Anda di halaman 1dari 13

Makalah

MEDIA PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF Q.S. AL-ALAQ AYAT 4-5

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Tafsir Tarbawi

Dosen Pengampu : Nafiul Lubab, M.S.I

Disusun Oleh Kelompok 7 :

Noor Lailatun Nuzuliyah (1910110013)

Sovie Novita (1910110014)

Muhammad Ilma Noa Rosyad (1910110029)

Muhammad Khoirun Nadlif (1910110031)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

FAKULTAS TARBIYAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI-A3)

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk kehidupan manusia.
Seorang guru dituntut agar bisa memiliki kompetensi yang tinggi dan dia pun juga harus
bisa mendidik dengan baik. Maka agar tujuan pendidikan bisa tercapai, perlulah
diperhatikan segala sesuatu yang mendukung keberhasilan program pendidikan itu, maka
dalam hal ini salah satunya ialah alat atau media pendidikan.
Alat/ media merupakan sarana yang membantu proses pembelajaran terutama
yang berkaitan dengan indra pendengaran dan pengelihatan. Adanya alat/media bahkan
dapat mempercepat prosespembelajaran murid karena dapat membuat murid lebih cepat
menanggapi pelajaran. Dengan adanya alat/media maka tradisi lisan dan tulisan dalam
proses pembelajaran dapat diperkaya dengan berbagai alat/media pengajaran. Dengan
tersedianya alat /media pembelajaran, guru dapat menciptakan berbagai situasi yang
berlainan dan menciptakan iklim yang emosional yang sehat diantara murid-muridnya.
Bahkan alat/media pengajaran ini selanjutnya membantu guru-guru membawa dunia
kedalam kelas.
Dengan demikian, alat/media pendidikan mempunyai peranan yang sangat
penting. Oleh karena itu, kami akan membahas tentang alat pendidikan dengan
menafsirkan surat al alaq ayat 4-5 yang berkaitan dengan hal tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian media pendidikan menurut Q.S. Al-Alaq ayat 4-5?
2. Bagaimana Konsep landasan Q.S. Al-Alaq ayat 4-5?
3. Bagaimana relevansi media pendidikan dengan Q.S. Al-Alaq ayat 4-5?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian media pendidikan menurut Q.S. Al-Alaq ayat 4-5
2. Untuk mengetahui konsep landasan Q.S. Al-Alaq ayat 4-5
3. Unruk mengetahui relevansi media pendidikan dengan Q.S. Al-Alaq ayat 4-5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Media Pendidikan Menurut Q.S. Al-Alaq ayat 4-5


1. Pengertian Media Pendidikan
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Menurut Gagne (1970)
menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang
dapat merangsangnya untuk belajar.1
Asosiasi Pendidikan Nasional memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah
bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya. Media
hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan dibaca. Jadi, media adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta
perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru. Alat bantu
yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya gambar, model, objek, dan lain-lain yang
dapat memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap
belajar siswa.
Sedangkan definisi pendidikan Islam adalah bimbingan terhadap pertumbuhan
rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan,
melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.2 Istilah
mengarahkan, mengasuh, mengajarkan atau melatih mengandung pengertian usaha
mempengaruhi jiwa anak didik melalui proses setingkat demi setingkat menuju tujuan
yang ditetapkan, yaitu menanamkan takwa dan akhlak serta menegakkan kebenaran
sehingga terbentuklah manusia yang berpribadi dan berbudi luhur sesuai ajaran Islam.
Jadi media dalam pendidikan Islam adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
dalam rangka mempengaruhi jiwa anak didik agar menjadi insan yang bertakwa,

1
Arief S.Sadiman, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), hlm.6.
2
Saebani, Beni Ahmad,  Ilmu Pendidikan Islam Bandung : Pustaka Setia, 2009, Hal. 46.
berakhlak dan menegakkan kebenaran sesuai dengan ajaran Islam dalam rangka
menjalankan tugas dan fungsinya sebagai hamba Allah dan juga khalifah di muka bumi.3

2. Macam-macam Alat / Media Pendidikan

Dalam perspektif Ilmu Pendidikan Islam, para ahli telah mengklasifikasikan alat
atau media pendidikan menjadi dua bagian yaitu: alat pendidikan yang bersifat benda
(materil) dan alat pendidikan yang bukan benda (non materil).

