Anda di halaman 1dari 31

.

ANALISIS KEBIJAKAN
PUBLIK
Oleh : Dr. Muhdi, SH.M.Hum.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK
PROGRAM PASCASARJAN MP S2 UPGRIS
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Dr. Muhdi, SH.M.Hum.
PROSES KEBIJAKAN PUBLIK

. Serangkaian tahap atau fase kegiatan untuk membuat


kebijakan publik, meliputi tahap:
1. Penentuan Agenda: Bagaimana masalah dipahami
dan didefinisikan, mengarahkan perhatian, dan
selanjutnya masuk ke agenda politik ( Kraft &
Furlong , 2007). Tujuan dari penentuan agenda ini
adalah untuk menjelaskan mekanisme dan
dinamika dari tranformasi suatu kondisi
masyarakat menjadi suatu masalah kebijakan yang
harus dicarikan jalan keluarnya melalui
penggunaan kekuasaan pemerintah.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK
PROGRAM PASCASARJAN MP S2 UPGRIS
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Dr. Muhdi, SH.M.Hum.
2. Perumusan Alternatif: adalah hasil dari kegiatan
.
peramalan mengenai kondisi yang perlu atau dapat
diwujudkan berkaitan dengan pemecahan masalah
kebijakan . Patton & Sawicki (1986) menyebut 4
kriteria yang dapat dijadikan pertimbangan :
Kelayakan teknis , Kemungkinan ekonomi dan
keuangan , Kelayakan politik , Keterlaksanaan
adiministratif

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK


PROGRAM PASCASARJAN MP S2 UPGRIS
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Dr. Muhdi, SH.M.Hum.
3. Penetapan Kebijkan: Pengambilan keputusan
.
dari alternatif kebijakan yang tersedia, yang
dapat berupa, (1) Penetapan kebijakan untuk
melaksanakan suatu tindakan tertentu atau
tidak melakukan tindakan tertentu; (2)
Penetapan kebijakan berkaitan dengan
pencapaian konsensus dalam pemilihan
alternatif-alternatif yang tersedia, berupa
legitimasi dari alternatif yang dipilih, yakni
berupa suatu rangcangan tindakan-tindakan
yang ditetapkan menjadi peraturan perundang –
udangan.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK
PROGRAM PASCASARJAN MP S2 UPGRIS
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Dr. Muhdi, SH.M.Hum.
4. Implementasi Kebijakan: bagaimana
.
pemerintah bekerja atau proses yang
dilakukan oleh pemerintah untuk
menjadikan kebijakan mencapai hasil/tujuan
yang direncanakan.
5. Evaluasi Kebijakan: evaluasi/penilaian
terhadap implementasi kebijakan, dengan
fokus pada identifikasi hasil-hasil dan akibat-
akibat dari implementasi kebijakan untuk
mendapatkan feedback.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK
PROGRAM PASCASARJAN MP S2 UPGRIS
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Dr. Muhdi, SH.M.Hum.
1. Proses Kebijakan (Anderson, dkk,)
Stage 1: Stage 2: Stage 3: Stage 4: Policy
Stage 5: Policy
Policy Policy Policy Implemen-
Evaluation
Agenda Formulation Adoption tation

mengembang Mengembang Pemerintah


identifikasi
kan kan dukungan melakukan
berbagai Birokrat
proposal/ranc atas evaluasi
masalah pemerintah
angan proposal untuk
yang menerapkan/
kebijakan /rancangan menentukan
manarik menjalankan
untuk kebijakan efektivitas
perhatian kebijakan
memecahkan untuk pelaksanaan
publik
masalah disahkan kebijakan

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK


PROGRAM PASCASARJAN MP S2 UPGRIS
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Dr. Muhdi, SH.M.Hum.
Proses Kebijakan (Patton & Savicky)
Define the
Problem/
(Mendefinisi
Implement the kan masalah) Determine
Preferred Evaluation Criteria
Policies (Menent. Kriteria
(Menerapkan Evaluasi)
Kebijakan)

Identify
Select Preferred Alternative
Policies (Memilih Policies
Kebijakan) (Mengidentifikasi
Evaluate Alternat
Alternative Kebijakan)
Policies
(Mengevaluasi
Alternat Kebij)
Proses Kebijakan (Thomas R. Dye)

Policy Policy
Identifica- Agenda Policy Policy
Legitima-
tion of Formula- Impement Evaluatio
setting tion n
policy ( Penetapan tion (Legitimasi ation
problem Agenda) (Perumusan Kebijakan) (Implementasi (Evaluasi
Kebijakan) Kebijakan) Kebijakan)
(Identifikasi
problem
kebijakan)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK


PROGRAM PASCASARJAN MP S2 UPGRIS
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Dr. Muhdi, SH.M.Hum.
Proses Kebijakan
Proses Kebijakan

Evaluasi
Proses Politik
Kebijakan
2 3
1 4 5
Isu Kebijakan Imple
Formulasi Sosiali Kinerja
(Agenda sasi
mentasi
Kebijakan Kebijakan
Pemerintah) Kebijakan

Input Proses Output/out


come

Lingkungan
Kebijakan
Kebijakan Publik Sebagai Proses
Proses Jenis Kegiatan
1. Identifikasi Mengemukakan tuntutan agar pemerintah mengambil tindakan
.
Permasalahan
2. Menata Agenda Memutuskan isu apa yang dipilih dan permasalahan apa yang
Formulasi Kebijakan hendak dikemukakan

3. Perumusan Mengembangkan proposal kebijakan untuk menangani masalah


Proposal Kebijakan tersebut.

4. Legitimasi Kebijakan Memilih satu buah proposal yang dinilai terbaik untuk kemudian
mencari dukungan politik agar dapat diterima sebagai sebuah
hukum (konsultasi publik dan sosialisasi).

5. Implementasi Mengorganisasikan birokrasi, menyediakan pelayanan dan


Kebijakan pembayaran (dalam bentuk program dan kegiatan)
6. Evaluasi Kebijakan Melakukan studi program, melaporkan outputnya, mengevaluasi
pengaruh (impact) pada kelomok sasaran non-sasaran, dan
memberikan rekomendasi penyempurnaan kebijakan

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK


PROGRAM PASCASARJAN MP S2 UPGRIS
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Dr. Muhdi, SH.M.Hum.
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PUBLIK
.

1. Konsep Implementasi Kebijakan Publik (policy


implementation).
 Gerston (1992) Implementasi merupakan cara
atau bentuk pengubahan dari keputusan ke
dalam aplikasi. Dengan kata lain,
implementasi merupakan upaya untuk
melaksanakan yang seharusnya dari apa yang
telah diputuskan oleh pengambil kebijakan. .

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK


PROGRAM PASCASARJAN MP S2 UPGRIS
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Dr. Muhdi, SH.M.Hum.
 Grindle (1980) Implementasi merupakan suatu
. proses dan proses implementasi kebijakan
publik sangat dipengaruhi oleh tujuan yang
ingin dicapai.
Salah satu faktor yang menentukan sukses atau
gagalnya suatu kebijakan adalah kapasitas
untuk melaksanakan kebijakan tersebut sesuai
yang direncanakan, sehingga tahap .
implementasi kebijakan sangat menentukan
keberhasilan suatu kebijakan publik yang
dikeluarkan oleh suatu pemerintahan.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK
PROGRAM PASCASARJAN MP S2 UPGRIS
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Dr. Muhdi, SH.M.Hum.
 Hornby (1982) Impelementasi mempunyai 3 makna, yaitu:
(1) implementasi sebagai suatu proses atau pelaksanaan
. kebijakan. (Implementasi sebagai proses atau pelaksanaan
kebijakan, tanpa harus mempersoalkan apakah mencapai
tujuan atau tidak)
(2) implementasi sebagai suatu keadaan akhir atau
pencapaian suatu kebijakan. (implementasi sebagai fungsi
antara tujuan yang ditetapkan dengan hasil yang ingin
dicapai).
(3) implementasi sebagai proses pelaksanaan dan pencapaian
tujuan sebuah kebijakan. (perpaduan antara kedua konsep,
implementasi sebagai fungsi antara kebijakan, pengambil
kebijakan, pelaksana, waktu pelaksanaan, dan hasil yang.
ingin dicapai, yang melibatkan SDM, waktu pelaksanaan,
dan hasil yang akan dicapai, sama pentingnya untuk
menentukan berhasil atau tidaknya sebuah kebijakan.)
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK
PROGRAM PASCASARJAN MP S2 UPGRIS
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Dr. Muhdi, SH.M.Hum.
 3 (tiga) komponen yang harus ada dalam
. implementasi sebuah kebijakan, yaitu:
1) tujuan yang jelas yang ingin dicapai (fungsi
sasaran),
2) adanya hubungan kausalitas antara input dan
output kebijakan (fungsi sebab-akibat), dan
3) adanya hubungan yang jelas antara tujuan
yang ditetapkan dengan hasil-hasil/sasaran
yang ingin dicapai (fungsi pencapaian).
(Baedhowi (2009)
.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK


PROGRAM PASCASARJAN MP S2 UPGRIS
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Dr. Muhdi, SH.M.Hum.
FAKTOR PENTING IMPLEMENTASI SEBUAH
.
KEBIJAKAN PUBLIK (Baedhowi,2009)
1) kebijakan publik yang mampu merespon isu dan masalah
publik yang sedang berkembang,
2) pengambil keputusan yang mampu merumuskan kebijakan
sesuai dengan aspirasi publik,
3) pelaksana kebijakan di lapangan yang mampu merealisasikan
substansi kebijakan yang telah dirumuskan,
4) sasaran kebijakan publik yang mampu merespon dengan baik
dan berpartisipasi aktif terhadap kebijakan yang dilaksanakan,
5) waktu pelaksanaan kebijakan yang memadai, serta
6) hasil-hasil yang jelas yang ingin dicapai dalam pelaksanaan .
kebijakan tersebut.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK


PROGRAM PASCASARJAN MP S2 UPGRIS
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Dr. Muhdi, SH.M.Hum.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PUBLIK
1. Grindle (1980) Salah satu faktor yang menentukan
.

sukses atau gagalnya suatu kebijakan adalah


kapasitas untuk melaksanakan kebijakan tersebut
apakah sesuai dengan yang direncanakan.
2. Weisert dan Goggin (2002):
(1) dukungan dan komitmen politik dari para
stakeholder (politisi, birokrasi, sasaran langsung
kebijakan, dan masyarakat luas),
(2) faktor kecukupan finansial,
(3) sistem manajerial yang efektif dan efisien,
(4) kemampuan teknis pelaksana.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK
PROGRAM PASCASARJAN MP S2 UPGRIS
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Dr. Muhdi, SH.M.Hum.
3. Weimer dan Vining (1999):
a) Faktor Konten Kebijakan yang logis dan rasional,
b)kerjasama dan dukungan stakeholder, dan
.

c) sumberdaya manusia yang trampil serta punya


komitmen dalam melaksanakan kebijakan.
(Weimer dan Vining kurang memperhatikan masalah dukungan sumber
daya finansial yang sebenarnya tidak kalah pentingnya dengan ketiga
faktor di atas dalam pelaksanaan suatu kebijakan).
4. Dwiyanto (2002) :
(1) budaya birokrasi,
(2) etika pelayanan,
(3) kewenangan diskresi, dan .
(4) sistem insentif.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK
PROGRAM PASCASARJAN MP S2 UPGRIS
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Dr. Muhdi, SH.M.Hum.
4. Edward III
1) Komunikasi, yaitu penyampaian informasi dari pembuat
.
kebijakan kepada pelaksana (implementors), dan
kelompok sasaran serta pihak lain yang berkepentingan,
dengan jelas dan konsisten (tidak membingungkan agar
dapat mengetahui apa yang harus lakukan untuk
menjalankan kebijakan tersebut sehingga tujuan dan
sasaran kebijakan dapat dicapai sesuai dengan yang
diharapakan secara efektif dan efisien.
2) Sumber daya, meliputi (1) sumber daya manusia baik
jumlah, keahlian dan kemampuan (kompetensi dan
kapabelitas), (2) sumber daya anggaran, (3) sumber daya.
peralatan(sarana prasarana), dan (4) sumber daya
kewenangan.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK
PROGRAM PASCASARJAN MP S2 UPGRIS
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Dr. Muhdi, SH.M.Hum.
3) Disposisi, yaitu watak dan karakteristik
.
(komitmen, kejujuran, demokratis) atau
kemauan, keinginan dan kecenderungan para
pelaku kebijakan untuk melaksanakan
kebijakan secara sungguh sungguh sehingga
apa yang menjadi tujuan kebijakan dapat
diwujudkan.
4) Struktur Birokrasi, yaitu mencangkup
struktur birokrasi, pembagian kewenangan
(SOP), hubungan antara unit-unit organisasi
.
dan sebagainya.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK


PROGRAM PASCASARJAN MP S2 UPGRIS
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Dr. Muhdi, SH.M.Hum.
5. Gerston (1992):
a) translation ability, yaitu kemampuan staf pelaksana
untuk menerjemahkan apa yang sudah diputuskan oleh
.

pengambil keputusan untuk dilaksanakan,


b) resources (sumber daya), khususnya yang berkaitan
dengan sumber daya manusia, finansial, dan peralatan/
sarana,
c) limited number of players, yaitu jumlah pelaksana
kebijakan yang tidak terlalu banyak, agar tidak
menimbulkan kebingungan dan kompetisi yang tidak
sehat, dan
d) accountabiliy, yaitu adanya proses pertanggung
gugatan dari pelaksana kebijakan terhadap apa yang .
telah dihasilkan.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK
PROGRAM PASCASARJAN MP S2 UPGRIS
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Dr. Muhdi, SH.M.Hum.
Teori Faktor-Faktor dalam Implementasi KebijakanPublik
diadaptasi dari Gerston oleh Baedhowi(2009)

