Anda di halaman 1dari 13

METODOLOGI

ANALISIS
KEBIJAKAN
PUBLIK
Dosen MK : Kasmiah, S.Sos., M.A.P.
KELOMPOK 4
KASRIADI
SARTIKA
NUR AI MUNAWAROH
ALIF MIFTHAHUL HUDA
MUH. SYAM
A. AQAM
IMAN TAUHID
WAIS ALKARNAIN
Dunn (2000:21) Metodologi Analisis Kebijakan
menggabungkan lima prosedur umum, yaitu:
1. Perumusan masalah (definisi) menghasilkan informasi mengenai
kondisi-kondisi yang menimbulkan masalah kebijakan.
2. Peramalan (prediksi) menyediakan informasi mengenai
nilai atau kegunaan relatif dari konsekuensi di masa
mendatang dari penerapan alternatif kebijakan,
termasuk tidak melakukan susuatu.
3. Rekomendasi (preskripsi) menyediakan informasi
mengenai nilai atau masalah.
4. Pemantauan (deskripsi) menghasilkan informasi
tentang konsekuensi sekarang dan masa lalu dari
diterapkannya alternatif kebijakan.
5. Evaluasi, menyediakan informasi mengenai nilai
atau kegunaan dari konsekuensi pemecahan atau
pengentasan masalah.
01
Merumuskan
Masalah-Masalah
Kebijakan
Masalah-masalah kebijakan merupakan kondisi yang obyektif
yang keberadaannya dapat diciptakan dengan menentukan fakta-
fakta apa yang ada dalam suatu kasus. Pandangan yang naif ketika
kita gagal untuk mengenali fakta yang ada, bahkan diintepretasikan
secara berbeda oleh para pelaku kebijakan. Oleh karena itu,
informasi sama yang relevan dengan kebijakan dapat dan sering
menghasilkan definisi dan penjelasan-penjelasan tentang masalah
yang saling berbenturan. Hal ini bukan karena “fakta-fakta” tidak
konsisten, melainkan karena para analisis kebijakan, pembuat
kebijakan, dan pelaku kebijakan mempunyai asumsi-asumsi serta
kepentingan yang sering bertentangan dengan perubahan-
perubahan sosial yang terjadi. (Dunn, 2000:209)
Selanjutnya menurut Dunn (2000:215) masalah adalah barang
abstrak yang timbul dengan mentransformasikan pengalaman
kedalam penilaian manusia.
Isu-isu kebijakan dapat diklasifikasikan sesuai dengan hirarki dari
tipe: Utama, sekunder, fungsional dan minor.
 Isu-isu utama (major issues) secara khusus ditemui pada tingkat pemerintah
tertinggi. Isu yang berhubungan dengan pertanyaan mengenai misi lembaga.
 Isu-isu sekunder (secondary issues) adalah isu yang terletak pada tingkat instansi
pelaksana program-program pemerintah pusat. Isu yang kedua dapat berisi
prioritas program dan definisi kelompok-kelompok sasaran dan penerima
dampak.
 Isu tentang bagaimana menyelesaikan masalah pengungsi dan pemukiman
kembali. Isu-isu fungsional (functional issues), terletak di antara tingkat program
dan proyek, dan memasukan pertanyaan-pertanyaan seperti anggaran, keuangan
dan usaha untuk memperolehnya.
 Isu-isu minor (minor issues), adalah isu yang ditemukan paling sering terjadi pada
tingkat-tingkat proyek spesifik. Isu-isu minor meliputi personal, staff, keuntungan
bekerja, waktu liburan, jam kerja, dan petunjuk pelaksanaan serta peraturan.
02 MERAMALKAN MASA DEPAN
KEBIJAKAN
Peramalan (forecasting) adalah suatu
prosedur untuk membuat informasi faktual
tentang situasi sosial masa depan atas dasar
informasi yang telah ada tentang masalah
kebijakan. Ramalan mempunyai tiga bentuk
utama: proyeksi, prediksi, dan perkiraan
03 REKOMENDASI AKSI-AKSI KEBIJAKAN
Prosedur analisis-kebijakan dari rekomendasi
memungkinkan analis menghasilkan informasi tentang
kemungkinan serangkaian aksi dimasa mendatang untuk
menghasilkan konsekuensi yang berharga bagi individu,
kelompok, atau masyarakat seluruhnya. Untuk
merekomendasikan suatu tindakan kebijakan khusus
diperlukan adanya informasi tentang konsekuensi-
konsekuensi di masa depan.
Rekomendasi kebijakan memerlukan pendekatan yang
normatif, tidak hanya empiris atau evaluatif, karena
persoalannya adalah aksi mana yang tepat. Pertanyaan-
pertanyaan tentang aksi meminta analis memilih di antara
berbagai pernyataan advokatif tentang apa yang
seharusnya dilakukan.
04 PEMANTAUAN DALAM ANALISIS
KEBIJAKAN
Pemantauan (monitoring) merupakan prosedur analisis
kebijakan yang digunakan untuk memberikan informasi
tentang sebab dan akibat dari kebijakan publik. Karena
memungkinkan analis mendeskripsikan hubungan antara
operasi program kebijakan dan hasilnya, maka pemantauan
merupakan sumber informasi utama tentang implementasi.
Pemantauan setidaknya memainkan empat fungsi dalam
analisis kebijakan: eksplanasi, akuntansi, pemeriksaan,
dan kepatuhan:
1. Kepatuhan (Compliance); Pemantauan bermanfaat untuk
menentukan apakah tindakan dari para administrator program, staf,
dan pelaku lain sesuai dengan standar dan prosedur yang dibuat.
2. Pemeriksaaan (Auditing); Pemantauan membantu menentukan
apakah sumber daya dan pelayanan yang dimaksudkan untuk
kelompok sasaran tertentu telah sampai kepada mereka.
3. Akuntansi; Monitoring menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk
melakukan akuntansi atas perubahan sosial dan ekonomi yang terjadi
setelah dilaksanakannya sejumlah kebijakan publik dari waktu ke
waktu.
4. Eksplanasi; Pemantauan juga menghimpun informasi yang dapat
menjelaskan mengapa hasil-hasil kebijakan publik dan program
berbeda.
05
MENGEVALUASI KINERJA KEBIJAKAN
Firman dan Martin (1984) mengemukakan bahwa evaluasi adalah suatu usaha untuk
mengukur dan memberi nilai secara obyektif pencapaian hasil-hasil yang telah direncanakan
sebelumnya, hasil evaluasi dimaksud akan menjadi umpan balik untuk perencanaan kembali.
Dunn (2000:608) menulis bahwa istilah evaluasi mempunyai arti yang berhubungan, masing-
masing menunjuk pada aplikasi beberapa skala nilai terhadap hasil kebijakan atau program.
Secara umum istilah evaluasi dapat disamakan dengan penaksiran (appraisal), pemberian
angka (rating) dan penilaian (assesment), kata yang
EVALUASI
menyatakan usaha untuk menganalisis hasil kebijakan
dalam arti satuan nilainya. Dalam arti yang lebih spesifik, ISU Perumusan
(Definisi)

