Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah Administratie

Volume : 10 Nomor : 1 Edisi : Maret 2018

PENTINGNYA DISIPLIN KERJA TERHADAP PENINGKATAN EFEKTIVITAS


KERJA PEGAWAI PADA DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN
PERLINDUNGAN ANAK KABUPATEN POSO

Oleh : Abd. Khalid Hs. Pandipa

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui disiplin kerja terhadap peningkatan
efektivitas kerja pegawai pada Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kabupaten Poso dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi. Sampel dalam
penelitian ini adalah sebanyak 10 orang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif
dan teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, dokumentasi dan observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedisiplinan pegawai pada Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Poso sudah cukup baik dimana hal ini dapat
dilihat dari kemampuan pegawai yang bisa menyelesaikan tugas dan pekerjaannya tepat waktu
serta melaksanakan pekerjaan dan mengoperasikan perlengkapan/peralatan kantor sesuai dengan
tata aturan yang ada. Faktor yang mempengaruhi kedisiplinan pegawai pada Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Poso terdiri atas faktor pendukung
diantaranya fasilitas sarana penunjang dan prasarana serta faktor penghambat diantaranya pola
manajemen dan kurangnya disiplin aparatur.

Kata Kunci : Disiplin kerja, efektivitas kerja

PENDAHULUAN sedapatnya mereka lebih diperhatikan agar


Hakekat pembangunan nasional SDM tidak merasa jenuh dan akan lebih
bertujuan meningkatkan taraf hidup dan berusaha mempunyai citra yang baik
kesejahteraan yang adil dan merata, yang dihadapan pimpinannya. Semakin
ingin diusahakan melalui pembangunan. berkembangnya usaha yang dijalani,
Dengan laju pertumbuhan pada tingkat lebih lembaga atau instansi mampu diharapkan
tinggi agar tercapainya pembangunan terus meningkatkan usaha dan menciptakan
tersebut diperlukan beberapa hal sebagai produktivitas yang tinggi serta SDM yang
sasarannya antara lain: tenaga kerja atau mampu berprestasi kerja secara optimal
aparatur sipil negara profesional yang dalam bentuk efektivitas kerja. Upaya untuk
merupakan aset dari instansi atau lembaga. meningkatkan efektivitas, peningkatan
Dalam dunia kerja dewasa ini aparatur kesadaran akan produktivitas, efisiensi dan
sipil negara senantiasa mempunyai kewirausahaan serta etos kerja dilaksanakan
kedudukan yang penting karena tanpa SDM melalui berbagai kegiatan motivasi,
suatu lembaga atau instansi tak dapat penyuluhan, pendidikan dan pelatihan dalam
melaksanakan aktivitasnya. Dengan SDM rangka peningkatan kesejahteraan tenaga
yang terampil dan penuh dedikasi serta kerja dan kualitas tenaga kerja.
mempunyai kualitas yang bisa diandalkan,

9
Jurnal Ilmiah Administratie
Volume : 10 Nomor : 1 Edisi : Maret 2018

Seperti halnya aparatur sipil pada dalam organisasi atau datang terlambat. Hal
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan itu berarti mereka melalaikan tanggung
Perlindungan Anak Kabupaten Poso jawab serta melanggar peraturan disiplin
mempunyai peranan sentral dalam kerja yang diterapkan oleh Dinas
masyarakat dan merupakan unsur aparatur Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
negara yang bertugas sebagai abdi Anak Kabupaten Poso. Dengan adanya
masyarakat. Karena itu seorang aparatur kondisi tersebut, tentu saja akan
sipil harus memiliki kemampuan untuk mempengaruhi kinerja masing-masing
melaksanakan tugas-tugasnya secara aparatur sipil. Disamping itu penempatan
profesional dan bertanggung jawab dalam aparatur sipil yang belum sesuai dengan
menyelenggarakan tugas dan fungsinya. kebutuhan tugas memberikan dampak bagi
Kedudukan aparatur sipil sebagai bagian keterlambatan pelayanan administrasi. Juga
dari sumber daya manusia tidak lagi sebagai masih terdapat penyimpangan yang
pelengkap dalam jaringan mata rantai dilakukan oleh aparatur sipil misalnya
kegiatan pencapaian tujuan saja, tetapi sudah adanya kurang tertibnya aparatur sipil dalam
harus menjadi faktor penentu keberhasilan menggunakan jam kerja dan masih ada
aktivitas yang dilakukan. kesalahan dalam menggunakan alat kerja
Perlunya peningkatan kualitas aparatur sehingga dapat menghambat penyelesaian
sipil negara tercantum dalam penjelasan pekerjaan.
umum Undang-Undang Republik Indonesia Banyak kalangan memahami bahwa
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil disiplin sangat dipengaruhi oleh budaya
Negara pada pasal 12 menyebutkan bahwa yang telah ditetapkan oleh organisasi,
pegawai ASN berperan sebagai perencana, utamanya orang-orang dilingkungan
pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan organisasi. Namun kebanyakan aparatur
tugas umum pemerintahan dan sipil belum sepenuhnya menyadari bahwa
pembangunan nasional melalui pelaksanaan disiplin sangat berpengaruh terhadap
kebijakan dan pelayanan publik yang kemajuan organisasi. Hal itu dapat
profesional, bebas dari intervensi politik, dimengerti karena memang masyarakat
serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan masih lebih meyakini bahwa pekerjaan akan
nepotisme. Oleh karenanya, dalam rangka selesai kalau diawasi atau diperhatikan oleh
mencapai tujuan Pembangunan Nasional orang-orang yang berkuasa. Selain itu
yang madani serta taat hukum, berperadaban persepsi yang berkembang didunia
modern, demokratis, makmur, adil dan pekerjaan adalah budaya disiplin akan
bermoral tinggi, diperlukan aparatur sipil tercipta kalau orang-orang yang berkuasa
yang merupakan unsur Aparatur Negara dalam lingkungan kerja berada di
yang bertugas sebagai abdi masyarakat yang lingkungan kerja.
harus menyelenggarakan pelayanan secara Berdasarkan uraian tersebut, maka
adil dan merata kepada masyarakat dengan penulis tertarik mengangkat judul:
dilandasi kesetiaan dan ketaatan kepada “Pentingnya Disiplin Kerja Terhadap
Pancasila dan UUD 1945. Peningkatan Efektivitas Kerja Pegawai Pada
Berdasarkan pengamatan awal Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
menunjukkan bahwa aparatur sipil Dinas Perlindungan Anak Kabupaten Poso”.
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak Kabupaten Poso menunjukkan bahwa
adanya aparatur sipil yang masuk kerja tidak
sesuai dengan peraturan disiplin yang ada

