuk kemauan anak didik, maka tujuan pendidikan akan
tercapai. Karena bukan hanya hukuman saja yang merupakan alat
pendidikan. Hukuman hanya menimbulkan derita bagi anak didik,
baru wajar bila sama sekali tidak ada jalan lain. Artinya bila
menggunakan alat yang lebih halus dari hukuman, maka tujuan
tidak tercapai.
a) Jenis Hukuman
Ada beberapa jenis hukuman diantaranya:
(1) Hukuman membalas dendam, orang merasa tidak senang
karena anak berbuat salah. Anak lalu dihukum. Hukuman
demikian memuaskan orang tua, namun tidak ada
kepentingan untuk anak. Pokok orang tua senang telah
melampiaskan marahnya. Hukuman ini tidak boleh
diterapkan, karena dampaknya tidak baik.
17
(3) Hukuman jeruk manis (sinaas apel), menurut Jan Ligthart
tokoh yang mengemukakan teori hukuman ini. Anak yang
nakal tidak perlu dihukum, tetapi didekati dan diambil
hatinya. Contoh, di suatu kampung ada penghuni baru,
sombong tidak mau kenal dengan penduduk lama, maka
salah seorang penduduk lama, berlaku baik, memberi apa-
apa, maka penduduk sombong itu akhirnya berubah
menjadi baik, dan mau membaur dengan warga yang lain.
18
a. Jangan menghukum waktu marah.
b. Berikan hukuman pada waktu yang tepat.
c. Hukuman harus setimpal dengan kesalahannya.
d. Jagan menghukum secara rutin.
e. Ada hukuman, ada maaf.
f. Berilah hukuman sedikit mungkin.
7) Ganjaran
Ganjaran merupakan isyarat, kata-kata, perbuatan, atau barang-
barang yang diberikan kepada anak didik setelah mereka berhasil
melakukan kegiatan positif dan istimewa. Menurut Montessori dan
K. H. Dewantara tidak melakukan hukuman dan ganjaran dalam
proses pendidikan, karena hukuman dan ganjaran itu sebenarnya
telah terkandung di dalam perbuatan anak didik itu sendiri.
Bila perbuatan mereka salah, mereka susah (hukuman) dan bila
perbuatan mereka sukses mereka senang (ganjaran).
Hal-hal yang perlu di perhatikan pada waktu memberikan ganjaran:
a. Ganjaran wajib diberikan kepada anak untuk menumbuhkan
kesadaran anak bahwa anak telah menjalankan kewajibannya.
Tapi ganjaran jangan dilakukan terlalu sering.
b. Hendaknya diusahakan, agar ganjaran itu menimbulkan rasa
peka akan arti ganjaran.
c. Tujuan pemberian ganjaran itu ialah mengajak anak didik untuk
bertingkah laku yang lebih baik. Anak didik jangan sampai
merasa sombong atas keberhasilannya.
d. Ganjaran hendaknya diberikan secra adil. Ganjaran itu tidak
boleh diberikan atas dasar simpati atau antipasti terhadap
seseorang.
e. Ganjaran harus dapat dicapai oleh semua anak didik atas dasar
kejujuran, kesungguhan atau ketekunan.
19
Macam-macam ganjaran yang dapat diberikan kepada anak didik
antara lain:
a) Isyarat, misalnya anggukan tanda berkenan, tepukan pada bahu
anak yang sukses.
b) Kata-kata, misalnya kata bagus, jempol, hebat.
c) Perbuatan, misalnya berupa perluasan kerja bagi mereka yang
sukses.
d) Barang, misalnya buku tulis, ballpoint, spidol, alat-alat pelajran
yang lain. tapi hal ini harus diberikan pada waktu yang
istimewa, antara lain dalam peristiwa lomba.
a. Perlindungan
Perlindungan merupakan syarat dasar bagi pergaulan, termasuk
didalamnya pergaulan pendidikan. Perlindungan harus datang dari
pihak orang dewasa, yang bertindak untuk melindungi anak didik,
baik jasmani maupun rohani, sehinggga anak merasa terlindung oleh
orang dewasa. Beberapa tindakan atau perbuatan pendidikan yang
dapat dilakukan berupa memerintah, membiarkan, menghalangi atau
melarang, menciptakan dan memelihara tata tertib.
