FAKULTAS TARBIYAH
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk kehidupan manusia.
Seorang guru dituntut agar bisa memiliki kompetensi yang tinggi dan dia pun juga harus
bisa mendidik dengan baik. Maka agar tujuan pendidikan bisa tercapai, perlulah
diperhatikan segala sesuatu yang mendukung keberhasilan program pendidikan itu, maka
dalam hal ini salah satunya ialah alat atau media pendidikan.
Alat/ media merupakan sarana yang membantu proses pembelajaran terutama
yang berkaitan dengan indra pendengaran dan pengelihatan. Adanya alat/media bahkan
dapat mempercepat prosespembelajaran murid karena dapat membuat murid lebih cepat
menanggapi pelajaran. Dengan adanya alat/media maka tradisi lisan dan tulisan dalam
proses pembelajaran dapat diperkaya dengan berbagai alat/media pengajaran. Dengan
tersedianya alat /media pembelajaran, guru dapat menciptakan berbagai situasi yang
berlainan dan menciptakan iklim yang emosional yang sehat diantara murid-muridnya.
Bahkan alat/media pengajaran ini selanjutnya membantu guru-guru membawa dunia
kedalam kelas.
Dengan demikian, alat/media pendidikan mempunyai peranan yang sangat
penting. Oleh karena itu, kami akan membahas tentang alat pendidikan dengan
menafsirkan surat al alaq ayat 4-5 yang berkaitan dengan hal tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian media pendidikan menurut Q.S. Al-Alaq ayat 4-5?
2. Bagaimana Konsep landasan Q.S. Al-Alaq ayat 4-5?
3. Bagaimana relevansi media pendidikan dengan Q.S. Al-Alaq ayat 4-5?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian media pendidikan menurut Q.S. Al-Alaq ayat 4-5
2. Untuk mengetahui konsep landasan Q.S. Al-Alaq ayat 4-5
3. Unruk mengetahui relevansi media pendidikan dengan Q.S. Al-Alaq ayat 4-5
BAB II
PEMBAHASAN
1
Arief S.Sadiman, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), hlm.6.
2
Saebani, Beni Ahmad, Ilmu Pendidikan Islam Bandung : Pustaka Setia, 2009, Hal. 46.
berakhlak dan menegakkan kebenaran sesuai dengan ajaran Islam dalam rangka
menjalankan tugas dan fungsinya sebagai hamba Allah dan juga khalifah di muka bumi.3
Dalam perspektif Ilmu Pendidikan Islam, para ahli telah mengklasifikasikan alat
atau media pendidikan menjadi dua bagian yaitu: alat pendidikan yang bersifat benda
(materil) dan alat pendidikan yang bukan benda (non materil).
5
Fuad bin Abdul Azis, Mengajar EQ Cara Nabi, Bandung : MQS Publising, 2005, Hal. 69.
f) Hukuman
Menghukum adalah memberikan atau mengadakan nestapa atau
penderitaan dengan sengaja kepada anak didik dengan maksud agar penderitaan
tersebut betul-betul dirasakannya, untuk menuju ke arah perbaikan. Dengan
demikian hukuman merupakan alat pendidikan istimewa, sebab membuat anak
didik menderita.
( ٥) ( َعلَّ َم ااْلِ نْ َسا َن َما مَلْ َي ْعلَ ۗ ْم٤ ) الَّ ِذ ْي َعلَّ َم بِالْ َقلَ ۙ ِم
Artinya: Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya.
Dijelaskan dalam ayat ini bahwa القلم (pena) adalah salah satu alat atau media
pembelajaraan, yang mana alat tersebut dapat membantu manusia untuk memperoleh
pengalaman belajar/ilmu. Lafadz القلم di sini tidak hanya dimaknai sebagai pena/pensil
yang telah diketahui manusia lain sebelumnya, akan tetapi juga termasuk dalam
pengertian berbagai alat tulis yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar.6
Di dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwasanya di antara kemurahan Allah
Ta’ala adalah Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Dengan
demikian, Dia telah memuliakannya dengan ilmu. Dan itulah hal yang menjadikan bapak
umat manusia ini, Adam a.s. mempunyai kelebihan atas malaikat. Terkadang ilmu berada
di dalam akal fikiran dan terkadang berada dalam tulisan. Secara akal, lisan, dan tulisan,
mengharuskan perolehan ilmu. Dan Dia yang mengajar manusia dengan perantaraan
kalam. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.7
Itulah keistimewaan Tuhan lagi. Itulah kemuliaan-Nya yang tertinggi, yaitu
diajarkan-Nya kepada manusia berbagai ilmu, dibuka-Nya berbagai rahasia, diserahkan-
Nya berbagai kunci untuk pembuka perbendaharaan Allah, yaitu dengan qalam. Dengan
pena, di samping lidah untuk membaca, Tuhan pun mentakdirkan pula bahwa dengan
pena ilmu pengetahuan dapat dicatat. Pena adalah beku dan kaku, tidak hidup, namun
6
Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002) hlm. 400-402
7
Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, (Surabaya: PT. Bina Ilmu) hlm. 619.
yang dituliskan oleh pena itu adalah berbagai hal yang dapat difahamkan oleh manusia.
