Anda di halaman 1dari 9

Jurnal 1

Nama Jurnal Desain Terbaru Sisteam Manajeman


Pegawai Negeri Sipil Di Indonesia
(Telaah Kritis: Paradima Baru “The Bew
Public Service”)
Objek Penelitian Pegawai Negri Sipil di Indonesia
Tahun 2005
Jenis Jurnal Manajeman Pelayanan Publik
Volume NO, Halaman Volume 9, Nomor 1, hal: 37-53
Kata kunci Human Resources Management Civil
Servant PNS The New Public Service
Principlis
Nama Peneliti M. Nur Budiyanto
Latar Belakang Perkembangan paradigma tersebut masib
dituntut untuk terus berkembang sesuai
dengan perkembangan zaman. Ruang
lingkup sistem manajemen SDM ternyata
terus berubah nalisis jabatan, komunikasi
dan relasi publik. , sementara pendapat
lainnya kurang memperhatikan aspek
tersebut . Tuntutan reformasi sistem
manajemen PNS saat ini sebaiknya
didasarkan pada prinsip «the new public
service». Tuntutan ini akan
terimplementasi ketika dilakukannya
penataan dan pendayagunaan sistem
manajemen PNS, khususnya pokok-
pokok kepegawaian yang lebih
akomodatif dan kolabotarif bagi
penerapan prinsip-prinsip tersebut.

Rekrutmen dan penempatan PNS masih


bersifat kolutif dan nepotisme sehingga
telah memperburuk kinerja PNS dan
membuat banyak PNS yang frustasi. 
Dominasi politik seperti ini seharusnya
dihindari agar manajemen sumber daya
manusia PNS mampu mendukung
pencapaian tujuan organisasi. Ada pula
PNS bekerja di luar jam kerjanya, sesuai
dengan profesinya yang ngharuskannya
bekerja di luar jam kerja.
Pada umumnya, PNS bekerja dalam
seminggu selama 40 jam. Pemerintah RI
memberi gaji dan tunjangan sesuai
dengan golongannya dan masa lama
bekerja dan ditambah tunjangan yang
lain serta beberapa potongan untuk
taspen, asuransi kesehatan dan
sebagainya. 
Seandainya seorang PNS tiap harinya
korupsi waktu sebanyak 2 jam, maka |
minggu 12 jam dan sebulan 48 jam, |
tahun 576 jam. PNS tersebut Rp. PNS
tersebut sebesar Rp. 5.760.000,00
pertahun. 5.760.000.000.000,00 , suatu
jumlab yang «fantastis» nilainya.
Berdasarkan Undang-Undang 9 Tahun
2003, Kep. Pendek kata, pembuat
kebijakan, sebaiknya membuat desain
baru sistem manajemen PNS di Indonesia
sesuai dengan tuntutan zaman
kepegawaian negara.
Hardiyanto mengatakan jumlah PNS
yang ada saat ini masih dibawah rasio
antara jumlah PNS dan jumlah angkatan
kerja. Indonesia.
Metode Penelitian Megunakan metode penelitian dalam
bentuk konseptual dengan pendekatan
model input output (IO)
Hasil Dan Perubahan Perubahan Mendisai model sistem
manajemen PNS dinyatakan ”Berhasil
atau gagal” Tergantung padApakah
semua konsep konsep dalam perinsip the
new publice service telah diterapkan
secara komprehensip dan konsisten
disesuaikan situasi dan kondisi di
Indonesia serta tuntutan jaman.
Perencanaan, Pengadaan (Formasi) Dan
Penempatan PNS, Pengembangan
Kualitas PNS, Pengangkatan (Promosi),
Mutasi Dan Pemberhentian PNS,
Kesejahteraan Dan Penggajian PNS,
Kondosi yang diharapan PNS untuk
meningkatkan kinerjanya, Solusi PNS
untuk mengantisipasi Masa depan
Kesimpulan Secara ideal, ditinjau dari paradigma
teoritis maupun empiris, mendesain
model sistem manajemen PNS
dinyatakan "berhasil atau gagal"
tergantung pada (1) Apakah semua
konsep-konsep dalam prinsip the new
public service telah diterapkan secara
komprehensif dan konsisten yang
disesuaikan situasi dan kondisi di
Indonesia serta tuntutan zaman? (2)
Apakah sudah ada pembinaan mental
psikologis dan kemauan yang "tulus
ikhlas" bagi pembuat kebijakan Pusat
dan Daerah (Eksekutif, Legislatif dan
Yudikatif), yang dikontrol oleh DPR
Pusat)/DPRD (Propinsi dan
Kabupaten/Kota) dan DPD, LS
(Lembaga Swadaya Masyarakat).

