Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PRAKTIKUM AKUNTANSI LEMBAGA /


ILMU PEMERINTAHAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1. AJENG RICHA MAGHFIRA
2. EVA ELIANA
3. HANIFAH SETIANINGRUM
4. NAILA FITRI FARAFISH
5. SALSABILA RIVANIA
6. SARAH HUMAIMAH
7. WINDA KHAIRANI

XII AKUNTANSI 4
SMK NEGERI 2 BATAM
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua limpahan rahmat dan
karunianya sehingga makalah ini sanggup tersusun hingga selesai. Tidak lupa
kami mengucapkan begitu banyak terimakasih atas uluran tangan dan bantuan
berasal dari pihak yang telah bersedia berkontribusi bersama dengan
mengimbuhkan sumbangan baik anggapan maupun materi yang telah mereka
kontribusikan.

Dan kita semua berharap semoga makalah ini mampu menambah pengalaman
serta ilmu bagi para pembaca. Sehingga untuk ke depannya sanggup memperbaiki
bentuk maupun tingkatkan isikan makalah sehingga menjadi makalah yang miliki
wawasan yang luas dan lebih baik lagi.

Karena keterbatasan ilmu maupun pengalaman kami, Kami percaya tetap banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat berharap saran dan
kritik yang membangun berasal dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Batam, 25 Juli 2019

Penyusun

1 | PRAKTIKUM AKUNTANSI LEMBAGA / ILMU PEMERINTAHAN


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………….……….…………………………………..……….
KATA PENGANTAR ………….…………………………………………………… 1
DAFTAR ISI …………………….……………………………………………………2

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………….…… 3

A. Latar Belakang ….…….………………………………………………… 3


B. Batasan Masalah …….…………………………………………………. 3
C. Rumusan Masalah ….………………………………………..…………...3
D. Tujuan ……….………………………………………………………….. 3

BAB II PEMBAHASAN.......... ………….……………………..………….……….. 6

1. Pengertian, Landasan/Dasar Hukum Desa……………………………. …6


2. Struktur Organisasi Pemerintah Desa................................................... …10
3. Azas Pengelolaan Keuangan Desa.............................................................12
4. Struktur Kewenangan Pengelolaan Keuangan Desa.................................14
5. Peraturan yang Berkaitan dengan Keuangan Pemerintah Desa................14
6. Tahapan Pengelolaan Keuangan Desa.......................................................19

BAB IV PENUTUP …………………………………………..…………………… 20

2 | PRAKTIKUM AKUNTANSI LEMBAGA / ILMU PEMERINTAHAN


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pemerintahan desa adalah penyelenggara urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Pasal
1 ayat 2 Undang-Undang nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa). Pemerintahan desa dalam
pembagian wilayah administratif Indonesia berada di bawah kecamatan. Desa dipimpin oleh
seorang kepala desa. Penyelenggara pemerintahan desa merupakan sub sistem dari
penyelenggaraan pemerintahan, sehingga desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakatnya (Widjaja, 2013).
Penyelenggaraan pemerintahan ini kepala desa bertanggung jawab kepada Badan
Permusyawaratan Desa dan menyampaikan laporan pelaksanaan pemerintahan tersebut
kepada Bupati. Keberadaan desa merupakan cermin utama berhasil tidaknya pemerintahan
suatu negara serta pelaksanaan kehidupan demokrasi di daerah. Hal ini sangat dibutuhkan
peran serta masyarakat desa supaya terwujud kehidupan yang demokrastis.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat ditentukan rumusan masalah
sebagai berikut.

1. Jelaskan pengertian beserta landasan atau dasar hukum Desa.


2. Jelaskan struktur organisasi pemerintah Desa.
3. Apa azas pengelolaan keuangan Desa.
4. Jelaskan struktur kewenangan pengelolaan keuangan Desa.
5. Sebutkan peraturan yang berkaitan dengan keuangan pemerintah Desa.
6. Bagaimana tahapan pengelolaan keuangan Desa.

C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini sebagai
berikut.

1. Untuk mengetahui pengertian beserta landasan atau dasar hukum Desa.


2. Untuk mengetahui struktur organisasi pemerintah Desa.
3. Untuk mengetahui azas pengelolaan keuangan Desa.
4. Untuk mengetahui struktur kewenangan pengelolaan keuangan Desa.
5. Untuk mengetahui peraturan yang berkaitan dengan keuangan pemerintah Desa
6. Untuk mengetahui tahapan pengelolaan keuangan Desa.