TEORI GERSTON ADAPTASI


1. Translation Ability 1. Translation
Pemahaman yang jelas terhadap tugas yang
diberikan sehingga kebijakan publik dapat Ability
dilaksana-kan sesuai dengan instruksi/
ketentuan pembuat kebijakan SDM

Pemahaman
2. Resources

Staff/SDM ( personal )
2. Oganisasi dan
Sarana/prasarana (equipment)
Manajemen
Dana/biaya (funding)
Tugas; birokrasi (enforcment
assignments; bureaucracies )
3. Pembiayaan
3. Limited Numbers of Players
Pendidikan
Pihak-pihak yang terlibat dalam
proses implementasi

4. Accountability 4. Sarana dan


Pertanggung jawaban terhadap Prasarana
publik
MODEL IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PUBLIK
Dilihat dari aspek proses pelaksanaan, menurut Grindle (1995)
terdapat 2 (dua) model implementasi kebijakan publik agar sebuah
kebijakan dapat mencapai tujuan yang direncanakan, yaitu:
(1) linear model, dan
(2) interactive model.

1. MODEL LINEAR :
Model ini menempatkan bahwa pengambilan keputusan
merupakan fase yang sangat penting dan akan menjamin
keberhasilan kebijakan. Sehingga perhatian teori ini lebih pada
fase pengambilan keputusan bukan pada fase pelaksanaan
kebijakan.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK


PROGRAM PASCASARJAN MP S2 UPGRIS
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Dr. Muhdi, SH.M.Hum.
MODEL LINEAR (Sumber: Grindle, 1995)
Fase Agenda Fase Keputusan Fase
Pelaksanaan

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK


PROGRAM PASCASARJAN MP S2 UPGRIS
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Dr. Muhdi, SH.M.Hum.
2. MODEL INTERAKTIF
Model interaktif (interactive model) implementasi kebijakan
memandang pelaksanaan sebuah kebijakan sebagai suatu
proses yang dinamis, dimana setiap pihak yang terlibat dapat
mengusulkan perubahan dalam berbagai tahapan
pelaksanaannya bilamana dipandang bahwa kebijakan publik
tersebut kurang memenuhi harapan para stakeholders.
(Baedhowi, 2009).
Dengan demikian dalam implementasi kebijakan setiap
tahapan seharusnya dilakukan analisis dan dievaluasi oleh
setiap pihak sehingga potensi, kekuatan, dan kelemahan
setiap fase pelaksanaan dapat diketahui dan segera
diperbaiki untuk mencapai tujuan kebijakan yang diharapkan.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK


PROGRAM PASCASARJAN MP S2 UPGRIS
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Dr. Muhdi, SH.M.Hum.
Model Interaktif Implementasi Kebijakan
(Sumber: Grindle, 1995)

ISU KEBIJAKAN

AGENDA

TAHAP

KARAKTERISTIK

ARENA KONFLIK

PUBLIK BIROKRASI

TOLAK LAKSANAKAN/TOLAK

PENGAMBIL PELAKSANAAN
PERTANGGUNG
KEBIJAKAN KEBIJAKAN ,
JAWABAN THDP
MENILAI DAN MENILAI DAN
PUBLIK
MEMOBILISASI MEMOBILISASI

POTENSI HASIL KEBIJAKAN


Komponen utama dalam implementasi
kebijakan publik adalah isi dari kebijakan dan
bagaimana kebijakan diimplementasikan. Kedua
hal itu merupakan faktor utama dalam
keberhasilan implementasi. Selanjutnya,
implementasi tersebut akan membawa pada
suatu hasil kebijakan yang menuju pada dampak
hasil kebijakan. Dampak yang akan timbul
berupa penerimaan masyarakat, kelompok
kepentingan ataupun individu ataupun
perubahan akan kebijakan dan penerimaan
masyarakat terhadap perubahan.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK


PROGRAM PASCASARJAN MP S2 UPGRIS
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Dr. Muhdi, SH.M.Hum.
Model Proses (Model of the policy implementation)