10
Jurnal Ilmiah Administratie
Volume : 10 Nomor : 1 Edisi : Maret 2018

TEORI DAN KONSEP mereka menyelesaikan pekerjaan dan


Pengertian Disiplin Kerja semangat kerja. Menurut Leteiner & Levine
Secara umum disiplin adalah taat dalam Soejono (1990 : 67) bahwa disiplin
kepada hukum dan peraturan yang berlaku. Kerja pegawai / karyawan kantor / Instansi
Menurut Badudu dan Zein (2001:137) dapat dikatakan baik apabila :
mengartikan disiplin adalah tata. patuh, a. Adanya ketaatan pegawai / karyawan
teratur dan tertib. Sedangkan disiplin Kerja terhadap peraturan jam kerja.
menurut Susanto (1989:278) adalah suatu b. Ketaatan pegawai / karyawan terhadap
sikap menghormati, menghargai, patuh dan pakaian kerja.
taat terhadap peraturan-peraturan yang c. Menggunakan dan menjaga
berlaku, lebih baik yang tertulis maupun perlengkapan kantor.
tidak tertulis serta sanggup menjalankannya d. Kuantitas dan kualitas hasil kerja sesuai
dan tidak mengelak untuk menerima sanksi- dengan standar.
sanksinya apabila ia melanggar tugas dan e. Adanya semangat pegawai / karyawan
wewenang yang diberikan kepadanya. dalam bekerja.
Disiplin juga erat dengan sanksi Adapun kriteria yang dipakai dalam
yang perlu dijatuhkan kepada pihak yang disiplin kerja tersebut dapat dikelompokkan
melanggar. Dalam hal seorang pegawai menjadi tiga indikator yaitu diantaranya :
melanggar peraturan yang berlaku dalam a. Ketepatan waktu
organisasi, maka pegawai bersangkutan b. Kesetiaan / Patuh pada peraturan dan tata
harus sanggup menerima hukuman yang tertib yang ada
telah disepakati. Masalah disiplin para c. Mempergunakan dan memelihara
peserta organisasi baik dia atasan peralatan kantor
(superordite) atau bawahan akan Jenis-jenis Disiplin Kerja
memberikan corak terhadap kinerja Menurut Terry (1993 : 218) disiplin
organisasi (Prawirosentono, 2001:31). kerja dapat timbul dari dalam diri sendiri
Dalam pandangan paling modern dan juga dari perintah yang terdiri dari :
mengenai kerja, dikatakan bahwa kerja a. Self imposed dicipline, yaitu kedisiplinan
merupakan bagian yang paling mendasar yang timbul dari diri sendiri atas dasar
atau esensial dari manusia. Sebagai bagian kerelaan, kesadaran dan bukan timbul
yang paling dasar, dia akan memberikan atas dasar paksaan. Disiplin ini timbul
status dari masyarakat yang ada di karena seseorang merasa terpenuhi
lingkungan. Juga bisa mengikat individu lain kebutuhannya dan merasa telah mejadi
baik yang bekerja ataupun tidak (Pandji, bagian dari organisasi sehingga orang
2006:11). akan tergugah hatinya untuk sadar dan
Alat Mengukur Kedisiplinan secara sukarela memenuhi segala
Umumnya disiplin kerja dapat peraturan yang berlaku.
terlihat apabila pegawai datang ke tempat b. Command dicipline, yaitu disiplin yang
kerja teratur dan tepat waktu, jika mereka timbul karena paksaan, perintah dan
berpakaian rapi ditempat kerja, jika mereka hukuman serta kekuasaan. Jadi disiplin
menggunakan perlengkapan kerja dengan ini bukan timbul karena perasaan ikhlas
hati-hati, jika mereka menghasilkan jumlah dan kesadaran akan tetapi karena adanya
dan kualitas pekerjaan yang memuaskan paksaan atau ancaman dari orang lain.
dengan mengikuti cara kerja yang telah Dalam setiap organisasi atau Instansi
ditentukan oleh kantor / Instansi dan jika yang diinginkan adalah jenis disiplin yang

