Anda di halaman 1dari 23

Perubahan Lingkungan Sosial

Ekonomi Lingkungan Wilayah :


Dampak Intervensi dan
Pembangunan
Perubahan Sosial Ekonomi Lingkungan
• Pertumbuhan Ekonomi memengaruhi struktur ekonomi dan
struktur fisik perdesaan dan perkotaan

• Perkembangan kegiatan sosial budaya mengubah pola


kehidupan, kohesivitas, hubungan dan perubahan sosial
yang terjadi pada suatu wilayah

• Pengembangan infrastruktur dasar (Sumber Daya Air,


Listrik, Energi, Drainase, Persampahan, Jalan dan
Jembatan), infrastruktur Telekomunikasi memengaruhi
gaya hidup dan interaksi sosial ekonomi intra dan inter
regional

• Perubahan Sosial Ekonomi dan Lingkungan memerlukan


upaya antisipasi menuju pembangunan yang berkelanjutan
Pembangunan Wilayah
Direncanakan secara Sengaja,
Bukan Seadanya
• Comprehensive

• Explanation, Exploration, Descriptive

• Collborative, Anticipative

• Enabling

• Elaborative

• Sistemic - Futuristic

• Affirmative
PERENCANAAN

• PERENCANAAN KOMPREHENSIF
• PERENCANAAN MIX SCANNING
• PERENCANAAN DISJOINT
• PERENCANAAN ALOKATIF
• PERENCANAAN PARTISIPATIF
• PERENCANAAN KOLABORATIF
Perencanaan komprehensif

• perencanaan jangka panjang holistic


• perencanaan jangka panjang
• mencapai tujuan dan mendapatkan mekanisme
• mengintegrasikan perencanaan strategis dan
penganggaran strategis dalam pengelolaan aset
• identifikasi kebutuhan dan harapan
stakeholders
• pelayanan yang baik dan sesuai dengan standar
pelayanan kinerja yang diinginkan.
• perencanaan tata ruang wilayah
Perencanaan mix-scanning (perencanaan terpilih yang
menyeluruh)
• perencanaan dimana melihat potensi yang terkandung pada
kedua perencanaan yang terdahulu,
• hakikatnya pendekatan atau perencanaan ini mengakibatkan
kombinasi pendekatan rasional menyeluruh dan pendekatan
terpisah masing-masing dalam lingkupnya.
• Wawasan sekilas (scan) diikuti dengan memperdalam
tindakan atas unsur atau subsistem yang strategis dalam
kedudukan sistem permasalahan menyeluruh.
Ciri-ciri nya sebagai berikut:
• Perencanaan mengacu pada garis kebijaksanaan umum yang
ditentukan pada tingkat tinggi.
• Perencanaan dilatar belakangi oleh suatu wawasan
menyeluruh serta memfokuskan Pendalaman penilaian pada
unsur atau subsistem yang diutamakan.
Perencanaan Disjoint

• perencanaan yang mengutamakan unsur atau subsistem


tentu yang diperlukan dan diprioritaskan,
• memungkinkan bagi para pembuat keputusan dengan
kapasitas kognitif yang terbatas dan lebih rasional
• perencanaan disjoint juga tidak perlu ditunjang oleh
sistem informasi atau data yang terinci tentang suatu
unsur atau subsistem tertentu yang di prioritaskan
• sasaran dan tujuannya bersifat langsung pada
pengembangan suatu unsur atau subsistem jasa.
Perencanaan Alokatif

• rencana umum yang telah disusun pada level yang


lebih tinggi atau telah menjadi kesepakatan bersama
• inti kegiatannya berupa koordinasi dan sinkronisasi,
• agar sistem tersebut mencapai tujuan sesuai dengan
cara efektif dan efisien sepanjang waktu
• sifatnya kadang-kadang model perencanaan ini disebut
regulatory planning.
Perencanaan partisipatif
Suatu proses untuk menghasilkan rencana yang dilakukan
oleh semua pihak yang dilakukan dengan terkait dalam
suatu bidang dan pihak-pihak yang merencanakannya
secara bersama-sama (partisipatif) dan terbuka
Perencanaan kolaboratif

• melakukan kolaborasi atau kerjasama antar semua


pihak yang terkait untuk mendorong terjadinya
peningkatan kapasitas
• perencanaan kolaboratif merupakan perencanaan
gabungan dari perencanaan alokatif dan
partisipatif
• prosesnya pemerintah daerah baik provinsi,
kabupaten, kecamatan, atau desa/kelurahan
Pendekatan Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
•Politik;
•Teknokratik;
•Partisipatif;
•Atas-bawah (Top-down); dan
•Bawah-atas (Bottom-up
KEDUDUKAN RENCANA AKSI DALAM
SISTEM PERENCANAAN NASIONAL

