Anda di halaman 1dari 46

BAHAN KULIAH : STIK BARAMULI, 16JANUARI 2018 :

ANALISIS KEBIJAKAN
KESEHATAN
Prinsip & Implementasinya
Oleh : Prof. Dr. Amran Razak, SE, MSc L/O/G/O
Kebijakan
RANGKAIAN KONSEP & AZAS YANG MENJADI
GARIS BESAR DAN DASAR RENCANA DLM
PELAKSANAAN SUATU PEKERJAAN,
KEPEMIMPINAN DAN CARA BERTINDAK (TTG
PEMERINTAH, ORGANISASI, DLL)
PERNYATAAN CITA-CITA, TUJUAN, PRINSIP
ATAU MAKSUD SBG POKOK PIJAKAN.
K PERORANGAN
E
B
I
J KELOMPOK
A
K
A
N PUBLIK
Policy Process : 3 fase  Formulasi Kebijakan,
Implementasi Kebijakan, Evaluasi (Policy Process
bagian Analisis Kebijakan)
Policy Reform Perubahan ke arah yang lebih
baik, dipandu pemerintah :
reformasi prioritas, reformasi struktur organisasi,
reformasi pembiayaan, desentralisasi dll
Policy Environment  institusi/aktor, interest
group/stakeholder, masyarakat (KK, LSM)
Policy Makers/Decision Makers: Penentu
Kebijakan : Birokrat, Pemerintah, Institusi/
Organisasi, DPR/DPRD.
www.themegallery.com
Kebijakan Publik

– Suatu arahan u/ melakukan atau tdk


melakukan tindakan tertentu sehingga
menggerakkan seluruh sektor atau
perangkap pemerintahan dan menciptakan
perubahan pada kehidupan yang terkena
dampak dari kebijakan tersebut. (DA)
– ….. setiap keputusan yang dibuat oleh
negara, sebagai strategi untuk
merealisasikan tujuan dari Negara.
www.themegallery.com
Kebijakan Kesehatan

Health policy embraces courses of action


that affect the set of institution,
organizations, services, and funding
arragements of health care system. It goes
beyond health services, however, it
includes actions or intended actions by
public, private, and voluntary organizations
that have an impact oh health (Walt, 1994)

Kebijakan kesehatan mencakup berbagai upaya dan tindakan pengambilan keputusan yang
meliputi aspek teknis medis dan pelayanan kesehatan, serta keterlibatan pelaku/aktor baik
pada skala individu maupun organisasi atau institusi dari pemerintah, swasta, LSM dan
representasi masyarakat lainnya yang membawa dampak pada kesehatan.
Elemen Kebijakan Kesehatan

WHO menetapkan 8 elemen menentukan kualitas


suatu kebijakan kesehatan

1. Pendekatan holistik 5. Efisiensi


2. Partisipatori 6. Kualitas
3. Kebijakan publik 7. Pemberdayaan
yang sehat, masyarakat
4. Ekuitas, 8. Self-reliant
3 Komponen Sistem Kebijakan

AKTOR
KEBIJAKAN

KEBIJAKAN
PUBLIK

Politik, Sosial,
Birokrasi, Ekonomi,
Demografis, Gegorafis
Triangle of Health Policy
Context

Actors :

• Individuals
• Groups
• Organization

Content Process
• Segitiga kebijakan representasi dr kompleksitas
hubx unsur2 kebijakan (konteks, proses, aktor).
Aktor mis. dipengaruhi lingkungan mrk berlakon.
Konteks = rekayasa = interaksi dinamis multifaktor
(ideologi, kebijakan yg berubah2, sejarah, dan
nilai2 budaya.
• Proses pengemb. Kebijakan (isu strategis/masalah
publik  agenda setting  dalam formulasi
kebijakan  bgmn peran, posisi, dan pengaruh
aktor-aktor kebijakan serta nilai, ekspektasi
(kepentingan aktor2 tsb) menjelaskan tentang
konteks dlm segitiga kebijakan publik.
• Segitiga kebijakan = “peta” kebijakan = “rimba
pengembangan kebijakan publik”. (Wall & Gilson,1994)
Analisis Kebijakan
Kesehatan

Tujuan :
Menciptakan, menilai secara kritis dan
mengkomunikasikan pengetahuan yang
relevan dengan kebijakan.
INFORMASI YANG RELEVAN DENGAN
KEBIJAKAN

1. Apa hakekat permasalahan ?


2. Kebijakan apa yang sedang atau pernah dibuat untuk
mengatasi masalah dan apa hasilnya ?
3. Seberapa bermakna hasil tersebut dalam memecahkan
masalah ?
4. Alternatif kebijakan apa yang tersedia untuk menjawab
masalah ?
5. Hasil apa yang diharapkan ?

