Anda di halaman 1dari 42

WHOLE OF GOVERNMENT

Oleh:
H. BISRI MUSTOFA

Pelatihan Dasar Calon PNS


LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
03/17/24 2019 1
DASAR HUKUM
1. UU No. 5 Thn 2014 Ttg ASN; merujuk pasal 63
ayat 3 dan 4.
2. Perka LAN No.21 Thn 2016 Ttg : Pedoman
Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Kader CPNS
Golongan III.
3. Perka LAN No.12 Thn 2018 Ttg : Pedoman
Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Kader CPNS
4. Perka LAN No.23 Thn 2016 Ttg Pedum
Penyelenggaraan Pelatihan Penerapan
Kebijakan (Training of Fasilitator).
SISTEM PENYELENGARAAN

1. Kompetensi yang dibangun


2. Desain Kurikulum Pembelajaran
untuk mencapai kompetensi
3. Sistem evaluasi Peserta
KURIKULUM DAN PENYELENGGARAAN
(33 hari kerja (288 JP) untuk pembelajaran klasikal,
dan 80 hari kerja (853 JP) pembelajaran non klasikal di tempat kerja.)

(aktualisasi melalui pembiasaan diri trhdp PNS


kompetensi yg tlh diperolehnya mlli berbagai
PROFESIONAL
mata Pelatihan yg telah dipelajari)
YANG
(Materi Institusional: Kebijakan BERKARAKTER
Pengembangan SDM Aparatur dan SEBAGAI
MTSL) PELAYAN
MASYARAKAT

(ANEKA)

(Manajemen ASN, Pelayanan Publik,


WOG)

(TUS dan Keprotokolan, Kesehatan Penguatan Kompetensi


Jasmani&Mental , Kesamaptaan) Teknis Bidang Tugas
TERINTEGRASI
1. Teknis Umum/Administrasi; dan
Oreintasi Peserta 2. Teknis Substantif.

Waktu Pelaksanaan Pelatihan Penguatan Kompetensi Teknis


Bidang Tugas
KONSEPSI HABITUASI DAN AKTUALISASI
aktivitas rutin, jam kerja,
kedisiplinan, cara dan etika
Kondisi/Situasi yang Diharapkan
melayani konsumen/ tamu/
stakeholders dll

Melakukan suatu kebiasaan yang


menghasilkan manfaat sehingga
terbentuk menjadi karakter
Kondisi/Situasi Saat ini
HABITUASI
1. kepekaan, PNS professional sebagai
2. konsistensi dan pelayan masyarakat.
keakraban, INTERVENSI
3. menunjukkannya

Merancang Melaksanakan
AKTUALISASI
Penetapan ISU
Pencapaian visi, misi,
tujuan unit/organisasi
Gagasan Kreatif/ Kegiatan
Role
Models Penguatan Nilai Org
Tahapan Kegiatan

Output Kegiatan Pemecahan Isu

Seminar Rancangan dan Peaksanaan


PENGALAMAN BELAJAR
PESERTA
DESKRIPSI SINGKAT
Mata Pelatihan ini membekali peserta dengan :
opengetahuan tentang system pengelolaan
pemerintahan yang terintegrasi dalam
penyelenggaraan pemberian pelayanan
omelalui pembelajaran konsep Whole of
Government (WoG), Penerapan WoG, dan Best
practice penerapan WoG
odalam pemberian pelayanan yang terintegrasi.
1 Konsep WoG
BAHASAN
POKOK

2 Penerapan WoG dalam


pelayanan yg terintegrasi
3 Best practice penerapan
WoG dlm pelayanan yg
terintegrasi
Setelah selesai Pembelajaran ini,
peserta diharapkan mampu :
KEBERHASILAN
INDIKATOR

1 Menjelaskan Konsep Whole of Government


(WoG) dengan benar.

Menjelaskan penerapan WoG dalam


2
pemberian pelayanan yang terintegrasi
dengan baik dan benar
Menganalisis best practice penerapan
3 WoG dalam pemberian pelayanan yang
terintegrasi dengan baik dan benar.
Menilai dan menganalisis Penerapan Akuntabilitas
secara Tepat.
TEKNIK PEMBELAJARAN

Skenario??

