Anda di halaman 1dari 30

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen

1. Pengertian Manajemen

Manajemen merupakan alat untuk mencapai tujuan yang

diinginkan. Manajemen yang baik akan mendukung terwujudnya tujuan

perusahaan, karyawan dan masyarakat. Dengan manajemen seperti ini

daya guna dan hasil guna, unsur-unsur manajemen akan dapat

ditingkatkan dengan baik dan terarah.

Kata manajemen berasal dari kata to manage yang artinya

mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan

urutan dan fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi, manajemen itu merupakan

suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang telah direncanakan.

Menurut Hasibuan (2012:9), Manajemen adalah ilmu dan seni yang

mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber

lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Menurut Terry (2010:16), menjelaskan bahwa Manajemen

merupakan suatu proses yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk

menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui

pemanfaatan sumber daya manusia dan Sumber daya lainnya.

11
12

Menurut Simamora (2014:4), mendefinisikan manajemen

merupakan proses pendayagunaan bahan baku dan sumber daya manusia

untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Proses ini melibatkan organisasi,

arahan, koordinasi, dan evaluasi orang-orang guna mencapai tujuan

tersebut.

Dalam hal ini pengertian manajemen telah memenuhi persyaratan

untuk disebut bidang ilmu pengetahuan, karena telah dipelajari untuk

waktu yang lama dan telah diorganisasi menjadi suatu rangkaian teori.

Teori-teori ini masih terlalu umum dan subyektif, namun teori ini selalu

diuji dalam praktek, sehingga manajemen sebagai ilmu akan terus

berkembang.

Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat penulis simpulkan

dalam memahami manajemen, yaitu ada yang menyebutkan manajemen

sebagai ilmu dan adapula yang berpendapat sebagai seni. Dikatakan

manajemen sebagai ilmu adalah suatu kumpulan pengetahuan atau

knowledge yang bersifat logis dan juga sistematis, dan manajemen

sebagai seni lebih erat sebagai kreativitas yang diiringi dengan satu

keterampilan.

Maka dalam hal ini manajemen merupakan suatu proses yang

terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan dan pengendalian/pengawasan. faktor manusia adalah yang

paling menentukan. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya

orang-orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan.


13

2. Unsur-unsur Manajemen

Adapun unsur-unsur manajemen terdiri dari : man, monay, method,

machines, materials, dan market. Menurut Manullang (2012:7) untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan, seorang manajer membutuhkan

sarana manajemen, yang dapat disebut dengan unsur manajemen. Unsur-

unsur manajemen tersebut yaitu:

a. Manusia (man)

Manusia merupakan sarana utama setiap manajer untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan. Berbagai kegiatan yang dapat

diperbuat dalam mencapai tujuan seperti yang dapat ditinjau dari

sudut pandang proses, perencanaan, pengorganisasian, staffing,

pengarahan, dan pengendalian atau dapat pula kita tinjau dari sudut

bidang, seperti penjualan, produksi, keuangan dan personalia.

b. Material (materials)

Dalam proses melaksanakan kegiatan, manusia menggunakan

material atau bahan-bahan. Oleh karena itu, material juga dianggap

sebagai alat atau sarana manajemen untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan.

c. Mesin (machines)

Dalam kemajuan teknologi, manusia bukan lagi sebagai

pembantu mesin seperti pada masa lalu sebelum revolusi industri

terjadi. Bahkan sebaliknya mesin telah berubah kedudukannya

menjadi pembantu manusia.


14

d. Metode (method)

Metode adalah cara untuk menjalankan suatu pekerjaan.

Manusia dihadapkan dengan berbagai alternatif metode atau cara

menjalankan pekerjaan, sehingga cara yang dilakukannya dapat

menjadi sarana atau alat manajemen untuk mencapai tujuan.

e. Uang (money)

Uang sebagai sarana manajemen harus digunakan sedemikian

rupa agar yang diinginkan dapat tercapai. Kegiatan atau ketidak

lancaran proses manajemen sedikit banyak dipengaruhi oleh

pengelolaan keuangan yang tidak baik.

f. Pasar (markets)

Market/pasar adalah sarana yang sangat penting dalam mencapai

tujuan perusahaan karena pasar bisa mengenalkan produk atau jasa

yang diproduksi perusahaan. Dengan adanya pasar yang strategis jelas

tujuan organisasi dapat diraih.

3. Fungsi Manajemen

Menurut Sutrisno (2013:9), terdapat 10 (sepuluh) fungsi dasar

dalam manajemen, yaitu sebagai berikut :

a. Perencanaan

Perencanaan adalah kegiatan memperkirakan tentang keadaan

tenaga kerja dalam suatu perusahaan, agar sesuai dengan kebutuhan

secara efektif dan efisien, dalam membantu terwujudnya tujuan

perusahaan atau organisasi.


