Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PERANAN KEPALA DESA DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI DESA

KARANGAMPEL

(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia)

Disusun Oleh:

Nama :Devita Puspita Meila

NIM :3504210035

Kelas :JKL/Reguler K

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS GALUH
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
pembuatan makalah dengan judul "Peranan Kepala Desa dalam Pembangunan
Infrastruktur di Desa Karangampel" dapat terselesaikan dengan lancar. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi pembaca.
Adapun tujuan penyusuan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem
Administrasi Negara Republik Indonesia dengan dosen pengajar Bapak Supri, S.Sos., M.Si.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan dan kelemahan. Oleh sebab
itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dan berguna untuk
pembenahan dan penyempurnaan makalah ini, serta memotivasi penulis dalam penulisan
karya ilmiah selanjutnya.

Ciamis, Oktober 2022


Penulis

Devita Puspita M
NIM. 3504210035

ii
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR
………………………………………………… ii
DAFTAR ISI
………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
………………………………………………… 1
B. Identifikasi Masalah
………………………………………………… 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengertian Kepala Desa ………………………………………………… 3
2. Pengertian Pembangunan ………………………………………………… 4
3. Pengertian Infrastruktur ………………………………………………… 5
B. Tinjauan Dokumen
1. Undang-Undang Tentang
………………………………………………… 6
Kepala Desa
2. Undang-Undang Tentang
………………………………………………… 9
Pembangunan
3. Undang-Undang Tentang
Infrastruktur ………………………………………………… 9

BAB III PEMBAHASAN


A. Sejarah dan Visi Misi Desa
………………………………………………… 10
Karangampel
B. Pelaksanaan Pembangunan di
…………………………………………………13
Desa Karangampel
C. Struktur Organisasi
………………………………………………… 15
Pemerintahan Desa Karangampel
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………… 16
B. Saran ………………………………………………… 16
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia saat ini sedang melaksanakan pembangunan di segala bidang dalam rangka
mewujudkan cita-cita nasional yang tersusun dalam UUD 1945 yaitu melindungi segenap
bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum ,mencerdaskan kehidupan bangsa dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan
sosial.

Pembangunan nasional merupakan akumulasi dari pembangunan daerah. Dimana pada


hakikatnya daerah menjadi tempat terakumulasinya program-program pembangunan.
Suatu pembangunan berjalan baik apabila diawali dengan perencanaan yang matang dan
profesional. Perencanaan yang lebih menyeluruh, terarah dan terpadu sangat diperlukan
untuk menjamin laju perkembangan pembangunan di suatu daerah. Seiring dengan
mantapnya pelaksanaan otonomi daerah, maka pemikiran logisnya adalah setiap daerah
dituntut lebih mandiri dalam menyusun strategi pembangunan untuk mengembangkan
daerahnya sehingga mampu menghadapi persaingan secara kompetitif.

Keberhasilan suatu wilayah itu dilihat dari bagaimana pembangunan di desa, apakah sudah
mensejahterakan masyarakatnya atau tidak. Pembangunan infrastruktur di desa tidak dapat
dilakukan dengan mengabaikan kota, desa dan kota memiliki potensi yang berbeda sehingga
dengan memadukan keduanya diperoleh keuntungan satu sama lainnya. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa pada dasarnya pembangunan infrastruktur, tidak dapat dipisahkan
dari pertumbuhan dalam arti bahwa pembangunan infrastruktur dapat menyebabkan
terjadinya pertumbuhan. Pertumbuhan terjadi sebagai akibat adanya pembangunan.

Permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan desa umumnya berada pada masalah
struktural dan sosial budaya. Karena sarana pendidikan masyarakat di desa cenderung
rendah. Masyarakat di desa umumnya hanya berpendidikan SD, SMP dan SMA. Hal ini
disebabkan karena masyarakat belum mengetahui seberapa besar pentingnya pendidikan
untuk dirinya. Apabila setelah menyelesaikan pendidikan hingga SMA atau lebih buruk

1
2

hanya sampai SD saja orang tua akan menikahkan anak-anaknya sehingga masa depan
pendidikan generasi penerus bangsa menjadi terputus.