1. Alat Pendidikan yang Bersifat Benda (Materil)


Menurut Zakiah Darajat, alat pendidikan yang berupa benda yaitu:
a) Media tulis, seperti al-Qur’an, hadits, Tauhid, Fiqh, sejarah.
b) Benda-benda alam seperti hewan, manusia, tumbuh-tumbuhan dsb.
c) Gambar-gambar yang dirancang seperti grafik.
d) Gambar yang diproyeksikan, seperti video.
e) Audio recording (alat untuk didengar) seperti kaset, tape, radio.4
2. Alat Pendidikan yang Bukan Benda (Non materil)
Berikut akan diuraikan secara ringkas beberapa alat pendidikan dalam bentuk
bukan benda (bisa berupa tindakan atau software) berdasarkan perspektif pendidikan
Islam itu sendiri, yaitu:
a) Keteladanan
Tingkah laku, cara berbuat, dan berbicara akan ditiru oleh anak. Dengan
teladan ini, lahirlah gejala identifikasi positif, yakni penyamaan diri dengan
orang-orang yang ditiru. Identifikasi positif itu penting sekali dalam pembentukan
kepribadian. Karena itulah teladan merupakan alat pendidikan yang utama, sebab
terikat erat dalam pergaulan dan berlangsung secara wajar. Teladan dimaksudkan
untuk membiasakan anak didik dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
b) Anjuran, Perintah dan Larangan
Di dalam alat pendidikan berupa anjuran, perintah dan larangan anak
mendengar apa yang harus dilakukan dan tidak dilakukan. Perintah adalah
tindakan pendidik menyuruh anak didik melakukan sesuatu. Sedangkan larangan
3
Zakiah, Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1984, Hal. 32.
4
Ibid., Hal. 40.
merupakan tindakan pendidik menyuruh anak didik tidak melakukan atau
menghindari tingkah laku tertentu. Alat ini adalah sebagai pembentuk disiplin
secara positif.
Khusus berkenaan dengan alat pendidikan berupa perintah dan larangan,
hal ini sesungguhnya merupakan implementasi dari konsep amar ma'ruf nahi
munkar.
c) Pujian dan Hadiah
Merupakan tindakan pendidik yang fungsinya memperkuat penguasaan
tujuan pendidikan tertentu yang telah dicapai anak didik. Hadiah dalam hal ini
tidak mesti selalu berwujud barang. Doa yang baik dari pendidik untuk peserta
didik sudah merupakan satu hadiah, yang pengaruhnya besar sekali, seperti
memotivasi, menggembirakan, dan menambah kepercayaan dirinya. Pujian dan
hadiah harus diberikan pada saat yang tepat, yaitu segera sesudah anak didik
berhasil.5
d) Teguran
Perlu diperhatikan bahwa anak-anak bersifat pelupa, cepat melupakan
larangan-larangan, atau perintah yang baru saja diberikan kepadanya. Karenanya
sebelum kesalahan itu berlangsung lebih jauh, perlu adanya koreksi dan teguran.
Teguran dapat berupa kata-kata, tetapi dapat juga berupa isyarat-isyaratnya.
Teguran ini juga merupakan tindakan pendidik untuk mengoreksi pencapaian
tujuan pendidikan oleh anak didik.
e) Peringatan dan Ancaman
Peringatan diberikan kepada anak yang telah beberapa kali melakukan
pelanggaran, dan telah diberikan teguran pula atas pelanggarnya. Dalam
memberikan peringatan ini, bisanya disertai dengan ancaman akan sanksinya.
Karena itulah, ancaman merupakan tindakan pendidik mengoreksi secara keras
tingkah laku anak didik yang tidak diharapkan, dan disertai perjanjian jika
terulang lagi akan dikenakan hukuman atau sanksi.
Alat berupa ancaman ini dianjurkan jangan dibiasakan dan digunakan
kecuali hanya pada saat yang tepat saja.