15

b. Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengatur pegawai

dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi

wewenang, integrasi, dan koordinasi, dalam bentuk bagan organisasi.

c. Pengarahan dan pengadaan

Pengarahan adalah kegiatan memberi petunjuk kepada pegawai,

agar mau kerja sama dan bekerja secara efektif serta efisien dalam

membantu tercapainya tujuan organisasi.

d. Pengendalian

Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan pegawai agar

menaati peraturan organisasi dan bekerja sesuai dengan rencana yang

telah ditetapkan.

e. Pengembangan

Pengembangan merupakan proses meningkatkan keterampilan

teknis, teoritis, konseptual, dan moral pegawai atau karyawan melalui

pendidikan dan pelatihan yang diberikan perusahaan atau organisasi,

hendaknya sesuai dengan kebutan pekerjaan masa kini maupun masa

yang akan datang.

f. Kompensasi

Kompensasi merupakan pemberian balas jasa langsung berupa

uang atau barang kepada pegawai sebagai imbalan jasa yang diberikan

kepada organisasi atau perusahaan. Prinsip organisasi adalah adil dan

layak. Adil dan adil diartikan sesuai dengan prestasi kerja karyawan.
16

g. Pengintegrasian

Pengintegrasian merupakan kegiatan untuk mempersatukan

kepentingan organisasi dan kebutuhan pegawai, agar tercipta kerja

sama yang serasi dan saling menguntungkan. Disatu pihak organisasi

memperoleh keberhasilan/keuntungan, sedangkan dilain pihak

pegawai dapat memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya.

h. Pemeliharaan

Pemeliharaan merupakan kegiatan pemeliharaan atau

meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas, agar mereka mau

tetap bekerja sama sampai pensiun. Pemeliharaan yang baik dilakukan

dengan program kesejahteraan dengan berdasarkan kebutuhan

sebagian besar pegawai.

i. Kedisiplinan

Kedisiplinan merupakan salah satu fungsi manajemen sumber

daya manusia yang penting dan kunci terwujudnya tujuan yang

maksimal. Kedisiplinan merupakan keinginan dan kesadaran untuk

menaati peraturan organisasi dan norma sosial.

j. Pemberhentian

Pemberhentian merupakan putusnya hubungan kerja seorang

pegawai dari suatu organisasi atau perusahaan. Pemberhentian ini bisa

disebabkan oleh keinginan pegawai, keinginan organisasi, berakhirnya

kontrak kerja, pensiun, atau penyebab lainnya.


17

B. Manajemen Sumber Daya Manusia

1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Marwansyah (2010:3), manajemen sumber daya manusia

dapat diartikan pendayagunaan sumber daya manusia di dalam

organisasi, yang dilakukan melalui fungsi-fungsi perencanaan sumber

daya manusia, rekrutmen dan seleksi, pengembangan sumber daya

manusia, perencanaan dan pengembangan karier, pemberian kompensasi

dalam kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan kerja, dan hubungan

industrial.

Menurut Dessler (2010:9), manajemen sumber daya manusia

adalah proses memperoleh, melatih, menilai, dan memberikan

kompensasi kepada karyawan, memperhatikan hubungan kerja mereka

dengan baik, kesehatan, keamanan, dan masalah keadailan di dalam

perusahaan atau organisasi.

Menurut Mangkunegara (2013:2), manajemen sumber daya

manusia adalah kebijakan dan cara-cara yang dipraktekan dan

berhubungan dengan pemberdayaan manusia atau aspek-aspek sumber

daya manusia dari sebuah posisi manajemen termasuk perekrutan,

seleksi, pelatihan, penghargaan dan penilaian.

Dilihat dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

manusia atau karyawan merupakan faktor terpenting dalam menggerakan

dan melaksanakan kegiatan-kegiatan usaha secara efektif dan efisien

yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi atau perusahaan.


18

2. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia

Setiap organisasi, termasuk perusahaan, menetapkan tujuan-tujuan

tertentu yang ingin mereka capai dalam menjalankan setiap sumber

dayanya termasuk sumber daya manusia.

Menurut Notoatmodjo (2012:86), tujuan manajemen sumber daya

manusia tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Tujuan Masyarakat (Societal Objective)

Untuk bertanggung jawab secara sosial terhadap kebutuhan dan

tantangan-tantangan yang timbul dari masyarakat serta bertanggung

jawab dalam mengelola sumber daya manusianya agar tidak

mempunyai dampak negatif terhadap masyarakat.

b. Tujuan Organisasi (Organization Objective)

Untuk mengenal bahwa manajemen sumber daya manusia itu

ada (exist) yang merupakan suatu perangkat atau alat untuk membantu

tercapainya tujuan organisasi secara keseluruhan.

c. Tujuan Fungsi (Functional Objektive)

Untuk memelihara (maintain) kontribusi sumber daya manusia

untuk melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik.

d. Tujuan Personel (Personnel Objective)

Untuk membantu pegawai dalam mencapai tujuan pribadinya

dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Perusahaan dalam bidang

sumber daya manusia akan terus meningkatkan sumber daya

manusinya supaya dapat didayagunakan untuk mencapai tujuannya.


