Anda di halaman 1dari 3

SCRIP NARASI (Grand Desain reformasi Birokrasi)

URGENSI PERUBAHAN MIND SET SDM PEMERINTAH


Dalam melakukan perubahan pada organisasi pemerintahan, terdapat 3 (tiga) pendekatan yang
dapat dilakukan yaitu pendekatan Sumberdaya Manusia/SDM (Human Approach), kelembagaan
(Institustional Approach) dan sistem (System Approach). Pendekatan SDM dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan soft dan hard competency sehingga organisasi pemerintah dapat
mencapai tujuannya dengan efektif dan efisien. Pendekatan kelembagaan dilakukan dengan
reformasi ketentuan perundangan, struktur organisasi pemerintah yang efisien dan
agile.Sementara itu pendekatan sistem dapat dilakukan dengan memperpendek sistem dan
prosedur, memanfaatkan teknologi informasi dalam business process organisasi pemerintah
untuk mempermudah dan meningkatkan efisiensi/efektivitas pemerintahan.

Peran Penting SDM dalam Organisasi

SDM pemerintah mempunyai peran utama dalam organisasi pemerintah sebagaimana


disebutkan dalam "General System Theory”, SDM merupakan unsur yang menjalankan
organisasi berfungsi secara efektif dan efisien. Sebaik apapun kelembagaan dan sistem yang
dibangun oleh pemerintah, yang melaksanakannya adalah SDM. Pemerintah telah banyak
melakukan pembenahan kelembagaan dan sistem tetapi kinerjanya termasuk kualitas pelayanan
tetap biasa-biasa saja.

Salah satu contohnya adalah satuan kerja yang menerapkan pengelolaan Badan Layanan
Umum/Daerah (BLU/BLUD). BLU adalah salah satu hasil reformasi keuangan negara yang
bertujuan meningkatkan kinerja termasuk pelayanan kepada masyarakat. Oleh sebab itu BLU
diberikan fleksibilitas dalam kelembagaan maupun sistem pengelolaan keuangan. Namun, masih
banyak BLU yang kinerjanya tidak seperti yang diharapkan.

Kondisi di atas terjadi karena pola pikir (mind-set) SDM yang belum berubah, mulai dari
pimpinan sampai level pegawai yang terendah. Kondisi yang sama juga terjadi pada banyak
organisasi pemerintah lainnya, walaupun telah dilakukan pembenahan kelembagaan dan sistem.
Bahkan Pemerintah telah melaksanakan reformasi birokrasi sejak tahun 2010 melalui Perpres
Nomor 81Tahun 2010 tentang Grand Desain Reformasi Birokrasi 2010-2025.
Urgensi Perubahan Mind Set Birokrat

Mind-set atau pola pikir merupakan nilai-nilai atau keyakinan dalam diri seseorang yang
mempengaruhi perilaku termasuk dalam bekerja. Mind-set seseorang dipengaruhi antara lain
mentalitas,budaya, pendidikan, pegalaman. Mind-set dapat diubah namun membutuhkan waktu
yang relatif lama. Berdasarkan beberapa penelitian, mind-set sesorang dapat diubah paling cepat
2 (dua) tahun.

Sesuai dengan Grand Design Reformasi Birokrasi Indonesia, perubahan mind-set dan cultureset
akan mendorong tercapainya birokrasi yang bersih dan bebas dari KKN,peningkatan kualitas
layanan publik, kapasitas dan akuntablitas kinerja birokrasi. Ketiga hal tersebut akan
menciptakan organisasi pemerintah yang efektif dan efisien.

Untuk mencapai tujuan diatas, harus dilakukan perubahan mind-set (pola pikir) SDM pemerintah
dan budaya kerja (culture-set) sehingga tercipta birokrasi yang efisien, efektif dan produktif, dan
profesional. Birokrat harus mempunyai mind-set yang melayani masyarakat, memberikan
capaian kinerja terbaik (best performance),dan berorientasi pada hasil (outcomes).

Perubahan mind-set SDM dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

- Pimpinan sebagai role model. Birokrat pemerintah Indonesia masih dipengaruhi budaya
patrilinial dan budaya ”feodal”. Hal ini dapat dimaklumi karena sebelum kemerdekaan
Indonesia, Nusantara terdiri dari berbagai kerajaan. Pengaruh budaya tersebut menempatkan
pimpinan sebagai panutan. Oleh sebab itu pimpinan pemerintahan harus melaksanakan
semboyan Ki Hajar Dewantara "Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya MangunKarsa, Tut Wuri
Handayani"

- Seleksi pegawai pemerintahyang bebas dari KKN dan pengembangan SDM dengan merit
system. Seleksi penerimaan SDM yang menerapkan best pratices, akan menghasilkan pegawai
yang berkualitas dan kinerja yang terbaik. Demikian juga, pengembangan karir, selayaknya
menggunakan merit system. Kebijakan dan manajemen SDM harus berdasarkan kompetensi,
kinerja, adil, dan bebas dari primordialisme. Buah yang manis hanya bisa dipetik dari pemilihan
bibit yang baik dan cara menanam yang benar (Harry Slyman).
- Peningkatan SDM pemerintah secara berkelanjutan. Salah satu unsur terpenting dalam
mengubah mind-set SDM pemerintah adalah melakukan pengembangan kualitas SDM dengan
peningkatan soft dan hard competency. Soft competency berkaitan erat dengan kemampuan
untuk mengelola proses pekerjaan, hubungan antar manusia serta membangun interaksi dengan
orang lain. Soft competency (orientasi pelayanan, integritas, berpikir inovatif dan kreatif,
mengelola emosi dengan baik, problem solving dan lain-lain) akan mempengaruhi hard
competency dan kinerja SDM. Hard competency berkaitan kemampuan melaksanakan teknis
pekerjaan. Kemampuan ini dapat dilakukan dengan pendidikan dan latihan pekerjaan teknis
personil pemerintah yang bersangkutan.

Bangsa Indonesia membutuhkan SDM pemerintah yang berpola pikir melayani,berintegritas,


inovatif dan kreatif, dan berjiwa nasionalis. SDM yang demikianakan menjadi agent of change
dan agent of development yang membawa Indonesia Maju.

--------------“G00D LUCK”-----------------

“EFFORT MU TERLALU TINNGI KAWAN”

Anda mungkin juga menyukai