Anda di halaman 1dari 25

KAMPUNG KB SEBAGAI WAHANA

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Di Susun
Oleh
JOHAR ISWANHARI

PERWAKILAN BKKBN PROVINSI JAWA TIMUR


Jalan Airlangga Nomor 31 – 33 Surabaya 60017, Telpon (031) 5022331,
5035089, 5012583
Fax. (031) 5017767, 5037766, Website : http//www.bkkbn.go.id,
http://jatim.bkkbn.go.id
Email : bkkbnjatim@bkkbn.go.id, http://jatim.bkkbn.go.id

TAHUN 2020

1
Abstrak

Pemerintah Sebagai lembaga masyarakat ingin membangun mayarakat


berbasis keluarga, salah satunya mensejahterakan keluarga serta memenuhi
kebutuhan masyarakat melalui program yang dirancangkan untuk setiap kampung.
Program Kampung KB merupakan salah satu program dalam mengatasi masalah
kependudukan di Indonesia dan untuk membangun Keluarga Sejahtera. Kampung
KB adalah salah satu produk yang dicetuskan oleh Presiden RI dengan tujuan
membangun negara Indonesia untuk menjadi negara yang sejahtera, di mulai dari
daerah pinggiran atau tertinggal. Rumah tangga mempunyai arti bahwa bentuk dan
corak kehidupan masyarakat ditentukan oleh situasi kehidupan rumah tangga atau
keluarga. Apabila setiap keluarga atau rumah tangga tertib dan teratur, maka bentuk
suatu mayarakat itu akan tertib dan teratur pula demikian sebaliknya.
Program Kampung KB dalam membentuk Keluarga Sejahtera, terbagi
menjadi dua kesimpulan. Pertama, Program KB mempunyai empat program
unggulan, yaitu: BKB (Bina Keluarga Balita), BKR (Bina Keluarga Remaja), BKL
(Bina Keluarga Lansia), dan UPPKS (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga
Sejahtera). Setiap kampung memunyai program tambahan yang dilihat dari
permasalahan masing-masing kampung. Adapun program tambahan dari Kampung
KB adalah seksi kebersihan, yang mendapat manfaat bersihnya lingkungan dari
kampung kumuh menjadi kampung yang bersih. Kedua, faktor yang
melatarbelakangi terpilihnya Kampung KB adalah: Rendahnya peserta KB dan
banyak remaja yang menikah dini dan wilayah yang kumuh, DAS (Daerah Aliran
Sungai), kawasan miskin perkotaan dan padat penduduk.
Kata kunci: Program Kampung Keluarga Berencana, Wahana Pemberdayaan
Masyarakat,

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Swt , atas segala limpahan
rahmat dan karunianya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya ilmiah iniyang berjudul “Kampung kb sebagai wahana pemberdayaan
masyarakat”
”Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan karya ilmiah iniberkat
bantuan dan tuntunan Allah SWT dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan
karya ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan karya ilmiah ini masih
jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisanya, Namun demikian
penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat selesai dengan baik dan karenanya, penulis dengan rendah hati
menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan karya ilmiah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pembaca.

Blitar, Desember 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………… i
ABSTRAK …………………………………………………… ii
KATA PENGANTAR …………………………………………………… iii
DAFTAR ISI …………………………………………………… iv
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………... 1
A.Latar Belakang ……………………………………………... 1
B.Rumusan Permasalahan ……………………………………………... 5
C.Tujuan Pembahasan …………………………………………....... 5
BAB II LANDASAN TEORI.......................................... ………...................... 6
1. Program Kampung KB ……………….……. ………...................... 6
2. Kampung KB Sebagai wahana Pemberdayaan
Masyarakat ……........................................................ ………...................... 12
BAB III PEMBAHASAN ………........................................ ………...................... 15
A. Kampung KB Sebagai wahana Pemberdayaan
Masyarakat ………........................................................... ………..................... 15
BAB IV PENUTUP………………...……………........... ………...................... 18
1.Kesimpulan.................................................................... ………...................... 18
DAFTAR PUSTAKA…………………………………... ………...................... 29

iii
1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan

Keluarga (KKBPK) milik BKKBN RI, kini dikemas dalam istilah baru.

