Manajemen sumber daya manusia adalah konsep filosofi, kebijakan, prosedur, dan
praktik luas yang digunakan untuk mengelola individu atau orang dalam suatu
organisasi. Penggunaan konsep dan sistem sumber daya manusia adalah pengendalian
sistematis dari proses jaringan organisasi yang mendasarinya yang mempengaruhi dan
mengawasi semua individu dalam organisasi, termasuk proses perencanaan sumber
daya manusia, desain pekerjaan, penempatan staf, pelatihan dan pengembangan, serta
representasi dan perlindungan tenaga kerja, dan pengembangan organisasi. Untuk
mengendalikan dan mengelola proses ini, sistem harus direncanakan, dikembangkan,
dan diterapkan oleh pimpinan.
Pengelolaan sumber daya manusia kepegawaian dilihat dari sudut pandang tertentu.
Manajemen sumber daya manusia bersifat proaktif dan bukan reaktif, mencakup sistem
yang lebih luas, memandang pekerjaan sebagai aset sosial dan bukan sebagai biaya
variabel, lebih berorientasi pada tujuan daripada berorientasi pada hasil, dan fokus pada
keterlibatan. Semua ini menunjukkan bahwa pengelolaan sumber daya manusia lebih
baik dibandingkan pengelolaan personalia. Manajemen personalia bertujuan untuk
mengatur karyawan, mencari karyawan, mengelola gaji dan kontrak karyawan.
Pengelolaan sumber daya manusia dimulai dari kebutuhan dan permintaan sumber
daya manusia, bukan penyediaan sumber daya manusia. Pada dasarnya manajemen
sumber daya manusia lebih fokus pada strategi dan bersinergi dengan seluruh kebijakan
bisnis organisasi.
6. Pengembangan
Pengembangan adalah proses penigkatan keterampilan teknis, teoritis, konseptual,
dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan.
7. Kompensasi
Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung, uang atau
barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan.
Prisnsip kompensasi adalah adil dan layak. Adil di artikan sesuai dengan prestasi
kerjanya, layak diartikan dapat memenuhi kebutuhan primernya serta berpedoman pada
batas upah minimun pemerintah dan berdasarkan internal dan eksternal konsistensi.
8. Pengintegrasian
Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan
kebutuhan karyawan agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan.
Pengintegrasian mengcakup beberapa hal lain di antaranya:
a) Motivasi kerja, merupakan dorongan kerja kepada karyawan untuk melaksanakan
pekerjaannya.
b) Kepuasan kerja, merupakan cara karyawan untuk merasakan pekerjaannya.
Kepemimpinan, kemampuan untuk memengaruhi individu dan kelompok untuk
mencapai sasaran.
9. Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik,
mental dan loyalitas karyawan, agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun.
Pemeliharaan yang baik di lakukan dengan program kesejahteraan yang berdasarkan
kebutuhan sebagian besar pegawai dan pendidik serta pedoman kepada internal dan
eksternal konsistensi.
10. Kedisiplinan
Kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci terwujudnya
tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan yang maksimal. Kedipsilinan
adalah keinginan dan kesadaran untuk mentaati peraturan-peraturan lembaga
pendidikan dan norma-norma sosial .
11. Pemberhentian
Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan.
Pemberhentian ini di sebabkan oleh keinginan pegawai, keinginan lembaga pendidikan,
kontrak kerja berakhir, pension dan sebab-sebab lainnya. Pelepasan ini diatur oleh
undang-undang No. 12 tahun 1964.