“Mengajari manusia apa-apa yang dia tidak tahu”. Lebih dahulu Allah Ta’ala mengajar
manusia mempergunakan qalam. Sesudah dia pandai mempergunakan qalam iu
banyaklah ilmu pengetahuan diberikan oleh Allah kepadanya, sehingga dapat pula
dicatatnya ilmu yang baru didapatnya itu dengan qalam yang telah ada dalam tangannya.8
( ٥) ( َعلَّ َم ااْلِ نْ َسا َن َما مَلْ َي ْعلَ ۗ ْم٤ ) الَّ ِذ ْي َعلَّ َم بِالْ َقلَ ۙ ِم
Artinya :
4.Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.9
Surat Al-Alaq merupakan surat yang ke-96 dalam Al-Qur’an, yang terdiri
dari 19 ayat. Surat ini termasuk golongan surat Makkiyah. Ayat 1-5 dari surat ini
adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang pertama kali diturunkan, yaitu di waktu Nabi
Muhammad bertafakur di gua Hira.
2. Asbabun Nuzul
Berikut merupakan asbabaun nuzul Q.S. Al-Alaq ayat 1-5, sebagai wahyu
pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Pada malam 17 Ramadhan, bertepatan dengan 6 Agustus tahun 610 Massehi,
diwaktu Nabi Muhammad SAW.sedang bertahannuts di Gua Hira, datanglah malaikat
Jibril a.s. membawa tulisan dan menyuruh Muhammad SAW. untuk membaca
katanya : “Bacalah”. Dengan terperanjat Muhammad SAW.menjawab : “Aku tidak
dapat membaca”. Beliau lalu direngkuh beberapa kali oleh malaikat Jibril a.s. hingga
nafasnya sesak, lalu dilepaskannya seraya disuruhnya membaca sekali lagi :
“bacalah”. Tetapi Muhammad SAW. masih tetap menjawab : “Aku tidak dapat
membaca”. Begitulah keadaan berulang sampai tiga kali, dan akhirnya Muhammad
SAW.berkata : “apa yang kubaca”, kata jibril : Inilah wahyu yang pertama
8
Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Jakarta: PT. Bina Pustaka Nasional, 1983) hlm. 502.
9
Al-Qur’an dan Terjemahnya
diturunkan oleh Allah SWT. kepada Muhammad SAW.(Q.S. Al-Alaq ayat 1-5) dan
inilah pula saat penobatan beliau sebagai Rasulullah, atau utusan Allah kepada
seluruh umat manusia, untuk menyampaikan risalah-Nya.
3. Munasabah Ayat
Surat al-‘Alaq ayat 1-5 memiliki munasabah dengan ayat sesudahnya, yaitu ayat 6
sebagai berikut:
Kata َّ كالdalam ayat di atas digunakan untuk menegur dengan keras. Ayat ini juga
memberikan pengertian, bahwa kandungan kalimat sesudahnya berlawanan dengan
isi pernyataan sebelumnya, yaitu betapa naifnya manusia. Meski telah jelas
keadaannya dan amat parah kemiskinannya dalam dirinya sendiri, dan tidak ada lagi
keraguan, bahwa Allah SWT. adalah Sang Pemilik segalanya, namun manusia tetap
bersikap melampaui batas. Ia menolak menunjukkan kepatuhannya kepada Tuhannya,
sementara ia bertindak zalim terhadap makhluk-Nya.10
10
A. Syafi’ AS, Kajian Tentang Belajar dalam al-Qur’an Surat al-‘Alaq Ayat 1-5 (Fakultas Agama Islam
Universitas Darul ‘Ulum Jombang, Sumbula: Volume 2, Nomor 2, Desember 2017), hal.635-636
Alat yang digunakan untuk menulis dinamai pula qalam karena pada mulanya alat
tersebut dibuat dari suatu bahan yang dipotong dan diruncingkan ujungnya. Kata
qalam di sini dapat berarti hasil dari penggunaan alat tersebut, yakni tertulis. Makna
di atas dikuatkan oleh firman Allah dalam Q.S Al-Qalam ayat 1 11
11
Yanfaunnas, Pendidikan Dalam Perspektif Qs. Al-‘Alaq: 1-5 (Nur El-Islam: Volume 1, Nomor 1, April 2014)
hal.23
12
Ridwanullah, Urgensi Belajar Menurut Al-Qur’an,(Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan), hlm49
dasar dalam pembelajaran yang seluruhnya disebut fasilitas belajar mengajar atau alat
media pendidikan.13
Dengan kata lain, dalam surat al-alaq ayat 4-5 tersebut dijelaskan bahwa untuk
memperoleh hasil belajar/ilmu dapat ditempuh melalui dua cara. Pertama, yakni