Stakeholder dan PNS itu sendiri? Solusi


yang diharapkan adalah PNS yang
"bermoral" kesemuanya itu dapat dicapai
"mungkin" dengan cara pendekatan
"keagamaan" sehingga kecenderungan
untuk melakukan "KKN" dalam
pekerjaannya akan semakin kecil atau
"mungkin" sirna sama sekali. Bagi
pembuat kebijakan "bermoral" baik Pusat
dan Daerah, sebaiknya "segera"
melakukan kaji-ulang (revisi) bahkan
bila perlu diadakan suatu penelitian
khusus tentang pembenahan dan
penyempurnaan atas kelemahan
kelemahan yang ada dalam sistem
manajemen PNS di Indonesia seperti
yang disarankan dalam tulisan ini.

Judul Masalah Pelayanan Publik Di Indonesia


Dalam Perspektif Administrasi Publik

Objek Penelitian Masalah Pelayanan Publik Di Indonesia


Jenis Jurnal Jurnal Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik
Volume, Halaman Vol 02 No 259, Hal (81-90)
Tahun 2011
Kata kunci Masalah, Kualitas, Pelayanan Publik
Nama Peneliti Abdul Mahsyar
Metode Penelitian Metode yang dapat digunakan untuk
mengetahui keinginan dan kebutuhan
para pelanggan yaitu melalui survai,
wawancara, dan observasi.
Hasil Dan harapan peneliti Dengan adanya modelmodel tersebut di
atas diharapkan kendalakendala yang
selama ini menghambat efektivtas
pelaksanaan pelayanan publik dapat
diatasi sehingga pelaksanaan pelayanan
publik dapat ditingkatkan
efektivitasnya, sekalipun demikian
kesemuanya kembali kepada person
atau pelaksana pelayanan tersebut yakni
aparat pemerintah dan juga partisipasi
masyarakat.
Kelebihan Penelitian Menurut Albrecht dan Zemke (1990)
kualitas pelayanan publik merupakan
hasil interaksi dari berbagai aspek,
sistem pelayanan, sumber daya manusia
penyedia layanan, strategi, dan
pelanggan. Sementara Mohammad
(2003) menyatakan bahwa kualitas
pelayanan tergantung pada aspek-aspek
seperti bagaimana pola pelaksanaannya,
dukungan sumber daya manusia, dan
manajemen kelembagaan.

Jurnal 2
Kekurangan Penelitian Publik selalu menuntut kualitas
pelayanan publik dari birokrat,
meskipun tuntutan ini tidak sesuai
dengan harapan karena pelayanan
publik secara empiris yang terjadi
selama ini masih ditandai dengan hal-
hal seperti berbelit-belit, lambat, mahal,
ketidakpastian ,elelahkan.