Orang dewasa (orang tua, guru) dalam menjaga anak, selalu
memperhatikannnya, anak dilindunginya pada latar jasmaniah,
rohaniah dengan membatasi diri pada perbuatan, kelakuan adan
ucapan, dan menjaga anak tersebut agar jangan sampai merugikan
dirinya sendiri. Dalam situasi pendidikan bisa muncul alat alat
pendidikan berupa membuat supaya mengalami, membiarkan supaya,
menyelidiki, menghalangi atau melalarang, memerintahkan,
20
menciptakan dan mempertahankan tata tertib dan peraturan( misalnya
tidur harus pada waktunya, kalau makan apa yang ada dalam
piringnya harus dihabiskan, dan sebagainya)
b. Kesepahaman
Kesepahaman timbul karena orang dewasa, baik disadari
maupun tidak disadari, akan menjadi contoh (teladan) bagi anak didik,
dan sebaliknya pula disadari atau tidak, anak akan mencoba (meniru)
perbuatan pendidik. Seandainya anak ingin mencontoh perbuatan
pendidik, hal ini berarti bahwa anak telah mengalami perbuatas
pendidik sebagai orang dewasa. Dengan kesepahaman ini terjadilah
interaksi pendidikan antara anak dan pendidik, orang dewasa dan anak
dapat berbuat bersama-sama dalam hal ini pendidik termasuk guru
tidak hanya menyampaikan (mengajarkan) kebaikan, melainkan juga
harus memberikan teladan anak meniru perbuatan pendidik, karena ia
berkesempatan untuk ikut berpartisipasi dengan pendidik, yang
menjelaskan, menunjukan, dan memberi tugas.
Orang tua atau guru, berbuat bersama-sama dengan anak, atau
berbuat dihadapan anak (perbuatan ini dapat dituuhkan kepada anak,
namun mungkin jiga tidak) dalam situasi pendidikan mungkin akan
muncul alat-alat pendidikan seperti: menjadi teladan dengan
memperlihatkan atau berbuat sesuatu yang dapat dijadikan contoh
bagia anak, menyuruh meniru (perbuatan), memberi kesempatan
untuk turut serta atau untuk melihat dalam suatu kegiatan,
menjelaskan, menugaskan, melarang, menghambat (supaya jangan
terjadi).
21
anak didik. Kesaan arah telah melampaui kesepahaman. Karena dalam
hal ini anak didik berbuat atau bertindak sesuai dengan kata hati dan
kehendaknya. Anak diikut sertakan dalam kehidupan orang dewasa (
pendidik) dengan memberikan kesempatan kepadanya turut
bertanggung jawab agar anak-anak mau turut memikul tanggung
jawab. Dalam hal-hal tertentu anak dapat diberikan tanggung jawab
penuh. Anak mengamati berkaitan dengan kepentingannya sendiri.
Dalam hubungan ini perlu diadakan perencanaan bersama,
dikemukakan maksud dan tujuan kegiatan, diadakan perjanjian, anak
diingatkan pada tanggung jawabnya dan pada janjinya. Dari pihak
anak dituntut kedisiplinan pada peraturan dan janjinya.
d. Perasaan bersatu
Perassan timbul karena interaksi yang berlangsung antara pendidik
dan anak didik yang bersifat kekeluargaan, dan menimbulkan saling
pengertian serta saling mengisi diantara kedua pihak. Anak yang telah
terbiasa dalam suasana perasaan yang bersatu, akan memperoleh,
pengalaman dasar tentang corak hidup bersama (hidup
bermasyarakat), untuk saling mengisi, mempercayai, setia, dan jujur.
Tindakan atau perbuatan untuk memelihara perasaan bersatu dapat
berupa menasehati, memperingatkan, menegur, dan dapat juga
melaksanakan hukuman.
22
Memberikan kebebasan kepada anak didik merupakan alat
pendidikan yang terakhir karena anak didik harus bertanggung jawab,
harus berdiri sendiri dan bebas untuk memilih nilai-nilai hidup yang
sesuai dengan kata hatinya, dan disinilah ia memilih pendidikan dalam
taraf penyadarannya. Jadi alat pendidikan ini diberikan kepada anak
pada tahap akhir dari pendidikan, dimana anak akan mencapai
kedewasaannya.
