Anda di halaman 1dari 31

SITEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

NASIONAL
DARI DARI SUDUT OTONOMI DAERAH

Oleh
Drs. I Nyoman Sunata,M.Pd
Perencana Utama Pada AP2I

Dibawakan dalam Bimtek Renstra Di Kabupaten Banyuasin


7-8 November 2018
I. SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN
NASIONAL (UU 25/2004)
1). Konsep Perencanaan Pembangunan

Menjamin
terciptanya
PERENCANAAN integrasi,
sinkronisasi,
Suatu proses untuk
dan sinergi baik
Proses Teknokratis
menentukan tindakan masa Proses Politis antar-daerah,
depan yang tepat melalui Proses Partisipatif antar-ruang,
urutan pilihan dengan
memperhitungkan sumber
Proses Bottom-up antar-waktu,
Proses Top-down
daya yang tepat antar-fungsi
pemerintah,
maupun antara
Merupakan upaya yang
dilaksanakan oleh semua pusat dan
komponen bangsa dalam daerah
rangka mencapai tujuan
bangsa

2
Otoritas dominan pada
pemerintah DAERAH

Otoritas dominan
pada pemerintah PUSAT

PUSAT DAERAH
Directive Antar Fungsi Pemerintah

Strategic

Tactical

Operational Lembaga Perencana


Pembangunan
Nasional/Daerah

Hirarkhi Kebijakan Pembangunan Penanganan (pengaruh)


Nasional dan Daerah Lingkup Peran dan Fungsi Isu Global dan Isu Nasional

Penetapan Penataan, Operasional


kebijakan/ pembinaan, monev,
regulasi pengembangan fasilitasi,
(direktif- (strategik- advokasi
strategik) taktikal) (taktikal-
operasional)

x
Kebijakan Operasional
3
3).SINERGI DAN KOORDINASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Antar PELAKU Pembangunan

Lembaga Perencanaan
Pembangunan
Nasional/Daerah
Antar Antar DAERAH/ RUANG
SEKTOR Pembangunan
Antar WAKTU

4
4)Pendekatan Substansi Perencanaan

 Sasaran dan Prioritas RPJMN dan RKP adalah tujuan bernegara dalam jangka menengah
yang harus dicapai oleh semua tingkat pemerintahan sesuai dengan tingkat
kewenangannya.
 Pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan, tingkat partisipasi
sekolah, tingkat kematian ibu, IPM, dll yang menjadi sasaran prioritas nasional, mustahil
bisa dicapai dengan hanya menghandalkan SDM dan Anggaran dari
Kementerian/Lembaga di pusat saja. Partisipasi Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan
Kota mutlak diperlukan.
 Dalam kerangka pencapaian tujuan bernegara tsb, maka sasaran prioritas pembangunan
nasional harus dijabarkan ke semua tingkat pemerintahan sesuai dengan kewenangan.
 Kebijakan anggaran belanja yang dilakukan tidak berdasarkan money follow function,
tetapi money follow program.
 Pendekatan perencanaan Holistik-Tematik, Integratif dan Spasial

 Pendekatan penentuan Prioritas Nasional /Daerah, Program Prioritas dan Kegiatan


Prioritas Nasional/Daerah melalui pelaksanaan multilateral meeting, bilateral
meeting atau forum SKPD.

5
5)MONEY FOLLOW PROGRAM SERTA HOLISTIK-TEMATIK, INTEGRATIF DAN SPASIAL

CONTOH KASUS : PEMBANGUNAN


MONEY FOLLOW MONEY FOLLOW
URAIAN PROYEK BENDUNGAN JATI GEDE
FUNCTION PROGRAM  Rencana awal pembangunan (2008)
melibatkan 6 K/L sesuai dengan
Dimulai dari identifikasi Dimulai dari penentuan berdasarkan tusi dan input yang
kebutuhan unit/K/L: program diberikan (pendekatan tusi K/L) .
Pelaksanaan tusi priorPerencanaan  Pembangunan mengalami
Dukungan pada prioritas Alokasi keterlambatan akibat setiap K/L diluar
Kem PU PERA tidak melaksanakan
itas untuk diturunkan kegiatannya.
pada unit/K/L yang terkait  Pada tahun 2015 dilakukan perubahan