Menjadi Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana

atau disingkat Banggakencana. Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo dalam

Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) kemitraan, Kamis 13 Februari 2020 di

Jakarta mengatakan, istilah baru ini bertujuan agar lebih mudah dipahami.

“Intinya sama namun hanya istilahnya saja berbeda agar lebih mudah

dipahami dan dekat di telinga masyarakat terutama di kalangan milenial dan

zilenial,”kata Hasto.

Hasto juga menyampaikan hal-hal yang telah dilakukan bersama

jajaran BKKBN selama 7 bulan terakhir pasca dilantik sebagai kepala

BKKBN antara lain melakukan distribusi

dinamis Alokon, menyelesaikan E-Katalog Sektoral, membangun

rantai pasok dan restrukturisasi kelembagaan dan oenyederhanaan jabatan

struktural sampai dua level. Kemudian membangun zona integritas (ZI)

wilayah bebas praktik korupsi dan wilayah birokrasi melayani, menjadi

salah satu target kerja semester II tahun 2019, serta melakukan Rebranding,

pada akhir Desember 2019. Dimana BKKBN telah melakukan Rebranding

terhadap program yang meliputi : Aransemen ulang lagu Mars KB, logo,

tagline maupun jingle.

1
Rakornis Kemitraan ini mengusung tema “BKKBN Bersama

Stakeholder dan Mitra Kerja Men-deliver Aksesibilitas Program

Banggakencana”. Hasto berkata Rakornis merupakan langkah yang tepat,

Banggakencana merupakan program strategis bagi upaya peningkatan

kesejahteraan masyarakat. “Sudah seharusnya menjadi tanggung jawab kita

bersama untuk senantiasa memberikan pelayanan terbaik kepada

masyarakat,”jelas Hasto.

Sebagaimana instruksi Presiden RI Joko Widodo, tugas birokrasi

adalah making delivered. Menjamin agar manfaat program dirasakan

omasyarakat. Begitu juga dengan program Banggakencana, dengan

dukungan dan komitmen para stakeholder dan mitra kerja yang diharapkan

manfaat program bisa langsung dirasakan masyarakat.

Pemerataan pengelolaan dan pelaksanaan program Banggakencana,

terutama di daerah yang memiliki capaian rendah, termasuk Daerah

tertinggal, perbatasan, dan kepulauan serta Kampung KB juga dirasakan

belum optimal. Maka untuk men-delivery, diperlukan dukungan komitmen

dari para pemangku kepentingan dan mitra kerja meliputi : organisasi

profesi, organisasi pendidikan, organisasi kepemudaan, organisasi

perempuan, swasta, para tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh adat.

Dukungan komitmen yang bersinergi dan terpadu dari para

pemangku kepentingan dan mitra kerja ini, diperlukan secara operasional

mulai dari tingkat pusat hingga ke lini lapangan. Hasto berharap seluruh

jajaran BKKBN membuka diri serta saling terbuka dalam menjalin

2
kemitraan serta selalu berorientasi pada output dengan membuat rencana

aksi yang konkret. Terimplementasi di lini lapangan serta berdampak

langsung terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat1 .

BKKBN ingin terhubung dengan generasi muda dan menyesuaikan

dengan perubahan lingkungan yang demikian cepat dengan melakukan

pembaruan dari jingle, logo dan tagline. Berbagai usaha, daya dan upaya

yang dilakukan oleh BKKBN ini adalah cara bagi BKKBN untuk semakin

relevan dengan perkembangan masyarakat saat ini dan ke depan.” Tegas

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam Apel Siaga Siap Kerja 2020

sekaligus peluncuran logo baru BKKBN di halaman Kantor Pusat BKKBN,

Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (02/01). “Saat ini, khalayak

utama BKKBN adalah generasi Millennial dan Zillenial rebranding ini

sebuah keniscayaan, di mana era sekarang sudah berbeda dengan era-era

yang dulu, dan kita tahu hampir 35% penduduk kita adalah millenials. Oleh

karena itu jika kita tidak melakukan rebranding atau cara baru dalam

berkomunikasi dengan masyarakat, sepertinya sulit rasanya BKKBN

diterima oleh generasi baru,” jelas Hasto.

