Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan,
kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan penting dalam keseluruhan
proses pendidikan.
Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap
dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan
yang telah dipelajari. Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah, dan
di tempat lain seperti di museum, di laboratorium, di hutan dan dimana saja. Belajar
merupakan tindakan dan perilaku mahamahasiswa yang kompleks.
Kata keterampilan sama artinya dengan kata kecekatan. Terampil atau cekatan adalah
kepandaian melakukan sesuatu dengan cepat dan benar. Seseorang yang dapat melakukan
sesuatu dengan cepat tetapi salah tidak dapat dikatakan terampil. Sedangkan ruang lingkup
keterampilan sendiri cukup luas, meliputi kegiatan berupa perbuatan, berpikir,
berbicara, melihat, mendengar, dan sebagainya.
Dalam pembelajaran, keterampilan dirancang sebagai proses komunikasi belajar
untuk mengubah perilaku mahamahasiswa menjadi cekat, cepat, dan tepat dalam
melakukan atau menghadapi sesuatu. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
keterampilan adalah suatu bentuk kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan
perbuatan dalam mengerjakan sesuatu secara efektif dan efisien.
Sedangkan maksud dari keterampilan belajar itu sendiri adalah suatu kepandaian dan
sikap positif dalam hal pencarian ilmu pengetahuan dan wawasan, yang dimana adanya
kecekatan dalam berproses ketika mendapatkan sejumlah bahan yang telah dipelajari.
Sehingga dengan adanya keterampilan belajar sebagai penunjang untuk melakukan
berbagai kegiatan pencarian wawasan .

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah siswa di SD 064037 sudah menerapkan keterampilan bertanya dalam proses
pembelajaran ?
2. Bagaimana cara pendidik di SD 064037 untuk meningkatkan keterampilan bertanya
siswa ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui bagaimana proses
berjalannya kegiatan belajar mengajar yang di lakukan di SDN. 064037. Juga untuk melihat
bagaimana pengajaran guru didalam kelas apakah sudah efektif atau masih kurang efektif..
D. Manfaat
Laporan ini bermanfaat guna sebagai bukti hasil mahasiswa telah melakukan
observasi di sekolah SD dalam memenuhi tugas dari mata kuliah keteraampian dasar
mengajar SD.

2
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
Banyak hal yang dipelajari siswa di sekolah adalah fakta yang harus diingat. Fakta ini
membentuk kerangka yang menjadi gantungan konsep-konsep yang lebih rumit. Bahkan
fakta tersebut harus dipelajari dengan seefisien dan seefektif mungkin untuk menyisakan
waktu dan energi mental bagi pembelajaran yang bermakna, seperti kegiatan menjawab soal,
konseptual dan kreatif.
Jika siswa dapat menghafal hal-hal yang rutin dengan efisien, mereka dapat
membebaskan pikiran mereka untuk beralih ke tugas yang membutuhkan pemahaman dan
penalaran. Sebagian pembelajaran melibatkan hafalan fakta atau kaitan sembarang antara
fakta dan istilah. Siswa sering mempelajari sesuatu sebagai fakta sebelum mereka
meahaminya sebagai konsep atau kemampuan. Namun, tidak semua siswa memiliki model
belajar yang cepat menghafalkan materi-materi yang telah diberikan oleh guru. Akibatnya,
dalam suatu kelas selalu terdapat siswa yang tertinggal materi pelajaran atau memiliki
prestasi yang kurang memuaskan.
Oleh sebab itu, peran konselor sekolah dalam mengontrol perjalanan prestasi siswa,
khususnya bidang akademik sangat diperlukan dalam suatu sekolah. Sehingga tidak akan
terdapat siswa yang memiliki kesulitan belajar. Melalui bimbingan dan konseling bidang
belajar, konselor dapat membantu siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar. Salah
satunya adala dengan pemberian informasi-informasi mengenai keterampilan belajar yang
dapat siswa gunakan dalam menjalankan aktivitas akademiknya di sekolah sesuai dengan
gaya belajar yang dimiliki dan lebih efisien.

3
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode peneilitian kali ini ialah metode penelian deskriptif qualitatif. Menurut Nazir,
metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu
objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran,
atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antar fenomena yang diselidiki. Sedangkan menurut Sugiyono (2005) menyatakan
bahwa metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau
menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang
lebih luas. Menurut Whitney (1960), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan
interpretasi yang tepat.
Adapun masalah yang dapat diteliti dan diselidiki oleh penelitian deskriptif kualitatif
ini mengacu pada studi kuantitatif, studi komparatif (perbandingan), serta dapat juga menjadi
sebuah studi korelasional (hubungan) antara satu unsur dengan unsur lainnya. Kegiatan
penelitian ini meliputi pengumpulan data, analisis data, interprestasi data, dan pada akhirnya
dirumuskan suatu kesimpulan yang mengacu pada analisis data tersebut.

