Nim ; 22166022
Perekrutan dan Pengambilan Sampel: Manajemen sumber daya manusia mencakup proses
rekrutmen dan seleksi yang dirancang untuk menarik dan memilih karyawan yang berkualitas sesuai
dengan kebutuhan organisasi. Proses ini termasuk menentukan kebutuhan personel, memposting
lowongan pekerjaan, mengevaluasi kandidat melalui wawancara dan tes, dan membuat keputusan
akhir. Pelatihan dan pengembangan: Manajemen sumber daya manusia berfokus pada
pengembangan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan karyawan melalui pelatihan, lokakarya,
pendampingan dan program pengembangan karir. Tujuan pendidikan dan pelatihan adalah untuk
meningkatkan kinerja individu dan organisasi dengan memberikan keterampilan yang diperlukan.
manajemen kerja: Manajemen kinerja mencakup penetapan standar kinerja, evaluasi kinerja secara
berkala, dan memberikan umpan balik kepada karyawan. Proses ini termasuk menetapkan tujuan,
memantau kemajuan dan menghargai kinerja tinggi, dan mengambil tindakan untuk meningkatkan
kinerja melalui bimbingan, konseling, atau tindakan disipliner sesuai kebutuhan. Gaji dan Tunjangan:
Manajemen SDM bertanggung jawab untuk merencanakan dan mengelola sistem gaji dan tunjangan
yang adil dan kompetitif. Ini termasuk pengaturan upah, tunjangan, bonus dan tunjangan seperti
asuransi kesehatan, program pensiun dan tunjangan karyawan lainnya. Hubungan Kerja: Hubungan
kerja mencakup interaksi antara manajemen dan karyawan serta antara karyawan. Manajemen
sumber daya manusia berperan dalam membangun hubungan positif antara karyawan dan
organisasi, termasuk komunikasi terbuka, resolusi konflik, penanganan keluhan dan kepatuhan
terhadap undang-undang ketenagakerjaan dan peraturan perusahaan. Kesejahteraan karyawan:
Manajemen sumber daya manusia meningkatkan kesejahteraan karyawan dengan memperhatikan
work-life balance, kesehatan dan keselamatan kerja, serta layanan dan program kesejahteraan
karyawan. Manajemen Perubahan: Manajemen sumber daya manusia terlibat dalam memimpin
perubahan yang terjadi dalam organisasi, dan perubahan strategis dan perubahan manajemen
sumber daya manusia. Ini membutuhkan komunikasi yang efektif, keterlibatan karyawan, dan
manajemen perubahan yang terkoordinasi untuk mencapai adaptasi yang berhasil.
3. Hirarki otoritas,
4. Profesionalisasi,
5. Dokumentasi tertulis.
Teori ini cocok digunakan dalam situasi masalah yang dihadapi tidak segera menuntut penyelesaian,
karena pengambil keputusan memerlukan waktu untuk memikirkan alternatif-alternatif pemecahan
dan begitu pula mencari informasi yang akurat untuk menilai keuntungan dan kerugian setiap
alternatif keputusan, sehingga memungkinkan untuk mendapatkan pilihan alternatif terbaik berupa
keputusan yang dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi. Penentuan struktur dalam perspektif
manajemen publik kontemporer (new public management) didasarkan pada kondisi lingkungan yang
kompetitif dan model organisasi bisnis. Kondisi lingkungan yang serba kompetisi menyebabkan
organisasi publik perlu merancang struktur yang kompetitif pula. Struktur organisasi perlu
sesederhana mungkin untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Organisasi yang seperti ini
berisi struktur yang datar (horizontal structure), sehingga organisasi dapat bekerja dengan efisien.
Struktur yang demikian menyerupai struktur yang ada di dalam organisasi bisnis. Struktur yang
mendatar memungkinkan komunikasi berjalan dengan cepat dan lancar karena rantai komando yang
pendek. Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Administrasi Publik Klasik Sebagaimana telah
diuraikan di atas, bahwa suatu organisasi dalam mencapai tujuannya ditentukan dan dipengaruhi
oleh nilai yang dianut organisasi tersebut. Nilai yang dianut oleh organisasi publik berdasarkan
perspektif administrasi publik klasik adalah nilai efektivitas, efisiensi, dan ekonomis. Untuk mencapai
nilai-nilai tersebut maka proses administrasi yang berlangsung harus sesuai dengan aturan yang
telah ditetapkan sehingga setiap hasil kegiatan dapat ditentukan dengan jelas. Demikian pula
manajemen sumber daya manusia dalam organisasi publik harus dirancang untuk memahami dan
mencapai nilai-nilai tersebut, karena sumber daya manusia menempati posisi yang penting dalam
proses pencapaian tujuan organisasi. Manajemen sumber daya manusia berdasarkan perspektif
administrasi publik klasik meliputi rekrutmen pegawai sampai pada pemberhentian pegawai telah
diatur sedemikian rupa untuk mendukung proses administrasi yang berlangsung dalam organisasi
publik. Sumber daya manusia (pegawai) yang akan direkrut berdasarkan pola rekrutmen pegawai
negeri sipil yang telah ditentukan oleh Pemerintah. Sumber daya manusia yang telah direkrut akan
mengikuti pelatihan awal (pelatihan prajabatan). Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan
pemahaman kepada para calon pegawai tentang sistem kepegawaian yang digunakan dalam
organisasi publik (birokrasi pemerintahan). Dalam pelatihan tersebut, diharapkan setiap pegawai
akan memahami posisi dan keberadaannya dalam organisasi, tunduk pada aturan dan loyal pada
atasan. Dalam hal ini, pegawai yang berada dan bekerja dalam birokrasi pemerintahan adalah
pegawai yang siap menuruti semua aturan organisasi dan loyal pada atasannya.
Berdasarkan perspektif ini, aturan yang ada dalam organisasi akan dapat menjamin
tercapainya tujuan organisasi tersebut atau akan dapat memberikan pelayanan publik yang
berkualitas sebagaimana yang menjadi tujuan organisasi publik itu sendiri. Demikian pula, atasan
merupakan representasi dari organisasi, dengan demikian perintah atasan harus ditaati dan
dipatuhi. Oleh karena itu, organisasi publik (birokrasi pemerintahan) memiliki sifat hirarkis yang
sangat ketat dengan aturan. Organisasi publik menjalankan fungsi utamanya berupa “pelayanan
publik” yang selalu didasari aturan-aturan formal. Aturan yang menjadi acuan dasar sering
diterapkan secara kaku, sehingga tidak jarang tujuan melayani sebaik-baiknya menjadi terabaikan.
Manajemen sumber daya manusia berdasarkan perspektif ini memandang manusia sebagai mesin.
Manusia (pegawai) dalam organisasi publik harus tunduk pada sistem aturan yang ketat.
Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Perspektif New Public Management. Perspektif
New Public Management (NPM) berbeda dengan perspektif administrasi publik klasik terutama
dalam hal cara mencapai nilai, namun dalam hal nilai yang dianut pada umumnya tetap sama, yaitu
efektivitas, efisiensi, dan ekonomis. Perbedaan cara ini memiliki konsekuensi terhadap manajemen
sumber daya manusia dalam organisasi publik. Perubahan cara mencapai nilai disebabkan oleh
faktor lingkungan administrasi publik. Perubahan faktor lingkungan, seperti ekonomi, teknologi,
sosial, dan politik menyebabkan cara-cara yang selama ini digunakan oleh administrasi publik klasik
menjadi tidak efisien lagi. Perubahan lingkungan ekonomi, dari kondisi stabil menjadi tidak stabil
menyebabkan terjadinya perubahan kebijakan ekonomi secara drastis baik dari segi makro maupun
mikro, nasional maupun internasional. Hal yang sama terjadi pada bidang politik dari pemerintahan
yang sentralistis menjadi desentralistis. Demikian pula dunia teknologi kecanggihannya yang sangat
cepat berubah dari waktu ke waktu. Perubahan-perubahan tersebut menyebabkan terjadinya
perubahan persepsi dan sekaligus perubahan tuntutan masyarakat akan pelayanan publik yang
berkualitas. Adanya pengaruh faktor lingkungan tersebut menyebabkan perubahan cara organisasi
publik menyelenggarakan pelayanan publik dan karena itu terjadi pula perubahan dalam
pengelolaan sumber daya manusia dalam organisasi publik sebagai salah satu dimensi penting untuk
penyelenggaraan pelayanan publik yang efektif dan efisien.
Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Perspektif New Public Service. Perspektif new
public service merupakan suatu paradigma dalam administrasi publik yang menekankan
penyelenggaraan pelayanan publik yang demokratis dan berkeadilan sosial. Dalam hal ini,
penyelenggara pelayanan berusaha memahami kepentingan publik (public intrest) dalam
penyelenggaraan pelayanan publik. Kepentingan publik yang menjadi dasar dalam dalam
penyusunan berbagai program pelayanan publik. Perspektif ini berbeda dengan kedua pendekatan
di atas, khususnya pendekatan new public mangement yang menekankan penyelenggaraan
pelayanan publik seperti yang dilakukan pada organisasi bisnis. Dalam perspektif ini,
penyelenggaraan pelayanan publik tidak menekankan penggunaan teknik-teknik manajemen pada
organisasi bisnis, karena organisasi bisnis dan publik masing-masing memiliki orientasi yang berbeda