Rendahnya pendidikan juga menjadi akar permasalahan bahwa kurangnya inisiatif


masyarakat dalam menghadapi masalah-masalah dalam kehidupan mereka. Mereka hanya
memikirkan bagaimana caranya agar tetap mempertahankan hidup tanpa memikirkan
bagaimana nasib generasi penerus bangsa di masa yang akan datang. Selain itu masalah
rendahnya pendidikan juga menjadikan kendala dalam pembangunan yang dilakukan oleh
pemerintah desa.

Disinilah peran kepala desa sangatlah penting diperlukan untuk meningkatkan


pembangunan dan kesejahteraan masyarakat desa, karena desa merupakan cikal bakal
dalam majunya suatu negara.

Berdasarkan pada uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih
dalam dan terarah dengan membuat makalah yang berjudul “Peranan Kepala Desa dalam
Pembangunan Infrastruktur di Desa Karangampel”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah yang akan dikemukakan
dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Persoalan tentang peran kepala desa dalam pembangunan infrastruktur di
desa Karangampel
2. Hambatan dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori
1. Pengertian Kepala Desa

Kepala Desa menurut Talizidhuhu Ndraha merupakan pemimpin di d esa, semua


urusan tentang kemakmuran, kesejahteraan masyarakat pembangunan dan lain-lain
merupakan kewajiban dari kepala desa sebagai pemimpin formal yang ditunjuk oleh
pemerintah.
Adapun Pengertian kepala Desa Menurut Tahmit Kepala Desa adalah pemimpin dari
desa di Indonesia, Kepala Desa merupakan pimpinan dari pemerintah desa, masa
jabatan Kepala Desa adalah 6 tahun, dan dapat diperpanjang lagi untuk satu kali
masa jabatan berikutnya. Berdasarkan pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan
bahwa yang dimaksud Kepala Desa adalah seseorang yang bertugas
menyelenggarakan Pemerintahan Desa, melaksanakan Pembangunan Desa,
pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa
Kepala Desa adalah kepala organisasi pemerintahan desa yang berkedudukan
strategis dan mempunyai tanggung jawab yang luas. Tanggung jawab meliputi
urusan tugas pekerjaan yang terpisah dan terbagi kepada pejabat instansi
pemerintah berdasarkan asas dekonsentrasi dan desentralisasi, sedangkan di desa
tanggung jawab urusan tugas terpusat pada kepala desa. Tanggung jawab urusan
pekerjaan itu dapat dilaksanakan sendiri oleh kepala desa atau melalui orang lain.
Menurut Widjajah (2008:27) kepala desa yaitu penguasa tertinggi di desa dan
sebagai pemimpin formal maupun informal, pemimpin yang setiap waktu berada di
tengah-tengah rakyat yang dipimpinnya. Kepala desa berkedudukan sebagai alat
pemerintahan desa yang memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa. Kepala
desa bukan saja menjalankan pemerintahan, membina ketertiban dan
ketenteraman, menjaga supaya hukum yang dilanggar dapat diperbaiki seperti
sediakala, tetapi juga agar orang-orang yang melanggar hukum itu tidak mengulangi
lagi perbuatannya dan orang-orang yang telah didamaikan benar-benar damai
seperti semula.
Kepala desa adalah kepala organisasi pemerintahan desa yang berkedudukan
strategis dan mempunyai tanggung jawab yang luas. Tanggung jawab meliputi
urusan tugas pekerjaan yang terpisah dan terbagi kepada pejabat instansi
pemerintahan berdasarkan asas dekonsentrasi dan desentralisasi, sedangkan pada
desa tanggung jawab urusan tugas pelayanan itu terpusat pada kepala desa.
Tanggung jawab urusan tugas pekerjaan itu dapat dilaksanakan sendiri oleh kepala
desa atau melalui orang lain.Kepala desa mempunyai kewajiban memberikan