evaluasi berkenaan dengan produksi informasi mengenai Rekomendasi


Peramalan
(Prediksi)
nilai atau manfaat hasil kebijakan. Ketika hasil kebijakan (Preskripsi)

pada kenyataannya mempunyai nilai, hal ini karena hasil Pemantauan


(Deskripsi)

tersebut memberi sumbangan pada tujuan atau sasaran.


Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa kebijakan atau
program telah mencapai tingkat kinerja yang bermakna,
yang berarti bahwa masalah-masalah kebijakan dibuat
jelas atau diatasi.
Dunn (2000:609) mengemukakan juga bahwa evaluasi memainkan
sejumlah fungsi utama dalam analisis kebijakan yaitu:
 Pertama dan yang paling penting, evaluasi memberi informasi yang
valid dan dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa
jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan telah dapat dicapai melalui
tindakan publik. Dalam hal ini, evaluasi mengungkapkan seberapa
jauh tujuan-tujuan tertentu telah tercapai.
 Kedua, evaluasi memberi sumbangan pada klarifikasi dan kritik
terhadap nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target.
 Ketiga, evaluasi memberi sumbangan pada aplikasi metode-metode
kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah dan rekomendasi.
Informasi tentang tidak memadainya kinerja kebijakan dapat memberi
sumbangan pada perumusan ulang masalah kebijakan. Evaluasi dapat
pula menyumbang pada definisi alternatif kebijakan yang baru atau
revisi kebijakan dengan penunjukan behwa alternatif kebijakan yang
diunggulkan sebelumnya perlu dihapus dan diganti dengan yang lain.
Terima Kasih!!
SEKIAN PRESENTASI DARI KAMI,
JIKA ADA PERTANYAAN ATAS MASALAH ANDA
AKAN KAMI SEDIAKAN JAWABAN
BUKAN JANJI DAN HARAPAN,
KARENA DISINI KAMI PRESENTASI
BUKAN KAMPANYE

Anda mungkin juga menyukai