EVALUASI KEBIJAKAN
PUBLIK
(PB18F)
STIA BANTEN
2021
KOMPETENSI UMUM DAN KHUSUS
Kompetensi Umum : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan tentang, sifat, fungsi dan
kriteria evaluasi kebijakan, pendekatan-pendekatan dalam evaluasi kebijakan, metode/jenis
evaluasi kebijakan, kendala dalam evaluasi kebijakan serta policy impact assessment.
Kompetensi Khusus:
1. Mahasiswa dapat Mendeskripsikan Pengantar Evaluasi Kebijakan
2. Mahasiswa dapat Mendeskripsikan evaluasi implementasi kebijakan
3. Mahasiswa dapat Mendeskripsikan evaluasi dampak kebijakan
4. Mahasiswa dapat Mendeskripsikan kriteria evaluasi
5. Mahasiswa dapat Mendeskripsikan pemanfaatan hasil evaluasi
6. Mahasiswa dapat mendeskripsikan proses Evaluasi dan Good Governance
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
1. Kehadiran : 15
2. Partisipasi/Tugas : 20
3. Etika : 10
4. UTS : 25
5. UAS : 30
PENGANTAR
EVALUASI KEBIJAKAN PUBLIK
LIMA TIPE INFORMASI YANG RELEVAN DENGAN KEBIJAKAN (WILLIAM N. DUNN)
Kinerja
Kebijakan
Aksi
Kebijakan
LIMA PROSEDUR ANALISIS KEBIJAKAN (WILLIAM N.DUNN)
Evaluasi Peramalan
Perumusan
Masalah
Perumusan Perumusan
masalah Masalah
Perumusan
Masalah
Pemantauan Rekomendasi
PROSEDUR PEMECAHAN MASALAH
Problem Finding:
Masalah apa yang harus diatasi?
Problem Solving:
Apa solusi masalahnya?
Evaluasi Peramalan
Perumusan
Masalah
Problem Finding:
Masalah apa yang harus diatasi?
Problem Solving:
Apa solusi masalahnya?
Perumusan
Masalah
Pemantauan Rekomendasi
Aksi Kebijakan
(William N. Dunn; 2008)
RUANG LINGKUP KEBIJAKAN PUBLIK
Thomas Dye (1975) semua yang diputuskan atau tidak diputuskan oleh pemerintah termasuk
dalam definisi sebagai kebijakan (Whatever governments choose to do or not to do).
Friedrich (2007) mengatakan bahwa kebijakan adalah keputusan yang diusulkan oleh
individu, kelompok atau pemerintah yang bertujuan untuk menyelesaikan suatu
permasalahan.
Sharkansky (1970) mendefinisikan kebijakan sebagai tindakan pemerintah untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu. Definisi-definisi tersebut memandang bahwa kebijakan publik
merupakan instrumen untuk mencapai tujuan.
Anderson (1979) mendefinisikan kebijakan publik sebagai serangkaian tindakan yang dipilih
secara sengaja oleh seorang aktor atau sekelompok aktor yang dimaksudkan untuk
mengatasi suatu masalah.
LINGKUP KEBIJAKAN PUBLIK
1. Kebijakan sebagai label untuk sebuah aktivitas, misal: kebijakan pendidikan, kebijakan
industri;
2. Kebijakan sebagai ekspresi tujuan umum atau aktivitas negara yang diharapkan, misal
kebijakan tentang pelayanan publik yang berkualitas dan terjangkau oleh seluruh
masyarakat, kebijakan pengurangan angka kemiskinan;
3. Kebijakan sebagai proposal spesifik, misal kebijakan pengurangan subsidi bahan bakar
minyak;
4. Kebijakan sebagai keputusan pemerintah diberbagai tingkat, misal: Keppres, keputusan
menteri; Pergub, Perda, dll.
