DISUSUN OLEH :
ALAN CHRIS EKO TAMBUNAN 1605151004
RAHMI AULIA BATUBARA 1605151012
RODISYA ANNISA RAHMAN 1605151006
NOUVALDIO BAGAS PUTRA 1605151010
Penyelesaian makalah ini tidak lepas dari kerja sama dan ketekunan penyusun untuk
mengumpulkan sumber informasi yang terkait dengan Pengelolaan Keuangan Dana Desa Lalang,
Kecamatan Sunggal dan melakukan analisis secara teoritis. Terima kasih kepada pihak dosen
yang telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam memberikan pemahaman mengenai
pembuatan makalah yang baik.
Terima kasih pula sebanyak-banyaknya kepada teman-teman yang memberikan dukungan dan
motivasi sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Harapan penyusun semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dan semoga makalah
ini dapat dikembangkan menjadi lebih luas lagi dan mengoreksi setiap kesalahan yang ada sesuai
dengan teori keuangan desa yang berlaku secara umum, maupun dengan munculnya teori baru
dalam lingkungan keuangan desa yang ada di indonesia maupun yang berlaku secara global.
Medan, 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 2 PEMBAHASAN...................................................................................................5
BAB 3 PENUTUP...........................................................................................................12
3.1 Kesimpulan....................................................................................................12
3.2 Saran.............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
yang diperuntukkan bagi Desa dan Desa Adat yang ditransfer melalui Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai
penyelenggaran pemerintahan, pembangunan, serta pemberdayaan masyarakat dan
kemasyarakatan, dan juga dalam pengelolaan dana desa siperlukannya sebuah alokasi,
pengertian alokasi dana desa, yaitu dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Kabupaten yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan
kemampuan keuangan antar Desa untuk mendanai kebutuhan Desa dalam rangka
penyelenggaraan Pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan serta pelayanan
masyarakat. Dalam pengelolaan dana desa terdapat 4 asas pengelolaan keuangan desa,
yaitu : Akuntabel, Partisipatif, Disiplin, dan Transparan. Desa Lalang, memiliki beberapa
pembangunan infrastruktur yang sedang berjalan, salah satunya Drainase. Drainase
dianggap penting untuk dilakukan pembugaran karena pada desa ini masih banyak daerah
atau pemukiman penduduk yang tidak memiliki aliran air jika terjadi hujan, yang
menyebabkan beberapa lokasi sering tergenang air. Maka perangkat desa menganggap
drainase penting untuk diperbaiki agar sistem aliran air lebih baik, tidak terjadi genangan
air, dan pemukiman warga yang nyaman serta bersih. Drainase yang dibangun berada
pada gang kecil yang memang sangat membutuhkan drainase ini. Dan juga drainase yang
lama sudah waktunya mendapat pembugaran kembali.
1. Transparan
Makna transparan pengelolaan keuangan desa, pengelolaan uang tidak secara
tersembunyi atau dirahasiakan dari masyarakat, dan sesuai dengan kaedah-kaedah
hukum atau peraturan yang berlaku.Dengan adanya transparansi, semua uang desa
dapat diketahui dan diawasi oleh pihak lain yang berwenang. Mengapa azas
transparansi penting, agar semua uang desa memenuhi hak masyarakat dan
menghindari konflik dalam masyarakat desa.Dengan adanya keterbukaan informasi
tentang pengelolaan keuangan desa, pemerintah desa akan mendapatkan legitimasi
masyarakat dan kepercayaan publik.
2. Akuntabel
Akuntabel mempunyai pengertian bahwa setiap tindakan atau kinerja
pemerintah/lembaga dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak-pihak yang
memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan akan
pertanggungjawaban.Dengan denikian, pelaksanaan kegiatan dan penggunaan
anggaran harus dapat dipertanggungjawabkan dengan baik, mulai dari proses
perencanaan hingga pertanggungjawaban. Dengan Asas Akuntabel, menuntut Kepala
Desa mempertanggungjawabkan dan melaporkan pelaksanaan APB Desa secara
tertib, kepada masyarakat maupun kepada jajaran pemerintahan di atasnya, sesuai
peraturan perundang-undangan.