5
Fuad bin Abdul Azis, Mengajar EQ Cara Nabi,  Bandung : MQS Publising, 2005,  Hal.  69.
f) Hukuman
Menghukum adalah memberikan atau mengadakan nestapa atau
penderitaan dengan sengaja kepada anak didik dengan maksud agar penderitaan
tersebut betul-betul dirasakannya, untuk menuju ke arah perbaikan. Dengan
demikian hukuman merupakan alat pendidikan istimewa, sebab membuat anak
didik menderita.

3. Penjelasan Media Pendidikan menurut Q.S. Al Alaq ayat 4-5

( ٥) ‫ ( َعلَّ َم ااْلِ نْ َسا َن َما مَلْ َي ْعلَ ۗ ْم‬٤ ) ‫الَّ ِذ ْي َعلَّ َم بِالْ َقلَ ۙ ِم‬
Artinya: Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya.

Dijelaskan dalam ayat ini bahwa ‫القلم‬ (pena) adalah salah satu alat atau media

pembelajaraan, yang mana alat tersebut dapat membantu manusia untuk memperoleh

pengalaman belajar/ilmu. Lafadz ‫القلم‬ di sini tidak hanya dimaknai sebagai pena/pensil

yang telah diketahui manusia lain sebelumnya, akan tetapi juga termasuk dalam
pengertian berbagai alat tulis yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar.6
Di dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwasanya di antara kemurahan Allah
Ta’ala adalah Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Dengan
demikian, Dia telah memuliakannya dengan ilmu. Dan itulah hal yang menjadikan bapak
umat manusia ini, Adam a.s. mempunyai kelebihan atas malaikat. Terkadang ilmu berada
di dalam akal fikiran dan terkadang berada dalam tulisan. Secara akal, lisan, dan tulisan,
mengharuskan perolehan ilmu. Dan Dia yang mengajar manusia dengan perantaraan
kalam. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.7
Itulah keistimewaan Tuhan lagi. Itulah kemuliaan-Nya yang tertinggi, yaitu
diajarkan-Nya kepada manusia berbagai ilmu, dibuka-Nya berbagai rahasia, diserahkan-
Nya berbagai kunci untuk pembuka perbendaharaan Allah, yaitu dengan qalam. Dengan
pena, di samping lidah untuk membaca, Tuhan pun mentakdirkan pula bahwa dengan
pena ilmu pengetahuan dapat dicatat. Pena adalah beku dan kaku, tidak hidup, namun
6
Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002) hlm. 400-402
7
Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, (Surabaya: PT. Bina Ilmu) hlm. 619.
yang dituliskan oleh pena itu adalah berbagai hal yang dapat difahamkan oleh manusia.
“Mengajari manusia apa-apa yang dia tidak tahu”. Lebih dahulu Allah Ta’ala mengajar
manusia mempergunakan qalam. Sesudah dia pandai mempergunakan qalam iu
banyaklah ilmu pengetahuan diberikan oleh Allah kepadanya, sehingga dapat pula
dicatatnya ilmu yang baru didapatnya itu dengan qalam yang telah ada dalam tangannya.8

B. Konsep Landasan Q.S. Al-Alaq ayat 4-5


1. Identitas

( ٥) ‫ ( َعلَّ َم ااْلِ نْ َسا َن َما مَلْ َي ْعلَ ۗ ْم‬٤ ) ‫الَّ ِذ ْي َعلَّ َم بِالْ َقلَ ۙ ِم‬
Artinya :
4.Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.9

Surat Al-Alaq merupakan surat yang ke-96 dalam Al-Qur’an, yang terdiri
dari 19 ayat. Surat ini termasuk golongan surat Makkiyah. Ayat 1-5 dari surat ini
adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang pertama kali diturunkan, yaitu di waktu Nabi
Muhammad bertafakur di gua Hira.