B. Lokasi dan waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksankan di Jl. Letda Sujono Gg. Istirahat pada hari sabtu, tanggal 10
November 2018.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah 6 guru yang berada di SD. Negeri 064037 Medan dengan
karakter sekolah adalah sekolah Negeri, memiliki fasilitas yang memadai.

D. Teknik Pengumpulan Data


Untuk mendapatkan data yang objektif, penulis melakukan beberapa teknik
penggalian data, berupa :
a. Observasi : adalah usaha untuk memperoleh dan mengumpulkan data dengan
melakukan pengamatan langsung dilapangan terhadap suatu kegiatan secara akurat,
serta mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antar aspek
dalam fenomena tersebut.

4
b. pengisian hak angket adalah salah satu upaya untuk memperoleh data yang berkaitan
dengan permasalahan penelitian sehingga dapat menemukan data atau keterangan
mengenai bullying di sekolah. dalam penelitian ini, penulis memberkan terhadap
peserta didik.

E. Instrumen

1. Dalam mengajar, metode apa yang anda lakukan sebagai pendidik untuk mengajar ?
2. Apakah anda sering bertanya kepada siswa anda mengenai pelajaran yang anda
sampaikan didalam kelas ketika proses kegiatan belajar mengajar berlangsung ?
3. Apakah siswa anda sering meminta anda mengulangi pelajaran yang mereka belum
pahami ?
4. Bagaimana cara anda sebagai seorang pendidik untuk meningkatkan kepercayaan diri
siswa dan berani untuk mengutarakan pendapatnya kepada anda selaku guru ?
5. Apakah anda sering memberi stimulus kepada siswa anda, untuk meningkatkan rasa
percaya diri mereka ?
6. Bagaimana cara anda agar membangkitkan semangat siswa untuk ikut berpartisipasi
dalam kegiatan belajar mengajar ?
SKORS
NO INDIKATOR DESKRIPTOR 3 5 7 9
1. Metode penyampaian guru a. Ide / gagasan
pada saat mengajar. b. Kefektifan metode
2. Memberi stimulus kepada a. Ide
siswa . b. Ulasan / Alasan
3. Kemampuan bertanya a. Respond
siswa b. Ulasan
4. Partisipasi siswa dalam a. Ide
proses pembelajaran. b. Ulasan
5. Cara pendidik memberikan a. Ide
stimulus agara anak b. Ulasan
percaya diri untuk
bertanya.
6. Pemberian motivasi yang a. Ide

5
dilakukan guru untuk
meningkatkan antusias b. Ulasan
siswa dalam belajar.

Sangat Baik : 90 – 100


Baik : 80 – 89
Cukup : 70 – 79
Kurang : 50 – 69

6
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Tabel Hasil Penelitian
Tabulasi Data
INDIKATOR
DESKRIPTOR
Jawaban Subjek
NO 3 5 7 9 Ulasan Hasil
1 1 2 Ceramah dan menjelaskan pelajaran 74
0
2 1 1 Pernah tetapi jarang 72
1
3 9 3 Siswa jarang bertanya 66
4 1 Siswa tidak berpartisipasi, hanya mengikuti instruksi guru. 72
2
5 1 Dengan berinteraksi ketika proses pembelajar 72
2
6 1 Interaksi agar siswa mampu bertanya tanpa rasa takut 72
2

Tabel Hasil wawancara


Penilaian Keterampilan Bertanya Siswa Di SD Sd 064037
No Pernyataan Nilai
.
1. Metode penyampaian guru pada saat mengajar. 74
2. Memberi stimulus kepada siswa . 72
3. Kemampuan bertanya siswa 66
4. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. 72
5. Cara pendidik memberikan stimulus agara anak percaya diri
untuk bertanya. 72
6. Pemberian motivasi yang dilakukan guru untuk meningkatkan
antusias siswa dalam belajar. 72

