Anda di halaman 1dari 20

Transformasi dari Pejabat Struktural

Menjadi Analis Kebijakan


(Peran dan Independensi Analis Kebijakan dalam Memberikan
Rekomendasi Kebijakan)

Siswanto
Analsis Kebijakan Ahli Utama
Kemenkes RI

1
Kebijakan Publik?

Dua Definisi Kebijakan Publik

Public Policy is a guidance for actions in managing and


Thomas R Dye: 1 delivering services to community
• Apapun yang dipilih oleh
pemerintah untuk dilakukan/tidak Misal: UU, PP, PerPres, InPres, Peraturan Menteri, SK Menteri,
dilakukan, bila pemerintah Edaran Menteri, Perda, Kep Kepala Daerah, RPJMN, Renstra,
memilih untuk melaksanakan RKP, Buku Pedoman, Petunjuk Teknis, Edaran Alokasi Anggaran,
sesuatu untuk tujuannya (obyektif) dst
• Kebijakan publik meliputi semua
tindakan pemerintah.
• Jadi bukan semata-mata Public Policy is a course of actions that affect the
merupakan pernyataan keinginan 2 community services, as a whole
pemerintah, pejabat pemerintah
saja Konsekuensinya: Termasuk kesemua pada Definisi (1),
ditambah juga termasuk kesemua tindakan/ perilaku aktor
pelayanan public sampai level terbawah (Street Level
Bureaucrat)
Contoh: Petugas loket cemberut, satpam marah-marah, pungli,
pengurusan surat ijin lama dan berbelit, dst

2
Penetapan Kebijakan: Kontestasi Antar Aktor

JFAK Personal Self Interests


Professional Interests Cultural Interests

ADVOCACY
Religious Interests
Minority Interests

ADVOCACY
PUBLIC POLICY

ADVOCACY
Foreign Interests
Sectoral Interests Health
Social Economic
Corporate/ Business
Media Interests Interests
ADVOCACY

Public Interests
NGO-Stakeholder
Interests International
Agencies
3
Siklus proses kebijakan (Dunn, 2018)

Kontestasi melalui Advokasi Agenda


setting
Policy
formulation

Policy Policy
Termination adoption

Analisis
Evidence
Litbang

Policy Policy
Succession Implementation

Policy Policy
Adaptation Assessment

4
PERAN ANALIS KEBIJAKAN DALAM REKOMENDASI KEBIJAKAN BERBASIS BUKTI

Permasalahan
Kebijakan

PENDEKATAN
Strukturisasi
• Kombinasi antara masalah Peramalan
Pendekatan Ilmiah
(Ilmu Preskriptif) dan Inferensi dari
Pendekatan Seni Outcome Kebijakan praktik Outcome Yang
(Ilmu Deskriptif) Diharapkan
• Kombinasi
pemanfaatan teknik- Kinerja
teknik analisis dan Implementasi
metoda mendapatkan Kebijakan
legitimasi dan Monev (Riset Preskripsi
komitmen evaluatif)
Kebijakan
stakeholder Evaluasi

Implementasi
Kebijakan
5
SEQUENTIAL MODEL UNTUK MENGIDENTIFIKASI PERMASALAHAN KEBIJAKAN
(MASALAH SUBSTANTIF)

Eksplorasi Dekomposisi Pendefinisian


Penginderaan masalah masalah masalah
masalah
Masalah = Masalah = Masalah =
Masalah = Gap antara Gap yang Peluang untuk
Situasi yg tidak harapan dan berpotensi perbaikan
diinginkan kenyataan menjadi kebijakan
jembatan

Situasi masalah Meta masalah


Masalah
substantif Masalah formal Dunn

Dimodifikasi dari Cowan (1986): Simplified sequential model of a questioning-based policy design process
6
TOOL YANG BISA DIPAKAI DALAM ANALISIS KEBIJAKAN

No. Tahapan Analisis Kebijakan Tools Tujuan


1 Menyusun meta-problem untuk Searching evidence untuk kompilasi Menyusun struktur masalah
mengetahui struktur masalah evidence dan bukti
2 Menemukan masalah substantif Pohon masalah, Diangram Ishikawa, Causal Menemukan masalah substantif (akar masalah)
Loop Diagram, dll
3 Menyetujui masalah formal Spesifikasi masalah (melalui FGD, RTD) Spesifikasi masalah formal yang akan dijadikan
pangkal solusi
4 Mengidentifikasi outome yang Proyeksi, estimasi, ekstrapolasi Menetapkan target sasaran (obyektif dari
fisible (fisible tercapai) kebijakan)
5 Memilih alternatif kebijakan CBA, CUA, CEA Menemukan dan menyepakati pilihan
terbaik dalam mencapai tujuan DELPHI kebijakan terbaik / bauran kebijakan terbaik
(outome) Expert Judgement
6 Menetapkan rekomendasi Constraints Mapping, Analisis Risiko Meyakinkan bahwa pilihan kebijakan/ bauran
kebijakan yang tepat dan fisibel kebijakan yang ditetapkan adalah meyakinkan
untuk bisa dilaksanakan
7 Menyusun Formulasi Struktur Rekomendasi Kebijakan yang Meyakinkan klien untuk menjadi penetapan
Rekomendasi Kebijakan logis, sistematis, dan meyakinkan klien agenda dan selanjutnya masuk Formulasi
Kebijakan