“BKKBN memandang remaja dalam dua perspektif. Yang pertama,

remaja yang luar biasa harus tumbuh menjadi generasi yang berkualitas dan

siap untuk bisa menjadi subjek pembangunan menuju Indonesia yang maju

dan berkualitas. Kedua, remaja calon pasangan usia subur yang akan

membentuk keluarga dan calon orangtua bagi anak-anaknya, harus memiliki

1
https://paluekspres.fajar.co.id/40410/bkkbn-kemas-kkbpk-jadi-bangga-kencana/16 Februari
2020

3
perencanaan dan kesiapan berkeluarga,” tambah Hasto. Dalam kesempatan

tersebut Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengungkapkan capaian 100 hari

kerja yang telah dilakukan di BKKBN. Diantaranya adalah pertama,

mengatasi kondisi darurat ketersediaan alat kontrasepsi (alkon) melalui

distribusi dinamis alkon yakni melakukan distribusi dari Provinsi yang over

stock (kelebihan) alkon ke Provinsi yang stock out. Kedua, pengadaan alkon

melalui katalog sektoral (e- katalog) BKKBN, melalui katalog sektoral

BKKBN mampu menyelesaikan pengadaan implant dan falope ring.

Sehingga serapan anggaran BKKBN tahun 2019 mencapai 91% naik dari

tahun 2018 yang hanya 70%. Ketiga melakukan rebranding, dengan

mengusung tema “Menuju Cara Baru Untuk Generasi Baru", rebranding

tidak hanya melibatkan masyarakat yang berasal dari latar belakang

profesional maupun umum, dalam prosesnya BKKBN juga melibatkan tim

kurasi serta dewan juri untuk lomba logo, jingle dan tagline yang memiliki

kompetensi kuat di bidangnya juga yang mewakili lapisan generasi muda,

terutama millenials dan zillenials. “Untuk jingle dan tagline pertengahan

januari atau minggu ketiga akan segera di launching,” jelas Hasto. Sebagai

informasi, sebanyak 5.196 orang mengikuti kompetisi dalam rangka

rebranding yang dilakukan oleh BKKBN. Kegiatan tersebut meliputi

kompetisi logo, tagline, dan jingle BKKBN. Keempat, mendorong

terwujudnya zona integritas dan wilayah bebas korupsi (ZI/WBK), tahun

2019 dua Perwakilan BKKBN Provinsi yaitu Jawa Timur dan Bangka

Belitung lolos ZI/WBK dan mendapatkan penghargaan dari Kementerian

PAN/RB. Kelima, restrukturisasi organisasi. Kepala BKKBN Hasto

4
Wardoyo menyampaikan, “Tahun 2020 ini BKKBN dengan logo baru dan

kerja baru, lebih kepada merubah mindset sehingga kita harus

mengedepankan nilai-nilai pengabdian, fokus kedepan dipertajam pada

calon keluarga baru, calon pasangan hidup baru, memperdalam pemahaman

tentang kependudukan. Saya berharap program keluarga berencana lebih

kepada sukses pelayanan, akses, rantai pasok, dan saya juga berharap

kejujuran menjadi hal yang tertinggi 2.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang di uraikan di atas penulis merumuskan

masalah agar tidak meluas dalam pemahasan yaitu :

1. Bagaimana Program Kampung KB?

2. Bagaimana Program kampung KB sebagai wahana pemberdayaan

Masyarakat?

3. Bagaimana Pembangunan Kampung Kb sebagai wahana pemberdayaan

Masyarakat ?

C. Tujuan Pembahasan

Secara umum, tujuan pembahasan adalah Bagaimana Pembangunan

Kampung Kb sebagai wahana pemberdayaan Masyarakat

2
https://www.bkkbn.go.id/

5
BAB II
LANDASAN TEORI

1. Kampung KB
Mendengar istilah kampung terkesan dalam pikiran setiap orang

adalah sebuah tempat nun jauh di pedalaman atau pesisir pantai, yang

keadaannya terpencil, tertinggal, kumuh kurang tersentuh oleh pembangunan

serta masyarakatnya tidak berpendidikan, mata pencaharian penduduk nya

sebagian besar dari bertani dan nelayan. Segalanya dalam serba keterbatasan;

kurangnya sarana prasarana jalan, jembatan, listrik, air bersih, pendidikan3 .