Desain
Pembelajaran
Evaluasi Pembelajaran

1. Apa yang saudara ketahui tentang WoG ?


2. Apa prinsip-prinsip WoG ? Jelaskan
3. Rumuskan isue dalam penerapan WoG dalam
pemberian pelayanan yang terintegrasi di tempat
tugas
4. Komitmen apa yang saudara laksanakan dalam
penerapan WoG
5. Pendekatan integratif fungsional satu atap adalah
model yang efektif dalam pelayanan publik.
Bagaimana pendapat Sdr ?
6. Faktor2 internal dan eksternal apa saja sebagai
pentingnya pendekatan WoG. Jelaskan
I
KONSEP
WHOLE OF GOVERNMENT
LATAR BELAKANG

1. Keragaman Indonesia dalam konteks suku


bangsa, agama, nilai dan keyakinan menjadi
ancaman ketika primordialisme dan ego sektor
menguat dan saling mengalahkan

2. Ditubuh pemerintahan keberagaman menjadi


warna sektor yang relatif berbeda satu sama
lain, perbedaan ini mendorong adanya
perbedaan visi dan orientasi masing2 sektor

13
KOMPETENSI YANG AKAN DIBANGUN UNTK MATA DIKLAT WHOLE OF
GOVERNMENT

Karakter PNS yg mampu bersikap dan bertindak


proporsional dalam mengelola tantangan dan
masalah keragaman sosial kultural

WHOLE OF
GOVERNMENT

AKUNTAB NASIONA KOMITME ANTI


ETIKA P KORUPSI
ILITAS LISME N MUTU

Kedudukan dan peran PNS dalam NKRI


dalam tugas sebagai pelayanan masya
MENGENAL
WHOLE OF GOVERNMENT
Whole of Government (WoG)

 Sebuah pendekatan peny pemrinthan yang


menyatukan upaya-upaya kolaborasi pemthan
dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi lebih luas guna mencapai tujuan-
tujuan pembang kebijakan, manajemen
program dan yan pblik
 Pendekatan WoG sudah dikenal antara lain di
Inggris, Australia, Selandia Baru
 WoG sering dipandang sbg Perspektif baru
dalam menerapkan dan memahami koordinasi
antar sektor
Definisi WoG dlm laporan APSC

 “[it] denotes public service agencies working


across portfolio boundaries to achieve a shared
goal and an integrated government response to
particular issues. Approaches can be formal and
informal. They can focus on policy development,
program management and service delivery”
(Shergold & others, 2004).

 WoG itu menunjukkan bagaimana lembaga


pelayanan publik bekerja lintas batas untuk
mencapai tujuan bersama dan sebuah respon
pemerintah yang terpadu terhadap satu masalah.
Definisi WoG dari USIP
 “An approach that integrates the collaborative efforts
of the departments and agencies of a government to
achive unity of effort toward a shared goal. Also
known as interagency approach. The terms unity of
effort and unity of purpose are sometimes used to
discribe cooperation among all actors, goverment and
otherwise” (WoG approach, Glosary of Terms for
Conflict Mangement and Peacebuilding).

 WoG itu ditekankan pada pengintegrasian upaya2


kementerian atau lembaga pemth dalam mencapai
tujuan bersama. WoG juga dipandang sebagai bentuk
kerjasama antar seluruh aktor, pemerintah dan
sebaliknya
PENDEKATAN WOG
MENGGUNAKAN PRINSIP

o Kolaborasi
o Kebersamaan
o Kesatuan
o Tujuan bersama
o Mencakup keseluruhan aktor
dari seluruh sektor dlm pemthan
WoG sering disamakan / disandingkan
dgn konsep2 :
 Policy Integration ; Policy Coherence ;
 Cross-cutting Policy-making ; Joined-up Government ;
 Concerned Decision Making ; Policy Coordination ;
 Cross Government.