5. Kebijakan sebagai otorisasi formal, misal: keputusan DPR.
6. Kebijakan sebagai sebagai sebuah program, misal: program pengarusutamaan keluarga.
7. Kebijakan sebagai sebuah keluaran (output), misal pengalihan subsidi bahan bakar
minyak untuk mendorong pengembangan usaha kecil;
8. Kebijakan sebagai sebuah hasil (outcome), misal: peningkatan nilai investasi dan
pendapatan pengusaha kecil sebagai implikasi pengalihan subsidi bahan bakar
minyak untuk usaha kecil;
9. Kebijakan sebagai sebagai teori atau model, misal: jika infrastruktur fisik wilayah
Indonesia Timur diperbaiki maka perkembangan sosial ekonomi wilayah itu semakin
meningkat; dan
10. Kebijakan sebagai sebuah proses, misal pembuatan kebijakan dimulai sejak
penetapan agenda, keputusan tentang tujuan, implementasi sampai dengan evaluasi.
ASPEK EVALUASI KEBIJAKAN PUBLIK
1. Budaya politik Setiap masyarakat memiliki budaya yang membedakan nilai dan
gaya hidup anggotanya dengan masyarakatnya. Budaya politik ditransmisikan dari
satu generasi ke generasi lain melalui sosialisasi. Sosialisasi adalah proses di mana
individu melalui banyak pengalaman dengan orang tua, teman, guru, pemimpin
politik dan lainnya belajar nilai-nilai politik yang relevan, keyakinan dan sikap.
2. Kondisi sosial ekonomi Kondisi sosial ekonomi memainkan peran penting dalam
perumusan kebijakan. Kapanpun pemerintah mendeklarasikan struktur gaji, pasti
memunculkan ketidakpuasan kalangan tertentu, karena keterbatasan sosial dan
keuangan. Tingkat pencapaian pendidikan suatu masyarakat tergantung pada struktur
sosial, kalai kondisi ekonomi baik,maka pelayanan pemerintah jauh akan lebih baik.
BUDAYA POLITIK TERBAGI 3
(ALMOND AND VERBA)
1. Budaya politik parokial dalam budaya politik parokial warga memiliki sedikit
kesadaran terhadap sistem politik, proses input atau proses output sebagai partisipan
politik.
2. Budaya politik subject dalam budaya politik subjek warga negara berorientasi dan
sadar terhadap sistem politik dan proses output dan memiliki sedikit kesadaran tentang
proses input sebagai peserta politik. Ada kesadaran adanya otoritas pemerintah dan
mungkin suka atau tidak suka tetapi pada dasarnya pasif
3. Budaya politik partisipasi dalam budaya ini, warga negara memiliki tingkat
kesadaran dan informasi politik yang relatif tinggi terhadap sistem politik, proses input
dan outputnya. Di sini, partisipasi warga yang berarti dalam politik terjadi. Mereka juga
memahami bagaimana individu dan kelompok dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan
AKTOR KEBIJAKAN
1. Eksekutif
2. Legislatif
3. Pengusaha
4. LSM
5. Tenaga Kesehatan
Lingkungan Kebijakan Publik
Kebijakan
1. Pandemi Global Covid-19 Penanganan Pandemi
2. Ekonomi Nasional Covid 19 dan Pemulihan
3. Sistem Kesehatan ekonomi Nasional
William N. Dunn;2004
FUNGSI EVALUASI (DUNN; 2003)
1. Memberi informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan, yaitu
seberapa jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan telah dapat dicapai melalui tindakan publik.
- evaluasi mengungkapkan seberapa jauh tujuan-tujuan tertentu telah tercapai.
2. Memberi sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai- nilai yang mendasari
pemilihan tujuan dan target.
3. Memberi sumbangan pada aplikasi metode-metode kebijakan lainnya, termasuk perumusan
masalah dan rekomendasi. Informasi tentang tidak memadainya kinerja kebijakan dapat
memberi sumbangan pada perumusan ulang masalah kebijakan.
4. Menyumbang pada definisi alternatif kebijakan yang baru atau revisi kebijakan dengan
penunjukan behwa alternatif kebijakan yang diunggulkan sebelumnya perlu dihapus dan
diganti dengan yang lain.
KENDALA PELAKSANAAN EVALUASI
1. Keterbatasan wewenang dalam melakukan evaluasi
2. Tumpang tindih fungsi antar instansi
3. Tumpang tindih evaluasi antar lembaga pengawasan
4. Tidak ada proses lanjutan atau follow-up dari hasil evaluasi
5. Biaya
TUJUAN EVALUASI KEBIJAKAN PUBLIK