Namun terakhir ini, istilah kampung KB menjadi icon yang cukup

populer dan banyak diperbincangkan tidak hanya di lingkungan pengelola

program kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga

(KKBPK) dalam hal ini BKKBN, akan tetapi juga di kalangan lembaga-lembaga

departemen atau pun non departemen mulai tingkat pusat hingga daerah 4 .

Hal ini, terutama sejak kampung KB dicanangkan oleh Presiden RI

pada bulan Januari 2016. Kemudian pertanyaan yang muncul, mengapa

kampung KB harus dibentuk.Ada beberapa hal yang melatarbelakangi;

1. Program KB tidak lagi bergema dan terdengar gaungnya seperti pada era

orde baru;

2. Untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung atau yang

setara melalui program KKBPK serta pembangunan sektor terkait dalam

3
Kampung KB Sebagai Wahana Pemberdayaan Masyarakat http ://kampungkb .bkkbn.go.id
4
Drs. Edi Kusmaya, M.Pd. 2019. Pendidikan Masyarakat Desa, Dimulai Dari Kampung KB Wakil
Ketua Ikatan Penulis Keluarga Berencana (IPKB) Banten

6
rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas;

3. Penguatan program KKBPK yang dikelola dan diselenggarakan dari

masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat;

4. Mewujudkan cita-cita pembangunan Indonesia yang tertuang dalam

Nawacita, terutama agenda memulai pembangunan dari pinggiran dengan

memperkuat daerah dan desa dalam kerangka kesatuan serta agenda

meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia;

5. Mengangkat dan menggairahkan kembali program KB guna menyongsong

tercapainya bonus demografi yang diprediksi akan terjadi pada tahun

2010/20305 .

Secara umum, tujuan dibentuknya kampung KB adalah untuk

meningkatkan kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung atau yang

setara melalui program KKBPK serta pembangunan sektor terkait lainnya

dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas.

Secara khusus, kampung KB dibentuk selain untuk meningkatkan

peran serta pemerintah, lembaga non pemerintah dan swasta dalam

memfasilitasi, mendampingi dan membina masyarakat untuk

menyelenggarakan program KKBPK dan pembangunan sektor terkait, juga

untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pembangunan

berwawasan kependudukan6 .

2. Pemberdayaan Masyarakat

5
Zuhriyah, Aminatuz, Sofwan Indarjo dan Bambang Budi Raharjo. 2017. Kampung Keluarga
Berencana Dalam Peningkatan Efektivitas Program Keluarga Berencana. Higeia Journal Of Public
Health Research And Development. Vol. 1 No. 4
6
ibid

7
Pembangunan seyogyanya adalah membangun masyarakat, karena

masyarakat adalah subyek pembangunan bukan sebagai obyek

pembangunan.

Masyarakatlah yang pertama dan utama harus dibangun,

sebagaimana diamanatkan oleh Undang Undang Nomor 52 Tahun 2009

tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sebagai

Dasar Pelaksanaan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana.

Walaupun pembentukan kampung KB diamanatkan kepada BKKBN, akan

tetapi pada prinsipnya kampung KB merupakan perwujudan dari sinergi

antara beberapa instansi terkait dari pusat hingga ke daerah. Kampung KB

diharapkan menjadi miniatur atau gambaran dari sebuah desa yang

didalamnya terdapat keterpaduan program pembangunan kependudukan,

KB dan pembangunan keluarga yang disinergikan dengan program

pembangunan sektor terkait yang dilaksanakan secara sistemik dan

sistematis7 .

Kampung KB dirancang sebagai upaya membumikan, mengangkat

kembali, merevitalisasi program KKBPK guna mendekatkan akses

pelayanan kepada keluarga dan masyarakat dalam upaya

mengaktualisasikan dan mengaplikasikan delapan fungsi keluarga secara

utuh dalam masyarakat.