3
4

laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada bupati/wali kota, memberikan


laporan keterangan pertanggungjawaban, serta menginformasikan laporan
penyelenggaraan pemerintahan desa kepada masyarakat. Berdasarkan uraian di
atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kepala desa adalah pemimpin
dalam pemerintahan desa yang berkedudukan strategis dan mempunyai tanggung
jawab
yang luas.
Peranan pemerintah dalam pembangunan nasional dikemukakan oleh Siagain (2009:
142-150) yaitu pemerintah memainkan peranan yang dominan dalam proses
pembangunan, Peran yang disoroti adalah sebagai inovator, modernisator, pelopor.
Secara lebih rinci peran tersebut diuraikan sebagai berikut:
1. Stabilisator: Peran Kepala Desa adalah mewujudkan perubahan tidak berubah
menjadi suatu gejolak sosial, peran tersebut dapat terwujud dengan
menggunakan berbagai cara antara lain: proses sosialisasi tentang perencanaan
pembangunan.
2. Inovator: Usaha yang dilakukan Kepala Desa dalam membuat pembaharuan di
segala bidang pembangunan.
3. Pelopor: Upaya yang dilakukan Kepala Desa sebagai orang terdepan dalam
memberikan contoh suri tauladan dalam penerapan pembangunan. Jadi,
pemimpin itu ialah seseorang yang memiliki satu atau beberapa kelebihan
sebagai predisposisi (bakat yang dibawa sejak lahir), dan merupakan kebutuhan
dari satu zaman, sehingga dapat mempunyai kekuasaan dan kewibawaan untuk
mengarahkan dan membimbing bawahan. Jadi peranan adalah suatu perilaku
yang mengarah pada kemajuan, meskipun tidak selamanya sesuai dengan apa
yang diharapkan dan sebagai otak ukur seseorang sebagai pemimpin apakah
orang itu dapat meningkatkan kinerjanya dalam menjalankan tugas yang
diberikan kepadanya sehingga akan membuat orang tersebut dapat
memaksimalkan kinerja dalam menjalankan tugasnya.
2. Pengertian Pembangunan
Menurut Easton (1985),pembangunan adalah upaya untuk meningkatkan
taraf hidup serta merealisasikan potensi yang ada secara sistematis. Proses
sistematik paling tidak terdiri dari 3 unsur. Pertama, adanya input, yaitu bahan
masukan konservasi. Kedua, adanya proses konservasi, yaitu wahana untuk
mengolah bahan masukan. Ketiga, adanya output, yaitu sebagai hasil dari proses
konservasi yang dilaksanakan. Emil Salim (sebelumnya, sebagai Menteri Negara
Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup, 1978-1983)Pembangunan
berkesinambungan (sustainable development) sebagai “suatu proses perubahan
yang di dalamnya eksploitasi sumber daya, arah, investasi, orientasi
pengembangan teknologi, dan perubahan kelembagaan semuanya dalam keadaan
yang selaras serta meningkatkan potensi masa kini dan masa depan untuk
memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia.
Johan Galtung mendefinisikan pembangunan adalah upaya untuk
pemenuhan kebutuhan dasar manusia, baik secara individual maupun kelompok,
dengan cara-cara yang tidak menimbulkan kerusakan, baik terhadap kehidupan
sosial maupun lingkungan sosial. Menurut Bintoro Tjokroamidjojo Pembangunan
merupakan suatu proses perubahan sosial berencana, karena meliputi berbagai
dimensi untuk mengusahakan kemajuan dalam kesejahteraan ekonomi,
modernisasi, pembangunan bangsa, wawasan lingkungan dan bahkan
peningkatan kualitas manusia untuk memperbaiki kualitas hidupnya. Nugroho dan
Rochmin Dahuri, 2004 Upaya terkoordinasi untuk menciptakan alternatif yang
lebih banyak secara sah kepada setiap warga negara.
Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah mendefinisikan pembangunan
merupakan proses untuk melakukan perubahan. Siagian juga mendefinisikan
bahwa pembangunan adalah suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan
perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara
dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation
building).Ginanjar Kartasasmita (1994) Suatu proses perubahan ke arah yang lebih
baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana. Deddy T. Tikson (2005)
Pembangunan nasional dapat pula diartikan sebagai transformasi ekonomi, sosial
dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang
diinginkan.
3. Pengertian Infrastruktur
Menurut American Public Works Association (Stone,1974 dalam
Kodoatie, R.J.,2005) infrastruktur adalah fasilitas-fasilitas fisik yang dikembangkan
atau dibutuhkan oleh agen-agen publik untuk fungsi-fungsi pemerintahan dalam
penyediaan air, tenaga listrik, pembuangan limbah, transportasi dan pelayanan-
pelayanan similar untuk memfasilitasi tujuan-tujuan sosial dan ekonomi.
Berdasarkan pengertian infrastruktur tersebut maka infrastruktur merupakan
sistem fisik yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam
lingkup sosial dan ekonomi. Secara teknik, pengertian infrastruktur dijelaskan
sebagai aset fisik yang dirancang dalam sistem sehingga memberikan pelayanan
publik yang penting. Oleh karena itu, infrastruktur merupakan bagian-bagian
berupa sarana dan prasarana (jaringan) yang tidak terpisahkan satu sama lain
yang didefinisikan dalam suatu sistem.
Menurut Grigg (1988) infrastruktur merupakan sistem fisik yang
menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan gedung dan fasilitas
publik lainnya, yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia baik
kebutuhan sosial maupun kebutuhan ekonomi.