19

3. Manfaat Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen adalah fungsi yang berhubungan dengan upaya

mewujudkan hasil tertentu melalui kegiatan orang lain. Hal ini bahwa

sumber daya manusia berperan penting dan dominan dalam manajemen

sumber daya manusia mengatur dan menerapkan program kepegawaian

yang mencakup berbagai masalah sebagaimana dikemukakan

Soedarmayanti (2013:4), mengemukakan sebagai berikut :

a. Penetapan jumlah, kualitas dan penempatan tenaga kerja yang efektif

sesuai dengan kebutuhan organisasi berdasarkan job description, job

specipication, job recruitment and job evalution.

b. Penetapan penarikan, seleksi dan penetapan pegawai berdasarkan azas

“the right man in the right place and the right man on the right job”

c. Penetapan program kesejahteraan, pengembangan, promosi, dan

pemberhentian.

d. Peramalan penawaran dan permintaan sumber daya manusia yang

akan datang.

e. Keadaan perekonomian pada umumnya dan perkembangan suatu

organisasi pada khususnya.

f. Pemantauan dengan cermat undang-undang perburuhan, dan

kebijaksanaan pemberian balas jasa organisasi.

g. Pemantauan kemajuan teknik dan perkembangan srikat buruh.

h. Pelaksanaan pendidikan, pelatihan dan penilaian prestasi pegawai.


20

4. Fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Secara sistematis manajemen sumber daya manusia mempunyai

fungsi yang amat penting. Manajemen personalia berdasarkan pada

dasarnya merupakan serangkaian dari fungsi manajerial dan fungsi

oprasional. Menurut Hasibuan (2011:21), terdapat dua fungsi yang

terdapat dalam manajemen personalia yaitu fungsi manajerial dan fungsi

oprasional. Adapun fungsi-fungsi yang dimaksud adalah sebagai berikut :

a. Fungsi manajerial yang meliputi :

1) Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif

dan efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam

membantu terwujudnya keinginan perusahaan. Perencanaan

dilakukan dengan menetapkan program kepegawaian yang meliputi

pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan,

pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan,

kedisiplinan dan pemberhentian karyawan.

2) Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasikan

semua karyawan dengan penetapan pembagian kerja yang sesuai

dengan bidangnya, hubungan kerja, pendelegasian wewenang,

integrasi dari semua elemen yang ada dalam organisasi, dan

koordinasi, dalam bagan organisasi. Organisasi yang baik akan

membantu tercapainya tujuan secara efektif.


21

3) Pengarahan (Directing)

Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan

agar mau bekerjasama dan bekerja efektif dan efisien dalam

membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan dan

masyarakat. Pengarahan berhubungan dengan usaha memberikan

bimbingan, saran-saran, perintah-perintah atau intruksi-intruksi

oleh pimpinan.

4) Pengendalian (Controlling)

Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan semua

karyawan agar menaati peraturan-peraturan perusahaan dalam

bekerja sesuai rencana. Jika terdapat penyimpangan maka akan

dilakukan perbaikan atau penyempurnaan rencana. Pengendalian

karyawan meliputi kahadiran, kedisiplinan, prilaku, kerjasama,

pelaksanaan pekerjaan, dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan.

b. Fungsi operasional yang meliputi :

1) Pengadaan tenaga kerja (Procurement)

Pengadaan tenaga kerja adalah kegiatan yang memperoleh

kuantitas dan kualitas tenaga kerja yang diperlukan. Hal ini

meliputi proses penarikan tenaga kerja, seleksi dan penempatan

karyawan, orientasi dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang

sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pengadaan tenaga kerja yang

baik akan membantu terwujudnya tujuan organisasi atau

perusahaan dengan baik.


22

2) Pengembangan (Development)

Pengembangan adalah peningkatan keterampilan teknis,

teoritis, konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan

pelatihan. Pendidikan dan pelatihan harus sesuai dengan kebutuhan

pekerjaan masa kini atau masa depan. Supaya pengembangan

karyawan dapat ditentukan sampai mana karyawan mencapai

tujuannya.

3) Kompensasi (Compensation)

Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak

langsung, baik berupa uang maupun barang, kepada karyawan

sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan. Prinsip

kompensasi adalah adil dan layak. Adil artinya sesuai dengan

prestasi kerja, sedangkan layak diartikan dapat memenuhi

kebutuhan primer serta berpedoman pada batas upah minimum

pemerintah dengan berdasarkan internal maupun eksternal

konsistensi.

4) Pengintegrasian (Integration)

Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan

kepentingan perusahaan dengan kebutuhan karyawan yang ada,

agar tercipta kerjasama yang serasi dan saling menguntungkan.

Perusahaan dapat memperoleh laba dan karyawan juga dapat

memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya. Sehingga keduanya

mendapatkan keuntungan dan dapat berjalan bersamaan.


23

5) Pemeliharaan (Maintenance)

Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau

meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan agar

tetap mau bekerja sama sampai dengan pensiun. Pemeliharaan yang

baik dan tepat dapat dilakukan dengan program kesejahteraan yang

berdasarkan kebutuhan yang dibutuhkan oleh perusahaan ataupun

karyawan.