Kelima pertanyaan ingin menjawab masalah kebijakan, perumusan


masalah, masa depan kebijakan, hasil kebijakan dan kinerja kebijakan
Lima tipe informasi yg relevan dgn kebijakan
Kinerja
Kebijakan

Hasil-Hasil Masalah Masa Depan


Kebijakan Kebijakan Kebijakan

Perumusan
Masalah
Lima prosedur analisis kebijakan

Evaluasi Peramalan
Perumusan
Masalah

Perumusan
Masalah
Perumusan
Masalah

Perumusan
Masalah Rekomendasi
Pemantauan
PROSEDUR ANALISIS KEBIJAKAN
1. Defenisi (Perumusan Masalah)
Informasi mengenai kondisi-kondisi yang menimbulkan masalah kebijakan. Ciri
masalah : interdependence, subjectivity, artificiality, dynamics.  ISUE-ISUE
KEBIJAKAN
2. Prediksi (Peramalan)
Informasi mengenai konsekuensi dimasa mendatang dari penerapan
alternatif kebijakan (proyeksi, prediksi, konjektur/perkiraan)
3. Preskripsi (Rekomendasi)
Informasi mengenai nilai atau kegunaan relatif dari konsekuensi
dimasa depan dari suatu pemecahan masalah (deksirpsi, prediksi,
evaluasi, preskripsi).
4. Deskripsi (Pemantauan)
Informasi konsekuensi dimasa sekarang dan masa lalu dari terapan
alternatif kebijakan (ketundukan, akuntansi, eksplanasi)
5. Evaluasi
Informasi mengenai nilai atau kegunaan dari konsekuensi pemecahan
masalah (efektivitas, estimasi, kecukupan, kesamaan, daya tanggap,
dan kelayakan)
Analisis Kebijakan Berorientasi Masalah
Kinerja
Kebijakan
Evaluasi Peramalan
Perumusan
Masalah

Perumusan
Masalah
Perumusan
Masalah

Hasil Masalah Masa depan


Kebijakan Kebijakan kebijakan

Perumusan
Masalah Rekomendasi
Pemantauan

Aksi
Kebijakan
Analisis Kebijakan dlm Proses
Pembuatan Kebijakan
KEDEKATAN PROSEDUR ANALISIS KEBIJAKAN DENGAN TIPE-TIPE
PEMBUATAN KEBIJAKAN (William Dunn)

Perumusan Masalah Penyusunan Agenda

Peramalan Formulasi Kebijakan

Rekomendasi Adopsi Kebijakan

Monitoring Implementasi
Kebijakan
Penilaian Penilai Kebijakan
TAHAP-TAHAP DALAM PROSES
PEMBUATAN KEBIJAKAN

 Penyusunan Agenda
 Formulasi Kebijakan
 Adopsi Kebijakan
 Implementasi Kebijakan
 Penilaian Kebijakan
PENYUSUNAN AGENDA

Para pejabat yang dipilih dan diangkat


menempatkan masalah pada agenda
publik
FORMULASI KEBIJAKAN

Para pejabat merumuskan


alternatif kebijakan
untuk mengatasi masalah
ADOPSI KEBIJAKAN

Alternatif kebijakan yang diadopsi


dengan dukungan dari mayoritas
legislatif atau eksekutif
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

Kebijakan yang telah diambil


dilaksanakan oleh unit-unit
administrasi yang memobilisasikan
resources

L/O/G/O
PENILAIAN KEBIJAKAN

Unit-unit pemeriksaan & akuntansi


dlm pemerintahan menentukan
apakah implementasi memenuhi
persyaratan peraturan dlm pembuatan
kebijakan & pencapaian tujuan
TAHAP-TAHAP ANALISIS
KEBIJAKAN

 Perumusah Masalah
 Peramalan
 Rekomendasi
 Monitoring
 Penilaian/Evaluasi
PERuMuSAN MASALAH

Mempersoalkan asumsi-asumsi yg mendasari


proses pembuatan kebijakan melalui agenda
setting. Menemukan asumsi-asumsi yang
tersembunyi, mendiagnosis penyebab-
penyebabnya, memetakan tujuan-tujuan yg
memungkinkan, memadukan pandangan-
pandangan yg bertentangan, dan merancang
peluang-peluang kebijakan baru.
PERAMALAN
Pengetahuan yg relevan dengan kebijakan
tentang masalah yang akan terjadi di masa
mendatang sebagai akibat dari diambilnya
alternatif, termasuk tdk melakukan sesuatu.
Mengestimasi akibat dari kebijakan yg
diusulkan, mengenali kendala-kendala yg
mungkin akan terjadi dlm pencapaian tujuan,
dan mengestimasi kelayakan politik (dukungan
dan oposisi) dari berbagai pilihan
REKOMENDASI