5
6

B. TINJAUAN DOKUMEN
1. Undang-Undang tentang Kepala Desa

Kepala desa adalah pemerintah desa atau yang disebut dengan nama lain yang
dibantu perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintah desa(UU RI No. 6
Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 3).

Kepala desa bertugas menyelenggarakan pemerintah desa, melaksanakan


pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan, pemberdayaan masyarakat desa
(UU RI No 6 Tahun 2014 Pasal 26 Ayat 1).

Kewajiban kepala desa menurut UU RI 6 Tahun 2014 Pasal 26 Ayat 4 adalah:

1. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-


Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta
mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika.
2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
3. Memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat desa.
4. Menaati dan menegakan peraturan perundang-undangan.
5. Melaksanakan kehidupan demokrasi dan berkeadilan gender.
6. Melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang akuntabel, transparan,
profesional, efektif dan efisien, bersih, serta bebas dari kolusi, korupsi, dan
nepotisme.
7. Menjalin kerja sama dan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan
di desa.
8. Menyelenggarakan administrasi pemerintahan desa yang baik.
9. Mengelola keuangan dan aset desa.
10. Melaksanakan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan desa.
11. Menyelesaikan perselisihan masyarakat di desa.
12. Mengembangkan perekonomian masyarakat desa.
13. Membina dan melestarikan nilai sosial budaya masyarakat desa.
14. Memberdayakan masyarakat dan lembaga kemasyarakatan di desa.
15. Mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan
hidup.
16. Memberikan informasi kepada masyarakat desa.

Menurut Permendagri No. 113 tahun 2014 kepala desa merupakan pemegang
kekuasaan pengelolaan keuangan desa dan mewakili Pemerintahan Desa dalam
kepemilikan kekayaan milik desa yang dipisahkan.

Kepala Desa sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa, mempunyai


kewenangan :

 Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBD desa.


 Menetapkan PTPKD ( Perencanaan Tenaga Kerja Desa).
 Menetapkan petugas yang melakukan pemungutan penerimaan desa.
 Menyetujui pengeluaran atas kegiatan yang ditetapkan dalam APBD desa.
 Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban APBD desa.