6) Kedisiplinan (Discipline)

Kedisiplinan merupakan fungsi manajemen sumber daya

manusia yang terpenting dan merupakan kunci dalam terwujudnya

tujuan organisasi atau perusahaan. Sebab, tanpa adanya disiplin

yang baik dalam perusahaan, akan sulit untuk terwujud tujuan yang

maksimal.

7) Pemberhentian (Separation)

Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang

dari satu perusahaan dimana dia bekerja. Dan banyak sekali yang

mengakibatkan pemberhentian kerja, Pemberhentian ini disebabkan

oleh keinginan dari pihak karyawan, perusahaan, kontrak kerja

berakhir, kecelakaan yang memaksa seseorang tidak dapat

melanjutkan kontrak kerjanya, pensiun dan sebab-sebab lainnya

yang bersangkutan.
24

C. Gaya Kepemimpinan

1. Pengertian Gaya Kepemimpinan

Dalam suatu organisasi, faktor gaya kepemimpinan memegang

peranan penting karena pemimpin itulah yang akan menggerakan dan

mengarahkan organisasi dalam mencapai tujuan perusahaan dan hal

tersebut sekaligus merupakan tugas yang tidak mudah bagi pimpinan.

Gaya Kepemimpinan adalah suatu proses kegiatan seseorang untuk

menggerakan orang lain dengan memimpin, membimbing,

mempengaruhi orang lain.

Menurut Anoraga dalam Sutrisno (2013:215), menyatakan bahwa

Gaya kepemimpinan adalah norma prilaku atau kemampuan untuk

mempengaruhi pihak lain, melalui komunikasi baik langsung maupun

tidak langsung dengan maksud untuk menggerakan orang-orang agar

dengan penuh pengertian, kesadaran, dan senang hati bersedia mengikuti

kehendak pimpinan itu.

Menurut Dessler (2010:16), Gaya Kepemimpinan adalah proses

kegiatan mempengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju tentang

apa yang perlu dikerjakan dan bagaimana tugas itu dapat dilakukan

secara efektif.

Menurut Mulyadi dan Rivai (2012:43), memaparkan bahwa

pemimpin dalam kepemimpinannya perlu memikirkan dan

memperlihatkan gaya kepemimpinan yang akan diterapkan kepada

pegawainya.
25

Salah satu tantangan yang cukup berat yang sering dihadapi oleh

pimpinan adalah bagaimana dia dapat menggerakan atau mempengaruhi

para bawahannya agar senantiasa mau bersedia bekerja dan mengarahkan

kemampuan perusahaan. Selain itu ada juga pimpinan yang

menggunakan kekuasaannya secara mutlak dengan memerintahkan para

bawahan tanpa memperhatikan keadaan bawahan atau perusahaan yang

sesungguhnya.

Demikian juga salah satu dalam mengambil keputusan tentunya

harus berhadapan dengan konsekuensi seperti dana yang dimiliki, waktu,

dan tenaga, hal tersebut harus diperhatikan. Dalam hal ini ada dua hal

tentang sumber wewenang. Pertama, wewenang ini bisa berasal dari

bawahan, Cara semacam ini disebut top down authority. Kedua, botton

up authority, yang mendasarkan diri pada teori penerimaan. Pada konsep

ini pimpinan dipilih oleh mereka yang akan menjadi bawahannya, dan

karyawan yang harus memilih pemimpin.

Meskipun tampak kedua konsep ini saling bertentangan, mereka

mempunyai manfaat sendiri-sendiri. Top down authority diperlukan

apabila tingkat koordinasi dan pengawasan yang layak perlu dicapai.

Paling tidak suatu tingkat wewenang yang terpusat diperlukan untuk

mencapai perencanaan dan pengambilan keputusan yang diperlukan

untuk membantu perusahaan. Susunan wewenang formal membantu

adanya kesatuan yang diinginkan dalam perusahaan atau organisasi.


26

Dari pengertian kepemimpinan diatas dapat penulis simpulkan

bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan lebih yang dimiliki oleh

seseorang (baik dalam organisasi atau tidak) untuk mempengaruhi orang

yang ada dalam lingkungan itu, agar mereka bersedia bekerja untuk

memcapai tujuan yang diinginkan seorang pemimpin, demi kelancaran

perusahaan yang dia pimpin.

2. Fungsi Kepemimpinan

Salah satu peran seorang pemimpin yang teramat penting dalam

proses pengelolaan suatu organisasi adalah mengintegrasikan berbagai

kegiatan yang diselenggarakan oleh berbagai satuan kerja dalam

organisasi. Dalam hal ini agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan

baik. Karena kemampuan mengambil keputusan merupakan kriteria

utama dalam efektivitas kepemimpinan seseorang, berarti ada kriteria

lain yang dapat dan biasanya digunakan untuk mengambil sebuah

keputusan. Berbagai kriteria itu berkisar pada kemampuan seorang

pemimpin menjalankan berbagai fungsi-fungsi kepemimpinan.