Realokasi Kaku karena sekat Lebih mudah dilakukan rencana, Kemen PU & PERA diberikan
kewenangan tidak hanya pembangunan
anggaran organisasi dengan karena di arahkan untuk infrastruktur waduk namun juga
sasarannya masing-masing pencapaian sasaran resettlement (pendekatan program)
program  Proyek diresmikan tahun 2015

Pelaksanaan  Penanggung jawab ada di  Kebijakan kebih mudah


anggaran masing-masing unit diintegrasikan karena IMPLEMETASI MONEY FOLLOW
 Berpotensi tidak kontrol pada program PROGRAM DI PAGU INDIKATIF 2017
terintegrasi satu sama prioritas • Terjadi realokasi antar K/L untuk
mengamankan prioritas dan
lainnya (kebijakan, spasial  Dapat ditunjuk
pemenuhan amanat
maupun urutan penanggung jawab perundangan
pembangunan) kegiatan yang bersifat • Dari keseluruahan 87 K/L, 20 K/L
lintas unit mengalami kenaikan belanja
Non Operasionalnya, sedangkan
59 K/L mengalami penurunan di
banding APBN 2016
6
6)KONSEKUENSI PENDEKATAN PERENCANAAN HOLISTIK-TEMATIK, INTEGRATIF, DAN SPASIAL

PENDEKATAN PERENCANAAN Multilateral Bilateral Musrenbang Trilateral


Meeting Meeting Kab/Kota, Provinsi, Meeting
PEMBANGUNAN Nasional
Holistik - Tematik Terintegrasi Spasial
(Dukungan sistem informasi: E-Musrenbang, SIMU, E-Proposal,dst)
PROSES PERENCANAAN PEMBANGUNAN

KONSEKUENSI PENDEKATAN PERENCANAAN

Sasaran Arah Kebijakan Kerangka Regulasi Kerangka Kelembagaan


Pembangunan • Kebijakan menyeluruh 1. Memberikan kemudahan dan 1. Tidak ada tumpang tindih
setiap prioritas mengurangi beban masyarakat fungsi/kewenangan
• Fokus pada
nasional 2. Mendorong potensi kreatif 2. Tata kelola dan hubungan kerja yang
pencapaian
• Mainstreaming Revolusi 3. Mendorong efektivitas dan efisiensi sinergis antarfungsi/kewenangan
prioritas nasional
Mental dalam arah 4. Memiliki nilai tambah atau insentif 3. Tersedianya ASN yang profesional
kebijakan prioritas 4. Memberikan daya ungkit terhadap
nasional pencapaian hasil
Kejelasan Pelaksana Kegiatan Kerangka Kewilayahan
• Siapa berbuat apa (K/L, BUMN, Pemda, 1. Setiap kegiatan memiliki lokasi yang
Swasta)
jelas (koordinat)
• Memiliki indikator yang jelas dan terukur
• Tahapan kegiatan prioritas
2. Keterkaitan lokasi dalam mencapai
sasaran program prioritas (waduk-
Kejelasan Sumber Pembiayaan irigasi-sawah, KEK-jalan-pelabuhan-
• Belanja K/L, Belanja Non-K/L, Transfer Daerah, listrik)
PMN, dan KPS 3. Distribusi kegiatan antarwilayah
• Kebijakan baru alokasi DAK

7
7). INTEGRASI SUBSTANSI: Contoh 1
REPUBLI
K
PN: Kedaulatan Pangan, Program Prioritas: Produksi Padi dan Pangan Lainnya
INDONES
IA