7
B. Pembahasan

Dari hasil wawancara dilapangan, pelaksanaan penerapan keterampilan belajar pada


anak kelas 5-b. Buku yang digunakan sebagai buku pegangan ialah buku tematik yaitu buku
yang menggabungkan beberapa tema dalam satu wacana. Dari hasil wawancara yang
didapatkan guru menerapkan beberapa metode dalam belajar mengajar didalam kelas, seperti
metode tanya jawab, guru memberi stimulus kepada siswa, agar stimulus itu dapat merangsan
keaktifan siswa, guru memberikan games agar suasana kelas menjadi menyenangkan, games
yang diberikan berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Setelah siswa dihadapi dengan
masalah yang harus dipecahkan, guru membentuk kelompok yang terdiri dari 5-6 orang,
kemudian setiap kelompok diberi waktu untuk membahas penyelesaian masalahnya. Setelah
waktu yang ditentukan untuk berdiskusi selesai, maka setiap perwakilan kelompok diminta
untuk menyampaikan hasil diskusinya didepan kelas, setelah selesai guru memberi
penjelasan kembali tentang materi yang di diskusikan.
Dalam pelajaran agama, tidak dilakukan metode yang sedemikian, guru agama lebih
memberikan wawasan, atau bisa disebut dengan metode ceramah, disini anak-anak hanya
mendengar penjelasan dari guru lalu kemudian diminta untuk menjawab soal, guru agama
tersebut berpendapat bahwa pelajaran agama sebaiknya lebih baik disampaikan oleh guru.
Karena guru berfungsi sebagai tokoh utama pendidikan.
Dalam kegiatan belajaran mengajar di SD.Negeri 064037. Kelas dimulai dengan
ketermpilan membuka pelajaran, guru meminta ketua kelas untuk menyiapkan teman-
temannya, siswa member salam kemudian berdoa sebelum memulai belajar. Setelah siswa
selesai berdoa, guru akan mengabsensi siwa dan meminta siswa untuk membaca buku
pegangan, setelah itu guru menjelaskan sekilas tentang materi yang akan disampaikan.Dalam
proses belajar yang peneliti amati dikelas 5 – b, pelajaran masih kurang efektif karena kurang
perhatiannya guru terhadap siswa yang kurang aktif, sehingga siswa tersebut ketinggalan
pelajaran, guru tidak bertanya kepada siswanya apakah siswa tersebut sudah mengerti atau
tidak dengan materi yang dibahas, kemudian guru juga memberi tugas kepada siswa yang
materinya belum dijelaskan dan tidak terdapat didalam buku pegangan siswa. Ini
menyebabkan banyaknya siswa yang semakin ketinggalan pelajaran, sedangkan siswa yang
mampu mengikuti pelajaran akan terus maju. Guru juga kurang memperhatikan apakah
siswanya memahami materi yang disampaikan.
Guru sebagai pelaksana utama kegiatan pembelajaran merupakan kunci keberhasilan
pembelajaran tematik. Kenyataannya belum semua guru memperoleh pelatihan pembelajaran

8
tematik dan kurikulum 13 menggabungkan beberapa jenis metode, di SD.N 064037 kesulitan
ini juga didapatkan karena tidak semua guru menerapkan pembelajaran tematik, seperti dalam
pelajaran, agama, bahasa inggris, kesenian dan olahraga.Siswa SD 063147 cenderung malu,
tidak berani untuk bertanya atau menjawab pertanyaan yang ditanyaan oleh guru. Dari hasil
wawancara ke enam guru yang peneliti lakukan di SD tersebut, guru jarang bertanya kepada
siswa apakah siswa memahami pelajaran yang telah disampaikan, karena materi
pembelajaran harus diselesaikan tepat waktu sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan
oleh pemerintah. Sehingga tidak cukup bagi guru untuk memahami masalah pada siswa yang
belum mengerti tentang pelajaran yang disampaikan, guru memberi solusi untuk
meningkatkan intelektual atau pengetahua siswa. Siswa dapat meningkatkan nilai belajar
dengan mengikuti bimbingan belajar di instansi lain sepertiles privat, atau pun les bimbel.

C. Upaya Guru SD 064037 dalam Meningkatkan Partisipasi Siswa dalam Proses


Pembelajaran.

Guru memberikan stimulus kepada siswa dengan cara melakukan komunikasi dua
arah, tanpa siswa sadari. Seperti, bertanya apakah ada siswanya yang masih belum
memahami materi yang disampaikan ketika guru selesai menjelaskan materi didepan kelas,
walaupun hanya beberapa guru yang melakukan hal tersebut dilihat dari hasil observasi
lapangan yang peneliti peroleh di kelas – kelas.
Upaya lain yang dilakukan guru untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses
pembelajaran dengan meminta siswa untuk menjawab soal dipapan tulis yang telah
disediakan oleh guru, kegiatan ini juga berfungi untuk melatih kepercayaan diri siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran.
D. Kekuatan Penelitian

Adapun kekuatan yang terdapat pada penelitian ini adalah terletak pada data
pendukung yang dikumpulkan, karena dengan data pendukung yang telah dijelaskan di atas
dapat membuktikan permasalahan yang terdapat pada sekolah tersebut, juga peneliti
melakukan pengamatan langsung disetiap kelas dan bertanya kepada siswa mengenai cara
atau bagaimana guru menyampaikan pembelajaran didalam kelas. Dengan dukungan data
yang dikumpulkan peneliti juga dapat menyimpulkan penyelesaian atau kesimpulan diakhir.