Menurut Siagian dalam bukunya Teory dan Praktek Kepemimpinan

(2010:47), mengemukakan lima (5) fungsi-fungsi kepemimpinan, yaitu :

a. Pemimpin selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha

pencapaian tujuan, artinya pemimpin dalam oganisasi berperan

sebagai penentu arah yang dengan jelas memberi petunjuk tentang

pekerjaan organisasi yang bersangkutan meskipun dalam organisasi

terdapat sejumlah satuan kerja, pembagian tugas yang rumit.


27

b. Pemimpin sebagai wakil dan juru bicara organisasi, artinya tidak

ada organisasi yang mampu mencapai tujuannya tanpa memelihara

hubungan baik dengan berbagai pihak diluar organisasi.

Seorang pemimpin harus bisa menjaga hubungan baik dengan

masyarakat dengan pimpinan seharusnya perlu mengetahui

berbagai kegiatan yang berlangsung dalam organisasi dan

keputusan-keputusan manajer bawah agar semua tujuan perusahaan

singkron dengan tujuan organisasi.

c. Pemimpin sebagai komunikator yang efektif, artinya seorang

pemimpin harus pandai, baik secara lisan maupun tulisan, dengan

komunikasi yang efektif maka orang yang menerima pesan dapat

memahami dengan benar apa yang kita harapkan sehingga akan

menciptakan kerja sama yang baik antara pengirim pesan dan

penerima pesan.

d. Pemimpin sebagai mediator, artinya pemimpin dapat

menyelesaikan konflik yang terjadi dalam organisasi, baik konflik

antar individu yang tergabung dalam satu kelompok kerja maupun

antara berbagai kelompok yang terdapat dalam organisasi.

e. Peran pemimpin sebagai integrator, artinya pemimpin harus bisa

menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan (simbiosis

mutualisme), antara karyawan dan pimpinan. Pimpian harus bisa

mengintegrasikan tujuan individu karyawan dengan organisasi agar

terjalin kerjasama yang nyaman.


28

3. Peran Pemimpin

Menurut pendapat Stogdil dalam Sugiyono (2013:58), ada beberapa

peranan yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin, yaitu :

a. Integration yaitu tindakan-tindakan yang mengarah pada peningkatan

koordinasi

b. Communication, yaitu tindakan-tindakan yang mengarah pada

komunikasi pimpinan dan karyawan

c. Meningkatnya saling pengertian dan penyebaran informasi

d. Produkemphasis, yaitu tindakan-tindakan yang berorientasi pada

volume pekerjaan yang dilakukan

e. Frontternization, yaitu yang menjadikan pimpinan menjadikan bagian

dari kelompok

f. Organization yaitu tindakan-tindakan yang mengarah pada perbedaan

dan penyesuaian daripada tugas

g. Evaluation, yaitu tindakan-tindakan yang berkenaan dengan

pendistribusian ganjaran-ganjaran atau hukuman-hukuman

h. Initation yaitu tindakan-tindakan yang menghasilkan perubahan-

perubahan pada kegiatan organisasi

i. Domination yaitu tindakan-tindakan yang menolak pemikiran-

pemikiran seseorang atau anggota kelompoknya, jadi setiap karyawan

yang ada di perusahaan atau organisasi tidak boleh ada dominasi

tertentu yang mengakibatkan pemisahaan kelompok dalam satu

organisasi atau perusahaan.


29

Ada tiga peranan pemimpin dalam kelompok/organisasi, yaitu sebagai

berikut :

a. Pathfinding ((Pencarian alur), mengandung nilai dan visi dengan

kebutuhan pelanggan melalui suatu perencanaan strategis yang disebut

the strategic pathway (Jalur strategi)

b. Aligning (penyelarasan), upaya memastikan bahwa struktur, system

dan oprasional organisasi memberi dukungan pada pencapaian visi

dan misi dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang telah

direncanakan sebelumnya.

c. Empowerment (Pemberdayaan), suatu semangat yang digerakan dalam

diri orang-orang yang mengungkapkan bakat, kecerdikan, dan

kreativitas laten, untuk mencapai nilai, visi dan misi bersama, dalam

melayani kebutuhan pelanggan sehingga pelanggan dapat

diberdayakan dengan baik, peranan pemimpin yang sangat perlu

dilaksanakan seorang pemimpin yaitu :

1) Membantu kelompok dalam mencapai tujuan.

2) Memungkinkan para anggota memenuhi kebutuhan.

3) Mewujudkan nilai kelompok.

4) Merupakan pilihan para anggota kelompok untuk mewakili

pendapat mereka dalam interaksi dengan pimpinan kelompok lain.

5) Merupakan fasilitator yang dapat menyelesaikan konflik kelompok.