Tahapan Tahapan Tahapan


Persiapan/Perencanaan : Pelaksanaan Pengembangan
Hulu Hilir

1 3 4 5 6 7 8 9
2
Perbaikan Pengendalian Rehabilitas dan Pencetaka Bantuan alat Reformasi Peningkatan Teknologi
Optimasi dan
statistik konversi Perluasan Jaringan n sawah dan mesin subsidi pupuk Pengetahuan peningkatan
Pemulihan
(data dan lahan padi dan Irigasi Rehabilitasi baru dan pertanian dan benih serta dan Produktivitas
Kesuburan
informasi) sertifikasi DAS Hulu, Perluasan - Penyalura Pengembangan Ketrampilan Pertanian
Lahan
Pertanian Lahan (PRONA) - Pemanfaatan Pembangunan Waduk areal n alat Desa Mandiri Pertanian - Intensifikasi
(Badan - Sertifikasi dan Embung pangan pertanian Benih - Pelatihan padi
lahan
Pusat tanah - Jaringan lain (Kemen. - Jumlah pupuk - Penanaman
rawa/gambut Pertanian
Statistik, pertanian - Pemanfaatan irigasi/drainase (Kemen. bersubsidi Perdesaan Padi organik
Kemen. - Informasi sudah dibangun Pertanian, Pertanian) yang - Penyuluhan - Desa
lahan di
Pertanian, Geospasial atau akan dibangun Kemen disalurkan pertanian pertanian
bawah
dan Badan Tematik (IGT) yang selesainya LHK, - Desa Mandiri - SMK Organik
tegakan
Informasi luas bersamaan dengan Pemerinta Benih Pertanian (Kemen.
hutan
Geospasial baku sawah. - Teknologi selesainya sawah h Daerah) (KSP, Kemen. (Kemen. Pertanian,
) (Kemen ATR, dicetak kecuali Keuangan Pertanian, LAPAN, BPPT,
kesuburan
Kemen. sawah Kemen. Kemen BATAN, LIPI)
lahan.
Pertanian, BIG, tadah hujan. Pertanian) Diknas,
(Kemen.
Pemda) (Kementan, Pemda)
Pertanian,
Kemen.PU
Kemen LHK,
dan Pera,
BPPT)
Hulu Pemerintah
Hilir
Tahapan Perencanaan
Daerah) Cetak Sawah Baru
a b c d
Pencadangan Informasi Pelaksanaan cetak
Survey Calon Petani
Lahan Hutan Iklim sawah
Calon Lokasi
- Calon lokasi tidak Untuk (BMKG) - pencetakan sawah
Pertanian baru, ditujukan
tumpang tindih
- Air tersedia untuk
dengan program/
cukup untuk peningkatan
proyek lain dan atau
menjamin produksi padi.
program/proyek
sejenis di tahun (Kemen.
pertumbuhan Pertanian,
sebelumnya.
- Petani ada dan padi Pemda)
sekurang-
berdomisili di desa calon
kurangnya
lokasi atau berdekatan
satu kali
dengan calon lokasi
dalam
serta berkeinginan
setahun.
untuk bersawah.

8
II.Rencana Pembangunan Daerah
Dalam Koridor Rencana
Pembangunan Nasional
1)Dasar Hukum Perencanaan Pembangunan Nasional
dan Daerah
2)PENYELARASAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
DAERAH DENGAN PUSAT
 Sasaran dan Prioritas Pembangunan Nasional adalah alat
untuk mencapai tujuan bernegara di semua tingkat
pemerintahan
 Dalam pencapaian sasaran dan prioritas pembangunan
nasional, bisa:
NKRI
 Hanya dilakukan oleh Pemerintah Pusat, seperti pertahanan,
keamanan, politik luar negeri, dll.
RPJM
 Dilakukan oleh semua tingkat pemerintahan sesuai dengan
kewenangan. NASIONAL
 Sasaran dan Prioritas RPJMN adalah alat untuk mencapai
tujuan bernegara dalam jangka menengah yang harus
dicapai oleh semua tingkat pemerintahan sesuai dengan
tingkat kewenangannya,
RPJMD
 Pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, tingkat
kemiskinan, tingkat partisipasi sekolah, tingkat kematian
PROVINSI
ibu, IPM, dll yang menjadi sasaran prioritas nasional,
mustahil bisa dicapai dengan hanya menghandalkan SDM

N
dan Anggaran dari Kementerian/Lembaga di pusat saja.

N
A

A
R

R
A

A
 Partisipasi Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Kota RPJMD

S
A

A
NS

NS
mutlak diperlukan. KAB/KOTA

IA
R

A
A
 Dalam kerangka pencapaian tujuan bernegara tsb, maka

P
B

A
A

C
J

N
N
sasaran prioritas pembangunan nasional harus dijabarkan

E
E

P
P
ke semua tingkat pemerintahan sesuai dengan kewenangan.
3)Ruang Lingkup Permendagri 86 Tahun 2017
4)KONSEP PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERENCANAAN
adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat,
melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.

PEMBANGUNAN DAERAH
adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan
berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun
peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM).