3 | PRAKTIKUM AKUNTANSI LEMBAGA / ILMU PEMERINTAHAN


BAB II
PEMBAHASAN

PENGERTIAN DAN LANDASAN / DASAR HUKUM DESA

A. PENGERTIAN DESA

Desa adalah pemukiman manusia dengan populasi antara beberapa ratus hingga beberapa
ribu jiwa dan berlokasi di daerah pedesaan. Desa atau juga dikenal dengan nama udik menurut
definisi “universal”, ialah sebuah aglomerasi permukiman di area perdesaan (rural).
Secara administratif Indonesia, Desa adalah pembagian wilayah administratif yang berada
di bawah kecamatan dan dipimpin oleh Kepala Desa. Kepala Desa bisa disebut dengan nama
lain misalnya Kepala Kampung atau Petinggi di Kalimantan Timur.
Sebuah desa secara administratif terdiri dari beberapa kampung/dusun/banjar/jorong.
Sebuah desa merupakan kumpulan dari beberapa unit permukiman kecil yang disebut juga
kampung (Banten, Jawa Barat) atau dusun (Yogyakarta) atau banjar (Bali) atau jorong
(Sumatera Barat).

1. Asal Mula Kata Desa


Etimologi istilah “desa” berasal dari bahasa Sansekerta dhesi yang berarti “tanah
kelahiran”. Istilah ini telah ada sejak tahun 1114 ketika Nusantara masih terdiri dari
beberapa kerajaan.
2. Arti Kata Desa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia:
Desa merupakan nomina (kata benda) yang berarti:
1. Sekelompok rumah di luar kota yang merupakan kesatuan; kampung; dusun
2. Udik atau dusun (dalam arti daerah pedalaman sebagai lawan kota)
3. kl tempat; tanah; daerah

3. Pengertian Desa Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa


Menurut UU No. 6 Tahun 2014, desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau

4 | PRAKTIKUM AKUNTANSI LEMBAGA / ILMU PEMERINTAHAN


hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

4. Pengertian Desa Menurut Para Ahli


1. Menurut R. Bintarto
Desa adalah perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik, serta kultural
yang terdapat di suatu daerah dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik
dengan daerah lain.
2. Menurut Rifhi Siddiq
Desa adalah suatu wilayah yang mempunyai tingkat kepadatan rendah yang dihuni oleh
penduduk dengan interaksi sosial yang bersifat homogen, bermatapencaharian di
bidang agraris serta mampu berinteraksi dengan wilayah lain di sekitarnya.
3. Menurut Paul H. Landis
Desa adalah daerah dimana hubungan pergaulannya ditandai dengan derajat intensitas
yang tinggi dengan jumlah penduduk kurang dari 2500 orang.
4. Menurut Sutardjo Kartohadikusumo
Desa adalah suatu kesatuan hukum dan di dalamnya bertempat tinggal sekelompok
masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri.

B. Dasar Hukum Pengaturan Desa dan Dana Desa


Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa saat ini sudah berumur 4 tahun. UU 6
tahun 2014 tentang Desa ini sah di Jakarta pada tanggal 15 Januari 2014 dan diundangkan
dalam Berita Negara tahun 2014 Nomor 7 pada 15 Januari 2014. Desa mulai berbenah dan
mendapatkan alokasi Dana Desa yang cukupan. Untuk mendampingi dan melaksanakan
amanat UU Desa saat ini pemerintah sudah mengeluarkan berbagai peraturan.

Dasar Peraturan Desa dan Dana Desa antara lain:


1. UU 6/2014 tentang Desa
2. PP 47/2015 tentang Perubahan atas PP 43/2014 ttg Peraturan Pelaksanaan UU 6/2014
3. PP 8/2016 tentang Perubahan Kedua atas PP 60/2014 tentang Dana Desa yang bersumber
dari APBN

Dasar Hukum Pengaturan Desa dan Dana Desa


Inilah Dasar Hukum Pengaturan Desa dan Dana Desa.
UU No.6 Tahun 2014 Tentang Desa
PP 47/2015 tentang Perubahan atas PP PP 8/2016 tentang Perubahan Kedua atas PP
43/2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU 60/2014 tentang Dana Desa yang bersumber
6/2014 tentang Desa dari APBN
PERMENDES: PERMENKEU
1. Permendes No.1/2015 tentang 1. PMK Nomor 257/PMK.07/2015 tentang
Pedoman Kewenangan Berdasarkan Tata Cara Penundaan dan/atau
Asal Usul dan Kewenangan Lokal Pemotongan Dana Perimbangan terhadap
Berskala Desa Daerah Yang Tidak Memenuhi Alokasi
2. Permendes No.2/2015 tentang Dana Desa (ADD)
Musyawarah Desa 2. PMK Nomor 49/PMK.07/2016 tentang
3. Permendes No.3/2015 tentang Tatacara Pengalokasian, Penyaluran,
Pendampingan Desa

