DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1. AJENG RICHA MAGHFIRA
2. EVA ELIANA
3. HANIFAH SETIANINGRUM
4. NAILA FITRI FARAFISH
5. SALSABILA RIVANIA
6. SARAH HUMAIMAH
7. WINDA KHAIRANI
XII AKUNTANSI 4
SMK NEGERI 2 BATAM
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua limpahan rahmat dan
karunianya sehingga makalah ini sanggup tersusun hingga selesai. Tidak lupa
kami mengucapkan begitu banyak terimakasih atas uluran tangan dan bantuan
berasal dari pihak yang telah bersedia berkontribusi bersama dengan
mengimbuhkan sumbangan baik anggapan maupun materi yang telah mereka
kontribusikan.
Dan kita semua berharap semoga makalah ini mampu menambah pengalaman
serta ilmu bagi para pembaca. Sehingga untuk ke depannya sanggup memperbaiki
bentuk maupun tingkatkan isikan makalah sehingga menjadi makalah yang miliki
wawasan yang luas dan lebih baik lagi.
Karena keterbatasan ilmu maupun pengalaman kami, Kami percaya tetap banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat berharap saran dan
kritik yang membangun berasal dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
A. LATAR BELAKANG
Pemerintahan desa adalah penyelenggara urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Pasal
1 ayat 2 Undang-Undang nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa). Pemerintahan desa dalam
pembagian wilayah administratif Indonesia berada di bawah kecamatan. Desa dipimpin oleh
seorang kepala desa. Penyelenggara pemerintahan desa merupakan sub sistem dari
penyelenggaraan pemerintahan, sehingga desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakatnya (Widjaja, 2013).
Penyelenggaraan pemerintahan ini kepala desa bertanggung jawab kepada Badan
Permusyawaratan Desa dan menyampaikan laporan pelaksanaan pemerintahan tersebut
kepada Bupati. Keberadaan desa merupakan cermin utama berhasil tidaknya pemerintahan
suatu negara serta pelaksanaan kehidupan demokrasi di daerah. Hal ini sangat dibutuhkan
peran serta masyarakat desa supaya terwujud kehidupan yang demokrastis.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat ditentukan rumusan masalah
sebagai berikut.
C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini sebagai
berikut.
A. PENGERTIAN DESA
Desa adalah pemukiman manusia dengan populasi antara beberapa ratus hingga beberapa
ribu jiwa dan berlokasi di daerah pedesaan. Desa atau juga dikenal dengan nama udik menurut
definisi “universal”, ialah sebuah aglomerasi permukiman di area perdesaan (rural).
Secara administratif Indonesia, Desa adalah pembagian wilayah administratif yang berada
di bawah kecamatan dan dipimpin oleh Kepala Desa. Kepala Desa bisa disebut dengan nama
lain misalnya Kepala Kampung atau Petinggi di Kalimantan Timur.
Sebuah desa secara administratif terdiri dari beberapa kampung/dusun/banjar/jorong.
Sebuah desa merupakan kumpulan dari beberapa unit permukiman kecil yang disebut juga
kampung (Banten, Jawa Barat) atau dusun (Yogyakarta) atau banjar (Bali) atau jorong
(Sumatera Barat).
Desa Kelurahan
Kumpulan beberapa dusun Kumpulan beberapa Rw & Rt
Dipimpin kades (non PNS) Dipimpin lurah (PNS)
Dipilih langsung oleh rakyat Diangkat oleh walikota
Jabatan terbatas 2 periode Jabatan terbatas 2 periode
masing-masing 6 tahun masing – masing 4 tahun
Sumber dana dari APBN Sumber dana dari APBD
Badan perwakilan desa Dewan kelurahan
Kewenangan desa
1. Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang ada berdasarkan hak asal usul desa
2. Tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten
ataupun Kota
3. Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten atau kota
yang diserahkan pengaturannya kepada desa, yaitu urusan pemerintahan yang secara
langsung bisa meningkatkan pelayanan masyarakat.
4. Urusan pemerintahan lainnya yang diserahkan kepada desa.
Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk bisa mengejar kebutuhan
individu.