 Kemiripannya pada karakteristik integrasi institusi dan


kolaborasi antar sektor
 Perbedaannya : WoG (penyatuan keseluruhan) elemen
pemthan, konsep tadi penekanan pada pencapaian
tujuan, proses integrasi institusi, proses kebijakan shg
penyatuan hanya pd sektor2 tertentu
MENGAPA
WHOLE OF GOVERNMENT
PENTING
MENGAPA WoG PENTING
1. Faktor eksternal – dorongan publik dlm integrasi
kebijakan, program pemb dan pelayanan, kemajuan
TI, situasi dan dinamika kebijakan mendorong
WoG dalam menyatukan institusi.
2. Faktor internal – ego sektoral berakibat kompetisi
antar sektoral, sehingga kontra produktif, saling
membunuh
3. Potensi dis-integrasi bangsa karena keberagaman
latar belakang nilai, budaya, dan adat istiadat.

WoG diperlukan untuk mencairkan sikap, perilaku dan


nilai yg berorientasi sektoral
22
Keuntungan WoG
 Outcomes-focused
Berfokus pada outcome yang tidak dapat dicapai oleh
K/L sektoral secara masing-masing.
 Boundary-spanning:
Implementasi kebijakan tidak hanya melibatkan satu
instansi, tetapi lintas instansi
 Enabling
WoG membuat pemerintah lebih mampu menangani
tantangan kebijakan yang kompleks
 Strengthening prevention
WoG mendorong pencegahan terhadap masalah yang
mungkin berkembang lebih jauh
BAGAIMANA WoG
DILAKUKAN
KATAGORI KETERANGAN

 Koordinasi  Kelembagaan yang terlibat tdk


mengalami perubahan
 Kelembagaan yang terlibat mulai
 Integrasi cair
 Terdapat penyamaan perenc
jangk panjang
 Kerjasama
 Kedekatan dan pelibatan  Kelembagaan menyatukan diri
dlm wadah yang relatif lebih
permanen
II
PENERAPAN WoG DALAM
PELAYANAN
TERINTEGRASI
Dasar Kebijakan Pelayanan Publik
 Saat ini, dasar hukum utama praktek penyelenggaraan
yan blik di Indonesia dalah UU No. 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik. mulai berlaku 18 Juli 2009.
 Tugas dan Peran ASN dalam pelayanan publik
ditegaskan pula dalam UU 5/2014 ttg ASN
 Pelayanan Publik --- khususnya di Daerah -- diatur juga
dalam berbagai regulasi, diantaranya adalah:
- UU 23/2014 ttg Pemerintahan Daerah
- PP 18/2016 ttg Perangkat Daerah
- Permendagri 20/2008 ttg Pedoman dan Tata Kerja
Unit Pelayanan Ijin Terpadu di Daerah
- Permenpan 14/2014 ttg Pedoman Standar Pelayanan
Pelayanan Publik
 Survei integritas KPK (2009)
menunjukkan bahwa kualitas pelayanan
publik Indonesia baru mencapai skor
6,64 dari skala 10 untuk instansi pusat.

 Unit pelayanan publik di daerah (2008)


mencapai 6,69.
PRAKTEK WoG
Cara pendekatan WoG yg dipraktekkan :
Penguatan koordinasi antar Lembaga
Membentuk lembaga koordinasi khusus
Membentuk gugus tugas
Koalisi sosial
Tantangan Dalam Praktek WoG
Kapasitas SDM dan institusi
 Kapasitas SDM dan institusi-institusi yang terlibat
dalam WoG tidaklah sama. Perbedaan kapasitas ini
bisa menjadi kendala serius ketika pendekatan WoG,
misalnya, mendorong terjadinya merger atau akuisisi
kelembagaan, di mana terjadi penggabungan SDM
dengan kualifikasi yang berbeda.
Nilai dan budaya organisasi
 Seperti halnya kapasitas SDM dan institusi, nilai
dan budaya organisasi pun menjadi kendala manakala
terjadi upaya kolaborasi sampai dengan penyatuan
kelembagaan
Tantangan Dalam Praktek WoG
Kepemimpinan
 Kepemimpinan menjadi salah satu kunci penting
dalam pelaksanaan WoG. Kepemimpinan yang
dibutuhkan adalah kepemimpinan yang mampu
mengakomodasi perubahan nilai dan budaya
organisasi serta meramu SDM yang tersedia guna
mencapai tujuan yang diharapkan.
PRAKTEK WoG DLM YANBLIK
 Jenis Yan Blik dg pendekatan WoG :
 Yan yang bersifat administratif
 Pelayanan jasa
 Pelayanan barang
 Pelayanan regulatif
III
BEST PRACTICES
PENERAPAN WoG
Prasyarat Best Practices

 Budaya dan Filosopi.