Kegiatan di Kampung KB tidak hanya identik dengan penggunaan

dan pemasangan kontrasepsi, akan tetapi merupakan sebuah program

7
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, 2015. Petunjuk Teknis Kampung KB.
Jakarta. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. [Online]. Avalaible athttp://
babel.bkkbn.go.id/infoprogram/Documents/ JUKNIS%20KAMPUNG%20KB.pdf

8
pembangunan terpadu dan terintegrasi dengan berbagai program

pembangunan lainnya, dengan demikian kampung KB ini dapat dijadikan

sebagai wahana pemberdayaan masyarakat melalui berbagai macam

program yang mengarah pada upaya perubahan sikap, perilaku dan cara

berfikir masyarakat ke arah yang lebih baik.

Kampung yang mulanya tertinggal, terbelakang, kumuh dan

warganya kurang berpendidikan, melalui kampung KB menjadi kampung

yang maju dan berkembang sejajar dengan daerah- daerah lain yang ada di

perkotaan .

3. Syarat-syarat Pembentukan

Pada dasarnya ada tiga hal pokok yang dapat dijadikan bahan

pertimbangan sebagai syarat dibentuknya Kampung KB dalam suatu

wilayah, yaitu :

Pertama, tersedianya data kependudukan yang akurat. Kedua,

dukungan dan komitmen Pemerintah Daerah. Ketiga, partisipasi aktif

masyarakat8 .

4. Kriteria Wilayah

Dalam memilih atau menentukan wilayah yang akan dijadikan

lokasi Kampung KB ada tiga kriteria yang dipakai, yaitu :Kriteria utama:

yang mencakup dua hal, yaitu: (1) Jumlah Keluarga Pra Sejahtera dan KS 1

(miskin) di atas rata-rata Pra Sejahtera dan KS 1 tingkat desa/kelurahan di

mana kampung tersebut berada, (2) jumlah peserta KB di bawah rata-rata

8
KampungKBSebagai Wahana Pemberdayaan Masyarakat_http://kampungkb.bkkbn.go.id/about

9
pencapaian peserta KB tingkat desa/kelurahan di mana kampung KB

tersebut berlokasi 9.

Kriteria wilayah: yang mencakup 10 kategori wilayah (dipilih salah

satu), yaitu: (1) Kumuh, (2) Pesisir, (3) Daerah Aliran Sungai (DAS), (4)

Bantaran Kereta Api, (5) Kawasan Miskin (termasuk Miskin Perkotaan), (6)

Terpencil, (7) Perbatasan, (8) Kawasan Industri, (9) Kawasan Wisata, (10)

Padat Penduduk. Selanjutnya dalam menentukan kriteria wilayah yang akan

dijadikan sebagai lokasi pembentukan Kampung KB dapat dipilih satu atau

lebih dari sepuluh criteria yang ada.

Kriteria Khusus: yang mencakup 5 hal, yaitu: (1) kriteria data di

mana setiap RT/RW memiliki Data dan Peta Keluarga, (2) kriteria

kependudukan di mana angka partisipasi penduduk usia sekolah rendah, (3)

kriteria program KB di mana peserta KB Aktif dan Metode Kontrasepsi

Jangka Panjang (MKJP) lebih rendah dari capaian rata-rata tingkat

desa/kelurahan serta tingkat unmet need lebih tinggi dari rata-rata tingkat

desa/kelurahan, (4) kriteria program pembangunan keluarga di mana

partisipasi keluarga dalam pembinaan ketahanan keluarga, pemberdayaan

ekonomi dan partisipasi remaja dalam kegiatan GenRe melalui PIK-R masih

rendah, (5) kriteria program pembangunan sektor terkait yang mencakup

setidaknya empat bidang, yakni kesehatan, ekonomi, pendidikan,

pemukiman dan lingkungan, dan masih bisa ditambah dengan program

lainnya sesuai dengan perkembangan10 .

9
KampungKBSebagai Wahana Pemberdayaan Masyarakat_http://kampungkb.bkkbn.go.id/about
10
Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provisi Jawa Timur.
2017. Modul Belajar Mandiri Kampung KB 2017. Jawa Timur. Perwakilan Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Jawa Timur

10
5. Sasaran Kegiatan

Sasaran kegiatan yang merupakan subyek dan obyek dalam

pelaksanaan kegiatan operasional pada Kampung KB selain keluarga. PUS,

lansia, dan remaja juga keluarga yang memiliki balita, keluarga yang

memiliki remaja dan keluarga yang memiliki lansia.