Penduduk di desa cenderung saling tolong-menolong karena adanya rasa kebersamaan
yang tinggi. Hal tersebut berkontribusi akan tingginya tingkat ketergantungan
masyarakat di desa terutama bagi penduduk berusia lanjut.
Pembagian kerja antar penduduk desa cenderung membaur dan tidak memiliki batasan
yang jelas. Hal ini dikarenakan rasa kebersamaan dan gotong royong yang amat tinggi
pada masyarakat desa.
Penduduk desa cenderung mengerjakan pekerjaan yang sama seperti anggota
keluarganya terdahulu.
Kehidupan keagamaan di desa lebih kuat jika dibandingkan dengan perkotaan. Hal ini
dikarenakan ketatnya kontrol sosial oleh sesama masyarakat desa.
Perubahan-perubahan sosial cenderung terjadi lambat, tergantung pada keterbukaan
masyarakat desa dalam menerima pengaruh yang cukup berbeda dari adat istiadat
setempat.
Kreatifitas dan inovasi cenderung belum diimplementasikan jika penduduk desa tidak
mencari tahu informasi terkini tentang hal perkembangan zaman dan teknologi.
Interaksi banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan bersama daripada faktor
kepentingan pribadi.
F. Fungsi Desa
Dalam sebuah desa dibutuhkan pemerintahan untuk menata dan mengurus setiap hal
yang berkaitan dengan desa. Struktur Pemerintahan Desa terdiri dari beberapa tingkatan yang
setiap tingkatannya memiliki porsinya sendiri. Pemerintah desa ditugaskan oleh pemerintah
pusat untuk mengatur masyarakat pedesaan setempat berdasarkan dengan undang-undang yang
ada demi mewujudkan pembangunan pemerintah diwilayah desa.
Setiap desa dikepalai oleh seorang kepala desa yang dibantu oleh jajaran perangkat desa
lainnya dalam mengurus setiap keperluan desa. Setiap jajaran memiliki fungsi dan tugasnya
masing-masing. Dengan pembagian tugas diharapkan setiap jajaran bisa memaksimalkan
kinerjanya. Berikut Struktur Pemerintahan Desa yang ada beserta tugas dan fungsinya :
1. Kepala Desa
Menurut UU RI No 6 Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 3 kepala desa adalah pemerintahan desa
atau yang disebut dengan nama lain yang dibantu perangkat desa sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan desa. Bertugas untuk menyelenggarakan pemerintah dan pemberdayaan desa.
Badan pemerintahan desa adalah lembaga yang anggotanya merupakan wakil dari
penduduk desa yang ditetapkan secara demokratis berdasarkan kewilayahan. Fungsi dari BPD
adalah membahas dan menyepakati rencana peraturan desa bersama kepala desa, menampung
dan menyalurkan aspirasi dari masyarakat, dan mengawasi kinerja kepala desa.
3. Sekretaris Desa
Sekretaris desa adalah perangkat yang membantu kepala desa menjalankan tugasnya.
Fungsi sekretaris meliputi menyiapkan dan melaksanakan pengelolaan administrasi desa,
membantu persiapan penyusunan peraturan desa dan bahan untuk laporan penyelenggara
pemerintah desa serta melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala desa.
– Kepala Urusan Pemerintah (KAUR PEM) Bertugas untuk membantu kepala desa dalam
mengelola administrasi dan perumusan bahan kebijakan desa. Berfungsi melaksanakan
kegiatan berkaitan dengan kependudukan, pertanahan, pembinaan ketentraman, dan ketertiban
masyarakat.
– Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat (KAUR KESRA) Bertugas membantu kepala desa
mempersiapkan perumusan kebijakan teknis penyusunan program keagamaan dan
melaksanakan program pemberdayaan dan sosial kemasyarakatan. Berfungsi melaksanakan
hasil persiapan program keagamaan, pemberdayaan masyarakat dan sosial kemasyarakatan.
– Kepala Urusan Keuangan (KAUR KEU) Berfungsi untuk membantu sekretaris desa
mengelola sumber pendapatan, administrasi keuangan, penyusunan APB desa dan laporan
keuangan desa. Serta melakukan tugas lain yang diberikan sekretaris.