Membantu mengestimasi tingkat resiko (cost and


benefit) dan ketidakpastian, mengenali
eksternalitas, menentukan kriteria dalam
menentukan pilihan dan menentukan PTJ
administratif bagi implementasi kebijakan
MONITORING
Pemantauan membantu menilai tingkat
kepatuhan, menemukan akibat-akibat yang
tidak diinginkan dari kebijakan dan
program, mengidentifikasi hambatan dan
rintangan implementasi, dan menemukan
letak pihak-pihak yang bertanggungjawab
pada setiap tahap kebijakan.
EVALUASI
Evaluasi membuahkan pengetahuan yg relevan
dengan kebijakan tentang ketidaksesuaian antara
kinerja kebijakan yg diharapkan dengan yg benar-
benar dihasilkan.
Evaluasi tidak hanya menghasilkan kesimpulan
mengenai seberapa jauh masalah telah
terselesaikan, tetapi juga menyumbang pada
klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yg
mendasari kebijakan, membantu dalam
penyesuaian dan perumusan kembali masalah
PROSES KOMUNIKASI KEBIJAKAN
PENGETAHUAN
Masalah Kebijakan
Analisis Masa depan kebijakan
Aksi kebijakan Pengembangan
Kebijakan Materi
Hasil Kebijakan
Kinerja kebijakan

PELAKU KEBIJAKAN DOKUMEN


Penyusunan agenda Analisis Memoranda kebijakan
Formulasi kebijakan Kebijakan Paper isu kebijakan
Adopsi kebijakan Ringkasan Eksekutif
Implementasi kebijakan Appendix
Penilaian Kebijakan Pengumuman berita

PRESENTASI
Utilisasi Percakapan
Pengetahuan Konferensi Komunikasi
Pertemuan Interaktif
Briefing
Dengar pendapat
STUDI KASUS

• Isi Kebijakan :
• Konteks :
• Masalah Kebijakan :
• Aktor Kebijakan :
• Usulan Solusi :
www.themegallery.com
www.themegallery.com
Resistensi Kebijakan
 KEBIJ. YG DIAMBIL OLEH PIMPINAN SELAMA INI,
KURANG BERDSR DATA ATAU HASIL SUATU KAJIAN
 HASIL KAJIAN YG TELAH DILAKSANAKAN HANYA
SEDIKIT YG DIJADIKAN SBG BAHAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
 KEBIJAKAN YG TELAH DITENTUKAN TDK PERNAH
DIKAJI/DIEVALUASI.
 KEBIJAKAN DITINJAU KEMBAL KALAU SUDAH ADA
KASUS, MASY. TDK SETUJU, AKIBAT SAMPING KEBIJ.
 SETIAP UNIT MELAKSANAKAN KAJIAN THD PROGRAM-
PROGRAM YG HANYA TERKAIT DGN UNITNYA
PROFESI ANALIS KEBIJAKAN

Posisi Analis
Kebijakan menjadi
posisi strategis (kini
dan masa depan)
“Policy analyst are often required to give
advice to policy maker in incredibly short
periods of time, in constrast to university
researcher and think thank consultant who
are hired specifically to conduct intensive
research on public policy issues”
(Prof. Patton)

Analis kebijakan sering diminta untuk memberi saran kepada


pembuat kebijakan dalam waktu yang sangat singkat, berbeda
dengan peneliti universitas dan konsultan think thank yang
dipekerjakan secara khusus untuk melakukan penelitian intensif
Mengenai masalah kebijakan publik.
SYARAT ANALIS KEBIJAKAN

1) Learn to focus quickly on the central decision criteria (or criteria) of the problem.
2) Think about the type of policy actions that can be taken.
3) Avoisd the toolbox approach to analyzing policy …. We advice using simplest approapriate method,
using common sense to dsegin a method if one doesn’t already exist.
4) Learn to deal uncertainty.
5) Say it with numbers.
6) Make the analyzis simple and transparent ….simplicity and tranparency go hand to hand.
7) Check the facts.
8) Learn how to advocate the positions of others, because: (1) it can help lead to compromises, whre it
left as a simple arguments or arguments based on clashing values alone. The problems may remain
irresplvable, (2) it can imporve your analytical skills and your facility with unfamiliar subject
material, in the process perharp causing you to reexamine what you have considered to be
estabilished truths; (3) it can sthrengthen the tradition of an advocacy process whrere a strong
challenge to an estabilished policy can result into a better policy.
9) Give the client analysis, not decission.
10) Push the bounderies of analysis beyond the “policy envelope” …i.e. not simply recommending “yes”
or “no” on the proposed tax, but analying other policy tools and alternative definitions of the
problem.
11) Be aware that there is no such thing as “an absolute corret”, “rational” and “complete analysis”.