5 | PRAKTIKUM AKUNTANSI LEMBAGA / ILMU PEMERINTAHAN


4. Permendes No.4/2015 tentang Penggunaan, Pemantauan dan Evaluasi
Pendirian, Pengurusan, Pengelolaan, Dana Desa
dan Pembubaran BUMDes PMK Nomor 50/PMK.07/2017 tentang
Permendes No.19/2017 tentang Prioritas Pengelolaan Transfer Ke Daerah dan Dana
Penggunaan Dana Desa TA 2018 Desa sebagaimana diubah dengan PMK
Nomor 112/PMK.07/2017
PERMENDAGRI: Perka LKPP no 13/2013 tentang Pedoman
1. Permendagri No. 111/2014 tentang Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa di Desa
Pedoman Teknis Peraturan di Desa sebagaimana diubah Perka LKPP no
2. Permendagri No. 112/2014 tentang 22/2015
Pemilihan Kepala Desa
3. Permendagri No. 113/2014 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa 4.
Permendagri No. 114/2014 Tentang
Pedoman Pembangunan Desa

C. Perbedaan Desa dengan Kelurahan


Desa bukan bawahan kecamatan,
karena kecamatan adalah bagian dari
perangkat daerah kabupaten/kota, dan
desa bukan bagian dari perangkat daerah.
Berbeda dengan Kelurahan, Desa
mempunyai hak mengatur wilayahnya
lebih luas. Namun dalam
perkembangannya, sebuah desa bisa
diubah statusnya menjadi kelurahan.

Desa Kelurahan
Kumpulan beberapa dusun Kumpulan beberapa Rw & Rt
Dipimpin kades (non PNS) Dipimpin lurah (PNS)
Dipilih langsung oleh rakyat Diangkat oleh walikota
Jabatan terbatas 2 periode Jabatan terbatas 2 periode
masing-masing 6 tahun masing – masing 4 tahun
Sumber dana dari APBN Sumber dana dari APBD
Badan perwakilan desa Dewan kelurahan

Kewenangan desa
1. Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang ada berdasarkan hak asal usul desa
2. Tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten
ataupun Kota
3. Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten atau kota
yang diserahkan pengaturannya kepada desa, yaitu urusan pemerintahan yang secara
langsung bisa meningkatkan pelayanan masyarakat.
4. Urusan pemerintahan lainnya yang diserahkan kepada desa.

6 | PRAKTIKUM AKUNTANSI LEMBAGA / ILMU PEMERINTAHAN


D. Ciri Ciri Masyarakat Desa

 Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk bisa mengejar kebutuhan
individu.
 Penduduk di desa cenderung saling tolong-menolong karena adanya rasa kebersamaan
yang tinggi. Hal tersebut berkontribusi akan tingginya tingkat ketergantungan
masyarakat di desa terutama bagi penduduk berusia lanjut.
 Pembagian kerja antar penduduk desa cenderung membaur dan tidak memiliki batasan
yang jelas. Hal ini dikarenakan rasa kebersamaan dan gotong royong yang amat tinggi
pada masyarakat desa.
 Penduduk desa cenderung mengerjakan pekerjaan yang sama seperti anggota
keluarganya terdahulu.
 Kehidupan keagamaan di desa lebih kuat jika dibandingkan dengan perkotaan. Hal ini
dikarenakan ketatnya kontrol sosial oleh sesama masyarakat desa.
 Perubahan-perubahan sosial cenderung terjadi lambat, tergantung pada keterbukaan
masyarakat desa dalam menerima pengaruh yang cukup berbeda dari adat istiadat
setempat.
 Kreatifitas dan inovasi cenderung belum diimplementasikan jika penduduk desa tidak
mencari tahu informasi terkini tentang hal perkembangan zaman dan teknologi.
 Interaksi banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan bersama daripada faktor
kepentingan pribadi.