Pendekatan Multidimensional
Upaya mencari dan menemukan jawaban yang masuk akal dan rasional terhadap
pertanyaan-pertanyaan di atas memerlukan penggunaan pendekatan multidimensi dan
alat analisis multidisiplin. Pendekatan terjangkau yang berbeda untuk digunakan
meliputi:
1. Pendekatan politik
2. Pendekatan hukum
3. Pendekatan ekonomi
4. Pendekatan sosio-kultural
5. Pendekatan administratif
6. Pendekatan teknologikal
Bahkan mesin yang paling rumit pun hanyalah sekumpulan benda mati kecuali jika
digerakkan atau dioperasikan oleh manusia. Mesin “otomatis” hanya beroperasi setelah
pertama kali “dinyalakan” oleh manusia dan beroperasi hanya berdasarkan “instruksi”
yang diberikan oleh manusia. Komputer adalah contoh modern klasik. Sudah menjadi
rahasia umum bahwa berkat perkembangan teknologi komputer yang sangat pesat, saat
ini terdapat berbagai jenis komputer, mulai dari “komputer pribadi” dengan kemampuan
terbatas hingga “superkomputer” dengan kemampuan terbatas. . Misalnya saja saat ini
ada komputer yang mampu melakukan hingga 16 miliar kalkulasi per detik. Dan upaya
untuk menciptakan komputer yang bisa berjalan lebih cepat lagi masih dipimpin oleh
para ahli. Penerapan komputerisasi saat ini sangatlah beragam, mulai dari aplikasi yang
sederhana seperti menghitung upah pekerja, komputerisasi informasi logistik, aplikasi di
bidang keuangan dan akuntansi, hingga melakukan perhitungan matematika, dari yang
sederhana hingga aplikasi yang sangat kompleks seperti kalkulus. membangun gedung
pencakar langit, membangun peluru kendali, meluncurkan dan mengendalikan pesawat
ruang angkasa, dan banyak lagi. Namun, komputer tercanggih sekalipun tidak akan
mampu melakukan apa pun tanpa “diperintahkan” oleh manusia melalui program atau
instruksi tertentu. Hasilnya hanya berupa gambar, grafik, tabel, dan lain-lain. yang
dengan sendirinya tidak ada artinya. Angka, grafik, tabel, dan hasil perhitungan baru
mempunyai arti organisasi setelah diinterpretasikan dan digunakan manusia untuk
berbagai keperluan, misalnya pengambilan keputusan. Robot adalah contoh nyata
lainnya. Saat ini semakin banyak perusahaan, terutama di negara-negara maju dengan
tingkat industrialisasi yang tinggi dan upah yang tinggi, yang menggunakan robot
dalam kegiatan produksinya, terutama dalam melakukan tugas-tugas yang bersifat
teratur, berulang, dan bersifat mekanis seperti merakit mobil. Seringkali, alasan yang
diberikan untuk menempuh jalur robotisasi adalah untuk meningkatkan efisiensi dan
produktivitas. Diperkirakan jumlah “populasi” robot akan meningkat sangat cepat dan
“menyebar” ke negara-negara yang memasuki era industrialisasi. Penggunaan robot
mengungkap dua hal menarik. Yang pertama adalah peningkatan efisiensi dan
produktivitas organisasi dapat dibenarkan. Namun, jika penggunaan mesin dan robot
otomatis merugikan kepentingan anggota organisasi, maka sulit untuk menemukan
pembenarannya. Kedua, karena peningkatan efisiensi dan produktivitas tenaga kerja
yang disertai dengan penggunaan mesin-mesin ini
Upaya untuk melatih pekerja-pekerja yang tugasnya “diambil alih” oleh mesin agar dapat
beralih ke berbagai aktivitas lain yang tidak lagi bersifat rutin, berulang-ulang, atau
bersifat mekanis, barulah dapat dikatakan bahwa manajemen yang bersangkutan telah
mempunyai kesadaran yang baik akan hal tersebut. pentingnya faktor manusia. Hal
yang sama berlaku untuk metode kerja. Penciptaan teknik, metode, mekanisme, dan
proses kerja sangat diperlukan karena manfaatnya sangat besar. Sebagaimana
diketahui, setiap organisasi pasti melakukan kegiatan pengembangan sistem (system
building). Aspek yang sangat penting dari sistem ini menyangkut prosedur dan
mekanisme kerja standar. Peran utamanya adalah menentukan “aturan main” yang
mengikat seluruh anggota organisasi. Meskipun gaya ekspresi mungkin berbeda-beda,
alur kerja sering kali menentukan berbagai hal, seperti:
A. model pengambilan keputusan,
B. model koordinasi,
C. dibandingkan dengan model desentralisasi,
D. garis dan saluran tanggung jawab,
E. model hubungan kerja vertikal dan horizontal,
F. model, format, frekuensi dan “alamat” laporan,
G. mekanisme penyelesaian masalah,
H. langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas
I. berinteraksi dengan pihak eksternal,
J. dan hal-hal lain yang dianggap perlu.
Selain proses kerja umum yang disebutkan di atas, mekanisme dan prosedur kerja yang
berkaitan dengan departemen fungsional dalam organisasi juga sering disusun dan
ditetapkan. Misalnya saja pada suatu instansi sektor pemerintah, mungkin terdapat
proses kerja di bidang keuangan, sumber daya manusia, logistik, persuratan,
penyimpanan, tender, dan lain-lain. Bahkan di negara-negara dengan sistem
administrasi yang kuat, prosedur kerja sering kali ditetapkan secara tertulis.
Dalam bentuk “buku pegangan” yang diperbarui secara berkala untuk menyesuaikan
dengan situasi terkini. Untuk organisasi bisnis, seringkali terdapat proses kerja yang
berkaitan dengan berbagai aspek operasi perusahaan, seperti keuangan, sumber daya
manusia, peralatan, produksi, pemasaran, hubungan masyarakat, dll. Tenaga kerja,
promosi produk, dll.
Namun harus segera ditegaskan bahwa menciptakan proses kerja yang terorganisir
dengan baik, disajikan dalam bahasa yang dapat dipahami oleh pihak-pihak yang
terlibat, bukanlah sebuah tujuan melainkan hanya sebuah alat, meskipun sangat
penting. prosedur, jika dipatuhi oleh seluruh anggota organisasi, akan membawa banyak
hasil positif. Berbagai akibat positifnya antara lain:
1. Koordinasi cair,
2. Tidak ada tumpang tindih atau duplikasi,
3. Terjalinnya hubungan kerja yang harmonis,
4. Kejelasan mengenai wewenang dan tanggung jawab masing-masing orang,
5. Hindari mengorganisir banyak jenis sampah,
6. Kelancaran proses pengambilan keputusan,
7. Menjamin keseimbangan antara hak dan kewajiban anggota dalam organisasi.
Jelas bahwa alur kerja adalah tentang manusia, bukan sebaliknya. Artinya masuk akal
atau tidaknya suatu alur kerja sangat ditentukan oleh orang yang menggunakannya.
Oleh karena itu, kemaslahatan proses kerja harus diperhatikan tidak saja dan bahkan
bukan semata-mata untuk keperluan mekanis dan seremonial, tetapi juga untuk hal-hal
yang bersifat psikologis dan spiritual.
Memang benar bahwa bahan baku atau bahan mentah harus ada dalam proses
produksi, seperti manajemen komersial, namun sekali lagi kita melihat bahwa bahan-
bahan tersebut sendiri tidak akan menjadi pendorong keberhasilan suatu perusahaan
jika tidak diolah oleh manusia sehingga menjadi bahan baku. menjadi produk yang
diperlukan bagi sekelompok konsumen yang bersedia mereka bayar. Jika tidak
ditangani dengan baik dan segera bahan mentah tersebut bahkan akan menjadi rusak
yang berarti kerugian bagi organisasi.
Pendekatan Sosio-kultural
Pemahaman tentang semakin besarnya perhatian makin banyak pihak terhadap
manajemen sumber daya manusia juga memerlukan pendekatan sosio-kultural.
Pendekatan ini sangat penting karena berkaitan langsung dengan harkat dan martabat
manusia. Alasan utama lainnya ialah karena meskipun benar bahwa teori manajemen,
termasuk manajemen sumber daya manusia, bersifat universal, penerapannya tidak
pernah bebas nilai. Dewasa ini semakin disadari bahwa harkat dan martabat manusia
harus diakui, dihormati dan bahkan dijunjung tinggi. Mengaku, menghormati dan
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia antara lain berkaitan dengan
kesempatan berkarya. Artinya, kini sudah umum diterima pendapat yang mengatakan
bahwa bag seseorang, mempunyai pekerjaan tetap wajar tidak lagi dilihat semata-mata
sebagai usaha untuk memuaskan berbagai kebutuhan yang bersifat kebendaan, akan
tetapi juga kebutuhan-kebutuhan sosio-psikologis. Pemuasan kebutuhan yang bersifat
sosio-psikologis tidak dapat dipisahkan dari faktor-faktor sosial budaya. Artinya terikat
pada norma-norma sosial yang berlaku di suatu masyarakat di mana seseorang menjadi
anggota. Misalnya, nilai-nilai sosial yang berlaku di suatu masyarakat yang
mengagungkan individualisme tentunya berbeda dari norma-norma sosial yang berlaku
di masyarakat dimana kebersamaan dipandang lebih penting dari kepentingan
perorangan.Nilai-nilai sosial budaya menentukan yang baik, tidak baik,benar, salah,
wajar, tidak wajar dan sebagainya.
Nilai-nilai tersebut digunakan untuk menilai perilaku seseorang, baik sebagai individu
maupun sebagai anggota kelompok, termasuk kelompok kerja dimana seseorang
berkarya. Pendekatan sosial budaya terlihat lebih jelas lagi apabila diingat bahwa
manajemen sumber daya manusia, baik disoroti dari sudut teori maupun aplikasinya,
selalu bersifat situasional, meskipun teorinya memang sudah diakui secara universal.
Langkah-langkah utama yang biasanya ditempuh dalam manajemen sumber daya
manusia malahan sudah dapat dikatakan berlaku umum. Akan tetapi karena setiap
organisasi di mana teori tersebut diterapkan dan langkah-langkah dalam manajemen
sumber daya manusia yang diambil merupakan suatu kesatuan dengan karakteristik
yang khas karena memang tidak ada dua organisasi yang penerapan teori tersebut
sangat dipersis sama dalam segala hal tentukan oleh faktor-faktor yang sifatnya khas
tersebut. Meskipun demikian suatu hal yang kiranya tidak boleh dilupakan ialah bahwa
sistem nilai yang berlaku dalam suatu organisasi merupakan bagian dari kultur yang
dianut oleh masyarakat luas. Memang mungkin saja terdapat perbedaan kultur antara
suatu organisasi dengan organisasi yang lain. Akan tetapi biasanya perbedaan-
perbedaan tersebut, yang bersifat idiosinkronatik sekalipun, tidak boleh menyimpang
dari nilai-nilai sosial yang berlaku. dapat disediakan oleh organisasi selalu terbatas
tujuan
a) Pertama: Sumber daya bukan manusia yang tersedia atau individual dan
organisasional yang tidak terbatas,.
b) Kedua: Meski pun sumber daya, dana dan sarana sertaprasarana kerja mutlaksiensi,
efektivitas dan produktivitas organisasi.
Ketiga: Manusia diperlukan, hal-hal tersebut pada dirinya tidak meningkatkan efektifitas
merupakan unsur terpenting dalam organisasi, sekaligus merupakan "miliknya" yang
paling berharga dengan pengertian bahwa manusia diperlakukan sesuai dengan harkat
dan martabatnya sehingga berperilaku positif dalam kehidupan organisasionalnya.
Dalam hubungan ini kiranya masih relevan untuk memberikan pembatasan pengertian
tentang istilah-istilah tersebut dan kejelasan akan diberikan contoh-contoh. Penting pula
untuk mercatat bahwa agar efisiensi, efektivitas dan produktivitas dapat diukur, ketiga
hal tersebut harus dilihat dari sudut pandang masukan yang mengalami pro- yaitu daya,
dana,sarana serta prasarana transformasi untuk menghasilkan luaran. Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa efisiensi adalah pemanfaatan sumber daya, dana,
sarana dan prasarana yang minjamin untuk menghasilkan barang atau jasa tertentu,
baik dalam arti jumlah maupun mutunya. Dari pembatasan pengertian tersebut jelas
terlihat bahwa orientasi efisiensi mengandung dua halyang sangat mendasar.
a) Pertama, jumlah dan mutu barang atau jasa yang akan dihasilkan telah ditetapkan
sebelumnya.
b) Kedua, untuk menghasilkan barang atau jasa tersebut diusahakan pemanfaatan
sumber daya, dana, sarana dan prasarana yang sesedikit mungkin.
Berarti tingkat efisiensi semakin tinggi apabila semakin sedikit sumber daya, dana,
sarana dan prasarana yang digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa tertentu.
Contoh: Suatu perusahaan angkutan yang bekerja secara efisien adalah perusahaan
yang mampu mengangkut sejumlah penumpang dan barang tertentu dengan
menggunakan lebih sedikit jumlah kendaraan, awak kendaraan dan bahan bakar.
Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, dana, sarana dan prasarana dalam
jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah
barang atau jasa dengan mutu tertentu tepat pada waktunya. Berarti efektivitas sebagai
orientasi kerja menyoroti empat hal, yaitu:
a. sumber daya, dana, sarana dan prasarana yang dapat digunakan sudah ditentukan
dan dibatasi,
b. jumlah dan mutu barang atau jasa yang harus dihasilkan telah ditentukan,
c. batas waktu untuk menghasilkan barang atau jasa tersebut sudah ditetapkan,
d. tata cara yang harus ditempuh untuk menyelesaikan tugas sudah dirumuskan.
Dengan sekali lagi menggunakan perusahaan angkutan sebagaicontoh, perusahaan
angkutan tersebut dapat dikatakan berfungsi secara efektif apabila jumlah penumpang
dan barang yang harus di-angkut memang terangkut dengan sejumlah kendaraan
tertentu yang ditangani oleh awak yang terampil, sopan dan ramah sehingga para
penumpang dan barang itu tiba di tempat tujuan tepat pada waktunya dengan aman dan
nyaman. Sedangkan mengenai produktivitas dapat ditonjolkan hal-hal
1. Sorotan perhatian ditujukan kepada maksimalisasi hasil kerja, misalnya dalam
bentuk barang atau jasa;
2. Maksimalisasi hasil kerja itu disesuaik an dengan penggunaan sumber daya, dana,
sarana dan prasarana lainnya yang jumlahnya dengan sengaja ditentukan dan
dibatasi.
Suatu perusahaan angkutan, yang telah dijadikan contoh dalam membahas efisiensi
dan efektivitas, dapat dikatakan sebagai suatu perusahaan yang produktif apabila
dengan sejumlah armada dan personel tertentu mampu mengangkut lebih banyak
penumpang dan barang ke temnpat tujuan masing-masing. Kenyataan bahwa ketiga
orientasi di atas digunakan "'senapas"sesungguhnya berarti bahwa suatu organisasi
harus berusaha mewujudkannya. Yang tidak kalah pentingnya untuk ditekankan ialah
bahwa orientasi efisiensi, efektivitas dan produk tivitas tidak hanya penting bagi
oranisasi niaga, melainkan untuk semua jenis organisasi,apapun tujuannya, jenis
kegiatannya, strukturnya, lokasinya dan Jumlah serta jenis sumber daya yang.
Pendekatan Administratif
Pendekatan administratif adalah pendekatan yang menggunakan teknik-teknik
administratif, meliputi peramalan, perencanaan, pengorganisasian yang disebut
mekanisme manajemen, sedangkan untuk mencapai komando, koordinasi, komunikasi
dan pengendalian disebut motivasi manajemen. Peramalan, perencanaan dan
pengorganisasian adalah mesin manajemen. Untuk membuat mesin manajemen,
pertama-tama kita mempelajari masa lalu, masa kini, dan masa depan, lalu kita
merancangnya. Dalam proses perancangan tersebut diidentifikasi departemen-
departemen dan fungsinya masing-masing, kemudian agar dapat berfungsi dan
berfungsi dengan baik maka birokrasi harus dikendalikan dengan komando, koordinasi,
komunikasi dan pengawasan.
Sebagai mekanisme pengelolaan dan penggerak pengelolaan, maka tata kelola
merupakan suatu kesatuan yang sangat diperlukan, mengingat peramalan,
perencanaan dan pengorganisasian tidak akan berpengaruh dalam mencapai tujuan
tanpa adanya komando, koordinasi, komunikasi dan pengendalian. Munculnya
pemerintahan dimulai ketika orang-orang bekerja sama untuk mencapai tujuan. Karena
masyarakat mempunyai pemikiran dan keinginan untuk membangun negara, maka
pengelolaan negara diperlukan. Perkembangan negara tidak bisa dilepaskan dari politik.
Hal yang sama berlaku untuk pengelolaan negara. Dengan demikian, penyelenggaraan
negara dan politik mempunyai hubungan yang erat, hanya saja politik cenderung
menciptakan penyelenggaraan negara. Dalam perencanaan nasional, prinsip-prinsip
dasar harus berpedoman pada undang-undang yang berlaku.
Konstitusi adalah terang penyelenggaraan negara, karena tanpa konstitusi maka
penyelenggaraan negara akan kacau balau. Perencanaan nasional yang tidak sesuai
dengan UUD akan tidak efektif pelaksanaannya karena tidak mendapat dukungan
rakyat. Setiap rencana negara bagian harus diserahkan kepada badan politik perwakilan
untuk disetujui. Institusi politik akan mempertimbangkan berbagai permasalahan dalam
perencanaan negara, terutama yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat. Bahwa
pendekatan nominal adalah pendekatan yang hanya mementingkan rumusan hukum
dan preposisi ilmiah. Pendekatan ideologis berfokus pada keadaan tertentu, seperti
pemerintahan tertentu, kasus tertentu, dan organisasi tertentu. Sementara itu,
pendekatan ekologi dalam pengelolaan negara merupakan pendekatan yang erat
kaitannya dengan lingkungan tempat atau wilayah yang ditempati oleh negara.
Mengenai ekologi pengelolaan negara, faktor lingkungan yang dipilih semuanya sesuai
dengan sistem ketatanegaraan.
Faktor lingkungan yang terkait ini disebut faktor ekologi. Fred W. Riggs menjelaskan
elemen ekologi pemerintahan di Amerika Serikat, termasuk landasan ekonomi, struktur
sosial, jaringan komunikasi, model ideologi, dan sistem politik. Pendekatan behavioral
merupakan pendekatan yang paling kompleks karena manusia tidak dibatasi dalam
berperilaku. Perubahan perilaku dikaitkan dengan situasi dan kondisi yang dialami
masyarakat dan negara. Padahal, perilaku dikaitkan dengan ekonomi, masyarakat,
budaya, pendidikan, agama, politik, ideologi, dan hukum. Pendekatan behavioral
berkaitan dengan psikologi. Ada banyak aliran perilaku dalam psikologi dan mereka
memposisikan diri dalam kelompok aliran tertentu dengan mempertimbangkan
perspektif dan teori yang digunakan oleh mereka yang mengikuti aliran tersebut.
Tren paling populer dalam psikologi adalah behaviorisme. Hal-hal yang dulu biasa
digunakan untuk membentuk perilaku manusia sudah tidak umum lagi. Oleh karena itu,
pembentukan tingkah laku mengikuti perkembangan zaman dan persepsi manusia
sesuai dengan kematangan dan perkembangan akal. Namun hal ini tidak berlaku pada
hewan, karena sejak awal keberadaannya hingga saat ini, hewan akan mengalami
peningkatan pengalaman hidup naluriah dan pola perilakunya akan mirip dengan
sesama spesies dan komunitasnya. Jika seekor hewan dilatih terus-menerus, yang
dapat dicapainya hanyalah pelatihan.
Pendekatan Teknologikal
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan dampak yang sangat kuat
terhadap pengelolaan sumber daya manusia. Dampak ini sekilas bisa dibilang negatif,
karena langsung timbul kesan bahwa pemanfaatan berbagai penemuan di bidang
teknologi akan berdampak pada berkurangnya lapangan kerja, karena sebelumnya
semakin banyak aktivitas yang dilakukan oleh manusia. sekarang "diurus" oleh
berbagai jenis mesin.
Misalnya, aktivitas produksi dalam organisasi komersial dapat melalui empat tahap
pengembangan, yaitu pelaksanaan operasi secara manual, mekanisasi, otomatisasi,
dan robotisasi. Evolusi dari satu tahap ke tahap berikutnya menunjukkan semakin
meningkatnya peran mesin dan sebaliknya semakin menurunnya peran manusia.
Artinya pada tahap mekanisasi, campur tangan manusia dalam proses produksi masih
cukup signifikan. Pada tahap otomasi, intensitas intervensi tampak menurun. Pada
tahap robotisasi, peran manusia bisa dibilang sangat kecil. Hal ini terlihat jelas pada
pekerjaan perakitan.
Gejala sejenis terlihat pula [ada kegiatan perkantoran. Mekanisasi dan otomasi berbagai
kegiatan perkantoran dirasakan mempunyai dampak negative terhadap kesempatan
manusia untuk berkarya. Bahkan dengan kemajuan teknologi tertentu yang berkaitan
dengan kegiatan perkantoran, sekarang ini sudah banyak yang meramalkan bahwa
dalam waktu yang tidak terlalu lama akan tercipta apa yang oleh sementara orang
disebut sebagai “kantor tanpa kertas” sebagai akibat kehadiran mikro film, disket,
facsimile dan lain sebagainya.
Banyak aspek lain dalam kehidupan organisasi kini dipengaruhi oleh perkembangan
teknologi. Diperkirakan pengaruh tersebut akan semakin kuat di masa depan seiring
dengan terus berlanjutnya penemuan-penemuan di bidang teknologi dengan hasil yang
semakin kompleks. Pengaruh ini seringkali dirasa menimbulkan situasi yang canggung.
Hal ini disebabkan, di satu sisi, terdapat peningkatan tekanan untuk menggunakan
teknologi canggih, terutama untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas
organisasi. Jadi, misalnya untuk sebuah organisasi komersial, kemungkinan
memperoleh keuntungan yang lebih besar menjadi semakin besar, terlebih lagi menurut
argumen teknologi yang paling masuk akal, banyak masalah yang tidak akan muncul
saat menggunakan mesin, tetapi akan sering muncul saat menggunakan. mesin.
manusia. seperti: situasi konflik, ketidakhadiran, sakit, penolakan terhadap perintah,
berbagai tuntutan yang terkadang dianggap tidak masuk akal, pemogokan, dll. Hal ini
tidak akan terjadi bila menggunakan mesin. Selain itu, mesin-mesin kompleks dengan
kapasitas lebih besar menjadi semakin murah sementara tenaga kerja semakin “mahal”.
Semua orang sepakat tentang perlunya mencari jalan keluar dari dilema tersebut. Yang
sebenarnya belum disepakati adalah metodenya. Menyatukan dua pihak yang
tampaknya mempunyai visi yang bertentangan bukanlah hal yang mudah, namun bukan
berarti tidak mungkin, atau bahkan perlu. Titik awalnya adalah menemukan kesamaan
pendapat. Misalnya, mereka yang menganut konsep memaksimalkan penggunaan
teknologi dan mereka yang mengutamakan penggunaan sumber daya manusia sepakat
bahwa:
a. pertumbehan ekonomi yang wajar mutlak perlu diusahakan bersama,
b. para pemilik modal wajar mengharapkan modalnya kembali dengan cara-cara yang
wajar pula,
c. tingkay pengangguran harus di tekan hingga serendah mungkin,
d. kemajuan di bidang teknologi harus dimanfaatkan,
e. kemajuan di bjdang teknologi harus di abadikan kepada kepentingan manusia dan
bukan sebaliknya
Sementara itu, menurut Schuler et al. (dalam Irianto, 2001), setidaknya MSDM memiliki
tiga tujuan utama, yaitu:
1. Memperbaiki tingkat produktivitas.
2. Memperbaiki kualitas kehidupan kerja.
3. Meyakinkan organisasi telah memenuhi aspek-aspek legal.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengatur pegawai dengan menetapkan
pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasi, dalam
bentuk bagan organisasi. Organisasi hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan.
Organisasi yang baik akan membantu terwujudnya tujuan secara efektif.
4. Pengendalian
Pengendalian merupakan kegiatan mengendalikan pegawai agar menaati peraturan
organisasi dan bekerja sesuai dengan rencana. Bila terdapat penyimpangan diadakan
tindakan perbaikan dan/atau penyempurnaan. Pengendalian pegawai, meliputi
kehadiran, kedisiplinan, perilaku kerja sama, dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan.
5. Pengembangan
Pengembangan merupakan proses peningkatan keterampilan tek- nis, teoretis,
konseptual, dan moral pegawai melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan
pelatihan yang diberikan, hendak- nya sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini
maupun masa yang akan datang.
6. Kompensasi
Kompensasi merupakan pemberian balas jasa langsung berupa uang atau barang
kepada pegawai sebagai imbalan jasa yang dibe- rikan kepada organisasi. Prinsip
kompensasi adalah adil dan layak. Adil diartikan sesuai dengan prestasi kerja,
sedangkan layak diar- tikan dapat memenuhi kebutuhan primer.
7. Pengintegrasian
Pengintegrasian merupakan kegiatan untuk mempersatukan ke- pentingan organisasi
dan kebutuhan pegawai, agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling
menguntungkan. Di satu pihak organisasi memperoleh keberhasilan/keuntungan,
sedangkan di lain pihak pegawai dapat memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya.
Pengintegrasian merupakan hal yang penting dan cukup sulit dalam manajemen sumber
daya manusia, karena mempersatukan dua kepentingan yang berbeda.
8. Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan kegiatan pemeliharaan atau meningkat- kan kondisi fisik,
mental dan loyalitas, agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun.
Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program kesejahteraan dengan berdasarkan
kebutuhan sebagian besar pegawai, serta berpedoman kepada internal dan eksternal
konsistensi.
9. Kedisiplinan
Kedisiplinan merupakan salah satu fungsi manajemen sumber daya manusia yang
penting dan merupakan kunci terwujudnya tujuan organisasi, karena tanpa adanya
kedisiplinan, maka sulit mewujudkan tujuan yang maksimal. Kedisiplinan merupakan
keinginan dan kesadaran untuk menaati peraturan organisasi dan norma sosial.
10. Pemberhentian
Pemberhentian merupakan putusnya hubungan kerja seorang pe- gawai dari suatu
organisasi. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan pegawai, keinginan organisasi,
berakhirnya kontrak kerja, pensiun, atau sebab lainnya. Penerapan fungsi manajemen
dengan sebaik-baiknya dalam mengelola pegawai, akan memper- mudah mewujudkan
tujuan dan keberhasilan organisasi.
3. Manajemen konflik
Terkadang konflik bisa saja muncul antara karyawan dan atasan dalam suatu
perusahaan. Tidak ada seorang pun yang bisa menghindari konflik, terutama di tempat
kerja. Namun, tim manajemen SDM akan bertindak sebagai mediator atau penasihat
untuk menyelesaikan perbedaan tersebut secara efektif. Mereka dapat mengambil
tindakan yang tepat untuk memastikan tidak ada konflik yang lepas kendali.
Tugas dan pekerjaan manajer sumber daya manusia ini diawali dengan mengidentifikasi
setiap pekerjaan dalam perusahaan serta keterampilan dan kemampuan yang dimiliki
karyawannya. Tujuannya agar pekerja dapat ditempatkan pada departemen dan
pekerjaan yang sesuai. Tidak hanya itu, tugas ini juga bertujuan untuk meninjau
permasalahan yang dihadapi perusahaan, dan membantu mencari solusi atas
permasalahan tersebut. Jika perlu, departemen sumber daya manusia akan
bertanggung jawab untuk melakukan perubahan organisasi.
c. Pengembangan karyawan
Tanggung jawab selanjutnya yang harus dipenuhi oleh manajemen sumber daya
manusia adalah mempersiapkan dan menyelenggarakan pelatihan, pembinaan dan
pendidikan untuk meningkatkan kemampuan setiap pegawai dan mampu
mengembangkan karirnya.
Pertanyaan
1. Bagaimana kondisi lingkungan global saat ini?
Jawab:Kondisi global lingkungan saat ini berbeda dengan 10 tahun yang
lalu karenaperubahan teknologi, politik, budaya, dan ekonomi terus berkembang, dan
berlanjutke seluruh dunia. Lingkungan global memengaruhi perdagangan bebas antar
negara.Kemajuan teknologi mengingkatkan produktivitas individu, dan
perkembanganumum.