Anda di halaman 1dari 34

MATA KULIAH

EVALUASI KEBIJAKAN
PUBLIK
(PB18F)

STIA BANTEN
2021
KOMPETENSI UMUM DAN KHUSUS
 Kompetensi Umum : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan tentang, sifat, fungsi dan
kriteria evaluasi kebijakan, pendekatan-pendekatan dalam evaluasi kebijakan, metode/jenis
evaluasi kebijakan, kendala dalam evaluasi kebijakan serta policy impact assessment.
 Kompetensi Khusus:
1. Mahasiswa dapat Mendeskripsikan Pengantar Evaluasi Kebijakan
2. Mahasiswa dapat Mendeskripsikan evaluasi implementasi kebijakan
3. Mahasiswa dapat Mendeskripsikan evaluasi dampak kebijakan
4. Mahasiswa dapat Mendeskripsikan kriteria evaluasi
5. Mahasiswa dapat Mendeskripsikan pemanfaatan hasil evaluasi
6. Mahasiswa dapat mendeskripsikan proses Evaluasi dan Good Governance
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

1. Pengantar Evaluasi Kebijakan Publik


2. Evaluasi Implementasi Kebijakan Publik
3. Evaluasi Dampak Kebijakan
4. Kriteria Evaluasi Kebijakan
5. Pemanfaatan Hasil Evaluasi
6. Evaluasi dan GG
DAFTAR PUSTAKA

 William N. Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Publik, Gadjah Mada


University Press, 2003
 Sumber yang relevan lainnya.
METODE PERKULIAHAN

1. Medium Online (zoom)


2. Penyampaian Materi Kuliah
3. Diskusi
4. Tugas (dikumpulkan di pertemuan 5)
KONTRIBUSI NILAI

1. Kehadiran : 15
2. Partisipasi/Tugas : 20
3. Etika : 10
4. UTS : 25
5. UAS : 30
PENGANTAR
EVALUASI KEBIJAKAN PUBLIK
LIMA TIPE INFORMASI YANG RELEVAN DENGAN KEBIJAKAN (WILLIAM N. DUNN)
Kinerja
Kebijakan

Hasil Masalah Masa Depan


Kebijakan Kebijakan Kebijakan

Aksi
Kebijakan
LIMA PROSEDUR ANALISIS KEBIJAKAN (WILLIAM N.DUNN)

Evaluasi Peramalan
Perumusan
Masalah

Perumusan Perumusan
masalah Masalah

Perumusan
Masalah
Pemantauan Rekomendasi
PROSEDUR PEMECAHAN MASALAH

1. Definisi  Perumusan masalah  informasi mengenai kondisi2 yang menimbulkan masalah


kebijakan
2. Prediksi/diagnosa  peramalan (forecasting)  informasi mengenai konsekuensi di masa
mendatang dari penerapan alternative kebijakan, termasuk tidak melakukan sesuatu.
3. Preskripsi  Rekomendasi  menyediakan informasi mengenai nilai atau keguanaan dari
konsekuensi di masa depan dari suatu pemecahan masalah
4. Deskripsi  pemantauan  menghasilkan infomasi tentang konsekuensi sekarang dan masa lalu dari
diterapkannya alternative kebijakan
5. Evaluasi  evaluasi  menyediakan informasi mengenai nilai atau kegunaan dari konsekuensi
pemecahan atau pengatasan masalah
BENTUK ANALIS KEBIJAKAN
Retrospective Analysis Prospective Analysis
(Ex-Post): (ex-Ante):
Apa yang terjadi dan perbedaan Apa yang akan terjadi dan apa yang
apa yang dibuat? seharusnya dilakukan

Problem Finding:
Masalah apa yang harus diatasi?

Problem Solving:
Apa solusi masalahnya?