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH


adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku
kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu
tertentu. 13
4)Prinsip Penyusunan Dokumen
Perencanaan Pembangunan Daerah
Pasal 4 Permendagri Nomor 86 Tahun 2017

a.Merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan


pembangunan Nasional
b. Dilakukan pemerintah daerah bersama para pemangku
kepentingan berdasarkan peran dan kewenangan masing-
masing
c.Mengintegrasikan rencana tata ruang dengan rencana
pembangunan
d.Dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi masing-
masing daer4ah, sesuai dengan dinamika perkembangan
daerah dan nasional
6)Sinkronisasi Perencanaan Pembangunan Pusat dan Daerah

20 TAHUN 5 TAHUN 1 TAHUN

DIJABARKAN PEDOMAN
RPJPN RPJMN RKP RAPBN
PEDOMAN DIACU
PEDOMAN

DISERASIKAN
DIACU DAN
PEDOMAN
RENST PEDOMAN RENJA
RA K/L
DIACU

K/L
PEDOMAN
RPJPD RPJMDDIJABARKAN RKPD
PEDOMAN RAPBD
PROV PROV PROV PROV
PEDOMAN DIACU

DISERASIKAN
RENJA

DIACU DAN
RENSTR
DIPERHATIKAN

A SKPD
PEDOMAN SKPD
PROV PROV
DIACU

PEDOMAN
RPJPD RPJMDDIJABARKAN RKPD PEDOMAN RAPBD
K/K K/K K/K K/K
PEDOMAN DIACU

RENJA
RENSTRA PEDOMAN
OPD
OPD K/K K/K
7)Urusan pemerintahan menurut uu no. 23 tahun
2014 dan Permendagri No. 86 Tahun 2017
Urusan Pemerintahan Konkuren Kewenangan
Daerah
( Pasal 11)
Urusan Pemerintahan Urusan Pemerintahan Wajib Urusan Pemerintahan
Wajib Pelayanan Dasar Non Pelayanan Dasar Pilihan
18 URUSAN
• tenaga kerja 8 URUSAN:
• pemberdayaan perempuan • kelautan dan perikanan
6 URUSAN: • pariwisata
dan pelindungan anak
• pendidikan • pangan • pertanian
• kesehatan • pertanahan • kehutanan;
• pekerjaan umum • lingkungan hidup • energi dan sumber daya
dan penataan ruang • administrasi kependudukan mineral;
• perumahan rakyat dan pencatatan sipil • perdagangan;
dan kawasan • pemberdayaan masyarakat
dan Desa • perindustrian; dan
permukiman • transmigrasi.
• ketenteraman, • pengendalian penduduk dan
keluarga berencana
ketertiban umum, • perhubungan;
dan pelindungan • komunikasi & informatika
• Masyarakat • koperasi, usaha kecil, dan
• sosial. menengah
• penanaman modal
• kepemudaan dan olah raga
• statistik
• persandian
• kebudayaan;
• perpustakaan;
• kearsipan.
URUTAN KODE & URUSAN PEMERINTAHAN/ PENUNJANG URUSAN
PEMERINTAHAN
KODE URUSAN PEMERINTAHAN/ PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN
1. URUSAN WAJIB
1.1 Urusan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar
1.1.1 Pendidikan
1.1.2 Kesehatan
1.1.3 s.d 1.1.6 Dst ................
1.2 Urusan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar
1.2.1 Tenaga kerja
1.2.3 Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
1.2.4 s.d 1.2.18 Dst ................
2. URUSAN PILIHAN
2.1 Kelautan dan Perikanan
2.2 Pariwisata
2.3 s.d 2.8 Dst ................
3. PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN*)
3.1 Perencanaan
3.2 Keuangan
3.3 Kepegawaian serta Pendidikan dan pelatihan
3.4 Penelitian dan Pengembangan
3.5 Sekretariat DPRD
3.6 Sekretariat Daerah

3.7 Inspektorat

3.8 Fungsi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.


8).Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
9).Arsitektur Dokumen Perencanaan Pembangunan
Daerah
10)Fungsi Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
11)Target Pembangunan Daerah

TARGET TARGET
PEMBANGUNAN NASIONAL PEMBANGUNAN PROVINSI

K/L PROV+KAB/KOTA PROV KAB

sinkronisasi dan
harmonisasi koordinasi koordinasi teknis
teknis Dikoordinasikan oleh pembangunan dilaksanakan
MDN dengan Menteri Bidang oleh GUBERNUR sebagai
Perencanaan wakil Pemerintah Pusat