E. Pola Persebaran Desa


Pola persebaran desa di Indonesia dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Pola Desa Menyebar
Pola desa ini umumnya ada di daerah pegunungan atau dataran tinggi yang berelief kasar.
Permukiman penduduk membentuk kelompok unit-unit yang kecil seta menyebar.
2. Pola Memanjang (linear).
Pola memanjang atau linier ialah untuk mendekati prasarana transportasi seperti jalan
dan sungai hingga memudahkan untuk bepergian ke tempat lain andai ada keperluan. Di
samping itu, untuk memudahkan penyerahan barang dan jasa.
Pola memanjang dibagi menjadi 4 yaitu:
1. Pola mengikuti jalan. Pola desa yang ada di sebelah kiri dan kanan jalan raya ataupun
jalan umum. Pola ini banyak terdapat pada dataran rendah.
2. Pola mengikuti pantai. Umumnya, pola desa ini merupakan desa nelayan yang terletak
di kawasan pantai yang landai.
3. Pola mengikuti sungai. Pola desa ini bentuknya memanjang mengikuti bentuk sungai,
umumnya ada di daerah pedalaman.
4. Pola mengikuti rel kereta api. Pola ini terdapat di Pulau Jawa dan Sumatera
dikarenakan penduduknya mendekati fasilitas transportasi.

7 | PRAKTIKUM AKUNTANSI LEMBAGA / ILMU PEMERINTAHAN


3. Pola Desa Tersebar
Pola desa ini adalah pola yang tidak teratur karena kesuburan tanah yang tidak merata.
Pola desa seperti ini ada di daerah karst atau daerah berkapur. Keadaan topografinya sangat
buruk.

F. Fungsi Desa

 Desa sebagai hinterland (pemasok kebutuhan bagi kota)


 Desa adalah mitra bagi pembangunan kota
 Desa adalah bentuk pemerintahan terkecil di wilayah Kesatuan Negara Republik
Indonesia
 Desa adalah sumber tenaga kerja kasar bagi perkotaan.

STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH DESA

Dalam sebuah desa dibutuhkan pemerintahan untuk menata dan mengurus setiap hal
yang berkaitan dengan desa. Struktur Pemerintahan Desa terdiri dari beberapa tingkatan yang
setiap tingkatannya memiliki porsinya sendiri. Pemerintah desa ditugaskan oleh pemerintah
pusat untuk mengatur masyarakat pedesaan setempat berdasarkan dengan undang-undang yang
ada demi mewujudkan pembangunan pemerintah diwilayah desa.

Setiap desa dikepalai oleh seorang kepala desa yang dibantu oleh jajaran perangkat desa
lainnya dalam mengurus setiap keperluan desa. Setiap jajaran memiliki fungsi dan tugasnya
masing-masing. Dengan pembagian tugas diharapkan setiap jajaran bisa memaksimalkan
kinerjanya. Berikut Struktur Pemerintahan Desa yang ada beserta tugas dan fungsinya :

1. Kepala Desa

Menurut UU RI No 6 Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 3 kepala desa adalah pemerintahan desa
atau yang disebut dengan nama lain yang dibantu perangkat desa sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan desa. Bertugas untuk menyelenggarakan pemerintah dan pemberdayaan desa.

8 | PRAKTIKUM AKUNTANSI LEMBAGA / ILMU PEMERINTAHAN


2. Badan Pemerintahan Desa (BPD)

Badan pemerintahan desa adalah lembaga yang anggotanya merupakan wakil dari
penduduk desa yang ditetapkan secara demokratis berdasarkan kewilayahan. Fungsi dari BPD
adalah membahas dan menyepakati rencana peraturan desa bersama kepala desa, menampung
dan menyalurkan aspirasi dari masyarakat, dan mengawasi kinerja kepala desa.

3. Sekretaris Desa

Sekretaris desa adalah perangkat yang membantu kepala desa menjalankan tugasnya.
Fungsi sekretaris meliputi menyiapkan dan melaksanakan pengelolaan administrasi desa,
membantu persiapan penyusunan peraturan desa dan bahan untuk laporan penyelenggara
pemerintah desa serta melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala desa.

4. Pelaksana Teknis Desa

– Kepala Urusan Pemerintah (KAUR PEM) Bertugas untuk membantu kepala desa dalam
mengelola administrasi dan perumusan bahan kebijakan desa. Berfungsi melaksanakan
kegiatan berkaitan dengan kependudukan, pertanahan, pembinaan ketentraman, dan ketertiban
masyarakat.

– Kepala Urusan Pembangunan (KAUR PEMBANGUNAN) Bertugas untuk membantu


kepala desa dalam menyiapkan teknis pengembangan ekonomi desa serta mengelola
administrasi pembangunan dan layanan masyarakat. Berfungsi untuk melaksanakan kegiatan
administrasi pembangunan, menyiapkan analisa dan kajian perkembangan ekonomi
masyarakat serta mengelola tugas pembantuan.

– Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat (KAUR KESRA) Bertugas membantu kepala desa
mempersiapkan perumusan kebijakan teknis penyusunan program keagamaan dan
melaksanakan program pemberdayaan dan sosial kemasyarakatan. Berfungsi melaksanakan
hasil persiapan program keagamaan, pemberdayaan masyarakat dan sosial kemasyarakatan.