Sedangkan sasaran sektoral disesuaikan dengan bidang tugas

masing-masing yang pelaksananya adalah Kepala Desa/Lurah, Ketua RW,

Ketua RT, PKB, Petugas lapangan sektor terkait, TP PKK, kader Institusi

Masyarakat Pedesaan (IMP) dalam hal ini PPKBD dan Sub PPKBD, tokoh

masyarakat, tokoh adat, tokohagamat, tokoh pemuda serta kader

pembangunan lainnya 11.

Undang-undang nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan

Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sebagai dasar pelaksanaan

Program Kependudukan dan Keluarga Berencana menekan kewenangan

kepada Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

untuk tidak memfokuskan hanya pada masalah Pengendalian Penduduk saja

namun masalah Pembangunan Keluarga juga harus mendapatkan perhatian.

Karena itu, dalam rangka penguatan program KKBPKtahun 2015-2019,

BKKBN diharapkan dapat menyusun suatu kegiatan yang dapat

memperkuat upaya pencapaian target atau sasaran yang secara langsung

bersentuhan dan memberikan manfaat kepada masyarakat.

11
Seran, Sirilius. 2017. Hubungan Antara Pendidikan, Pengangguran dan Pertumbuhan Ekonomi
Dengan Kemiskinan. Jurnal Kuantitatif Ekonomi Terapan. Vol. 10, No. 01

11
Sehubungan dengan itu, maka untuk menjawab tantangan tersebut

digagaslah program Kampung KB. Melalui wadah Kampung KB ini

nantinya diharapkan pelaksanaan program KKBPK dan program-program

pembangunan lainnya dapat berjalan secara terpadu dan bersamaan. Hal ini

sesuai dengan amanat yang tertuang dalam Agenda Prioritas Pembangunan

terutama agenda prioritas ke 3 yaitu “Memulai pembangunan dari pinggiran

dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara

kesatuan12" .

Oleh karena itu cukup beralasan apabila pembangunan

kependudukan dimulai dari wilayah-wilayah pinggiran yaitu kampung.

Karena kampung merupakan cikal bakal terbentuknya desa, dan apabila

pembangunan pada seluruh kampung maju, maka desapun akan maju. Dan

apabila seluruh desa maju maka sudah barang tentu negarapun akan menjadi

maju.

2. Kampung KB Sebagai Wahana Pemberdayaan Masyarakat,

Walaupun pembentukan Kampung KB diamanatkan kepada BkkbN,

akan tetapi pada prinsipnya Kampung KB merupakan perwujudan dari

sinergi antara beberapa kementerian terkait dari pemerintah pusat dan

pemerintah daerah, mitra kerja, dan pemangku kepentingan, serta tidak

ketinggalan partisipasi langsung masyarakat setempat. Oleh sebab itu

Kampung KB ini diharapkan menjadi miniatur atau gambaran (potret) dari

sebuah desa yang didalamnya terdapat keterpaduan dari program

pembangunan Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga yang

12
Seran, Sirilius. 2017. Hubungan Antara Pendidikan, Pengangguran dan Pertumbuhan Ekonomi
Dengan Kemiskinan. Jurnal Kuantitatif Ekonomi Terapan. Vol. 10, No. 01

12
disinergikan dengan program pembangunan sektor terkait yang

dilaksanakan secara sistemik dan sistematis13.

Hal ini sesuai dengan definisi dari Kampung KB itu sendiri yaitu

”satuan wilayah setingkat RW, dusun, atau yang setara, yang memiliki

kriteria tertentu, di mana terdapat keterpaduan Program KKBPK dan

pembangunan sektor terkait yang dilaksanakan secara sistemik dan

sistematis‟ .

Jadi Kampung KB sebenarnya dirancang sebagai upaya

membumikan, mengangkat kembali, merevitalisasi program KKBPK guna

mendekatkan akses pelayanan kepada keluarga dan masyarakat dalam

upaya mengaktualisasikan dan mengaflikasikan 8 (delapan) fungsi keluarga

secara utuh dalam masyarakat. Dengan demikian kegiatan yang dilakukan

pada Kampung KB tidak hanya identik dengan penggunaan dan

pemasangan kontrasepsi, akan tetapi merupakan sebuah program

pembangunan terpadu dan terintegrasi dengan berbagai program

pembangunan lainnya.