E. Kelemahan Penelitian

9
Adapun kelemahan pada penelitian ini terdapat pada prosesnya yaitu dimana guru
mengungkapkan pendapatya tidak sesuai dengan fakta lapangan, sehingga peneliti
mengambil langkah lain dengan bertanya secara langsung kepada siswa di sekolah.

10
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

guru merupakan sosok yang di guguh dan ditiru. Program kelas tidak akan berarti bila
mana tidak diwujudkan menjadi kegiatan. Untuk itu peranan guru sangat menentukan karena
kedudukannya sebagai pemimpin pendidikan diantara murid-murid kelas. Pembawaaan atau
metode yang digunakan oleh guru sangatlah berpengaruh untuk meningkat tiga ranah yang
perlu dikuasai yaitu kognitif, psikomotor dan afektif. Dengan penerapan metode yang tepat
untuk pembelajaran, serta perhatian pendidik terhadap peserta didiknya dapat meningkatkan
kualitas belajar siswa, dan dorongan rasa iingin tahu dari peserta didik,juga menjalin interaksi
dua arah yang baik antara pendidik dan peserta didik.Terkadang pendidik juga harus
menyesuaikan diri dengan kebutuhan peserta didik, terutama pendidik yang mengajar di
sekolah dasar dibutuhkan kesabaran yang lebih dalam menghadapi anak- anak yang masih
mau bermain.
Dari hasil Penelitian yang peneliti lakukan dapat disimpulkanbahwa siswa di SD
064037 sangat rendah dalam berpartisipasi untuk mengikuti proses pembelajaran. Satu guru
untuk semua mata pelajaran kecuali agama, bahasa inggris dan olahraga membuat pengajaran
dikelas kurang efektif. Siswa juga tidak berani dalam menyampaikan pendapat padahal saat
ini peserta didik bukan lagi Objek dalam pendidikan, namun di SD 064037, siswa masih
dianggap sebagai objek.

B. Saran

Kepada pendidik sebaiknya lebih memperhatikan peserta didiknya dalam memahami


pelajaran, mampu atau tidaknya peserta didik itu dalam memahami pelajaran secara
berkelompok.
Kepada kepala sekolah SD harusnya memperhatikan kinerja guru, karena saat ini
peserta didik membutuhkan pendidik yang dapat membantunya untuk memenuhi semua tugas
perkembangan bukan hanya pendidik yang mengajarkannya kecerdasan intelektual saja.
Siswa juga diharapkan lebih berperan aktif, bertanya jika tidak mengerti, dan jangan
malu jika belum paham. Malu bertanya sesat dijalan.

11
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman. 2009. Meaningful Learning: Re-invensi Kebermaknaan Pembelajaran
Yogyakarta: Pustaka Pelajara
Einon, Dorothy. 2005. Permainan Cerdas untuk Anak. Jakarta :Erlangga
Bob, Samples. 2002. Revolusi Belajar untuk Anak: Panduan Belajar sambil bermain untuk
Membuka Pikiran Anak-anak Anda. Bandung : Kaifa
Charner, Kathy. 2004. Brain Power: Permainan untuk Prosekolah. Jakarta : Erlangga

12
RUBRIK PENILAIAN HASIL MINI RISET
1. Tabel Penilaian

Nilai

Baik Sekali
N
Aspek Penilaian

Kurang

Sedang
Cukup
o

Baik
1 Pendahuluan

Latar Belakang Masalah          

  Tujuan dan Manfaat          

2 Kerangka Pemikiran / Gambaran Umum

Uraian Permasalahan          

Subjek Penelitian          

  Assesment Data          

3 Metode Pelaksanaan

Metode Penelitian          

Langkah Penelitian          

  Teknik Pengumpulan Data          

4 Pembahasan

Analisa Pembahasan / Penyelesaian Masalah          

Kekuatan Penelitian          

  Kelemahan penelitian          

5 Kesimpulan dan Penutup

Kesimpulan          

Saran          

  Referensi          

Total Skor  

Nilai Akhir  

13

Anda mungkin juga menyukai