– Kepala Urusan Keuangan (KAUR KEU) Berfungsi untuk membantu sekretaris desa
mengelola sumber pendapatan, administrasi keuangan, penyusunan APB desa dan laporan
keuangan desa. Serta melakukan tugas lain yang diberikan sekretaris.

– Kepala Urusan Umum (KAUR UMUM) Fungsinya untuk membantu sekretaris dalam
mengelola arsip desa, inventaris kekayan desa, dan administrasi umum. Dan juga sebagai
penyedia, pemelihara dan perbaikan peralatan kantor. Serta pelaksana tugas lain yang diberikan
oleh sekretaris desa.

9 | PRAKTIKUM AKUNTANSI LEMBAGA / ILMU PEMERINTAHAN


5. Pelaksana Kewilayahan

a. Kepala Dusun
Kepala dusun atau kadus bertugas untuk membantu kepala desa melaksanakan
tugasnya di wilayah dusun. Berfungsi membantu kinerja dan melaksanakan kegiatan
yang diselenggarakan pemerintah desa di kawasan dusun dalam mensejahterakan
masyarakat.
b. Administrasi Desa
Administrasi desa adalah kegiatan pencatatan data dan informasi
penyelenggaraan pemerintah desa pada buku administrasi desa. Jenis dan bentuknya
menurut peraturan mentri dalam negeri ada 5 yaitu :
1) Administrasi Umum. Berisi pencatatan data dan informasi mengenai kegiatan
pemerintahan desa.
2) Administrasi Penduduk. Berisi pencatatan data dan informasi mengenai penduduk dan
mutasi penduduk.
3) Administrasi Keuangan. Berisi pencatatan data dan informasi mengenai pengelolaan
keuangan desa.
4) Administrasi Pembangunan. Berisi pencatatan data dan informasi pembangunan yang
akan, sedang dan telah dilaksanakan.
5) Administrasi Badan Permusyawaratan Desa. Berisi pencatatan data dan informasi
berkaitan dengan BPD.

Struktur Pemerintahan Desa yang telah dibentuk, ditugaskan dan difungsikan sesuai
dengan undang-undang yang telah diatur untuk desa. Setiap perangkat desa diharapkan
melakukan fungsinya dengan baik. Bisa menata masyarakat dan membangun desa sesuai
dengan pembangunan yang direncanakan oleh pemerintah pusat.

AZAS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

Keuangan Desa yang Transparan.

Makna transparan pengelolaan keuangan desa, pengelolaan uang tidak secara


tersembunyi atau dirahasiakan dari masyarakat, dan sesuai dengan kaedah-kaedah hukum
atau peraturan yang berlaku.

Dengan adanya transparansi, semua uang desa dapat diketahui dan diawasi oleh pihak
lain yang berwenang. Mengapa azas transparansi penting, agar semua uang desa
memenuhi hak masyarakat dan menghindari konflik dalam masyarakat desa.Dengan
adanya keterbukaan informasi tentang pengelolaan keuangan desa, pemerintah desa akan
mendapatkan legitimasi masyarakat dan kepercayaan publik.

10 | PRAKTIKUM AKUNTANSI LEMBAGA / ILMU PEMERINTAHAN


Keuangan Desa yang Akuntabel

Akuntabel mempunyai pengertian bahwa setiap tindakan atau kinerja


pemerintah/lembaga dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak-pihak yang memiliki
hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan akan pertanggungjawaban (LAN,
2003). Dengan denikian, pelaksanaan kegiatan dan penggunaan anggaran harus dapat
dipertanggungjawabkan dengan baik, mulai dari proses perencanaan hingga
pertanggungjawaban. Dengan Asas Akuntabel, menuntut Kepala Desa
mempertanggungjawabkan dan melaporkan pelaksanaan APB Desa secara tertib, kepada
masyarakat maupun kepada jajaran pemerintahan di atasnya, sesuai peraturan perundang-
undangan.

Keuangan Desa yang Partisipatif

Keuangan Desa yang Partisipatif, bahwa setiap tindakan yang dilakukan harus
mengikutsertakan keterlibatan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung
melalui lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan aspirasinya, yaitu Badan
Permusyawaratan Desa (BPD), di Aceh disebut Tuha Peut atau nama lain sesuai kearifan
lokal masing-masing daerah.
Pengelolaan Keuangan Desa yang partisipatif, berarti sejak tahap perencanaan,
pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggugjawaban wajib melibatkan
masyarakat, para pemangku kepentingan di desa serta masyarakat luas, utamanya
kelompok marjinal sebagai penerima manfaat dari program/kegiatan pembangunan di
Desa. Dengan adanya perlibatan sejak awal, maka semua dana desa dapat ditetapkan
berdasarkan kebutuhan warga, bukan keinginan dari pemerintah desa bersama elit-elit
desa. Sehingga, semua hak-hak masyarakat desa dapat terpenuhi dengan sendirinya akan
tumbuh rasa memiliki dan keswadayaan masyarakat dalam pembangunan desa.