PEMBANGUNAN DAERAH
• Peningkatan & pemerataan pendapatan masyarakat,
• kesempatan kerja,
• lapangan berusaha,
• meningkatkan akses dan kualitas pelayanan publik
• daya saing Daerah.
12) HAL PENTING YANG HARUS DIPERHATIKAN
DALAM MENYUSUN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH

Sanksi jika tidak melaksanakan


• dikenai sanksi administratif berupa
teguran tertulis oleh Menteri untuk
gubernur dan/atau wakil gubernur serta
oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah
Pasal 67 Huruf f uu no. 23 Th 2014 Pusat untuk bupati dan/atau wakil bupati
Kewajiban Kepala Daerah & Wakil atau wali kota dan/atau wakil wali kota.
Kepala Daerah melaksanakan • Dalam hal teguran tertulis telah
program strategis nasional disampaikan 2 (dua) kali berturut-turut
dan tetap tidak dilaksanakan, KDH
dan/atau Wakil KDH diberhentikan
sementara selama 3 (tiga) bulan.
• Dalam hal KDH dan/atau Wakil KDH telah
selesai menjalani pemberhentian
sementara, tetap tidak melaksanakan
program strategis nasional, yang
bersangkutan diberhentikan sebagai KDH
dan/atau Wakil KDH .
13).Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam
Perencanaan Pembangunan Nasional
Daerah sesuai dengan kewenangannya menyusun rencana pembangunan Daerah sebagai
satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional.

RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

RPJPN RPJMN RKP

Menggunakan pendekatan:
• teknokratik,
dikoordinasikan, disinergikan, dan • partisipatif,
diharmonisasikan oleh BAPPEDA PROVINSI • politis,
• atas-bawah
• dan bawah-atas.
Dirumuskan secara
transparan, responsif,
RPJPD RPJMD RKPD efisien, efektif, akuntabel,
RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH partisipatif, terukur,
berkeadilan, dan
PROVINSI, KAB/KOTA
berwawasan lingkungan.
14)Implementasi Perencanaan Pembangunan dan Penganggaran di
Daerah
• RPJPD dilaksanakan melalui RPJMD;
RPJPD
• RPJMD dijabarkan kedalam Renstra OPD
dan diterjemahkan kedalam RKPD;
• RPJMD menjadi dasar pencapaian kinerja
Renstra
RPJMD daerah jangka menengah yang dilaksanakan
SKPD
melalui Renstra OPD;
• Keberhasilan pencapaian visi & misi kepala
Renja daerah ditentukan oleh keberhasilan
SKPD
RKPD pencapaian Renstra OPD;
• Seluruh program selama lima tahun seluruh
Renstra memedomani program prioritas
KUA PPA dalam RPJMD;
• RPJMD dilaksanakan melalui RKPD;
• Renja OPD menerjemahkan program
Rancangan prioritas (RKPD) kedalam kegiatan
RKA-OPD APBD prioritas;
• RKPD sebagai dasar penyusunan RAPBD;
DPA-OPD APBD • Realisasi (triwulan) DPA-OPD menjadi dasar
pengendalian (hasil) RKPD dan Renja OPD.
III.,AKUNTABILITAS KINERJA SEBAGAI UKURAN KEBERHASILAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN

PERATURAN PRESIDEN “Setiap


NOMOR 29 TAHUN 2014 program dan kegiatan
TENTANG SISTEM dari penyelenggara negara harus
AKUNTABILITAS KINERJA dapat dipertanggungjawabkan
INSTANSI PEMERINTAH
(SAKIP) hasilnya”

TATANAN, INSTRUMEN, METODE PERTANGGUNGJAWABAN PADA


POKOKNYA MELIPUTI TAHAPAN PERENCANAAN, PELAKSANAAN,
PENGUKURAN DAN PELAPORAN MEMBENTUK SIKLUS AKUNTABILITAS
KINERJA YANG TIDAK TERPUTUS DAN TERPADU, MERUPAKAN
INFRASTRUKTUR BAGI PROSES PEMENUHAN KEWAJIBAN
PENYELENGGARA PEMERINTAHAN DALAM
MEMPERTANGGUNGJAWABKAN KEBERHASILAN/KEGAGALAN MISI
ORGANISASI.
TUJUAN KONSISTENSI RPJMD – RKPD, KUA-PPAS DAN APBD
(UTK MENCAPAI TUJUAN BERNEGARA)