Kepala desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan


dan kemasyarakatan. Dalam hal dengan urusan pemerintahan antara lain pengaturan
tentang kehidupan masyarakat sesuai dengan kewenangan Desa seperti pembuatan
peraturan Desa, pembentukan lembaga kemasyarakatan, pembentukan Badan Usaha
Milik Desa, kerja sama antar desa. Dalam hal ini dengan jurusan pembangunan antara
lain pemberdayaan masyarakat dalam menyediakan sarana prasarana fasilitas umum
desa seperti jalan desa dan irigasi desa Dalam hal urusan kemasyarakatan antara lain
pemberdayaan masyarakat melalui pembinaan kehidupan sosial budaya masyarakat
seperti bidang kesehatan, pendidikan, adat istiadat. Pemerintahan Desa dalam Pasal 1
Ayat (2) mengatakan bahwa pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada Pasal 23 Undang-Undang No. 6 Tahun 2014
memberikan penegasan, yakni pemerintahan Desa diselenggarakan oleh Pemerintah

7
8

Desa. Pemerintah Desa adalah lembaga pemerintah yang bertugas mengelola wilayah
tingkat Desa.

Ditegaskan pada pasal 27 dalam melaksanakan tugas, kewenangan, hak dan kewajiban
kepala desa diwajibkan untuk:

 Menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa setiap akhir tahun


anggaran kepada Bupati/Walikota.
 Menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa pada akhir masa
jabatan kepada bupati/kota.
 Memberi laporan keterangan penyelenggaraan pemerintahan secara tertulis
kepada badan permusyawaratan desa setiap akhir tahun anggaran.

Kepala desa dalam melaksanakan pembangunan desa harus menenggakkan prinsip


sebagaimana terdapat dalam kewajiban-kewajiban kepala desa bahwa kepala desa
berkewajiban untuk melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang akuntabel,
transfaran, profesional, efektif dan efisien. Kepala desa diharapkan dapat menjalankan desa
sesuai dengan tugas dan kewajiban dalam penyelenggaraan pemerintahan desa yang telah
diatur dalam Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 yang memiliki 16 Bab 122 pasal tentang
Desa.

Dalam PP No. 72 tahun 2005 pasal 14 dan 15 menyebutkan bahwa kepala desa mempunyai
tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Yang
dimaksud pengaturan kehidupan masyarakat sesuai dengan kewenangan desa, kepala desa
mempunyai wewenang sebagai berikut :

1. Memimpin penyelenggaraan Desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama.

2. Mengajukan rancangan peraturan desa.

3. Membina kehidupan masyarakat desa.

4. Membina perekonomian desa.

5. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

6. Menjalin hubungan kerja dengan seluruh mitra kerja pemerintah.


2.Undang- Undang tentang Pembangunan

Sesuai dengan Undang-undang No. 6 tahun 2014 tentang desa dan peraturan
pemerintah No. 43 tahun 2014, maka desa di wajibkan memiliki perencanaan yang di
susun secara berjangka meliputi rencana pembangunan jangka menengah kampung
(RPJMK) untuk jangka waktu 6 (enam) tahun dan rencana kerja pemerintah kampung
(RKPK) untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

Dari pengertian tersebut terkandung suatu maksud adanya usaha untuk


mengembangkan dan memperbaharui yang sudah ada menjadi lebih baik, baik secara
lahiriah maupun secara batiniah kita ingin menikmati dan mengenyam hidup yang lebih
baik di masa yang akan datang. Pembangunan merupakan cakupan yang luas dimana
terdapat berbagai hambatan dan bukan dengan cara otomatis berjalan dengan
sendirinya. Dalam bidang ekonomi harus ada kesempatan usaha yang dilakukan oleh
pemerintah, koperasi dan swasta sebagaimana yang tertera dalam pasal 33 ayat 1
Undang-Undang Dasar 1945. Dengan usaha yang baik, diharapkan akan mempercepat
pertumbuhan dan perkembangan ekonomi yang menunjang pembangunan dibidang
lainnya serta menciptakan lapangan kerja yang luas.

3.Undang-Undang tentang Infrastruktur

Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (UU Jalan) mengatur 4 jenis
kewenangan penyelenggaraan jalan, yaitu pusat, provinsi, kabupaten, dan kota
sebagaimana diatur dalam Pasal 14-16 UU tentang jalan. Salah satu kewenangan
penyelenggaraan Jalan Kabupaten adalah penyelenggaraan Jalan Desa sebagaimana
diatur dalam Pasal 16 ayat (1) UU Jalan. Melalui UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
maka negara mengakui kemandirian desa dalam batas-batas tertentu. Nawacita
Presiden Jokowi pada periode 2014-2019 mengenai membangun negara dari pinggiran,
yaitu desa.