7
FUNGSIONALISASI ASN SEBAGAI DAMPAK DEBIROKRATISASI DAN DE-ESELONISASI

JF TENAGA
KESEHATAN

JF JF
JF
JF NON TENAGA
KESEHATAN

JF JF JF JF JF JF

8
STRUKTUR JABATAN FUNGSIONAL DALAM PEMBANGUNAN KESEHATAN

Jabatan Fungsional Non Nakes


1. Peneliti (kesehatan)  LIPI
2. Perekayasa  BPPT
3. Analis Kebijakan  LAN
4. Perencana  Bappenas
5. Arsiparis  ANRI
6. Auditor  BPK
7. Statistisi  BPS
8. Pranata Komputer  BPS
9. Analis penbendaharaan negara  Kemenkeu
10. Analis pengelolaan keuangan  Kemenkeu
11. Analis kepegawaian  BKN
12. Pengelola pengadaan barang dan jasa  LKPP
13. Dll.

9
FORMAT DOKUMEN REKOMENDASI KEBIJAKAN OLEH JFAK

DOKUMEN REKOMENDASI KEBIJAKAN /


PUBLIKASI (ILMIAH)
REFERENSI KEBIJAKAN

• Naskah Akademik Rancangan Peraturan • Artikel Kebijakan (Artikel Ilmiah)


(PP, Perpres, Inpres, Peraturan Menteri, • Makalah Kebijakan
Peraturan Daerah, dll)
• Bahan Pidato/ Ceramah/ Presentasi
• Policy Paper/ Kertas Kebijakan
• Buku Referensi Kebijakan
• Policy Brief
• Buku Monograf Kebijakan
• Laporan Hasil Pemantauan
• Laporan Hasil Evaluasi
• Telaah Staf
• Memo Kebijakan

10
Apa Makna Independensi dalam Pemberian
Rekomendasi Kebijakan? (1)

Makna Independensi

free from outside control; not depending on another's authority.

1. not influenced or controlled by others in matters of opinion, conduct, etc.;


thinking or acting for oneself.
2. not subject to another's authority or jurisdiction; autonomous; free.
3. not influenced by the thought or action of others.
4. not dependent; not depending or contingent upon something else for
existence, operation, etc.

11
Apa Makna Independensi dalam Pemberian
Rekomendasi Kebijakan? (2)

Apakah Bukti Ilmiah itu independen dan benar-benar obyektif?


Traditional view: Pengetahuan ilmiah adalah bebas nilai dan semata-mata berdasarkan
observasi, eksperimen, analisis logis, sehingga memberikan fakta yang sebenarnya dari
alam.
New philosophical view: ilmuwan adalah manusia, makhluk sosial. Sehingga tidak ada
satu ilmuwanpun yang terbebas dari ideologi (nilai, norma), latar belakang, dan
pengalaman. Di dalamnya termasuk identifikasi masalah, metoda solusi masalah,
termasuk cara membangun argument/ justifikasi. Singkat kata, karena pengembang/
penemu pengetahuan adalah manusia  pengetahuan adalah subyektif.

Muncul Ungkapan Normatif Dalam Analisis Kebijakan Publik:


Kita harus mengembangkan suatu solusi masalah publik secara “netral, independen,
dengan pendekatan holisitik dan multidisiplin yang dihasilkan para pakar independen”.

12
Apa Makna Independensi dalam Pemberian
Rekomendasi Kebijakan? (3)
Independensi JFAK dalam Memberikan
Trajektori JFAK dari Struktural Rekomendasi Kebijakan
1. Mempunyai kelebihan dalam pengalaman 1. Persyaratan kompetensi JFAK: Kompetensi Teknis
praktik (?) Analisis (tools dan tahapan) dan Kompetensi Politik
(Negosiasi, Kompromi, Advokasi, Resolusi Konflik, dll)
2. Mempunyai kelebihan dalam pengalaman
berinteraksi dengan politisi (?) 2. Setelah menjabat JFAK, adalah pengaruh pimpinan?
(Membaca cara berfikir Pimpinan)
3. Mempunyai kekurangan terkait bangunan
kerangka teoritik (?) 3. Struktural  JFAK: Dapat berfikir dan bertindak
independen, tetapi dapat memhami lingkungan
4. Adakah mendapat pengaruh dari Pimpinan? penetapan kebijakan berlangsung (Simon’s bounded
rationality)
Makna? Makna?