Model proses implentasi kebijakan memandang bahwa


perbedaan-perbedaan dalam proses implementasi
kebijakan akan dipengaruhi oleh sifat kebijakan yang akan
dilaksanakan.
Antara kebijakan dengan prestasi kerja dipisahkan oleh
variabel-variabel bebas yang saling berkaitan. Variabel-
variabel bebas tersebut adalah (a) ukuran dan tujuan
kebijakan, (b) sumber-sumber kebijakan, (c) ciri-ciri atau
sifat badan/instansi pelaksana, (d) komunikasi
antarorganisasi terkait dan kegiatan-kegiatan pelaksanaan,
(e) sikap para pelaksana, dan (f) lingkungan ekonomi,
sosial, dan politik.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK
PROGRAM PASCASARJAN MP S2 UPGRIS
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Dr. Muhdi, SH.M.Hum.
Model Proses Implementasi Kebijakan
(Sumber: Meter, 1975)

.
Komunikasi antar
organisasi dan
kegiatan
pelaksanaan
Ukuran dan tujuan
kebijakan
Ciri Badan Sikap Para Prestasi
Pelaksana Pelaksana Kerja

Sumber-sumber
Kebijakan
Lingkungan
Ekonomi,Sosial, dan
Politik

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK


PROGRAM PASCASARJAN MP S2 UPGRIS
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Dr. Muhdi, SH.M.Hum.
MODEL IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN KOTA
SEMARANG(Muhdi,2012)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK


PROGRAM PASCASARJAN MP S2 UPGRIS
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Dr. Muhdi, SH.M.Hum.
Daftar Pustaka
1. Anderson, J.E., 2000. Public Policy Making. Boston: Houghton Mifflin.
2. Baedhowi. 2009. Kebijakan Otonomi Daerah Bidang Pendidikan. Semarang: Pelita Insani.
3. BNSP. 2006. Standar Biaya Pendidikan: Biaya Operasi Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: BNSP.
4. Danim, Sudarwan. 2003. Agenda Pembaruan Sistem Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
5. Depdiknas. 2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta: Depdiknas.
6. -------------. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
7.-------------. 2005. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta:
Depdiknas.
8. -------------. 2009. Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014. Jakarta: Depdiknas.
9. Dunn, William. 1981. Public Policy Analysis: An Introduction. London: Prentice Hall International.
10. Dwijowijoto, N.R. 2004. Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi. Jakarta: Elex Media Komputindo.
11. Grindle, M. S. 1980. Politics and Policy Implementation in the Third World, New Jersey: Princetown University Press
12. Harjito, Dydiet. 2003. Pemecahan Masalah yang Analitik (Analytical Problem Solving). Otonomi Daerah dalam
Kerangka NKRI. Jakarta: Prenada Media.
13. Iatridis, Demetrius. 1994. Social Policy: Institusional Context of Social Development and Human Services. California:
Brooks/Cole Publishing Company.
14. Imron, Ali. 1996. Kebijaksanaan Pendidikan di Indonesia: Proses, Produk dan Masa Depannya.
Jakarta: Bumi Aksara.
15. Kartadinata, Sunaryo. 2010. Isu-isu Pendidikan: Antara Harapan dan Kenyataan. Bandung: UPI
Press.
16. Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/(BAPPENAS). 2007. Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Tahun 2005-2025. Jakarta: Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/(BAPPENAS).
17. Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Permendikas No 28 Tahun 2008 tentang Penugasan Guru
sebagai Kepala Sekolah. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.
18. Menteri Hukum dan HAM. 2008. Peraturan Pemerintah No 40 Tahun 2008 tentang Pendanaan
Pendidikan. Jakarta: Kementeri Hukum dan HAM.
19. Menteri Hukum dan HAM. 2008. Peraturan Pemerintah No 74 Tahun 2008 tentang Guru. Jakarta:
Kementeri Hukum dan HAM.
20 Nugroho, Riant. 2008. Kebijakan Pendidikan yang Unggul. Kasus Pembangunan Pendidikan di
Kabupaten Jembrana 2000-2006. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
21.Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. 2003. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 11 Tahun
2003 tentang Rencana Strategis Provinsi Jawa Tengah 2003-2008. Semarang: Pemerintah Provinsi
Jawa Tengah.
22. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. 2009. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun
2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah 2008-
2013. Semarang: Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
23. Setiawan, Benni. 2008. Agenda Pendidikan Nasional. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
24. Soedijarto. 2008. Landasan dan Arah Pendidikan Nasional Kita. Jakarta: Kompas Media Nusantara.
25. Sumartopo. 2000. Bahan Diklat Administrasi Umum: Pengambilan Keputusan. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
26. Tilaar, H.A.R. dan Nugroho, Riant. 2008. Kebijakan Pendidikan. Pengantar untuk Memahami
Kebijakan Pendidikan dan Kebijakan Pendidikan sebagai Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
27. Uu No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Anda mungkin juga menyukai