2. Asbabun Nuzul
Berikut merupakan asbabaun nuzul Q.S. Al-Alaq ayat 1-5, sebagai wahyu
pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Pada malam 17 Ramadhan, bertepatan dengan 6 Agustus tahun 610 Massehi,
diwaktu Nabi Muhammad SAW.sedang bertahannuts di Gua Hira, datanglah malaikat
Jibril a.s. membawa tulisan dan menyuruh Muhammad SAW. untuk membaca
katanya : “Bacalah”. Dengan terperanjat Muhammad SAW.menjawab : “Aku tidak
dapat membaca”. Beliau lalu direngkuh beberapa kali oleh malaikat Jibril a.s. hingga
nafasnya sesak, lalu dilepaskannya seraya disuruhnya membaca sekali lagi :
“bacalah”. Tetapi Muhammad SAW. masih tetap menjawab : “Aku tidak dapat
membaca”. Begitulah keadaan berulang sampai tiga kali, dan akhirnya Muhammad
SAW.berkata : “apa yang kubaca”, kata jibril : Inilah wahyu yang pertama
8
Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Jakarta: PT. Bina Pustaka Nasional, 1983) hlm. 502.
9
Al-Qur’an dan Terjemahnya
diturunkan oleh Allah SWT. kepada Muhammad SAW.(Q.S. Al-Alaq ayat 1-5) dan
inilah pula saat penobatan beliau sebagai Rasulullah, atau utusan Allah kepada
seluruh umat manusia, untuk menyampaikan risalah-Nya.
3. Munasabah Ayat
Surat al-‘Alaq ayat 1-5 memiliki munasabah dengan ayat sesudahnya, yaitu ayat 6
sebagai berikut:

ۙ‫َكاَّل ۤ اِ َّن ا ۡلاِ ۡن َسا َن لَيَ ۡط ٰ ٓغى‬

Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas (Q.S. Al-‘Alaq: 6)

Kata َّ‫ كال‬dalam ayat di atas digunakan untuk menegur dengan keras. Ayat ini juga
memberikan pengertian, bahwa kandungan kalimat sesudahnya berlawanan dengan
isi pernyataan sebelumnya, yaitu betapa naifnya manusia. Meski telah jelas
keadaannya dan amat parah kemiskinannya dalam dirinya sendiri, dan tidak ada lagi
keraguan, bahwa Allah SWT. adalah Sang Pemilik segalanya, namun manusia tetap
bersikap melampaui batas. Ia menolak menunjukkan kepatuhannya kepada Tuhannya,
sementara ia bertindak zalim terhadap makhluk-Nya.10

4. Mufrodat Q.S. Al-Alaq ayat 4-5


Ayat-ayat yang lalu menegaskan kemurahan Allah SWT. Ayat di atas
melanjutkan dengan memberi contoh sebagaian dari kemurahan-Nya itu dengan
menyatakan bahwa : Dia yang maha pemurah itu yang mengajar manusia dengan
pena yakni dengan sarana dan usaha mereka, dan Dia juga yang mengajar manusia
tanpa alat da usaha mereka apa yang belum diketahuinya.

Kata ‫( القلم‬Al-Qalam) terambil dari kata kerja ‫( قلم‬qalama) yang berarti

memotong ujung sesuatu. Memotong ujung kuku disebut ‫( تقليم‬taqlim). Tombak

yang dipotong ujungnya sehingga meruncing dinamai ‫( مقامل‬maqalim).

10
A. Syafi’ AS, Kajian Tentang Belajar dalam al-Qur’an Surat al-‘Alaq Ayat 1-5 (Fakultas Agama Islam
Universitas Darul ‘Ulum Jombang, Sumbula: Volume 2, Nomor 2, Desember 2017), hal.635-636
Alat yang digunakan untuk menulis dinamai pula qalam karena pada mulanya alat
tersebut dibuat dari suatu bahan yang dipotong dan diruncingkan ujungnya. Kata
qalam di sini dapat berarti hasil dari penggunaan alat tersebut, yakni tertulis. Makna
di atas dikuatkan oleh firman Allah dalam Q.S Al-Qalam ayat 1 11

‫نٓ‌ ۚ َوا ۡل َقلَ ِم َو َما ۡي‬


‫سَ طُ ُۡرو ۙ َن‬
Artinya : "Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis."