3. Partisipatif
Partisipatif, bahwa setiap tindakan yang dilakukan harus mengikutsertakan
keterlibatan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung melalui
lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan aspirasinya, yaitu Badan
Permusyawaratan Desa (BPD). Pengelolaan Keuangan Desa yang partisipatif, berarti
sejak tahap perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan
pertanggugjawaban wajib melibatkan masyarakat, para pemangku kepentingan di
desa serta masyarakat luas, utamanya kelompok marjinal sebagai penerima manfaat
dari program/kegiatan pembangunan di Desa. Dengan adanya perlibatan sejak awal,
maka semua dana desa dapat ditetapkan berdasarkan kebutuhan warga, bukan
keinginan dari pemerintah desa bersama elit-elit desa. Sehingga, semua hak-hak
masyarakat desa dapat terpenuhi dengan sendirinya akan tumbuh rasa memiliki dan
keswadayaan masyarakat dalam pembangunan desa.
A. Perencanaan
Pihak pemerintahan desa melakukan rapat koordinasi bersama kepala dusun di Desa
Lalang, tiap kepala dusun menampung aspirasi warganya, dan membawa aspirasi
tersebut ke rapat bersama kepala desa, maka disepakatilah pembangunan drainase,
maka setelah disepakati, kemudian dituangkan ke dalam RPJM Desa 6 Tahun, bila
terjadi perubahan mendadak ataupun keperluan mendadak dalam desa, maka RPJM
Desa dapat diubah.
B. Pelaksanaan
RPJM Desa kemudian dituangkan RAPB Desa kemudian menjadi DPD. DPD melihat
dan menilai rencana – rencana yang telah disepakati dalam rapat bersama, setelah
disetujui maka ditetapkan menjadi APB Desa. Dalam pembangunan drainase desa
Lalang, Kepala Desa melakukan penyusunan anggaran bersama Tim Ahli, setelah
anggaran selesai dibuat, maka TPK yang telah ditunjuk oleh Kepala Desa melakukan
pengukuran dan penghitungan langsung di lokasi yang akan dilakukan pembangunan
drainase. Kemudian Tim TPK melakukan pencocokan dan penyesuaian anggaran
yang telah disusun dengan penghitungan dan pengukuran langsung di lapangan.
Setelah dicocokan dan disepakati, maka tim TPK beserta tenaga kerja yang
mengerjakan drainase tersebut dapat melakukan kegiatan pembangunan. Sebelum
pembangunan berjalan, pihak pemerintahan desa sebelumnya telah mengedarkan
surat pemberitahuan dan membuat perjanjian dengan warga desa yang tanahnya akan
dibangun drainase, hal ini dilakukan agar tidak terjadi protes dari warga desa.
C. Penata Usahaan
Sistem penata usahaan yaitu dengan saling berkomunikasi dan saling membantu,
pembangunan drainase di tiap dusun diawasi oleh Kepala Dusun, beserta warga dusun
tersebut. Jika terjadi perencanaan yang tidak jadi dilaksanakan, maka dana tersebut
dikembalikan lagi, dan menjadi SILPA Desa.
D. Pelaporan
Pelaporan kegiatan dan dana dikerjakan oleh pemerintah desa, dikerjakan melalui
online berupa SEKUDES. Secara manual, pembuatan kwitansi, faktur pajak, dan
faktur upah tenaga kerja dikerjakan oleh sekretaris desa dibantu oleh perangkat desa.
Peran kepala desa dalam pelaporan, yaitu menjadi penanggung jawab pengguna
anggaran.
E. Pertanggung Jawaban Keuangan
Seluruh pertanggung jawaban keuangan desa, dibuat dalam bentuk banner yang
dibangun di lokasi strategis di desa lalang, sehingga warga desa dapat mengetahui
sejauh mana penggunaan dana desa tersebut, dan juga akan dilakukan rapat evaluasi
bersama kepala dusun, sehingga kepala dusun dapat memberitahu kepada warganya
tentang penggunaan dana desa.