(William N. Dunn; 2008)


BENTUK ANALISIS KEBIJAKAN
 Analisis Kebijakan Prospektif  produksi dan transformasi informasi sebelum aksi kebijakan dimulai
dan diimplementasikan.
 Analisis kebijakan Retrospektif  Penciptaan dan transformasi informasi sesudah aksi kebijakan
dilakukan, mencakup berbagai kebijakan yang dikembangkan 3 kelompok analisis:
1. Analis yang berorientasi pada disiplin : Mengembangkan dan menguji teori yang didasarkan pada teori dan
menerangkan sebab-sebab dan konsekuensi2 kebijakan  jarang menghasilkan informasi yang bermanfaat.
2. Analis yang berorientasi pada masalah : Menerangkan sebab2 dan konsekuensi kebijakan dengan menaruh
perhatian pada variabel2 yang dapat dimanipulasi oleh para pembuat kebijakan untuk mengatasi masalah 
banyak menemukan masalah2 penting (Pendidikan, kesehatan, energi, kriminalitas, dll)
3. Analis yang berorientasi pada aplikasi : tidak hanya menaruh perhatian pada variabel2 kebijakan, tetapi
juga melakukan identifikasi tujuan dan sasaran kebijakan dari para pembuat dan pelaku kebijakan. Informasi
mengenai tujuan2 dan sasaran kebijakan memberikan landasan bagi pemantauan dan hasil evaluasi kebijakan
yang spesifik, yang dapat digunakan oleh para praktisi untuk merumuskan masalah2 kebijakan,
mengembangkan alternative kebijakan baru, dan merekomendasikan tindakan untuk memecahkan masalah.
ANALISIS KEBIJAKAN YANG BERORIENTASI KEPADA MASALAH
Retrospective Analysis Prospective Analysis
(Ex-Post): (ex-Ante):
Apa yang terjadi dan perbedaan Apa yang akan terjadi dan apa yang
Kinerja
apa yang dibuat? seharusnya dilakukan
Kebijakan

Evaluasi Peramalan
Perumusan
Masalah
Problem Finding:
Masalah apa yang harus diatasi?

Perumusan Perumusan Masa Depan


Hasil Kebijakan masalah
Masalah Kebijakan
Masalah Kebijakan

Problem Solving:
Apa solusi masalahnya?
Perumusan
Masalah
Pemantauan Rekomendasi

Aksi Kebijakan
(William N. Dunn; 2008)
RUANG LINGKUP KEBIJAKAN PUBLIK
 Thomas Dye (1975) semua yang diputuskan atau tidak diputuskan oleh pemerintah termasuk
dalam definisi sebagai kebijakan (Whatever governments choose to do or not to do).
 Friedrich (2007) mengatakan bahwa kebijakan adalah keputusan yang diusulkan oleh
individu, kelompok atau pemerintah yang bertujuan untuk menyelesaikan suatu
permasalahan.
 Sharkansky (1970) mendefinisikan kebijakan sebagai tindakan pemerintah untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu. Definisi-definisi tersebut memandang bahwa kebijakan publik
merupakan instrumen untuk mencapai tujuan.
 Anderson (1979) mendefinisikan kebijakan publik sebagai serangkaian tindakan yang dipilih
secara sengaja oleh seorang aktor atau sekelompok aktor yang dimaksudkan untuk
mengatasi suatu masalah.
LINGKUP KEBIJAKAN PUBLIK
1. Kebijakan sebagai label untuk sebuah aktivitas, misal: kebijakan pendidikan, kebijakan
industri;
2. Kebijakan sebagai ekspresi tujuan umum atau aktivitas negara yang diharapkan, misal
kebijakan tentang pelayanan publik yang berkualitas dan terjangkau oleh seluruh
masyarakat, kebijakan pengurangan angka kemiskinan;
3. Kebijakan sebagai proposal spesifik, misal kebijakan pengurangan subsidi bahan bakar
minyak;
4. Kebijakan sebagai keputusan pemerintah diberbagai tingkat, misal: Keppres, keputusan
menteri; Pergub, Perda, dll.
5. Kebijakan sebagai otorisasi formal, misal: keputusan DPR.
6. Kebijakan sebagai sebagai sebuah program, misal: program pengarusutamaan keluarga.
7. Kebijakan sebagai sebuah keluaran (output), misal pengalihan subsidi bahan bakar
minyak untuk mendorong pengembangan usaha kecil;
8. Kebijakan sebagai sebuah hasil (outcome), misal: peningkatan nilai investasi dan
pendapatan pengusaha kecil sebagai implikasi pengalihan subsidi bahan bakar
minyak untuk usaha kecil;
9. Kebijakan sebagai sebagai teori atau model, misal: jika infrastruktur fisik wilayah
Indonesia Timur diperbaiki maka perkembangan sosial ekonomi wilayah itu semakin
meningkat; dan
10. Kebijakan sebagai sebuah proses, misal pembuatan kebijakan dimulai sejak
penetapan agenda, keputusan tentang tujuan, implementasi sampai dengan evaluasi.
ASPEK EVALUASI KEBIJAKAN PUBLIK