C. Relevansi Media Pendidikan dengan Q.S. Al-Alaq ayat 4-5


Menurut QS. Al-alaq ayat 4-5 media pendidikan dalam Tafsir Al-Misbah
menjelaskan bahwa Allah SWT lah yang menjadikan qalam sebagai media yang
digunakan manusia untuk memahami sesuatu, sebagaimana mereka memahaminya
melalui ucapan. Lebih lanjut lagi Al-Misbah mengatakan bahwa Al-qalam itu adalah
alat keras dan tidak mengandung unsur kehidupan, dan tidak ada pula mengandung
unsur pemahaman. Namun digunakannya al-qalam itu untuk memahami sesuatu bagi
Allah SWT bukanlah masalah yang sulit. Dan dengan bantuan al-qalam ini pula
manusia dapat memahami masalah yang sulit. Allah memiliki kekuasaan untuk
menjadikan seseorang sebagai pembaca yang baik, penghubung yang memiliki
pengetahuan sehingga ia menjadi manusia yang sempurna. Pada perkembangan
selanjutnya, pengertian Al-qalam ini tidak terbatas hanya pada alat tulis yang bisa
digunakan oleh masyarakat tradisional di pesantren-pesantren. Namun, secara
substansial Al-qalam ini dapat menampung seluruh pengertian yang berkaitan dengan
segala sesuatu sebagai alam penyimpan, merekam, dan sebagainya.12 Qalam sebagai
alat atau media pendidikan memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran.
Alat tulis tidak terbatas hanya pada ballpoin, marker, kapur tulis, dan lainnya
melainkan sudah mengembang menjadi media berupa alat bantu, alat peraga,
proyektor dan berbagai media berbasis IT yang dipergunakan sebagai kebutuhan

11
Yanfaunnas, Pendidikan Dalam Perspektif Qs. Al-‘Alaq: 1-5 (Nur El-Islam: Volume 1, Nomor 1, April 2014)
hal.23
12
Ridwanullah, Urgensi Belajar Menurut Al-Qur’an,(Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan), hlm49
dasar dalam pembelajaran yang seluruhnya disebut fasilitas belajar mengajar atau alat
media pendidikan.13
Dengan kata lain, dalam surat al-alaq ayat 4-5 tersebut dijelaskan bahwa untuk
memperoleh hasil belajar/ilmu dapat ditempuh melalui dua cara. Pertama, yakni
pembelajaran dengan menggunakan alat atau media, dan cara kedua yakni proses
pembelajaran dengan tanpa alat. Walaupun berbeda, namun kedua cara itu sama-sama
bersumber dari Allah swt. 14
Ayat ini juga berisi tentang sumber ilmu pengetahuan bahwasanya apapun
disiplinnya sumber ilmu pengetahuan adalah Allah SWT. Dan ayat ini juga menjelaskan
tentang cara memperoleh pengetahuan itu sendiri. Yakni ada dua cara untuk memperoleh
pengetahuan. Pertama, dengan upaya manusia sendiri menggunakan potensi-potensi yang
di anugerahkan Allah SWT dengan cara belajar. Dan yang kedua tanpa usaha manusia
seperti yang di peroleh melalui ilham, instuisi, dan wahyu Ilahi. Yang kedua ini semata-
mata karena Allah swt. Bagi siapa saja yang dikehendakinya. Sebagimana Allah jelaskan
dalam QS. Al-Baqarah: 31

ِ ‫ٓاء ٰهَٓ ٓاَل ِء ِإن ُكنتم ص‬


‫ٰدقِني‬ ِ ‫ال َأ ۢنبِـُٔوىِن بَِأمْس‬
َ ‫ق‬
َ ‫ف‬
َ ِ ‫وعلَّم ءادم ٱَأْلمْس ٓاء ُكلَّها مُثَّ عرضهم علَى ٱلْم ٰلَِٓئ َك‬
‫ة‬
َ ْ ُ ‫ُؤ‬ َ َ َ ْ ُ َ ََ َ َ َ َ َ َ َ َ َ

Artinya : “Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya,


kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman:
“Sebutkanlah kepada-ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar
orang-orang yang benar.” (QS. Al-Baqarah: 31)