Keuangan Desa yang Tertib dan Disiplin Anggaran

Keuangan Desa yang tertip dan disiplik anggaran mempunyai pengertian bahwa
seluruh anggaran desa harus dilaksanakan secara konsisten, dan dilakukan percatatan atas
penggunaannya yang sesuai dengan prinsip akuntansi keuangan di desa.
Dalam perwujudan keuangan desa yang tertip dan disiplin anggaran, maka harus
pengelolaan dana desa harus taat hukum, harus tepat waktu, harus tepat jumlah, dan sesuai
dengan prosedur yang ada. Tujuannya untuk menghindari penyimpangan, dan
meningkatkan profesionalitas pengelolaanya.

11 | PRAKTIKUM AKUNTANSI LEMBAGA / ILMU PEMERINTAHAN


STRUKTUR KEWENANGAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

PERATURAN YANG BERKAITAN DENGAN KEUANGAN PEMERINTAH DESA

Undang-Undang
 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia
 UU No 17 Tahun 2014 Tentang Perkoperasian
 UU No 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
 UU No 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Desa
 UU No 9 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil
 UU No 5 Tahun 1979 Tentang Pemerintahan Desa
 UU No 19 Tahun 1965 Tentang Desapraja Sebagai Bentuk Peralihan Untuk Mempercepat
Terwujudnya Daerah Tingkat III Di Seluruh Wilayah Republik Indonesia

Peraturan Pemerintah
 PP Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
 PP Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

12 | PRAKTIKUM AKUNTANSI LEMBAGA / ILMU PEMERINTAHAN


 PP Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua PP Nomor 60 Tahun 2014 tentang
Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia
 PP Nomor 47 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun
2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan UU Desa
 PP No 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 Tentang Desa
 PP Nomor 22 Tahun 2015 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2014
 PP Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara
 PP No 71 Tahun 2010 Tentang Akuntansi Pemerintahan
 PP No 72 Tahun 2005 Tentang Desa

Peraturan Presiden
 Perpres No 11 Tahun 2015 Tentang Kementerian Dalam Negeri
 Perpres No 12 Tahun 2015 Tentang Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi
 Perpres No 62 Tahun 2015 Tentang Kementrian Koperasi dan usaha Kecil dan Menengah

Surat Keputusan 3 Menteri (Mendagri, Menkeu, & Mendes PDTT


 Alokasi Dana Desa 2016 Menurut Kabupaten/Kota
 SKB 3 Menteri (Mendagri, Menkeu, & Mendes PDTT) tentang Percepatan Penyaluran,
Pengelolaan dan Penggunaan Dana Desa Tahun 2015

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan


 PERMENLHK No 83 Tahun 2016 Tentang Perhutanan Sosial
 PERMENHUT No 88 Tahun 2014 Tentang Hutan Kemasyarakatan
 PERMENHUT No 14 Tahun 2008 Tentang Hutan Desa

Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi


 Permendesa No 5 Tahun 2016 Tentang Pembangunan Kawasan Perdesaan
 Permendesa No 2 Tahun 2016 Tentang Indeks Desa Membangun
 Permendesa No 21 Tahun 2015 Tentang Penetapan Prioritas Dana Desa Tahun 2016
 Permendesa No 6 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa, PDT
dan TransmigrasiPermendesa No 5 Tahun 2015 Tentang Penetapan Prioritas Penggunaan
Dana Desa Tahun 2015
 Permendesa No 4 Tahun 2015 Tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan
Pembubaran Badan Usaha Milik Desa
 Permendesa No 3 Tahun 2015 Tentang Pendampingan Desa

13 | PRAKTIKUM AKUNTANSI LEMBAGA / ILMU PEMERINTAHAN


 Permendesa No 2 Tahun 2015 Tentang Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan
Keputusan Musyawarah Desa
 Permendesa No 1 Tahun 2015 Tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul
dan Kewenangan Lokal Berskala Desa
 Permendesa No 19 Tahun 2017 Tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun
2018