1. Melindungi segenap bangsa Indonesia &


TUJUAN
BERNEGAR seluruh tumpah darah Indonesia.
A 2. Memajukan kesejahteraan umum.
(UUD 3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
1945) 4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia
KEWENANGAN
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
PEMERINTAHA RPJPD abadi & keadilan sosial.
N DAERAH

RPJMD DPRD EPPD

RKPD/P KUA/P PPAS/P RAPBD/P LPKD &


LKPJ

RENSTRA RENJA RKA- DPA- LKJIP/


OPPD/P OPD/P OPPD OPD/P SAKIP
IV.PERANAN PERENCANA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

PROSES PERENCANAAN:
Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar-daerah,
antar-ruang, antar-waktu, antar-fungsi pemerintah, maupun antara pusat
dan daerah

PERAN INSTANSI PERENCANAAN:


Melakukan Koordinasi Vertikal dan Horizontal, Think Tank, Administrator,
Decision Maker

PERAN JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA:


Think Tank, Pelaksana Perencanaan Teknokratis, Analisis Kebijakan,
Menyusun Rekomendasi dan Rencana, Pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan.

Unit pada Instansi pemerintah baik di pusat dan daerah yang mempunyai Tupoksi:
• Melakukan kegiatan perencanaan secara menyeluruh (dari identifikasi permasalahan,
sampai penilaian hasil kegiatan)
UNIT • Menghasilkan rencana kebijakan lingkup makro, sektor dan daerah serta berdampak
nasional dan daerah
PERENCANAAN
• Melakukan pemantauan dan evaluasi (contoh Instansi/Unit perencanaan : (a.l. Bappenas,
Bappeda, Kabag Perencanaan, Subag Program dll)
28
JABATAN KARIR PNS
JABATAN KARIR

STRUKTURAL FUNGSIONAL
kedudukan yang menunjukkan tugas, Kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak tanggung jawab, wewenang dan hak seorang
seseorang PNS dalam rangka memimpin Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan
suatu satuan organisasi organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya
didasarkan pada keahlian/dan atau
keterampilan tertentu serta bersifat mandiri

( PP 100/2000 jo PP 13/2002 ) ( PP 16/1994 & KEPPRES 87/1999 )

FUNGSI LEADERSHIP (MANAGERIAL) FUNGSI KEAHLIAN/KETERAMPILAN


TERTENTU DAN MANDIRI
29
JABATAN FUNGSIONAL
dalam rangka pengembangan profesionalisme
dan pembinaan karier PNS serta mutu
pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan atas dasar sistem karier dan
sistem prestasi kerja dimungkinkan bagi PNS
untuk menduduki jabatan fungsional

 Sistem karier adanya jenjang jabatan


 Sistem prestasi kerja pengukurannya dengan angka kredit

30
Bio Data
Nama : Drs I Nyoman Sunata, M.Pd
Tempat tanggal lahir : Tabanan-Bali 01-01-1960
Jabatan : Perencana Utama (Pembina Utama Madya/IVd)
Pendidikan : - Magister Manajemen Pendidikan IKIP Negeri Singaraja Th 2005
- Alumni TOT Bappenas-UI Th 2004
- Alumni TOT Bappenas-UI Th 2009
- Alumni TOT UI-Ritsumeikan University Jepang Th 2009
- Alumni TOT ID-PPP ,UGM-Miyazaki University Jepang Th 2011
: - Guru 1980-2001
Riwayat Pekerjaan - Kasubdin Dikdas Dinas Diknas Kab. Jembrana 2001-2003
- Perencana Pada Bappeda dan PM Kab. Jembrana 2003-Sekarang

: Wakil Ketua Umum 3 (Koordinator Wilayah Indonesia Timur) Asosiasi


Organisasi Perencana Pemerintah Indonesia (AP2I) Bappenas

: - Narasumber Urgensi Penguatan Keuangan Daerah di Bappenas


Kegiatan - Narasumber Otonomi Daerah pada Lespida –Depdagri
- Narasumber Sekolah Standar Nasional- Direktorat PLP 2003-2006
- Penulis Pada majalah Simpul Perencanaan Pusbindiklatren-Bappenas
- Evaluator RPJMD pada Pengurus Nasional AP2I
- Narasumber RPJMD dan KLHS pada Pengurus Nasional AP2I
: HP. 081338561702, 085738965658
Kontak Person Email:sunnym_bappeda@yahoo,com

Anda mungkin juga menyukai