Add a footer
1
2
Peran Propulsive
Perencana : power
DISASTER
• Inisiator
• Analisator
• Advokator
• Organisator
Kebijakan
• Teknokrat DAYA ANALISIS
• Penyedia
METODE
• Birokrat • Pengatur RASIONALITAS
• Edukatator ETIKA
RASA
DEDUKSI-INDUKSI
RASIONALITAS
FENOMENOLOGIS

PERSONAL
ORGANISASI
PROFESI
MORAL
PERENCANAAN
IMPOTEN

PERENCANA
TUMPUL

• TERKONTAMINASI ?
• KEPENTINGAN KELOMPOK ELIT
• MENGEKOR
• MANIPULASI PUBLIK

EKSISTENSI

PENGAKUAN PENGEMBANGAN

PERENCANA
Teori Perencanaan Prosedural

TPP harus berorientasi pada


tujuan kesejahteraan sosial TPP terlalu ambisius, idealis, sehingga
tidak berjalan

Perencanaan Sosial dan


Inkrementalisme
Perencanaan Advokasi

Perencaaan sebagai produsk TPP bersifat mekanistik dan Mendudukkan berbagai


TPP mempertimbangkan
spesifik dari hubungan sosial tidak responsif. teori, sehingga harus
ekonomi desain kebijakan; berfokus
Perencanaan memungkinkan pada tindakan kebijkan berkonsentrasi pada sesuatu
mendorong konsensus yang yang dilakukan
berbasis hubungan
interpersonal

Politik Ekonomi Humanisme Implementasi dan Kebijakan Pragmatisme

Peta Poisi Teoritis Healey dkk dalam Teori Perencaaan pada thaun 1970 (Sumber Healey at,al, 1979 dalam Allmendinger, 2002
Indeks Keberhasilan
Pembangunan
• Indeks Pembangunan Manusia
• Indeks Kebahagiaan Hidup
• Indeks Pemerataan
• Indeks Kemiskinan
• Indeks Resiko Investasi
• Index Gini
• dan lainnya
TRILOGI PEMBANGUNAN
• Stabilitas nasional yang dinamis;
• Pertumbuhan ekonimi yang tinggi; dan
• Pemerataan pembangunan dan hasil-
hasilnya.
Standard

Top Down

Strategi dari atas

Hierarkie Konsensus
Bottom up

Strategi Lokal dibutuhkan

Obyektif
Forum Arena Pengadilan

Tindakan Kreasi dan Manajemen akibat konflik


Manusia Membuat Kebijakan dan
komunikasi dan
Implementasi
penguatan norma

Kapabilitas komunikasi Kapabilitas membuat keputusan Kapabilitas Manajemen konflik


Ide, Interpretasi Domain dan hukuman
Aturan, Relevansi Agenda Norma
Moda, Norma pragmatis komunikasi Perencanaan, penganggaran, Jurisdiksi
Media, Moda argumentasi pengambilan keputusan, Metode Manajemen Konflik
Metode Akses Peraturan implementasi, Akses Peraturan
metode
Akses Peraturan

Kedalaman Prinsip-prinsip
Struktur signifikasi
Prinsip-prinsip Prinsip-prinsip
dominasi legitimasi

Lingkungan Sosial, ekonomi, dan Alam

Gambar 2. The Triple Three-dimensional view of Power (Sumber : Bryson dan Crosby dalam Mandelbaum, Mazza, dan Burchell (1996)
Gambar 3. Model Deskripsi Etika Perencanaan (Sumber : (Hunt and Vitell (1986) dalam Hendler, 1990)

 Technical
 Personal
 Resorces
 Public
 Media

Context Problems  Profession


Identification  Peers/Department Peer review
Judgement
 Precedents
 Laws/Policies
 Developers
 Elected Officials Administration
 Admnistration review

Political
Result Action Political Review Public review review

Constrains
Gambar 4. Model Normatif Etika Perencanaan (Sumber : Hendler, 1990)

Teleological Probability of Magnitute of Evaluation of


Consequences Consequences Consequences

Problems Deontological Consideration


Context Identification
Mixed
Evaluation of
Consequences

Deontological
Deontological
Evaluation Judgement (s)

Action

RESULTS Constrains
MATA DAN HATI
PERENCANA ?

Anda mungkin juga menyukai