1. Evaluasi kebijakan dan kandungan programnya


2. Evaluasi terhadap orang-orang yang bekerja dalam
organisasi untuk mengimplementasikannya
PENGERTIAN EVALUASI KEBIJAKAN
Thomas Dye
 Evaluasi kebijakan adalah pemeriksaan yang obyektif, sistematis, dan
empiris terhadap efek dari kebijakan dan program publik terhadap targetnya
dari segi tujuan yang ingin dicapai
 Evaluasi kebijakan adalah pembelajaran tentang konsekuensi dari kebijakan
publik
Larry Gerston
 Evaluasi kebijakan adalah menilai efektifitas kebijakan publik terkait dengan
maksud tujuan dan hasilnya
PENGERTIAN EVALUASI KEBIJAKAN
Howlett (1995)
 Evaluasi kebijakan mengacu pada proses di mana hasil implementasi kebijakan diawasi oleh negara dan aktor
masyarakat, hasil dari yang merupakan rekonseptualisasi dari problem dan solusi kebijakan
 Evaluasi kebijakan melibatkan para birokrat dan politisi dalam pemerintahan dan juga melibatkan unsur-unsur
masyarakat

William N. Dunn (2000)


 Istilah evaluasi mempunyai arti yang berhubungan, masing-masing menunjuk pada aplikasi beberapa skala
nilai terhadap hasil kebijakan atau program.
 Secara umum istilah evaluasi dapat disamakan dengan penaksiran (appraisal), pemberian angka (rating) dan
penilaian (assesment), kata-kata yang menyatakan usaha untuk menganalisis hasil kebijakan dalam arti satuan
nilainya.
 Dalam arti yang lebih spesifik, evaluasi berkenaan dengan produksi informasi mengenai nilai atau manfaat
hasil kebijakan. Ketika hasil kebijakan pada kenyataannya mempunyai nilai, hal ini karena hasil tersebut
memberi sumbangan pada tujuan atau sasaran.
LINGKUNGAN KEBIJAKAN PUBLIK

 Lingkungan Kebijakan Publik adalah di mana kebijakan dibuat dan


output diterapkan. Pembuatan kebijakan tidak dapat dilepaskan dari
proses kebijakan. Terkadang umpan balik juga diambil dari
lingkungan.
 Kebijakan dibuat dengan tujuan untuk kebaikan publik, tetapi untuk
melakukan ini banyak aktor dan faktor yang terlibat yang disebut
sebagai lingkungan kebijakan.
FAKTOR DALAM LINGKUNGAN KEBIJAKAN

1. Budaya politik  Setiap masyarakat memiliki budaya yang membedakan nilai dan
gaya hidup anggotanya dengan masyarakatnya. Budaya politik ditransmisikan dari
satu generasi ke generasi lain melalui sosialisasi. Sosialisasi adalah proses di mana
individu melalui banyak pengalaman dengan orang tua, teman, guru, pemimpin
politik dan lainnya belajar nilai-nilai politik yang relevan, keyakinan dan sikap.
2. Kondisi sosial ekonomi  Kondisi sosial ekonomi memainkan peran penting dalam
perumusan kebijakan. Kapanpun pemerintah mendeklarasikan struktur gaji, pasti
memunculkan ketidakpuasan kalangan tertentu, karena keterbatasan sosial dan
keuangan. Tingkat pencapaian pendidikan suatu masyarakat tergantung pada struktur
sosial, kalai kondisi ekonomi baik,maka pelayanan pemerintah jauh akan lebih baik.
BUDAYA POLITIK TERBAGI 3
(ALMOND AND VERBA)
1. Budaya politik parokial  dalam budaya politik parokial warga memiliki sedikit
kesadaran terhadap sistem politik, proses input atau proses output sebagai partisipan
politik.
2. Budaya politik subject  dalam budaya politik subjek warga negara berorientasi dan
sadar terhadap sistem politik dan proses output dan memiliki sedikit kesadaran tentang
proses input sebagai peserta politik. Ada kesadaran adanya otoritas pemerintah dan
mungkin suka atau tidak suka tetapi pada dasarnya pasif
3. Budaya politik partisipasi  dalam budaya ini, warga negara memiliki tingkat
kesadaran dan informasi politik yang relatif tinggi terhadap sistem politik, proses input
dan outputnya. Di sini, partisipasi warga yang berarti dalam politik terjadi. Mereka juga
memahami bagaimana individu dan kelompok dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan
AKTOR KEBIJAKAN