– Kepala Urusan Umum (KAUR UMUM) Fungsinya untuk membantu sekretaris dalam
mengelola arsip desa, inventaris kekayan desa, dan administrasi umum. Dan juga sebagai
penyedia, pemelihara dan perbaikan peralatan kantor. Serta pelaksana tugas lain yang diberikan
oleh sekretaris desa.
a. Kepala Dusun
Kepala dusun atau kadus bertugas untuk membantu kepala desa melaksanakan
tugasnya di wilayah dusun. Berfungsi membantu kinerja dan melaksanakan kegiatan
yang diselenggarakan pemerintah desa di kawasan dusun dalam mensejahterakan
masyarakat.
b. Administrasi Desa
Administrasi desa adalah kegiatan pencatatan data dan informasi
penyelenggaraan pemerintah desa pada buku administrasi desa. Jenis dan bentuknya
menurut peraturan mentri dalam negeri ada 5 yaitu :
1) Administrasi Umum. Berisi pencatatan data dan informasi mengenai kegiatan
pemerintahan desa.
2) Administrasi Penduduk. Berisi pencatatan data dan informasi mengenai penduduk dan
mutasi penduduk.
3) Administrasi Keuangan. Berisi pencatatan data dan informasi mengenai pengelolaan
keuangan desa.
4) Administrasi Pembangunan. Berisi pencatatan data dan informasi pembangunan yang
akan, sedang dan telah dilaksanakan.
5) Administrasi Badan Permusyawaratan Desa. Berisi pencatatan data dan informasi
berkaitan dengan BPD.
Struktur Pemerintahan Desa yang telah dibentuk, ditugaskan dan difungsikan sesuai
dengan undang-undang yang telah diatur untuk desa. Setiap perangkat desa diharapkan
melakukan fungsinya dengan baik. Bisa menata masyarakat dan membangun desa sesuai
dengan pembangunan yang direncanakan oleh pemerintah pusat.
Dengan adanya transparansi, semua uang desa dapat diketahui dan diawasi oleh pihak
lain yang berwenang. Mengapa azas transparansi penting, agar semua uang desa
memenuhi hak masyarakat dan menghindari konflik dalam masyarakat desa.Dengan
adanya keterbukaan informasi tentang pengelolaan keuangan desa, pemerintah desa akan
mendapatkan legitimasi masyarakat dan kepercayaan publik.
Keuangan Desa yang Partisipatif, bahwa setiap tindakan yang dilakukan harus
mengikutsertakan keterlibatan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung
melalui lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan aspirasinya, yaitu Badan
Permusyawaratan Desa (BPD), di Aceh disebut Tuha Peut atau nama lain sesuai kearifan
lokal masing-masing daerah.
Pengelolaan Keuangan Desa yang partisipatif, berarti sejak tahap perencanaan,
pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggugjawaban wajib melibatkan
masyarakat, para pemangku kepentingan di desa serta masyarakat luas, utamanya
kelompok marjinal sebagai penerima manfaat dari program/kegiatan pembangunan di
Desa. Dengan adanya perlibatan sejak awal, maka semua dana desa dapat ditetapkan
berdasarkan kebutuhan warga, bukan keinginan dari pemerintah desa bersama elit-elit
desa. Sehingga, semua hak-hak masyarakat desa dapat terpenuhi dengan sendirinya akan
tumbuh rasa memiliki dan keswadayaan masyarakat dalam pembangunan desa.
Keuangan Desa yang tertip dan disiplik anggaran mempunyai pengertian bahwa
seluruh anggaran desa harus dilaksanakan secara konsisten, dan dilakukan percatatan atas
penggunaannya yang sesuai dengan prinsip akuntansi keuangan di desa.
Dalam perwujudan keuangan desa yang tertip dan disiplin anggaran, maka harus
pengelolaan dana desa harus taat hukum, harus tepat waktu, harus tepat jumlah, dan sesuai
dengan prosedur yang ada. Tujuannya untuk menghindari penyimpangan, dan
meningkatkan profesionalitas pengelolaanya.