 Cara Kerja yang Baru
 Akuntabilitas dan insentif
 Cara baru Pengembangan Kebijakan,
Mendesain Program dan Pelayanan Collegate
approach
Best Practices WoG
 Sebuah pendekatan peny pemthan yang menyatukan
upaya-upaya kolaborasi pemthan dari keseluruhan
sektor dalam ruang lingkup koordinasi lebih luas guna
mencapai tujuan-tujuan pembang kebijakan,
manajemen program dan yan blik
 Best practices WoG di beberapa negara :
 Inggris – mengintegrasikan sektor2 ke dalam satu
cara pandang dan sistem – gearakan modernisasi
pemthan “joint-up overnment”
 Australia – fokus pada kebijakan, pembangunan dan
pemberian layanan publik
 Selandia Baru – integrasi akunting pemthan,
pengadaan barang dan jasa
 WoG sering dipandang sbg Perspektif baru dalam
menerapkan dan memahami koordinasi antar sektor
E- Government
Laporan E-Governmnt Survey th 2012 (PBB) :
1.Ketersediaan CEO di negara2 Asia, Eropa dan Amerika
relatif berimbang sedang Afika dan Oseania tertinggal
2.Interoperabilitas sektor publik merupakan indikator
sejauhmana terdapat kapasitas pertukaran informasi
antar sektor (ID card – misal Jepang, Belgia, dll)
3.Integrasi pelayanan on-line. Terdapat peningkatan dari
63 negara (2004) menjadi 138 negara (2012)
4.Prosentage portal nasional yg terhubung dengan
website kementerian dan lembaga. Amerika dg posisi
tertinggi
Top performer dalam WoG antara lain Korsel dan
Singapura, sedang Indonesia di peringkat rendah
IV
PRAKTEK MANAJEMEN
YAN BLIK DI IND
Beberapa pengertian terkait
Yan Blik
1. Pelayanan Publik
2. Penyelenggara Pelayanan Publik
3. Organisasi Peny Pelayanan Publik
4. Pelaksana Pelayanan Publik
5. Masyarakat
6. Standar Pelayanan
7. Maklumat Pelayanan
Azas Penyelenggaraan Yan Blik
1. Kepentingan umum
2. Kepastian hukum
3. Kesamaan hak
4. Keseimbangan hak dan kewajiban
5. Keprofesionalan
6. Partisipatif
7. Persamaan perlakuan tdk diskriminatif
8. Keterbukaan
9. Akuntabilitas
10. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan
11. Ketepatan waktu
12. Kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan
Prinsip-prinsip Yan Blik
1. Kesederhanaan
2. Kejelasan
3. Kepastian waktu
4. Akurasi
5. Keamanan
6. Tanggungjawab
7. Kelengkapan sarpras
8. Kemudahan akses
9. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan
10. Kenyamanan
Prasyarat Penting Yan Blik
1. Komitmen pimpinan
2. Perubahan mindset thd fungsi pelayanan
3. Partisipasi masyarakat pengguna pelayanan
4. Kepercayaan
5. Kesadaran penyelenggara dan pelaksana yan blik
6. Keterbukaan
7. Ketersediaan anggaran
8. Tumbuhnya rasa memiliki
9. Survey elanggan dan tindak lanjutnya
10. Kejujuran
11. Realistis dan cepat
12. Umpan balik dan humas
13. Keberanian menerima pengaduan
14. Pengalaman keberhasilan mengunakan metoda
Terima Kasih

42

Anda mungkin juga menyukai