(Patton & Sawicki)


SYARAT ANALIS KEBIJAKAN
1) Belajarlah untuk fokus dengan cepat pada kriteria
keputusan utama (atau kriteria) dari masalah.
2) Pikirkan jenis tindakan kebijakan yang bisa diambil.
3) Avoid pendekatan toolbox untuk menganalisa kebijakan
.... Kami saran menggunakan metode pendekatan yang
paling sederhana, menggunakan akal sehat untuk
mempelajari metode jika seseorang belum ada.
4) Belajarlah untuk mengatasi ketidakpastian.
5) Ucapkan dengan angka.
6) Buat analitis sederhana dan transparan ....
Kesederhanaan dan tranparansi berjalan beriringan.
7) Periksa faktanya.
8) Pelajari bagaimana mengadvokasi posisi orang lain, karena: (1)
dpt membantu menghasilkan kompromi, yg ditinggalkannya
sbg argumen atau argumen sederhana berdsrkan pada nilai
bentrok saja. Masalahnya mungkin tetap tdk dpt dipecahkan,
(2) dpt mening-katkan kemampuan analitis dan fasilitas Anda
dgn materi subjek yg tdk Anda ketahui, dlm proses perharp
menyebabkan Anda meme-riksa kembali apa yg telah Anda
anggap sebagai kebenaran yg telah terbentuk; (3) dpt
memperkuat tradisi proses advokasi yg menjadi tantangan kuat
bagi sebuah kebijakan yg dpt dibentuk menjadi kebijakan yg
lebih baik.
9) Berikan analisis klien, bukan keputusan.
10) Dorong batas-batas analisis di luar "amplop kebijakan" ... i.e.
tdk hanya merekomendasikan "ya" atau "tidak" pada pajak yg
diajukan, namun menganalisis alat kebijakan lain dan definisi
alternatif dari masalah tersebut.
11) Sadarilah bahwa tidak ada yang namanya “benar mutlak",
"rasional" dan "analisis lengkap".
Profesi Analis Kebijakan

• Analisis Kebijakan adalah suatu evaluasi


sistematis berkenaan dgn feasibilitas teknis
dan ekonomi serta viabilitas politis dari
alternatif kebijakan, dan adopsi kebijakan.
• Analisis kebijakan yg baik mengintegrasikan
informasi kualitatif dan kuantitatif, mendekati
permasalahan dari berbagai perspektif, dan
menggunakan metode yang sesuai untuk
menguji fisibilitas dari opsi-opsi yang
ditawarkan.
Profesi Analis Kebijakan

Analisis Kebijakan harus mampu mengangkat


masalah yang penting dengan cara yang logis,
dan dapat direplikasi, serta mempresentasikan
informasi berupa produk analisis kebijakan
yang dapat dipergunakan oleh pengambil
keputusan, sehingga produk tersebut harus
sinambung secara ekonomi, secara teknis dan
etis mungkin dikerjakan (feasible) dengan
mudah, dan dapat diterima secara politik
sebagai cara untuk menyelesaikan masalah-
masalah publik.
Profesi Analis Kebijakan
Dengan demikian, seorang analis kebijakan
tidak hanya sekedar mampu mentransformasi-
kan textbook menjadi praktek, namun juga
harus memahami sistem politik dan proses
politik di mana ia bekerja. Karena itu, analis
kebijakan lebih mempunyai karakter
enterpreneur drpd birokrat – karena ia harus
mampu mempunyai kemampuan untuk belajar
mempunyai multi-kompetensi dengan cepat.
Seorang analis kebijakan juga bekerja dgn
mempertimbangkan unsur2 etik.
E.S.QUADRE dikutip Patton & Sawicki
Profesi Analis Kebijakan
• Analisis Kebijakan adalah kombinasi
keterampilan tingkat tinggi.
• Analisis kebijakan lebih dari sekedar proses
teknis-kuantitatif, melainkan bersifat politis.
Karena itu, penguasaan kecakapan analisis
kebijakan klasik, yaitu menguasa masalah
teknis-kuantitatif, tidak memadai lagi. Karena
analisis kebijakan juga harus mampu
mengedepankan pilihan kebijakan yang dapat
dilaksanakan dalam suatu situasi politik, dan
mampu meyakinkan bahwa opsinya patut
diterima. Sehingga analisis kebijakan harus
juga menguasai kecakapan retorik.

Anda mungkin juga menyukai