Undang-Undang
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia
UU No 17 Tahun 2014 Tentang Perkoperasian
UU No 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
UU No 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Desa
UU No 9 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil
UU No 5 Tahun 1979 Tentang Pemerintahan Desa
UU No 19 Tahun 1965 Tentang Desapraja Sebagai Bentuk Peralihan Untuk Mempercepat
Terwujudnya Daerah Tingkat III Di Seluruh Wilayah Republik Indonesia
Peraturan Pemerintah
PP Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
PP Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
Peraturan Presiden
Perpres No 11 Tahun 2015 Tentang Kementerian Dalam Negeri
Perpres No 12 Tahun 2015 Tentang Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi
Perpres No 62 Tahun 2015 Tentang Kementrian Koperasi dan usaha Kecil dan Menengah
1. Perencanaan
Secara umum, perencanaan keuangan adalah kegiatan untuk memperkirakan
pendapatan dan belanja dalam kurun waktu tertentu di masa yang akan datang.
Perencanaan keuangan desa dilakukan setelah tersusunnya RPJM Desa dan RKP
Desa yang menjadi dasar untuk menyusun APBDesa yang merupakan hasil dari
perencanaan keuangan desa.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan dalam pengelolaan keuangan desa merupakan implementasi atau
eksekusi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. Termasuk dalam
pelaksanaan diantaranya adalah proses pengadaan barang dan jasa serta proses
pembayaran. Tahap pelaksanaan adalah rangkaian kegiatan untuk melaksanakan
APBDesa dalam satu tahun anggaran yang dimulai dari 1 Januari hingga 31
Desember. Atas dasar APBDesa dimaksud disusunlah rencana anggaran biaya
(RAB) untuk setiap kegiatan yang menjadi dasar pengajuan Surat Permintaan
Pembayaran (SPP). Pengadaan barang dan jasa, penyusunan Buku Kas Pembantu
Kegiatan, dan Perubahan APB Desa adalah kegiatan yang berlangsung pada tahap
pelaksanaan.
4. Pelaporan
Pelaporan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyampaikan hal-hal yang
berhubungan dengan hasil pekerjaan yang telah dilakukan selama satu periode
tertentu sebagai bentuk pelaksanaan tanggungjawab (pertanggungjawaban) atas
tugas dan wewenang yang diberikan Laporan merupakan suatu bentuk penyajian
data dan informasi mengenai sesuatu kegiatan ataupun keadaan yang berkenaan
dengan adanya suatu tanggung jawab yang ditugaskan. Pada tahap ini, Pemerintah
Desa menyusun laporan realisasi pelaksanaan APBDes setiap semester yang
disampaikan kepada Bupati/walikota.
5. Pertanggungjawaban
Laporan pertanggungjawaban disampaikan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah
akhir tahun anggaran berkenaan yang ditetapkan dengan Peraturan Desa. Peraturan
Desa disertai dengan laporan keuangan, laporan realisasi dan daftar program
sektoral, program daerah dan program lainnya yang masuk ke Desa.
Laporan pertanggungjawaban merupakan bagian dari laporan penyelenggaraan
Pemerintahan Desa akhir tahun anggaran. Selain laporan pertanggungjawaban
kepada Bupati/Walikota, pemerintah Desa berkewajiban menginformasikan kepada
masyarakat melalui media informasi.
Adapun informasi kepada masyarakat paling sedikit harus memuat laporan
realisasi APBDesa, laporan realisasi kegiatan, laporan kegiatan yang belum selesai
dan/atau tidak terlaksanan, laporan sisa anggaran dan alamat pengaduan.
Sekelumit tulisan mengenai Pemerintahan Desa yang ditinjau dari pendekatan normatif
ini, dimaksudkan untuk lebih mengarahkan dan mengoptimalkan pemahaman mengenai
Pemerintahan Desa, terutama tercapainya Tertib Administrasi/ Pengeloaan keuangan
Pemerintahan Desa.
Tidak lupa menyampaikan terima kasih yang mendalam atas dukungan dan dorongan
dari semua pihak terhadap penulisan makalah ini, semoga sekelumit tulisan ini bermanfaat bagi
pembaca,