1. Berfikir tidak independen? 1. Berfikir tidak independen? Atau, hanya seni


mempengaruhi/ seni advokasi?
2. Berfikir lebih holistik (multi-perspektif)?
2. Memberikan rekomendasi lebih praktikal dan
3. Perlu memperkuat bangunan kerangka fisible?
teoritik?
3. Perlu memperkuat bangunan kerangka teoritik?
13
Rekomendasi Kebijakan
Berbasis Bukti

14
Terkumpulnya
Meta Masalah permasalahan dalam
Keranjang Masalah
Menemukan
permasalahan secara Melakukan strukturisasi
multisumber dan masalah dg tool tertentu
multistakeholders Menata
(Pohon Masalah,
permasalahan Ishikawa)
Pencarian
Permasalahan

Masalah Substantif
Strukturi-
Situasi Masalah sasi
(event/ fenomena)
Masalah

Mengidentifikasi solusi
Formalisasi melalui kerangka konsep
Pengenalan permasalahan tertentu
Masalah

Mengidentifikasi event/ Masalah Formal


isu kebijakan/ gejala yang
meresahkan masyarakat Spesifikasi
Permasalahan dan
Komitmen
William Dunn
multistakeholders 15
16
Mengapa terjadi?
ICEBERG MODEL
Bagaimana Memformulasikan Kebiajakan Untuk Atasi Pandemi
Covid-19 Berbasis Bukti?

Pandangan Epidemiologi Pandangan Holistik (?)


PENULARAN, TERAPI, TIDAK ADEKUAT

1. Kebijakan untuk mencegah transmisi:


Informasi PATOFISIOLOGI, CARA

 Kebijakan Protokol Kesehatan 3M


 Perilaku Baru
2. Kebijakan Karantina
 Karantina wilayah (locked down) 1 2
 PSBB Wilayah
PENANGANAN PENANGANAN
 PSBB Mikro ASPEK ASPEK
 Isolasi Mandiri KESEHATAN EKONOMI
3. Kebijakan Penguatan Surveilans (Test, Trace,
Treat) (Tes, Lacak, Isolasi)
Apakah dua pendekatan tersebut tidak
4. Kebijakan Penguatan Sistem Yankes (Ruang evidence-based?
Isolasi, Obat, Alkes, APD, SDM, dll) (Antisipasi
Surge Capacity)
?
17
MENSTRUKTURISASI MASALAH DENGAN POHON MASALAH (PROBLEM TREE)

IQ Rendah
Produktivitas Rendah

Stunting Balita

Asupan gizi yang Pola asuh pada Infeksi pada


tidak adekuat pada balita yang tidak balita
1000 HPK optimal
• Imunisasi Lengkap
• ASI • Literasi Ibu ttg • SAMIJAGA
• Ketahanan pangan kesehatan
• Cuci tangan dg Sabuh
keluarga • Stimulasi tumbuh (WASH)
• Daya beli keluarga kembang
• Perumahan
• Ketahanan pangan • Lingkungan keluarga
nasional
• Apa situasi masalah ?

? • Apa masalah utama?


• Apa masalah substantif/ akar penyebab masalah?
18
Kesimpulan

• Rekomendasi kebijakan berbasis data bukanlah semata-mata pengetahuan


ilmiah teknis (strukturisasi data  rekomendasi kebijakan), namun juga terkait
lingkungan kompleks (sosiologis, politis, ekonomi, dll) yang memerlukan “art/
seni”.
• Bukti ilmiah bukanlah sesuatu yang obyektif dan independen, namun inheren
dengan manusia (penelitinya), sehingga bisa bersifat plural dan tergantung
kepada cara pandang (paradigma) yang dipakai. Ujungnya setiap manusia terkena
miopik dalam melihat dunia.
• Tugas Analis Kebijakan (termasuk transformasi dari Pejabat Struktural) adalah
mengawal penetapan kebijakan, agar menghasilkan kebijakan yang tepat, efektif,
dan efisien.
• Kebijakan berbasis data (berbasis bukti) harus dimaknai sebagai penetapan
kebijakan yang netral, holistik, dan multi-disiplin (multi-angle).

19

Anda mungkin juga menyukai