Kesimpulan Perspektif New Publik Service dan


Good Governance dianggap paling
tepat untuk kondisi sekarang dalam
mengatasi masalah-masalah pelayanan
publik di Indonesia. Hal itu didukung
oleh situasi politik yang lebih
demokratis dan keterbukaan
pemerintah. Dan untuk efektifnya
implementasi persepektif t\ ersebut,
dapat diterapkan dengan menggunakan
beberapa model seperti model citizen’s
charter, model KYC (Know Your
Customer), dan model
m-Government. Dengan adanya model-
model tersebut di atas diharapkan
kendala-kendala yang selama ini
menghambat efektivitas pelaksanaan
pelayanan publik dapat diatasi sehingga
pelaksanaan pelayanan publik dapat
ditingkatkan efektivitasnya, sekalipun
demikian kesemuanya kembali kepada
person atau pelaksana pelayanan
tersebut yakni aparat pemerintah dan
juga partisipasi masyarakat.
Jurnal 3
Judul Penerapan Model New Public
Management (Npm) Dalam Reformasi
Birokrasi Di Indonesia
Objek Penelitian Dalam Reformasi Birokrasi Di Indonesia
Jenis Jurnal Jurnal MSDA (Manajemen Sumber Daya
Aparatur)
Volume, Halaman Vol 8, No. 2,hal 65-84
Tahun 2020
Kata kunci New Public Management, Birokrasi,
Reformasi Birokrasi
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan paradigma birokrasi,
pelaksanaan reformasi birokrasi dan
bagaimana upaya penerapan New Public
Management (NPM) dalam reformasi
birokrasi di Indonesia.
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari
perjalanan sejarah birokrasi di Indonesia
mulai zaman kerajaan, masa kolonial,
“Orde Lama dan Orde Baru, tidak
dirancang untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat,akan tetapi
sepenuhnya mengabdi pada kepentingan
kekuasaan” pada masanya..
Kelebihan Penelitian Berdasarkan data Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) tahun 2020, Indeks
Persepsi Korupsi Indonesia menempati
posisi 85 dari 180 Negara, Sementara di
tingkat ASEAN, posisi Indonesia
menempati posisi keempat, masih
dibawah Singapura, Brunei Darussalam
dan Malaysia.
Kekurangan Penelitian Kondisi ini menunjukkan birokrasi di
Indonesia belum dapat menciptakan tata
kelola pemerintahan yang baik.
Kesimpulan Birokrasi Indonesia selama ini lekat
dengan KKN, tidak profesional,
berkinerja rendah, in efesiensi dan
inefektifitas dan sederet image negatif
lainnya,tidak terlepas dari paradigma
birokrasi sejak zaman kolonial hingga
Orde Baru yang mewariskan budaya
rente, mentalitas “minta petunjuk,”
“memberi petunjuk” dan memposisikan
diri sebagai penguasa yang harus
dilayani bukan melayani.

Agenda Reformasi Birokrasi Indonesia


diawali akhir 2006, dituangkan dalam
“Peraturan Presiden No.81 Tahun 2010
tentang Grand Design Reformasi
Birokrasi 2010-2025, dan Permenpan-
RB No. 20 Tahun 2010 tentang Road
Map Reformasi Birokrasi 2010-2014,”
serta berbagai regulasi turunannya.
Meskipun berbagai regulasi dalam
rangka agenda reformasi birokrasi telah
diterbitkan, namun kenyataannya hingga
fase ketiga ini (2020-2024),tujuan
Reformasi Birokrasi mewujudkan tata
kelola pemerintahan yang baik (good
governance) melalui birokrasi yang
profesional, berintegritas tinggi, menjadi
pelayan masyarakat, dan abdi negara
belum menunjukkan perubahan secara
siqnifikan. Kepatuhan melaksanakan UU
pelayanan publik masih kurang, terlihat
dari masih sedikit kementerian/lembaga
dan pemerintah daerah menerapkan
manajemen sumber daya manusia
(SDM) secara baik. Kapabilitas dan
integritas ASN pun masih banyak
diragukan, ego sektoral(silo mentality)
masih terasa, dantindakan korupsi masih
menjadi penyakit akut dalam tubuh
birokrasi.

Konsep NPM ternyata belum


sepenuhnya dapat diterapkan di
Indonesia. Baru Kemenkeu dan BPK
yang menonjol dalam menerapkan
peinsip-prinsip NPM. Berbagai kendala
dan hambatan muncul antara lain:
Perekonomian di negara kita lebih
didominasi perusahaan asing bukan
pengusaha local, privatisasi sector publik
sulit dilakukan karena kondisi market
yang belum cukup stabil atau kuat,
korupsi meningkat, system kontrak
dalam penyediaan pelayanan public
justru memunculkan korupsi dan
politisasi, dan struktur kelembagaan
masih miskin fungsi kaya struktur.

Anda mungkin juga menyukai