23
Alat-alat pendidikan yang bersifat positif mengarah kepada agar
anak didik mengerjakan hal-hal yang baik, sedangkan alat pendidikan
yang bersifat negatif mengarah kepada agar anak didik tidak
mengerjakan hal-hal buruk.
Alat pendidikan yang preventif adalah alat pendidikan yang bersifat
pencegahan yaitu untuk mencegah masuknya pengaruh buruk dari luar
kedalam diri anak didik.
Kewajiban pendidik adalah mendidik anak didik menjadi anak
yang baik dan mencegah/membentengi anak didik dari masuknya
pengaruh-pengaruh buruk ke dalam dirinya.
Jenis alat pendidikan preventif yang abstrak misalnya tata tertib,
anjuran, larangan, dan disiplin.
Adapun yang termasuk alat-alat pendidikan korektif yang abstrak
misalnya pemberitahuan, teguran, peringatan, ganjaran dengan cara
bijaksana.
Alat pendidikan korektif artinya bersifat memperbaiki. Hal-hal
yang diperbaiki adalah perbuatan-perbuatan jelek yang sudah menjadi
kebiasaan diperbuat anak didik, seperti suka bertengkar, mengambil
barang milik orang lain, suka mengejek, dan suka menggangu.
Kewajiban pendidik dalam hal ini adalah mengikis sifat-sifat
negatif, kebiasaan-kebiasaan buruk dan penyakit-penyakit jiwa yang
ada pada anak didik.
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alat pendidikan merupakan suatu tindakan atau perbuatan atau situasi,
yang dengan sengaja diadakan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan, yaitu
kedewasaan Alat pendidikan merupakan suatu tindakan atau perbuatan atau
situasi, yang dengan sengaja diadakan untuk mencapai suatu tujuan
pendidikan, yaitu kedewasaan. Alat pendidikan merupakan suatu situasi yang
diciptakan secara khusus dengan maksud mempengaruhi anak didik secara
pedagogis (edukatif). Situasi pergaulan terjadi tanpa tujuan pendidikan,
sedangkan situasi pendidikan didasari untuk mencapai tujuan pendidikan.
Karakteristik alat pendidikan menjadi bagian yang perlu dipahami oleh
pendidik dalam melaksanakan proses pendidikan. Karakteristik alat
pendidikan adalah alat pendidikan dapat diartikan sebagai kondisi ideal alat
pendidikan baik yang berkaitan dengan alat pendidikan bentuk non-material
maupun yang digunakan dalam kegiatan pendidikan, alat pendidikan non-
material, karakteristik alat pendidikan Material. Penggunaan alat pendidikan
dipengaruhi oleh kecakapan pendidik yang harus menyesuaikan dengan
tujuan yang akan dicapai dan sebagai seorang pendidik sebaiknya harus
menghindari tindakan yang memaksa. Jenis – jenis alat pendidikan yaitu: alat
pendidikan pendahuluan, alat pendidikan yang sebenarnya. Langeveld (1980)
pengelompokan lima jenis alat pendidikan, yaitu: perlindungan,
kesepahaman, kesamaaan arah dalam fikiran dan perbuatan, perasaan bersatu
dan pendidikan karena kepentingan diri sendiri.
B. Saran
Bagi pendidik atau calon pendidik seperti kita sebaiknya mengetahui dan
memahami mengenai konsep, karakteristik dan jenis alat pendidikan. Guna
membantu dalam proses pembelajaran supaya pembelajaran berjalan dengan
baik. Guru dapat menciptakan proses pembelajaran yang baik dengan
25
menerapkan konsep, karakteristik dan jenis alat pendidikan itu di dalam
tercapainya tujuan pembelajaran di kelas. Pendidik juga harus mampu
menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan agar proses dari
konsep, karakteristik dan jenis alat pendidikan dapat tersampaikan dengan
maksimal.
26
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, SB. 2010. Guru & Anak Didik dalam Interaksi Edukasi. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sumber lain:
Https://www.slideshare.net, diakses tanggal 25 Februari 2019, pukul 20.24
27