Sehingga wadah Kampung KB ini dapat kita jadikan sebagai wahana

pemberdayaan masyarakat melalui berbagai macam program yang

mengarah pada upaya merubah sikap, prilaku dan cara berfikir (mindset)

masyarakat kearah yang lebih baik, sehingga kampung yang tadinya

tertinggal dan terbelakang dapat sejajar dengan kampung-kampung lainnya,

13
Zuhriyah, Aminatuz, Sofwan Indarjo dan Bambang Budi Raharjo. 2017. Kampung Keluarga
Berencana Dalam Peningkatan Efektivitas Program Keluarga Berencana. Higeia Journal Of
Public Health Research And Development. Vol. 1 No. 4.

13
masyarakat yang tadinya tidak memiliki kegiatan dapat bergabung dengan

poktan-poktan yang ada, keluarga yang tadinya tidak memiliki usaha dapat

bergabung menjadi anggota UPPKS yang ada.

14
BAB III

PEMBAHASAN

1. Pembangunan Kampung Kb Sebagai Wahana Pemberdayaan Masyarakat

Kampung terkesan dalam pikiran setiap orang adalah sebuah tempat nun

jauh di pedalaman atau pesisir pantai, yang keadaannya terpencil, tertinggal,

kumuh kurang tersentuh oleh pembangunan serta masyarakatnya tidak

berpendidikan, mata pencaharian penduduk nya sebagian besar dari bertani dan

nelayan. Segalanya dalam serba keterbatasan; kurangnya sarana prasarana jalan,

jembatan, listrik, air bersih, pendidikan .

Namun terakhir ini, istilah kampung KB menjadi icon yang cukup

populer dan banyak diperbincangkan tidak hanya di lingkungan pengelola

program kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga

(KKBPK) dalam hal ini BKKBN, akan tetapi juga di kalangan lembaga-lembaga

departemen atau pun non departemen mulai tingkat pusat hingga daerah .

Kampung Kb Sebagai Wahana Pemberdayaan Masyarakat merupakan salah satu

kegiatan yang sangat penting dan strategis dalam program Bangga Kencana bagi

upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui Kampung KB.

"Sebagaimana yang kita ketahui, pembentukan Kampung KB merupakan tindak

lanjut dari arahan Bapak Presiden RI agar manfaat dari Kampung Kb Sebagai

Wahana Pemberdayaan Masyarakat dapat dirasakan secara langsung oleh

masyarakat, terutama mereka yang berada di daerah miskin, padat penduduk,

pesisir, kumuh, tertinggal dan terpencil di seluruh wilayah tanah air”.

Dalam menghadapi pandemi virus corona yang telah menyebar ke

seluruh dunia, termasuk Indonesia. Ia mengajak seluruh keluarga di Indonesia

15
untuk menjalankan Aksi 8 (delapan) FungsiKeluarga (agama, sosial budaya,

cinta dan kasih sayang, perlindungan,reproduksi, pendidikan, ekonomi dan

lingkungan).

1. Sebagai makhluk yang beriman agar tidak panik dalam menghadapi

musibah, selanjutnya dengan kesalehannya

2. Sebagai makhluk sosial dan budaya, berinteraksi, dan beradaptasi dengan

sesama, peduli dan cinta tanah air dengan bergotong-royong menjalankan

arahan dan petunjuk pemerintah.

3. Sebagai wadah bersemainya kehidupan penuh cinta kasih lahir dan batin,

keluarga harus berempati, menolong dan ikut bertanggung jawab untuk

tidak menjadi perantara virus dan penyakit

4. Keluarga sebagai tempat perlindungan bagi seluruh keluarga harus

membangun rasa aman dan nyaman serta terlindungi dari paparan virus

penyakit. Sikap tanggap terhadap ancaman dengan mengurangi aktivitas di

keramaian dan jaga jarak dari orang yang sedang batuk atau flu.

5. Keluarga sebagai kesinambungan generasi harus terjaga dari ancaman yang

menurunkan kualitas kesehatan. Khusus kepada anak balita, ibu hamil dan

lanjut usia agar menjaga kesehatan, meningkatkan imunitas dengan

mengurangi aktifitas di luar rumah.