9
BAB III
PEMBAHASAN
A. Sejarah dan Visi Misi Desa Karangampel
Desa karangampel dinyatakan berdiri pada tanggal 25 Juni 1978 masehi
bertepatan dengan 7 rajab tahun 1399 Hijriah dengan surat keputusan Gubernur
Provinsi Jawa Barat ( Aang Kunaepi ) nomor 939/Pm.120/Pem/SK/78 yang pada saat
itu desa jelat dipimpin oleh seorang kepala desa bapak Agus Amran asal Sindang
Rasa Ciamis.
Turut manjadi saksi Bupati Ciamis yaitu Bapak Hudly Wiranatadikusumah, wedana
wilayah Ciamis Bapak Jenal Asikin, Camat Bapak Nata Atmaja
Menurut cerita para orang tua, desa ini dahulu pernah ada yaitu Desa Gunung
Tanjung. Kebenaran cerita tersebut dibuktikan dengan   adanya sebutan Desa Kolot
disekitar lokasi Pemerintahan Desa sekarang, sebutan Embah Ulis dan adanya
bangunan SD Karangampel yang berdiri disebelah selatan alun-alun Masjid Desa,
semula bangunan tersebut merupakaan bangunan tua dengan dinding berkontruksi
batu.
Pada jaman pemerintahan kolonial belanda desa ini dihapus dan
digabungkan dengan Desa Jelat.Asal usul nama Desa Karangampel diangkat dari
sebuah kisah leluhur yang berbau legenda. Dituturkan oleh dua orang nenek dan
kakek pada jaman lampau yang merupakan seorang pemuka masyarakat yang
berkemauan keras ingin sekali memajukan desa. Untuk mencapai keinginannya
tersebut, kakek dan nenek ini sering sekali melakukan persemedian. Hingga suatu
ketika terjadilah keajaiban, sebatang pohon haur (ampel) kuning tiba-tiba muncul
dihadapannya, maka sejak itulah nama Karangampel menjadi nama desa ini. Letak
persemediannya itu lebih kurang 300 meter ke arah barat kantor desa sekarang.
Tempat tersebut sekarang dikenal dengan nama Makam Ampel Pusaka.
Peninggalan ini adalah salah satu dari beberapa peninggalan leluhur yang
masing-masing mempunyai kisah sendiri-sendiri yang saling berkaitan erat dengan
adat istiadat sebagian penduduk desa ini.

10
Para arif bijaksana menafsirkan tentang kisah gaib tersebut yang diartikan agar
warga desa dapat meneladani pilosofi  sifat dan manfaat dari pohon bambu ( ampel )
tersebut, diantaranya :
1. Pohon bambu bila masih muda berkarakter lentur mudah dilipat tapi kuat bila
dijadikan tali.
2. Pohon bambu bila sudah dewasa berkarakter kuat dan keras sehingga mampu
dijadikan sebagai  tangkai pikulan ( bahasa sunda : rancatan )
3. Pohon bambu selalu    tumbuh rimbun sehingga  mampu menyerap dan
menyimpan air hujan yang nanti akan dialirkan untuk kepentingan kehidupan
manusia selama-lamanya.
Nama Karangampel berhasil diungkap dari sebuah riwayat leluhur berbau legenda
yang belum dapat ditafsirkan makna sebenarnya, tetapi itu merupakan bagian dari
kekayaan budaya dan kearifan lokal sebagai warisan leluhur yang semoga kekal
adanya.