Peraturan Menteri Keuangan


 PMK No 50 Tahun 2017 Tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa
 PMK No 49 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan,
Pemantauan, dan Evaluasi Dana Desa
 PMK No 93 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan,
Pemenfaatan, dan Evaluasi Dana Desa
 PMK No 241 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Transfer ke
Daerah dan Dana Desa
 PMK No 238 Tahun 2011 Tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan

Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah


 KMUKM No 19 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaran Rapat Anggota Koperasi
 KMUKM No 15 Tahun 2015 Tentang Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi
 KMKUKM No 4 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Akuntansi Koperasi
 KMKUKM No 4 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Akuntansi Koperasi (Lampiran)
 KMUKM No 4 Tahun 2010 Tentang Penumbuhan Sarjana Wirausaha

Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


 Perka LKPP Nomor 22 Tahun 2015 Perubahan Perka Nomor 13 Tahun 2013
 Perka LKPP Nomor 13 Tahun 2013 Tentang Tata Cara PBJ di Desa
 Perka LKPP No 13 Tahun 2013 Tentang Pedoman Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa di
Desa
 Perka No 18 Tahun 2012 Tentang E-TENDERING
 Perka LKPP No 3 Tahun 2012 Pedoman SPLKP Beserta Lampirannya

Contoh Peraturan Daerah Kabupaten/Kota dan Peraturan Bupati/Wali Kota


 Perbup Gunungkidul DIY No 2 Tahun 2015 Tentang Bantuan Keuangan kepada Desa
 Perbup Gunungkidul DIY No 1 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pengelolaan Alokasi Dana
Desa
 Perbup Bantul DIY No 30 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Pembagian dan Penetapan
Rincian Dana Desa
 Perbup Bantul DIY No 29 Tahun 2015 Tentang Pengalokasian Dana Desa Tahun Anggaran
2015
 Perbup Bantul DIY No 23 Tahun 2015 Tentang Pedoman Penyusunan Peraturan di Desa

14 | PRAKTIKUM AKUNTANSI LEMBAGA / ILMU PEMERINTAHAN


 Perda Kabupaten Bantul DIY No 6 Tahun 2015 Tentang Mekanisme Penyususnan Produk
Hukum Desa
 Perda Kabupaten Bantul DIY No 5 Tahun 2015 Tentang Pokok-pokok Pengelolaan
Keuangan Desa
 Perda Kabupaten Bantul DIY No 2 Tahun 2015 Tentang Organisasi Pemerintah Daerah
 Perda Kabupaten Bantul DIY No 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Desa
 Perbup Kutai Barat No 20 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Pembagian dan Penetapan Dana
Desa Setiap Kampung di Wilayah Kebupaten Kutai Barat Tahun Anggaran 2015
 Perbup Kutai Barat No 16 Tahun 2015 Tentang Perubahan atas Perbup Kutai Barat Nomor
4 Tahun 2015
 Perbup Kutai Barat No 4 Tahun 2015 Tenang Pengelolaan Alokasi Dana Kampung

Peraturan Menteri Dalam Negeri


 Permendagri No 14 Tahun 2016 Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri dalam
Negeri Republik Indonesia No 32 tahun 201 1 Tentang Pedoman Pemberian Hibah dan
Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
 Permendagri No 1 Tahun 2016 Tentang Pengelolaan Aset Desa
 Permendagri No 84 Tahun 2015 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah
Daerah
 Permendagri No 83 Tahun 2015 Tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa
 Permendagri No 82 Tahun 2015 Tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
 Permendagri No 114 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa
 Permendagri No 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa
 Permendagri No 112 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Kepala Desa
 Permendagri No 111 Tahun 2014 Tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa
 Permendagri No 37 Tahun 2007 Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa
 Permendagri No 32 Tahun 2006 Pedoman Administrasi Desa
 Permendagri No 20 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa

15 | PRAKTIKUM AKUNTANSI LEMBAGA / ILMU PEMERINTAHAN


TAHAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan,


pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan Desa. Adapun 5
Siklus Pengelolaan Keuangan Desa, sebagai berikut:

1. Perencanaan
Secara umum, perencanaan keuangan adalah kegiatan untuk memperkirakan
pendapatan dan belanja dalam kurun waktu tertentu di masa yang akan datang.
Perencanaan keuangan desa dilakukan setelah tersusunnya RPJM Desa dan RKP
Desa yang menjadi dasar untuk menyusun APBDesa yang merupakan hasil dari
perencanaan keuangan desa.