30

4. Macam-macam Gaya Kepemimpinan

Macam-macam Gaya kepemimpinan menurut Horse yang dikutip

oleh Suwanto (2011:157) antara lain :

a. Gaya Kepemimpinan Direktif

Gaya Kepemimpinan ini membuat bawahan mengetahui apa saja yang

diharapkan pemimpin dari mereka dan mereka dapat mengerjakan

pekerjaan dengan baik dan menjadwalkan kerja untuk dilakukan

sehari-hari.

b. Gaya Kepemimpinan yang Mendukung

Gaya Kepemimpinan ini bersifat ramah dan menunjukan kepedulian

akan kebutuhan bawahannya, mendukung setiap kegiatan yang telah

dibicarakan sebelumnya, sehingga karyawan dan pemimpinan dapat

bekerja sama dengan baik.

c. Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Gaya Kepemimpinan ini berkonsultasi dengan bawahannya dan

menggunakan saran mereka sebelum mengambil suatu keputusan

yang akan di ambilnya. Supaya peran semua pihak dapat terwakili

dalam suatu forum diskusi.

d. Gaya Kepemimpinan Berorientasi Prestasi

Gaya Kepemimpinan ini menetapkan tujuan yang menantang dan

mengharapkan bawahan untuk berpartisipasi pada tingkat tertinggi

mereka.
31

5. Indikator Gaya Kepemimpinan

Indikator gaya kepemimpinan Menurut Hasibuan (2012:199) :

1. Keteladanan adalah suatu perbuatan baik seseorang yang patut

ditiru atau diikuti orang lain dan dapat memberikan contoh yang

baik bagi bawahannya.

2. Kewibawaan yaitu pembawaan untuk dapat menguasai dan

mempengaruhi orang lain melalui tingkah laku yang mengandung

sikap kepemimpinan dan penuh daya tarik yang mampu

memberikan rasa aman dan dihormati bawahannya.

3. Pendelegasian tugas adalah proses terorganisir dalam kerangka

hidup organisasi atau keorganisasian yang secara langsung untuk

melibatkan sebanyak mungkin orang dan pribadi dalam pembuat

keputusan, pengarahan dan pengerjaan kerja yang berkaitan dengan

kepastian tugas dan pemberian tugas sesuai jabatannya.

4. Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistemetis

terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan

yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat

dan juga mampu mengatasi masalah yang ada.

5. Motivasi adalah suatu dorongan internal dan eksternal dalam diri

seseorang untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan atau

memberikan dorongan agar bawahannya semangat dalam bekerja

sehingga pekerjaan diperusahaan dapat dikerjakan dengan baik.


32

D. Pengertian Kinerja Karyawan

Kinerja dapat diartikan sebagai gambaran mengenai tingkat

pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam

mewujudkan tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam rencana

strategi atau organisasi.

Menurut Mangkunegara (2013:25), Kinerja adalah proses berorientasi

tujuan yang diarahkan untuk memastikan bahwa proses-proses

keorganisasian ada pada tempatnya untuk memaksimalkan produktivitas

para karyawan, team, dan akhirnya organisasi.

Menurut Sedarmayanti (2013:260), mendefinisikan kinerja adalah

hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok dalam suatu

organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing

dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak

melanggar hokum, sesuai moral dan etika.

Menurut Hasibuan (2014:34), mengemukakan kinerja adalah suatu

hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang

dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan

kesungguhan serta waktu.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja

adalah kemampuan seseorang atau karyawan dari pekerjaannya sehingga

dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dalam organisasi

atau perusahaan. Kemampuan disisni bukan hanya terletak pada bagaimana

cara mengelola tetapi memimpin dan mengaplikasikan kemampuan.


33

1. Penilaian Kinerja Karyawan

Menurut Sutrisno (2014:151), faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja adalah terdiri dari lima faktor, sebagai berikut :

a. Faktor personal atau individu, meliputi : pengetahuan, keterampilan,

kemampuan, kepercayaan diri, motivasi dan komitmen yang dimiliki

oleh setiap individu.

b. Faktor Kepemimpinan, meliputi : kualitas dalam memberikan

dorongan, arahan dan dukungan yang diberikan manajer.

c. Faktor team, meliputi : kualitas dukungan yang diberikan oleh rekan

dalam satu team.

d. Faktor system, meliputi : system kerja, fasilitas kerja, proses

organisasi dan kultur kinerja dalam organisasi.

e. Faktor kontekstual, meliputi : tekanan dan perubahan lingkungan

eksternal dan internal.