1. Aktor Kebijakan formal  Legislatif, eksekutif, Lembaga pemerintahan


(admninistratif), yudikatif
2. Aktor kebijakan non-formal  kelompok kepentingan, organisasi politik,
Lembaga penelitian, media massa, dll.
SISTEM KEBIJAKAN PUBLIK
 Kebijakan publik secara umum dapat didefinisikan sebagai sistem
perundang-undangan, langkah-langkah pengaturan, tindakan, dan prioritas
pendanaan mengenai permasalahan tertentu yang diumumkan secara resmi
oleh entitas pemerintah atau perwakilannya (Dean G. Kilpatrick).
 Dan kebijakan publik pada umumnya diwujudkan ke dalam rumusan
konstitusi, undang-undang, dan keputusan yudisial.
 Proses yang melibatkan stake-holder kebijakan, lingkungan kebijakan, dan
formulasi kebijakan publik.
SISTEM KEBIJAKAN PUBLIK
Dunn (2004) menyebutkan 3 (tiga) elemen kebijakan: pelaku/aktor kebijakan, lingkungan kebijakan
dan kebijakan publik.
Aktor Kebijakan

1. Eksekutif
2. Legislatif
3. Pengusaha
4. LSM
5. Tenaga Kesehatan
Lingkungan Kebijakan Publik
Kebijakan
1. Pandemi Global Covid-19 Penanganan Pandemi
2. Ekonomi Nasional Covid 19 dan Pemulihan
3. Sistem Kesehatan ekonomi Nasional

William N. Dunn;2004
FUNGSI EVALUASI (DUNN; 2003)
1. Memberi informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan, yaitu
seberapa jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan telah dapat dicapai melalui tindakan publik.
- evaluasi mengungkapkan seberapa jauh tujuan-tujuan tertentu telah tercapai.
2. Memberi sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai- nilai yang mendasari
pemilihan tujuan dan target.
3. Memberi sumbangan pada aplikasi metode-metode kebijakan lainnya, termasuk perumusan
masalah dan rekomendasi. Informasi tentang tidak memadainya kinerja kebijakan dapat
memberi sumbangan pada perumusan ulang masalah kebijakan.
4. Menyumbang pada definisi alternatif kebijakan yang baru atau revisi kebijakan dengan
penunjukan behwa alternatif kebijakan yang diunggulkan sebelumnya perlu dihapus dan
diganti dengan yang lain.
KENDALA PELAKSANAAN EVALUASI
1. Keterbatasan wewenang dalam melakukan evaluasi
2. Tumpang tindih fungsi antar instansi
3. Tumpang tindih evaluasi antar lembaga pengawasan
4. Tidak ada proses lanjutan atau follow-up dari hasil evaluasi
5. Biaya
TUJUAN EVALUASI KEBIJAKAN PUBLIK