2. Pelaksanaan
Pelaksanaan dalam pengelolaan keuangan desa merupakan implementasi atau
eksekusi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. Termasuk dalam
pelaksanaan diantaranya adalah proses pengadaan barang dan jasa serta proses
pembayaran. Tahap pelaksanaan adalah rangkaian kegiatan untuk melaksanakan
APBDesa dalam satu tahun anggaran yang dimulai dari 1 Januari hingga 31
Desember. Atas dasar APBDesa dimaksud disusunlah rencana anggaran biaya
(RAB) untuk setiap kegiatan yang menjadi dasar pengajuan Surat Permintaan
Pembayaran (SPP). Pengadaan barang dan jasa, penyusunan Buku Kas Pembantu
Kegiatan, dan Perubahan APB Desa adalah kegiatan yang berlangsung pada tahap
pelaksanaan.

16 | PRAKTIKUM AKUNTANSI LEMBAGA / ILMU PEMERINTAHAN


3. Penatausahaan
Penatausahaan merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis
(teratur dan masuk akal/logis) dalam bidang keuangan berdasarkan prinsip, standar,
serta prosedur tertentu sehingga informasi aktual (informasi yang sesungguhnya)
berkenaan dengan keuangan dapat segera diperoleh.Tahap ini merupakan proses
pencatatan seluruh transaksi keuangan yang terjadi dalam satu tahun anggaran.
Lebih lanjut, kegiatan penatausahaan keuangan mempunyai fungsi pengendalian
terhadap pelaksanaan APBDesa. Hasil dari penatausahaan adalah laporan yang
dapat digunakan untuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan itu sendiri.
Dalam penatausahaan keuagan, Keuangan Desa diwajibkan membuat Buku
Pembantu Kas Umum yang terdiri dari:
 Buku pembantu bank merupakan buku catatan penerimaan dan pengeluaran melalui
rekening kas Desa.
 Buku pembantu pajak merupakan buku catatan penerimaan potongan pajak dan
pengeluaran setoran pajak, dan
 Buku pembantu panjar merupakan catatan pemberian dan pertanggungjawaban uang
panjar.

4. Pelaporan
Pelaporan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyampaikan hal-hal yang
berhubungan dengan hasil pekerjaan yang telah dilakukan selama satu periode
tertentu sebagai bentuk pelaksanaan tanggungjawab (pertanggungjawaban) atas
tugas dan wewenang yang diberikan Laporan merupakan suatu bentuk penyajian
data dan informasi mengenai sesuatu kegiatan ataupun keadaan yang berkenaan
dengan adanya suatu tanggung jawab yang ditugaskan. Pada tahap ini, Pemerintah
Desa menyusun laporan realisasi pelaksanaan APBDes setiap semester yang
disampaikan kepada Bupati/walikota.

5. Pertanggungjawaban
Laporan pertanggungjawaban disampaikan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah
akhir tahun anggaran berkenaan yang ditetapkan dengan Peraturan Desa. Peraturan
Desa disertai dengan laporan keuangan, laporan realisasi dan daftar program
sektoral, program daerah dan program lainnya yang masuk ke Desa.
Laporan pertanggungjawaban merupakan bagian dari laporan penyelenggaraan
Pemerintahan Desa akhir tahun anggaran. Selain laporan pertanggungjawaban
kepada Bupati/Walikota, pemerintah Desa berkewajiban menginformasikan kepada
masyarakat melalui media informasi.
Adapun informasi kepada masyarakat paling sedikit harus memuat laporan
realisasi APBDesa, laporan realisasi kegiatan, laporan kegiatan yang belum selesai
dan/atau tidak terlaksanan, laporan sisa anggaran dan alamat pengaduan.

17 | PRAKTIKUM AKUNTANSI LEMBAGA / ILMU PEMERINTAHAN


BAB III
PENUTUP

Sekelumit tulisan mengenai Pemerintahan Desa yang ditinjau dari pendekatan normatif
ini, dimaksudkan untuk lebih mengarahkan dan mengoptimalkan pemahaman mengenai
Pemerintahan Desa, terutama tercapainya Tertib Administrasi/ Pengeloaan keuangan
Pemerintahan Desa.

Keberhasilan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat serta tercapainya pelayanan


prima di tingkat perdesaan, akan sangat tergantung kepada para pelaku pemerintahan desa
sebagai masyarakat terpilih yang mempunyai kelebihan kemampuan untuk mengendalikan
roda pemerintahan. Oleh karena itu diperlukan kesungguhan dalam penerapan pedoman dan
peraturan perundang-undangan yang dibentuk dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan
Desa.

Tidak lupa menyampaikan terima kasih yang mendalam atas dukungan dan dorongan
dari semua pihak terhadap penulisan makalah ini, semoga sekelumit tulisan ini bermanfaat bagi
pembaca,

18 | PRAKTIKUM AKUNTANSI LEMBAGA / ILMU PEMERINTAHAN

Anda mungkin juga menyukai