VISI DAN MISI DESA KARANGAMPEL


VISI
Terwujudnya Desa Karangampel yang “BERSIH”
 
1. Berwibawa adalah mempunyai wibawa (sehingga dapat disegani dan
dipatuhi).
2. Edukatif adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suatu proses
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
3. Religius mengandung pengertian bahwa dalam melaksanakan kegiatan
pemerintahan dan pembangunan desa dilandasi nilai-nilai dan norma agama
yang diyakini menjadi pengikat kesepemahaman atas kepentingan mencapai
tujuan bersama untuk menjamin terselenggaranya pemerintahan dan
pembangunan desa yang bersih dari sikap, perilaku dan tindakan yang
melanggar norma agama dan juga ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.

11
12

4. Sejatra menunjuk ke keadaan yang baik , kondisi manusia di mana orang-


orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat dan damai.
5. Inovatif sebagai sebuah gagasan baru yang diterapkan untuk memprakarsai
atau memperbarui suatu produk atau proses dan jasa.
6. Harmonis dimana terjalinnya kasih sayang, saling pengertian, saling memberi
dukungan, adanya kerjasama, kualitas komunikasi yang baik dan minim
terjadinya konflik, ketegangan dan kekecewaan
 
 
MISI :
1. Meningkatkan sumber daya manusia
2. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi masyarakat dalam menentukan arah
dan kebijakan program pembangunan desa
3. Menjalankan urusan pemerintahan dan pembangunan sesuai dengan arah
kebijakan program pembangunan daerah dan atau peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.
4. Meningkatkan infrastruktur, sarana dan prasarana
5. Meningkan pendapatan asli desa dan meningkatkan sosial ekonomi
masyarakat
6. Meningkatkan pembinaan pengamalan agama dengan baik dan benar
B. Pelaksanaan Pembangunan di Desa Karangampel

Pelaksanaan pembangunan Desa dilaksanakan oleh pemerintahan Desa dengan


melibatkan seluruh masyarakat Desa dengan semangat gotong royong.
Ada dua tahapan dalam pelaksanaan pembangunan Desa, yaitu tahap persiapan dan
tahap pelaksanaan kegiatan. Dalam persiapan tahapan yaitu :
1. Penetapan pelaksanaan kegiatan, yaitu kepala Desa memeriksa daftar calon
pelaksana kegiatan yang tercantum dalam dokumen Desa yang di tetapkan
dalam APB Desa, dan menetapkan pelaksanaan kegiatan dengan keputusan
kepala Desa.
2. Penyusunan rencana kerja, yaitu pelaksana kegiatan menyusun rencana kerja
bersama kepala Desa, yang memuat antara lain: uraian kegiatan, biaya,
waktu pelaksanaan, lokasi, kelompok sasaran, tenaga kerja dan daftar
pelaksana kegiatan.
3. Sosialisasi kegiatan, yaitu kepala Desa menginformasikan dokumen Desa, APB
Desa, dan rencana kerja kepada masyarakat melalui sosialisasi kegiatan,
dilakukan antara lain melalui, musyawarah pelaksanaan kegiatan Desa,
musyawarah Dusun, musyawarah kelompok, papan informasi Desa dan
media lain sesuai kondisi Desa.
4. Pembekalan pelaksanaan kegiatan, yaitu kepala Desa mengkordinasikan
pembekalan pelaksana kegiatan di Desa.
5. Penyiapan dokumen administrasi, yaitu pelaksana kegiatan melakukan
penyiapan dokumen administrasi kegiatan berkordinasi dengan kepala Desa.
6. Pengadaan tenaga kerja, yaitu pelaksanaan kegiatan pembangunan Desa
mengutamakan pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya alam
yang ada di Desaserta mendayagunakan swadaya dan gotong royong
masyarakat. Besaran upah dan/atau honor, sesuai dengan perhitungan
besaran upah dan/atau honor yang tercantum di dalam Desa yang ditetapkan
dalam APB Desa

13
14

Pengadaan bahan/matrial Tahap pelaksanaan kegiatan :