Evaluasi kebijakan memiliki tujuan : Subarsono, 2005


1. Menentukan tingkat kinerja suatu kebijakan. Melalui evaluasi maka dapat diketahui derajat pencapaian tujuan
dan sasaran kebijakan.
2. Mengukur tingkat efisiensi suatu kebijakan. Dengan evaluasi juga dapat diketahui berapa biaya dan manfaat
dari suatu kebijakan
3. Mengukur tingkat keluaran outcome suatu kebijakan. Salah satu tujuan evaluasi adalah mengukur berapa
besar dan kualitas pengeluaran atau output dari suatu kebijakan.
4. Mengukur dampak suatu kebijakan. Pada tahap lebih lanjut, evaluasi ditujukan untuk melihat dampak dari
suatu kebijakan, baik dampak positif maupun negatif.
5. Mengetahui apabila ada penyimpangan. Evaluasi juga bertujuan untuk mengetahui adanya penyimpangan –
penyimpangan yang mungkin terjadi, dengan cara membandingkan antara tujuan dan sasaran dengan
pencapaian target
6. Sebagai bahan melakukan input untuk kebijakan yang akan datang. Tujuan akhir dari evaluasi adalah untuk
memberikan masukan bagi proses kebijakan kedepan agar dihasilkan kebijakan yang lebih baik.
KRITERIA EVALUASI KEBIJAKAN
 Efektivitas, Apakah hasil yang diinginkan telah dicapai? Unit Pelayanan
 Efisiensi, Seberapa banyak usaha diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan?
 Kecukupan, Seberapa jauh pencapaian hasil yang diinginkan memecahkan masalah?
 Kesamaan/Perataan, Apakah biaya dan manfaat didistribusikan dengan merata
kepada kelompok-kelompok yang berbeda?
 Responsivitas, Apakah hasil kebijakan memuaskan kebutuhan, preferensi, atau nilai
kelompok-kelompok tertentu?
 Ketepatan, Apakah hasil (tujuan) yang diinginkan benar- benar berguna atau bernilai?
JENIS EVALUASI KEBIJAKAN

Howlett and Ramesh (Studying Public Policy: Policy Cycles and


Policy Subsystems; 1995) menjelaskan ada 3 model atau jenis
evaluasi kebijakan:
1. Evaluasi Administratif
2. Evaluasi Judisial
3. Evaluasi Politik
EVALUASI ADMINISTRATIF
 Biasanyadilakukan dalam internal pemerintahan oleh lembaga
khusus yang hanya memiliki tugas mengevaluasi kebijakan
 Biasanya diawasi oleh pakar keuangan, hukum, dan politik
 Terkadang melibatkan konsultan swasta
 Dibatasi pada evaluasi efisiensi pelayanan publik pemerintah
 Ditujukan untuk meyakinkan bahwa kebijakan telah sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan
BENTUK EVALUASI ADMINISTRATIF
 Evaluasi “Effort”  Mengukur kuantitas input program (SDM, ruang kantor, komunikasi,
transportasi; biaya); membuat basis data yang digunakan untuk evaluasi berikutnya
 Evaluasi Kinerja  Mengevaluasi output program; Tujuan evaluasi kinerja adalah
menentukan hasil kebijakan, yang sering mengabaikan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
 Evaluasi Kelayakan Kinerja  menemukan apakah sebuah program dikerjakan dengan
semestinya. menilai anggaran program dan menilai apakah jumlah dan output yang sama
dapat dicapai secara lebih efisien pada biaya yang lebih murah
 Evaluasi Efisiensi  Menilai biaya program dan memberikan penilaian tentang keefektifan
biaya tersebut
 Evaluasi Proses  Menilai metode secara organisasi, termasuk aturan dan SOP yang
digunakan untuk mengevaluasi program; menilai apakah proses dapat diarahkan dan dibuat
lebih efisien
EVALUASI JUDISIAL
 Evaluasiyang berkenaan dengan isu keabsahan hukum tempat kebijakan
diimplementasikan, termasuk kemungkinan pelanggaran terhadap konstitusi,
sistem hukum, etika, aturan administrasi negara, dan hak asasi manusia
 Meninjau masalah hukum yang berkaitan dengan pelaksanaan program
pemerintah dan berhak meninjau tindakan pemerintah baik atas inisiatif
sendiri atau ketika diminta untuk melakukannya oleh individu atau organisasi
yang mengajukan kasus terhadap sebuah lembaga pemerintah di pengadilan
hukum. Juri akan menilai apakah kebijakan itu dibuat dan dilaksanakan
sesuai prinsip dari proses yang semestinya atau tidak.
EVALUASI POLITIK

 Menilaisejauhmana penerimaan konstitusi politik terhadap kebijakan


publik yang diimplementasikan.
 evaluasi
politik adalah proses yang terus berjalan dan salah satu
kesempatan yang paling penting dalam demokrasi adalah pada
wakktu pemilihan umum, ketika masyarakat mendapatkan
kesempatan untuk membuat penghakiman atas kinerja pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai