HIPOTESIS
mengenai pengawasan kerja, disiplin kerja dan kinerja pegawai. Buku referensi
yang digunakan adalah buku yang berhubungan dengan masalah yang akan
diteliti.
2.1.1. Manajemen
dan masyarakat. Dengan manajemen, daya guna dan hasil guna unsur-unsur
organisasi yag telah ditetapkan. Pendapat lain juga dikemukakan oleh T. Hani
22
23
manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur pemanfaatan sumber daya
vital, karena itu keberadaannya dalam organisasi atau perusahaan tidak bisa
digantikan oleh sumber daya lainnya. Betapa pun modern teknologi yang
digunakan atau seberapa banyak dana yang disiapkan, namun tanpa dukungan
tidak bermakna.
manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan
peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan
manajemen sumber daya manusia adalah bagian dari ilmu manajemen yang
2. Pengembangan (Development).
3. Kompensasi (Compensation).
Pemberian balas jasa langsung (direct) dan tidak langsung (indirect), uang
atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada
perusahaan.
4. Pengintegrasian (Integration).
5. Pemeliharaan (Maintenance).
6. Kedisiplinan (Discipline).
norma-norma sosial.
SDM untuk menjamin tersedianya tenaga kerja dalam jumlah dan mutu, atau
kopetensi, yang sesuai pada saat dibutuhkan. Dengan kata lain, perencanaan
SDM adalah proses penentuan jumlah dan mutu/ kualifikasi SDM dimasa
orang-orang dari sekumpulan pelamar yang paling cocok dengan posisi yang
di tawarkan dan dengan organisasi. Hasil proses seleksi adalah para calon
3. Pengembangan SDM
4. Kompensasi
organisasi. Imbalan yang diberikan kepada karyawan itu dapat berupa salah
satu atau kombinasi dari bentuk-bentuk gaji, insentif dan bagi hasil, tunjangan
Keselamatan kerja meliputi upaya untuk melindungi para pekerja dari cidera
pekerja dari penyakit dan terwujudnya kesejahteraan fisik dan mental pekerja.
6. Hubungan industrial
hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang
dan/atau jasa yang terdiri atas unsur pengusaha, pekerja/buruh dan pemerintah.
Penelitian atau riset sumber daya manusia adalah studi sistematis tentang
pencapaian tujuan individu dan tujuan organisasi. Riset SDM dapat juga di
Dari beberapa fungsi manajemen sumber daya manusia di atas penulis dapat
mempengaruhi satu sama lain. Apabila terdapat ketimpangan dalam salah satu
sumber daya manusia yang ada di dalam perusahaan yang sepenuhnya dapat
perusahaan.
2.1.2. Pengawasan
lingkungan tersebut. Salah satu fungsi manajemen agar perusahaan berjalan secara
efektif dan efisien yaitu dengan adanya fungsi controlling. Usaha yang ditempuh
usaha untuk mengadakan perbaikan atau koreksi dapat segera dilakukan. Robert
tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa sumber daya perusahaan
digunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan
penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana yang
manajemen dapat tercapai serta rencana yang telah dilaksanakan sesuai dengan
suatu pekerjaan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan sebenarnya adalah dalam
perencanaan yang akan terjadi baik pada waktu sekarang maupun masa yang
akan datang.
yang berkualitas baik. Pengawasan ini dilakukan oleh manajer atas dasar
Suitabillity)
Ruang lingkup organisasi yang dibutuhkan ini beda satu sama lain, tergantung
Kontrol yang efektif dan efisien memerlukan standar yang tepat yang akan
Sistem kontrol harus ditinjau berkali-kali agar sistem yang digunakan berguna
Tujuannya adalah sebagai sasaran, kuota dan target pelaksanaan kegiatan yang
tepat.
salah satu cara yang digunakan untuk dapat mengendalikan aktivitas instansi agar
instansi agar rencana yang dijalankan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
kegiatan instansi. Oleh karena itu sebagai bagian yang berperan dalam
rencana.
penyimpangan (deviasi).
dan setelah proses, yakni hingga hasil diketahui. Penulis dapat menyimpulkan
diperoleh secara berdaya guna dan berhasil guna, sesuai dengan rencana yang
bahwa semua fungsi manajemen dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat
1. Pengawasan Langsung
a. Kebaikannya adalah :
b. Keburukannya adalah :
observasi ditempat (on the spot observation) dan laporan ditempat (on the spot
report).
melalui laporan yang diberikan oleh bawahan. Laporan ini dapat berupa lisan atau
a. Kebaikannya adalah :
melaksanakan pekerjaan.
b. Keburukannya adalah :
dikhususkan untuk kesalahan-kesalahan yang luar biasa dari hasil atau standar
pengawasan tidak akan dapat berjalan dengan baik apabila hanya bergantung
kepada laporan saja. Tapi pengawasan akan berjalan dengan baik apabila
operasional variabel dari T. Hani Handoko (2013:359), yang meliputi dimensi dan
1. Prosedur
2. Standar
3. Ketelitian
4. Pengukuran Pekerjaan
5. Perbaikan
Disiplin harus tumbuh dari diri sendiri, dan setiap pegawai dituntut untuk
memiliki tingkat disiplin yang tinggi. Tentu bertujuan supaya semua pekerjaan
dapat selesai dengan hasil yang baik dan maksimal. Dengan diperlihatkan dalam
bentuk memenuhi dan mentaati peraturan yang berlaku serta bertanggung jawab
dalam melaksanakan pekerjaan dengan sesuai yang tetapkan oleh instansi atau
peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup
(2014:599) berpendapat bahwa disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan
para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk
dan norma-norma sosial yang berlaku. Pendapat lain juga dikemukakan Malayu
S.P Hasibuan (2014:23), bahwa disiplin kerja adalah keinginan dan kesadaran
disiplin kerja adalah adanya kesadaran yang tumbuh dari diri seseorang dalam
bekerja.
Suatu instansi menetapkan setiap peraturan untuk bisa dipatuhi oleh setiap
Pegawai yang mematuhi peraturan adalah pegawai yang disiplin. Bejo Siswanto
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta melaksanakan
perintah manajemen.
diberikan kepadanya.
c. Dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana barang dan jasa
perusahaan sebaik-baiknya.
Dari beberapa tujuan disiplin kerja di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa
tujuan disiplin kerja agar menghasilkan suatu kondisi yang teratur, tertib dalam
Ada 2 bentuk disiplin kerja, yaitu disiplin preventif dan disiplin korektif.
kerja yaitu :
1. Disiplin Preventif
mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan yang telah digariskan oleh
perusahaan.
41
2. Disiplin Korektif
korektif.
1. Pemberian Peringatan
pertama, kedua, dan ketiga. Tujuan pemberian peringatan adalah agar pegawai
Pegawai yang melanggar disiplin harus segera diberikan sanksi yang sesuai
Pemberian sanksi kepada pegawai yang tidak disiplin harus konsisten. Hal ini
berlaku di perusahaan.
42
pegawai, tua muda, pria dan wanita tetap diberlakukan sama sesuai dengan
hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pimpinan instansi kepada pegawai yang
melanggar peraturan disiplin yang telah diatur pimpinan instansi dan telah
melaksanakan pekerjaan.
para pegawai dapt melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai dengan apa yang di
pelaksanaanya.
2. Sering terlambatnya pegawai masuk kantor atau pulang lebih cepat dari jam
operasional variabel dari Bejo Siswanto (2010:291), yang meliputi dimensi dan
1. Frekuensi Kehadiran
2. Tingkat Kewaspadaan
maupun pekerjaannya.
44
kerja yang telah ditetapkan sesuai dengan aturan dan pedoman kerja agar
5. Etika Kerja
agar tercipta suasana harmonis dan saling menghargai antar sesama pegawai.
organisasi. Berhasil atau gagalnya suatu tujuan sebagian besar ditentukan oleh
kinerja dari setiap pegawai dalam organisasi tersebut. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), kinerja adalah sesuatu yang dicapai. Mathis & Jackson
(2013:75), “mendefinisikan kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
45
kinerja pegawai adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
mendorong munculnya masalah atau gangguan pada kinerja sumber daya manusia
ketidakhadiran, kebosanan (burn out) dan labour turn over. Sedangkan Tiffin dan
Mc. Cormick dalam Novitasari, (2011:67) berpendapat ada dua variabel yang
individual lainnya.
2. Variabel situasional:
a. Faktor fisik dan pekerjaan, terdiri dari : metode kerja, kondisi dan desain
kinerja yaitu :
selanjutnya.
47
11. Sebagai salah satu sumber informasi untuk perencanaan SDM, karier dan
keputusan perencanaan.
13. Sebagai sumber untuk pengambialn keptusan yang berkaitan dengan gaji,
14. Sebagai penyaluran keluhan yang berkaitan dengan masalah pribadi maupun
pekerjaan.
16. Sebagai alat untuk membantu dan mendorong karyawan untuk mengambil
menjadi baik.
bahwa tujuan penilaian kinerja dapat berjalan dengan baik agar memperoleh
umpan balik dari pegawai untuk memperbaiki desain pekerjaan, lingkungan kerja,
dan rencana karier selanjutnya dan untuk mengetahui tingkat kinerja pegawai
selama ini.
untuk :
persyaratan hukum.
49
1. Kualitas Kerja
2. Kuantitas Kerja
waktu sehingga efisiensi dan efektivitas dapat terlaksana sesuai dengan tujuan
perusahaan.
3. Tanggung Jawab
4. Kerjasama
vertikal dan horizontal baik di dalam maupun di luar pekerjaan sehingga hasil
5. Inisiatif
Inisiatif dari dalam diri anggota perusahaan untuk melakukan pekerjaan serta
mengatasi masalah dalam pekerjaan tanpa menunggu perintah dari atasan atau
pegawai.
yang dapat mendukung kegiatan penelitian berikutnya yang sejenis. Kajian yang
sebelumnya.
51
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
telah banyak penelitian yang dilakukan untuk meneliti tentang disiplin dan
terdahulu diatas :
pengawasan dan disiplin terhadap kinerja pegawai. Penelitian yang dilakukan oleh
yaitu untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh disiplin kerja dan motivasi
disiplin Kerja secara simultan dan parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja
karyawan. Artinya jika disiplin kerja karyawan pada Rumah Sakit Umum Daerah
karyawan akan tetapi Rumah Sakit Umum Daerah Kanjuruhan tidak setengah-
Hal ini terbukti pada saat penulis melakukan observasi dalam rangka
ditetapkan, jam istirahat. dan jam pulang, serta atribut perlengkapan yang
digunakan karyawan baik yang PNS (Pegawai Negeri Sipil) maupun yang bukan
PNS. Adapun sanksi bagi yang melanggarnya telah disepakati oleh segenap
Kanjuruhan Malang yang melanggar aturan akan dikenakan sanksi yang berlaku
tanpa pandang bulu. Dengan adanya disiplin kerja karyawan tinggi maka tujuan
dan fungsi dari rumah sakit sendiri akan berjalan baik pula.
pengaruh disiplin kerja dan pengawasan terhadap kinerja pegawai di Badan Pusat
adanya pengaruh positif dan signifikan antara penilaian kinerja dan kepuasan
54
hubungan dalam kategori sangat tinggi dan positif dengan kinerja KSK, disiplin
kerja mempunyai hubungan dalam kategori sangat tinggi dan positif dengan
mempunyai hubungan sangat tinggi dan positif dengan kinerja KSK Badan Pusat
secara bersama-sama oleh pengawasan dan disiplin kerja dan sisanya 13,3% di-
kinerja KSK yang ditunjukkan oleh koefisien regresi b1 sebesar 0,564; disiplin
kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja KSK yang ditunjukkan oleh koefi-
sien regresi b2 sebesar 0,568. Dari kedua variabel be-bas yang diteliti yaitu
pengawasan dan disiplin kerja, maka dalam meningkatkan kinerja KSK Badan
disiplin kerja KSK dan mem-perbaiki mekanisme pengawasan pimpinan, baik pe-
Indrie Debbie Palandeng (2015), meneliti pengaruh disiplin kerja, motivasi dan
Pertamina (Persero) Unit Pemasaran VII Terminal BBM Bitung. Karyawan yang
disiplin dan terus termotivasi serta diawasi dalam tugas dan pekerjaan mereka
maka besar kemungkinan setiap tujuan perusahaan akan dapat tercapai. Hasil ini
kurang lebih sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rumondor (2013)
kerja pada Badan Kepegawaian dan DIKLAT Daerah Minahasa Selatan dengan
motivasi (X2) sebesar 0,792 yang berarti pengaruh antara pengawasan terhadap
b. Hasil korelasi dengan menggunakan analisis jalur dengan koefisien jalur R.yx2
= 0,788 menunjukan bahwa korelasi antara motivasi (X2) terhadap kinerja (Y)
sebesar 0,788 yang berarti pengaruh antara motivasi terhadap kinerja kuat dengan
arah korelasi searah; Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, penulis
dipikirkan cara dan metoda yang lebih tepat agar motivasi pegawai secara
keseluruhan meningkat sehingga kinerja pegawai akan lebih baik lagi, yang pada
beberapa orang pegawai yang masih memiliki otivasi kerja yang rendah.
Penelitian yang dilakukan oleh Brigita Ria Tumilaar (2015), yang meneliti
adalah disiplin secara simultan mempengaruhi kinerja pegawai dan disiplin secara
Kabupaten Kutai Kartanegara menjelaskan hasil dari analisa data diketahui bahwa
57
koefesien korelasi product moment yang dihasilkan adalah r = 0,982 hasil analisis
tersebut jika dibandingkan dengan harga-harga kritis pada tabel product moment
hubungan yang kuat dengan variabel kinerja Pegawai pada Kantor Bappeda
diketahui bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara variabel pengawasan
dengan variabel kinerja dimana nilai rhitung > rtabel, yaitu 0,982 > 0,561 pada
tingkat signifikansi 0,01 untuk n = 20, dengan demikian maka kedua variabel
Sedangkan penelitian lain dilakukan Rio Marpaung dan Tri Dinda Agustin
(2013), dengan judul pengaruh pengawasan dan disiplin kerja terhadap kinerja
Kejaksaan Tinggi Riau dapat dikatakan cukup baik, namun masih perlu
adanya kinerja yang tinggi dari setiap karyawanya. Peningkatan kinerja dapat
dipengaruhi dengan adanya Disiplin kerja yang tinggi dan Pengawasan kerja yang
standar kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan, organisasi dan instansi
pemerintahan. Dengan adanya pengawasan kerja yang baik yang telah ditetapkan
adanya disiplin kerja dari setiap pegawai yang ada di dalamnya. Karena tidak ada
tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini
akan mendorong semnagat kerja pegawai lebih tinggi lagi sehingga dengan
kegiatan dituntut satu tata cara, metode, teknik pengawasan dengan efektif dan
efisien. Upaya dalam mewujudkan hal itu, maka dapat menciptakan kondisi dan
iklim kerja yang mendukung serta menciptakan pengawasan sebagai suatu proses
Emmanuel Erastus Yamoah, (2014), Nurjaman (2012) dan Syuharizza Nur abyad
(2010), Hal ini menunjukan bahwa semakin baik pengawasan yang telah
ditetapkan organisasi atau instansi pemerintahan maka semakin tinggi pula kinerja
supaya semua pekerjaan dapat selesai dengan hasil yang baik dan makasimal.
kerja yang baik, perusahaan sulit untuk mewujudkan tujuanya yaitu mencapai
kinerja yang optimal. Jadi, disiplin kerja sepatutnya dipandnag sebagai bentuk
semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin karyawan
yang baik, sulit bagi organisasi perusahaan mencapai hasil yang optimal.
Penelitian yang dilakukan oleh Agung Setiawan (2013) dan Brigita Ria Tumilaar
(2015) menunjukaan bahwa disiplin kerja yang tinggi memiliki pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Hal ini menjelaskan bahwa
disiplin kerja memegang peranan penting didalam organisasi, karena secara tidak
Dalam upaya meningkatkan kinerja agar lebih baik lagi perlu ditunjang
adanya pengawasan yang baik yang mendukung dan sumber daya manusia yang
tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan
kinerja yang telah ditetapkan tersebut. Kesadaran pegawai akan tugas serta
tanggung jawabnya serta patuh dan taat terhadap aturan yang telah ditetapkan
sulit dicapai tanpa adanya disiplin kerja dari setiap pegawai yang ada di dalamnya.
Karena tidak ada keberhasilan tanpa disiplin, disiplin yang baik mencerminkan
secara efektif dan efisien serta bermanfaat bagi audit (organisasi, pemerintah dan
negara) dalam merealisasikan tujuan secara efektif, efisien dan ekonomis. Mathis
baik dan disiplin yang tinggi dapat mengarahkan kemampuan dan keterampilanya
dalam melakasanakan tugas kewajiban atau dengan kata lain kinerja pegawai akan
Mitha Sindore Dkk (2015), dan Rio Marpaung Dkk (2013) menunjukkan bahwa
berikut:
Nurjaman (2012),
Pengawasan Kerja Emmanuel Erastus Yamoah (2014)
Suharizza Nur Abyad (2010),
1. Prosedur
2. Standar Armstrong dan Baron (2010)
3. Ketelitian
4. Pengukuran Pekerjaan
5. Perbaikan
T. Hani Handoko
(2013:359) Kinerja Pegawai
1. Kualitas Kerja
2. Kuantitas Kerja
Ardansyah, Wasilawati (2014) 3. Tanggung Jawab
Erlis Mitha Sindore Dkk (2015) 4. Kerjasama
Rio Marpaung Dkk, (2013) 5. Inisiatif
Mathis dan Jackson (2012:303)
Anwar Prabu
Mangkunegara
Disiplin Kerja (2013:75)
1. Frekuensi Kehadiran
2. Tingkat Kewaspadaan
3. Ketaatan pada standar
kerja
4. Ketaatan pada
Peraturan Kerja
5. Etika Kerja Hasibuan (2014:193)
Gambar 2.1
Paradigma Kerangka Penelitian
63
1. Hipotesis Simultan
2. Hipotesis Parsial