Sedangkan menurut Hasibuan (2014:39), ada tiga factor-faktor

yang mempengaruhi prilaku dan prestasi kerja karyawan, yaitu :

a. Variabel individual, terdiri dari : kemampuan dan keterampilan,

mental dan fisik, latar belakang.

b. Variabel organisasional, terdiri dari : sumber daya, gaya

kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerja.

c. Variabel psikologis, terdiri dari : persepsi, sikap, kepribadian, belajar

dan motivasi.
34

2. Tujuan Penilaian Kinerja Karyawan

Tujuan diadakannya penilaian kinerja bagi para karyawan dapat

dibagi dua, yaitu :

a. Tujuan Evaluasi

Seorang manajer menilai kinerja dari masa lalu seorang karyawan

dengan menggunakan rating deskriptif untuk menilai kerja dan data

tersebut berguna dalam keputusan-keputusan promosi.

b. Tujuan Pengembangan

Seorang manajer mencoba untuk meningkatkan kinerja seorang

karyawan dimasa yang akan datang. Sedangkan tujuan pokok dari

system penilaian kinerja karyawan adalah suatu yang menghasilkan

informasi yang akurat dan valid berkenaan dengan prilaku dan kinerja

anggota organisasi atau perusahaan.

3. Pengukuran Kinerja Karyawan

Secara teoritika berbagai metode dan teknik mempunyai sasaran

yang sama, yaitu menilai kinerja para karyawan secara obyektif untuk

satu kurun waktu tertentu dimasa lalu yang hasilnya bermanfaat. Seperti

untuk kepentingan mutasi karyawan maupun bagi karyawan yang

bersangkutan sendiri dalam rangka pengembangan karirya. Menurut

Hasibuan (2014:32), dewasa ini pengukuran kinerja karyawan yang

dikenal dan digunakan adalah :


35

a. Rangking adalah dengan cara membandingkan karyawan yang satu

dengan karyawan yang lain untuk menentukan siapa yang lebih

baik.

b. Perbandingan karyawan dengan karyawan adalah suatu cara untuk

memisahkan penilaian seseorang kedalam berbagai indikator-

indikator yang berkaitan.

c. Grading, adalah suatu cara pengukuran kinerja dari setiap

karyawan yang kemudian diperbandingkan dengan definisi masing-

masing kategori untuk dimasukan ke dalam salah satu kategori

yang telah ditentukan.

d. Skala gratis, adalah metode yang menilai baik tidaknya pekerjaan

seorang karyawan berdasarkan faktor-faktor yang dianggap penting

bagi pelaksanaan pekerjaan tersebut. Misalnya kualitas dan

kuantitas kerja, keterampilan kerja, tanggung jawab kerja, dan

sebagainya.

e. Checklist, adalah metode penilaian yang bukan sebagai penilai

karyawan tetapi hanya sekedar melaporkan tingkah laku karyawan

dalam bekerja diperusahaan. Dalam penilaian ini metode yang

digunakan untuk mengukur gaya kepemimpinan, namun

berpedoman pada metode sekala graktis. Pada metode ini baik atau

tidaknya suatu pekerjaan dinilai berdasarkan faktor-faktor yang

dianggap penting dalam pelaksanaan tugas atau pekerjaan.


36

4. Tujuan Pengukuran Kinerja Karyawan

Penilaian kinerja menurut Hasibuan (20011:97), adalah kegiatan

manajer untuk mengevaluasi prilaku dan kinerja karyawan serta

menetapkan kebijaksanaan selanjutnya. Menurut Mangkunegara

(2013:39), penilaian kinerja karyawan adalah proses melalui dimana

organisasi-organisasi mengevaluasi atau manila kinerja karayawan.

Sedangkan menurut Suwanto (2011:31), lebih jauh

mengungkapkan bahwa penilaian prestasi kerja dapat diartikan sebagai

suatu evaluasi yang dilakukan secara sistematis tentang prestasi kerja

(job performance) seorang tenaga kerja termasuk pengembangannya. Hal

dari penelitian tersebut bisa dipergunakan sebagai dasar bagi tindakan-

tindakan sebagai berikut :

a. Untuk mengukur kinerja, yakni sampai sejauhmna tenaga kerja

berhasil dalam pekerjaannya, apakah itu akan menurun atau

sebaliknya.

b. Untuk mengukur keberhasilan tenaga kerja dalam program pelatihan

dan pengembangan yang ada di dalam perusahaan, pengembangan

harus terukur dan dapat diketahui.

c. Untuk mengumpulkan data, guna bahan pertimbangan dalam

melakukan program mutasi. Mutasi dilakukan dengan melihat data

sebelumnya, apakah karyawan bekerja dengan baik atau tidak ketika

bekerja dan itu dapat dijadikan bahan pertimbangan.


37

5. Indikator Kinerja Karyawan

Indikator Kinerja Karyawan Menurut Mangkunegara (2011: 67) :

1. Tanggung jawab yaitu karyawan memiliki kewajiban untuk

melaksanakan fungsi yang ditugaskan dengan sebaik-baiknya

sesuai dengan pengarahan yang diterima dari pimpinan perusahaan.

2. Disiplin kerja yaitu suatu ketentuan atau peraturan yang harus

ditaati oleh karyawan tanpa terkecuali karena sudah tugas

karyawan untuk melakukannya dan bersangkutan dengan

profesional dalam bekerja.

3. Loyalitas adalah kesetiaan karyawan terhadap perusahaan ditempat

dia bekerja, kesetiaan harus dimiliki oleh setiap karyawan karena

dengan adanya rasa memiliki perusahaan, karyawan akan bekerja

dengan sepenuh hati untuk memajukan perusahaan.