pembelajaran dengan menggunakan alat atau media, dan cara kedua yakni proses
pembelajaran dengan tanpa alat. Walaupun berbeda, namun kedua cara itu sama-sama
bersumber dari Allah swt. 14
Ayat ini juga berisi tentang sumber ilmu pengetahuan bahwasanya apapun
disiplinnya sumber ilmu pengetahuan adalah Allah SWT. Dan ayat ini juga menjelaskan
tentang cara memperoleh pengetahuan itu sendiri. Yakni ada dua cara untuk memperoleh
pengetahuan. Pertama, dengan upaya manusia sendiri menggunakan potensi-potensi yang
di anugerahkan Allah SWT dengan cara belajar. Dan yang kedua tanpa usaha manusia
seperti yang di peroleh melalui ilham, instuisi, dan wahyu Ilahi. Yang kedua ini semata-
mata karena Allah swt. Bagi siapa saja yang dikehendakinya. Sebagimana Allah jelaskan
dalam QS. Al-Baqarah: 31
Selain itu, ayat tersebut juga merupakan satu keistimewaan lain Allah SWT, yaitu
kemuliaan-Nya yang tertinggi, yang mengajarkan berbagai ilmu, dibukakanya berbagai
rahasia, yaitu dengan qalam. Allah mentakdirkan pula bahwa dengan pena, ilmu
pengetahuan dapat di catat. Pena adalah beku dan kaku, tidak hidup, namun yang
dituliskan oleh pena itu adalah berbagai hal yang dapat dipahami oleh manusia.
Kemudian Allah menambahkan penjelasanya dengan menyebut nikmatnya yang
13
Sirajun Nasihin, Sistem Pendidikan Qur’ani (Studi Surah Al-‘Alaq Ayat 1 Sampai Dengan 5) , (STIT Palapa
Nusantara Lombok NTB, Pandawa : Jurnal Pendidikan dan Dakwah Volume 2, Nomor 1, Januari 2020) hal. 162-
123
14
http://makalahmonster.blogspot.com/2017/10/makalah-tafsir-tarbawi-tentang-alat.html?m=1 di akses pada Rabu,
18 November 2020 pukul 22.12
terkandung dalam surat al-alaq ayat 5 yang berarti Allah telah memberi pengetahuan
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. 15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
Al-Maraghi, Op.Cit., hlm. 199
Dari pembahasan diatas mengenai media pendidikan dalam QS. Al-Alaq ayat 4-5
dapat diambil kesimpulan berupa poin-poin sebagai berikut :
1. Dalam Q.S. Al-Alaq ayat 4-5 dijelaskan bahwa ( القلمpena) merupakan salah satu alat
atau media pembelajaraan, yang mana alat tersebut dapat membantu manusia untuk
memperoleh pengalaman belajar/ilmu.
2. Dalam Tafsir Al-Misbah dijelaskan bahwa Allah SWT menjadikan qalam sebagai
media yang digunakan manusia untuk memahami sesuatu, sebagaimana mereka
memahaminya melalui ucapan. Lebih lanjut pengertian Al-qalam tidak terbatas hanya
pada alat tulis yang bisa digunakan oleh masyarakat tradisional di pesantren-
pesantren. Namun, secara substansial Al-qalam ini dapat menampung seluruh
pengertian yang berkaitan dengan segala sesuatu sebagai alam penyimpan, merekam,
dan sebagainya.
3. Dalam surat Al-Alaq ayat 4-5 tersebut dijelaskan bahwa untuk memperoleh hasil
belajar/ilmu dapat ditempuh melalui dua cara. Pertama, yakni pembelajaran dengan
menggunakan alat atau media, dan cara kedua yakni proses pembelajaran dengan
tanpa alat, semata-mata karena Allah AWT (ilham, instuisi, dan wahyu Ilahi, dll).
DAFTAR PUSTAKA
Arief S.Sadiman, dkk, 2012, Media Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada)
Syafi’ AS, 2017. Kajian Tentang Belajar dalam al-Qur’an Surat al-‘Alaq Ayat 1-5 (Fakultas
Agama Islam Universitas Darul ‘Ulum Jombang: Sumbula)
Yanfaunnas, 2014. Pendidikan Dalam Perspektif Qs. Al-‘Alaq: 1-5 : Nur El-Islam
Sirajun Nasihin, 2020. Sistem Pendidikan Qur’ani (Studi Surah Al-‘Alaq Ayat 1 Sampai Dengan
5) , (STIT Palapa Nusantara Lombok NTB, Pandawa : Jurnal Pendidikan dan Dakwah)
http://makalahmonster.blogspot.com/2017/10/makalah-tafsir-tarbawi-tentang-alat.html?m=1
diakses pada Rabu, 18 November 2020 pukul 22.12
Al-Maraghi, Op.Cit.