Selain itu, ayat tersebut juga merupakan satu keistimewaan lain Allah SWT, yaitu
kemuliaan-Nya yang tertinggi, yang mengajarkan berbagai ilmu, dibukakanya berbagai
rahasia, yaitu dengan qalam. Allah mentakdirkan pula bahwa dengan pena, ilmu
pengetahuan dapat di catat. Pena adalah beku dan kaku, tidak hidup, namun yang
dituliskan oleh pena itu adalah berbagai hal yang dapat dipahami oleh manusia.
Kemudian Allah menambahkan penjelasanya dengan menyebut nikmatnya yang
13
Sirajun Nasihin, Sistem Pendidikan Qur’ani (Studi Surah Al-‘Alaq Ayat 1 Sampai Dengan 5) , (STIT Palapa
Nusantara Lombok NTB, Pandawa : Jurnal Pendidikan dan Dakwah Volume 2, Nomor 1, Januari 2020) hal. 162-
123
14
http://makalahmonster.blogspot.com/2017/10/makalah-tafsir-tarbawi-tentang-alat.html?m=1 di akses pada Rabu,
18 November 2020 pukul 22.12
terkandung dalam surat al-alaq ayat 5 yang berarti Allah telah memberi pengetahuan
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. 15

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

15
Al-Maraghi, Op.Cit., hlm. 199
Dari pembahasan diatas mengenai media pendidikan dalam QS. Al-Alaq ayat 4-5
dapat diambil kesimpulan berupa poin-poin sebagai berikut :

1. Dalam Q.S. Al-Alaq ayat 4-5 dijelaskan bahwa ‫( القلم‬pena) merupakan salah satu alat

atau media pembelajaraan, yang mana alat tersebut dapat membantu manusia untuk
memperoleh pengalaman belajar/ilmu.
2. Dalam Tafsir Al-Misbah dijelaskan bahwa Allah SWT menjadikan qalam sebagai
media yang digunakan manusia untuk memahami sesuatu, sebagaimana mereka
memahaminya melalui ucapan. Lebih lanjut pengertian Al-qalam tidak terbatas hanya
pada alat tulis yang bisa digunakan oleh masyarakat tradisional di pesantren-
pesantren. Namun, secara substansial Al-qalam ini dapat menampung seluruh
pengertian yang berkaitan dengan segala sesuatu sebagai alam penyimpan, merekam,
dan sebagainya.
3. Dalam surat Al-Alaq ayat 4-5 tersebut dijelaskan bahwa untuk memperoleh hasil
belajar/ilmu dapat ditempuh melalui dua cara. Pertama, yakni pembelajaran dengan
menggunakan alat atau media, dan cara kedua yakni proses pembelajaran dengan
tanpa alat, semata-mata karena Allah AWT (ilham, instuisi, dan wahyu Ilahi, dll).

DAFTAR PUSTAKA

Arief S.Sadiman, dkk, 2012, Media Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada)

Saebani, Beni.A , 2009. Ilmu Pendidikan Islam Bandung : Pustaka Setia.


Daradjat, Z, 1984. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Al-Qur’an dan Terjemahnya

Quraish Shihab, 2002. Tafsir Al Misbah, (Jakarta: Lentera Hati)

Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, (Surabaya: PT. Bina Ilmu)

Hamka, 1983. Tafsir Al-Azhar, (Jakarta: PT. Bina Pustaka Nasional)

Syafi’ AS, 2017. Kajian Tentang Belajar dalam al-Qur’an Surat al-‘Alaq Ayat 1-5 (Fakultas
Agama Islam Universitas Darul ‘Ulum Jombang: Sumbula)

Yanfaunnas, 2014. Pendidikan Dalam Perspektif Qs. Al-‘Alaq: 1-5 : Nur El-Islam

Sirajun Nasihin, 2020. Sistem Pendidikan Qur’ani (Studi Surah Al-‘Alaq Ayat 1 Sampai Dengan
5) , (STIT Palapa Nusantara Lombok NTB, Pandawa : Jurnal Pendidikan dan Dakwah)

Ridwanullah, Urgensi Belajar Menurut Al-Qur’an,(Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan)

http://makalahmonster.blogspot.com/2017/10/makalah-tafsir-tarbawi-tentang-alat.html?m=1
diakses pada Rabu, 18 November 2020 pukul 22.12

Al-Maraghi, Op.Cit.

Anda mungkin juga menyukai