4. Kerjasama yaitu kesediaan untuk saling bertukar pikiran antara

karyawan untuk satu tujuan yaitu mencapai tujuan yang telah

ditetapkan oleh perusahaan dan juga kesediaan bekerja sama

dengan orang lain atau perusahaan lain sesama organisasi untuk

bertukar pikiran agar dapat menguntungkan kedua belah pihak.

5. Kejujuran yaitu sifat saling terbuka antara sesama karyawan

dengan segala permasalahan yang dihadapi agar satu sama lain

saling percaya dan dapat menciptakan lingkungan kerja yang sehat

dan baik sehingga perusahaan dapat berjalan dengan lancar.


38

E. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan

Berdasarkan pengertian mengenai gaya kepemimpinan yang telah

dikemukakan sebelumnya yaitu bahwa gaya kepemimpinan adalah metode

seseorang melakukan kepemimpinan dalam upaya mencapai tujuan yang

telah ditetapkan, pemimpin diharapkan mampu mendorong prestasi,

kreativitas dan komitmen serta menguasai keterampilan dengan benar atau

profesional dan diharapkan mereka bisa menjadi teladan bagi bawahannya.

Pimpinanlah yang meletakan dasar mutu dalam suatu organisasi.

Pimpinan yang efektif dan menopang keberhasilan perusahaan dimana

dengan kepemimpinannya itu depat mempengaruhi bawahannya untuk

membangkitkan semangat kerja, meningatkan kinerja karyawan dalam

berupaya membuat prestasi pencapaian tujua bersama.

Seperti yang dikatakan Dessler, (2010:38), mengatakan pemimpin

merupakan orang yang menetapkan teknik dan prinsip yang memastikan

motivasi, disiplin dan produktivitas jika bekrja sama dengan orang lain,

tugas dan situasi agar dapat mencapai sasaran perusahaan.

Penulis mengacu pada penelitian terdahulu dan penelitian terdahulu

merupakan suatu sumber yang dijadikan acuan dalam melakukan penelitian.

Penelitian terdahulu yang digunakan berasal dari sekripsi dengan melihat

hasil penelitiannya dan akan dibandingkan dengan penelitian selanjutnya

dengan menganalisa berdasarkan keadaan dan waktu yang berbeda. Adapun

ringkasan penelitian terdahulu akan dijabarkan pada table dibawah ini :


39

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

Variabel
Nama
NO Judul Penelitian Variabel Yang Yang
Peneliti/T Hasil Penelitian
Sama Beda
ahun
Pengaruh Gaya Gaya Tempat Terdapat
Kepemimpinan Kepemimpinan Pnelitian Pengaruh Gaya
Terhadap Kinerja dan Kinerja Kepemimpinan
Pada PT. Ciwangi Terhadap
Berlian Motor Zarasita Kinerja Sebesar
1 Cabang Ciputat Shaliha 49,42% dan
(2015) sisanya sebesar
50,58%
dipengaruhi oleh
faktor lain
Pengaruh Gaya Gaya Tempat Terdapat
Kepemimpinan Kepemimpinan Pnelitian Pengaruh Gaya
Terhadap Kinerja dan Kinerja Kepemimpinan
Karyawan PT. Terhadap
Mitra Jala Dharma Nirwansy Kinerja Sebesar
2 di Jakarta 57% dan sisanya
ah (2015)
sebesar 43%
dipengaruhi oleh
faktor lain

Pengaruh Gaya Gaya Tempat Terdapat


Kepemimpinan Kepemimpinan Pnelitian Pengaruh Gaya
Terhadap Kinerja dan Kinerja Kepemimpinan
Karyawan PT. Terhadap
Bank DKI Cabang Surya Kinerja Sebesar
3 Bumi Serpong Gumelar 28,3% dan
Damai (2015) sisanya sebesar
71,7%
dipengaruhi oleh
faktor lain
Pengaruh Gaya Gaya Tempat Terdapat
Kepemimpinan Kepemimpinan Pnelitian Pengaruh Gaya
Roni
Terhadap Kinerja dan Kinerja Kepemimpinan
4 Fadli
Karyawan PT. Terhadap
(2015)
Tunas Perkasa Kinerja Sebesar
Tekindo 66,1% dan
40

sisanya sebesar
33,9%
dipengaruhi oleh
faktor lain
Pengaruh Gaya Gaya Tempat Hasil penelitian
kepemimpinan Kepemimpinan Penelitian menunjukan
Terhadap kinerja Dan Kinerja bahwa gaya
Pegawai Pada kepemimpinan
Koperasi Kredit situasional yang
Kosayu Di Kota meliputi perilaku
Tangerang Selatan tugas dan
perilaku
Rogerjo hubungan
5
(2010) mempunyai
pengaruh yang
signifikan
terhadap kinerja
karyawan pada
Koperasi Kredit
Kosayu di Kota
Tangerang
Selatan

Anda mungkin juga menyukai