6. Setiap keluarga agar membangun percaya diri melalui interaksi

keterdidikan, menyampaikan nilai, norma dan cara berkomunikasi yang

sehat dan memastikan setiap anggota keluarga menjalankan etika dalam

kehidupan sosial, termasuk etika batuk dengan menutup mulut atau

menggunakan masker. Serta menjaga diri dengan selalu bersih, terutama

16
tangan dengan cuci tangan menggunakan sabun

7. Tanamkan pola hidup yang hemat. Menjaga dan memelihara kesehatan

adalah manusia yang tahu betapa mahalnya biaya berobat dan betapa

susahnya kehilangan hari kerja dan hilangnya kebahagiaan.

Pembentukan kampung KB adalah dalam upaya peningkatan kualitas

hidup masyarakat yang tidak dapat dilaksanakan secara parsial dan sektoral.

"Peningkatan kualitas hidup harus dilakukan secara terintegritasi oleh komponen

terkait. Indikator yang dapat dijadikan alat ukur kualitas masyarakat adalah

dengan menggunakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang terdiri dari

pendidikan, kesehatan dan standar hidup layak. Sehingga kampung KB

merupakan wadah bersama lintas sektor untuk mendekatkan pelayanan

masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas hidup masyarakat," Program

Kampung KB ini sangat mendorong kelurahan kami, terdapat banyak pembinaan

yang difasilitasi secara langsung oleh penyuluh KB sehingga kami dapat melihat

potensi-potensi di daerah

17
BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan

Kampung Kb Sebagai Wahana Pemberdayaan Masyarakat merupakan

salah satu kegiatan yang sangat penting dan strategis dalam program

Bangga Kencana bagi upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui

Kampung KB. "Sebagaimana yang kita ketahui, pembentukan Kampung

KB merupakan tindak lanjut dari arahan Bapak Presiden RI agar manfaat

dari Kampung Kb Sebagai Wahana Pemberdayaan Masyarakat dapat dirasakan

secara langsung oleh masyarakat, terutama mereka yang berada di daerah

miskin, padat penduduk, pesisir, kumuh, tertinggal dan terpencil di seluruh

wilayah tanah air”.

Pembentukan kampung KB adalah dalam upaya peningkatan

kualitas hidup masyarakat yang tidak dapat dilaksanakan secara parsial dan

sektoral. "Peningkatan kualitas hidup harus dilakukan secara terintegritasi

oleh komponen terkait. Indikator yang dapat dijadikan alat ukur kualitas

masyarakat adalah dengan menggunakan Indeks Pembangunan Manusia

(IPM) yang terdiri dari pendidikan, kesehatan dan standar hidup layak.

Sehingga kampung KB merupakan wadah bersama lintas sektor untuk

mendekatkan pelayanan masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas

hidup masyarakat," Program Kampung KB ini sangat mendorong kelurahan

kami, terdapat banyak pembinaan yang difasilitasi secara langsung oleh

penyuluh KB sehingga kami dapat melihat potensi-potensi di daerah

18
DAFTAR PUSTAKA

https://daldukkbpppa.bulelengkab.go.id/berita/sosialisasi-program-kb-tentang-
https://sukabumiupdate.com/detail/life/gaya-hidup/66173-Saran-Ahli-Buat-Orang-
Tua-Menjelaskan-Wabah-Virus-Corona-kepada-Anak-anak
http://academia.edu/5492063/pengertian- keluarga-dan-fungsinya/
http://id.shvoong.com/social- sciences / sociology/2199076-pengertian-
keluarga/
(http://www.mediaedukasi.com/ketahanan-dan- kesejahteraan-keluarga
Kemenkes RI. 2013. Rencana Aksi Nasional Pelayanan Keluarga Berencana
Tahun 2014-2015. Jakarta: Kemenkes RI.
Khairuddin. (2002). Sosiologi keluarga. Yogyakarta : Liberty
Muzani: Peran Keluarga Penting Mencegah Penyebaran Covid-19 - News
Liputan6.com
Notoadmodjo, (2007), Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta : Rineka
Cipta.
Wawan dkk,(2010), Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia, Yogyakarta:
Nuha

19
20

Anda mungkin juga menyukai