1. Rapat kerja pelaksanaan kegiatan, yaitu kepala Desa menyelenggarakan


rapat Kerja pelaksanaan kegiatan dalam rangka pembahasan tentang
perkembangan pelaksanaan kegiatan, rapat kerja dilaksanakan sekurang-
kurangnya beberapaq tahap mengikuti tahap pencairan Dana Desa yang
bersumber dari anggaran dan pendapatan Belanja Negara.
2. Pemeriksan kegiatan infrastrktur Desa, yaitu Kepala Desa
mengkordinasikan pemeriksaan terhap perkembangan dan tahap akhir
kegiatan infrastruktur Desa. Pemeriksaan dapat dibantu oleh tenaga ahli
dibidang pembangunan infrastruktur sesuai dengan dokumen Desa.
3. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan, yaitu pelaksana kegiatan
menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada
kepala Desa, penyampaian laporan disesuaikan dengan jenis kegiatandan
tahapan penyaluran dana kegiatan. Laporan kegiatan disusun berdasarkan
pertanggungjawaban terhadap penggunaan dana yang diterima dan
tahapan perkembangan pelaksanaan kegiatan.
4. Setelah penetapan RKP Desa, Kepala Desa Karangampel menetapkan
ketua Tim Pengelola NGKegiatan (TPK), kemudian bersamaa-sama
menyusun rencana kerja yang dituangkan dalam format rencana kerja
untuk ditetapkan dengan keputusan kepala Desa
Karangampelmenginformasikan dokumen dokumen RKP Desa, APB Desa,
dan rencana kerja kepada masyarakat melalui sosialisasi kegiatan.Seperti
yang diutarakan oleh Kepala Desa Karangampel.
C. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Karangampel

Struktur Organisasi ( Sumber Kantor Kepala Desa Karangampel Tahun 2022 )

15
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
 Peran kepala desa di Desa Karangampel dalam pembangunan infrastruktur
secara umum belum optimal karena masih ada hambatan dalam proses
pencairan dana desa yang dilakukan secara bertahap sehingga membuat
sebagian pembagian pembangunan infrastruktur tidak dapat dikerjakan
secara optimal.
 Setelah dana cair, pelaksanaan pembangunan infrastruktur tidak berjalan
sesuai dengan waktu/target yang telah ditentukan dikarenakan keterbatasn
SDM yang kurang mumpuni di bidangnya.
 Pembangunan infrastruktur membutuhkan banyak usaha dalam
pengumpulan bahan material dikarenakan bebrapa pembangunan berada
jauh dari akses pemukiman masyarakat.
 Selain dana dan SDM, ada faktor lain yang menjadi penghambat dalam
pengerjaan pembangunan infrastruktur cuaca yang akhir-akhir ini sering tidak
bersahabat sehingga pembangunan menjadi lebih lama dan biaya yang
dibutuhkan juga semakin besar.

B. SARAN
 Diharapkan pemerintahan desa harus lebih transparansi kepada masyarakat
dalam hal dana pembangunan.
 Masyarakat disarankan untuk lebih berperan aktif dan berkontribusi dalam
pembangunan infrastruktur di desa Karangampel.
 Pemerintah desa harus bisa merangkul pemuda-pemudi desa Karangampel
gikarenakan banyak sekali potensi yang dapat dikembangkan khususnya di
bidang teknologi dan pengembangan produk kreatif di era digital seperti
sekarang.

16
DAFTAR PUSTAKA

BUKU

1 Fandy V. Sagai, “Peran Pemerintah Desa dalam Pembangunan Infrastruktur (Suatu Studi di Desa
Pakuure III Kecamatan Tenga Kabupaten Minahasa Selatan)”, Journal Eksekutif, Vol. 1, No. 7 (2016):

Johata T. Jayadinata Dan Pramandika, Pembanguna Desa Dalam Perencanaan, Bandung:Raja


Grafindo Persada, 2006.

Nurcholis, Hanif Pertumbuhan dan Penyelenggaran Pemerintah Desa.Jakarta: Erlangga 2011.

UNDANG-UNDANG

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2004 Tentang Sistem Pembangunan Desa.

Sumber Data Dari Kantor Desa Karangampel Tahun 2022

Wawancara Dengan Bapak Yudi Pada Tanggal 29 Oktober, Pukul 09. 30

17

Anda mungkin juga menyukai