11
Jurnal Ilmiah Administratie
Volume : 10 Nomor : 1 Edisi : Maret 2018

timbul dari diri sendiri atas dasar kerelaan Dalam tindakan pendisiplinan
dan kesadaran. Namun kenyataan selalu dilakukan secara adil tanpa pilih kasih,
menunjukkan bahwa disiplin itu lebih siapapun yang telah melakukan kesalahan
banyak disebabkan adanya paksaan dari harus mendapatkan tindakan
luar. Untuk tetap menjaga agar disiplin pendisiplinan secara adil tanpa membeda-
terpelihara maka perlu melaksanakan bedakan.
kegiatan pendisiplinan. Kegiatan e. Pimpinan hendaknya tidak melakukan
pendisiplinan itu terdiri dari : pendisiplinan sewaktu pegawai absen.
a. Disiplin Preventif Pendisiplinan hendaknya dilakukan
b. Disiplin Korektif dihadapan pegawai yang bersangkutan
Dengan demikian, jika ada pegawai secara pribadi agar dia tahu telah
yang nyata-nyata telah melakukan melakukan kesalahan.
pelanggaran atas ketentuan-ketentuan yang f. Setelah pendisiplinan hendaknya wajar
berlaku atau gagal memenuhi satandar yang kembali
telah ditetapkan, kepada pegawai yang Sikap wajar hendaklah dilakukan
bersangkutan dikenakan sanksi atau pimpinan terhadap pegawai yang telah
tindakan disipliner (disciplinary action). melakukan kesalahan tersebut, sehingga
proses kerja dapat berjalan lancar kembali
Prinsip-prinsip Pendisiplinan dan tidak kaku dalam bersikap.
Untuk mengkondisikan pegawai / (Heijeracman dan Usman, 1993:241).
karyawan suatu organisasi atau perusahaan
agar bersikap disiplin maka terdapat Efektivitas Kerja
beberapa prinsip pendisiplinan antara lain : a. Pengertian Efektivitas Kerja
a. Pendisiplinan dilakukan secara pribadi Efektivitas kerja adalah suatu
Pendisiplinan ini dilakukan dengan keadaan dimana aktivitas-aktivitas
menghindari menegur kesalahan di depan jasmaniah dan rohaniah yang dilakukan oleh
orang banyak agar pegawai / karyawan manusia dalam mencapai hasil atau akibat
yang bersangkutan tidak merasa malu dan sesuai dengan yang dikehendakinya
sakit hati. (Sutarto, 1998: 95).
b. Pendisiplinan harus bersifat membangun Disisi lain suatu pekerjaan dikatakan
Selain menunjukkan kesalahan yang telah efektif bila dapat diselesaikan tepat pada
dilakukan pegawai, haruslah diikuti waktunya sesuai dengan rencana yang telah
dengan petunjuk cara pemecahannya ditetapkan sebelumnya. Dari semua uraian
sehingga pegawai / karyawan tidak tersebut dapat disimpulkan bahwa yang
merasa bingung dalam menghadapi dimaksud dengan efektivitas kerja adalah
kesalahan yang telah dilakukan. suatu keadaan yang menunjukkan aktivitas
c. Pendisiplinan dilakukan secara langsung pekerjaan yang memberikan hasil atau
dan segera akibat seperti yang dikehendaki sesuai
d. Suatu tindakan yang dilakukan dengan dengan waktu yang telah ditetapkan.
segera terbukti bahwa pegawai / b. Faktor-faktor Yang Menentukan
karyawan telah melakukan kesalahan Efektivitas Kerja
sehingga pegawai / karyawan dapat Banyak faktor yang mempengaruhi
mengubah sikapnya secepat mungkin. efektivitas kerja, seperti yang dikemukakan
d. Keadilan dalam pendisiplinan sangat oleh Steers (1995:209) yang menyatakan
diperlukan adanya empat faktor yang dapat
mempengaruhi efektivitas kerja yaitu :

12
Jurnal Ilmiah Administratie
Volume : 10 Nomor : 1 Edisi : Maret 2018

1) Karakteristik organisasi mereduksi data, menyajikan data dan


2) Karakteristik Lingkungan menarik kesimpulan.
3) Karakteristik Pekerja
4) Karakteristik kebijaksanaan dan HASIL PENELITIAN
Managemen Pentingnya Disiplin Kerja Terhadap
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Efektifitas Kerja Aparatur
Efektivitas Kerja Sipil Negara
Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi efektivitas kerja Dengan melihat permasalahan yang
pegawai adalah: kompleks serta perkembangan organisasi
1) Ketrampilan yang semakin meningkat menuntut perlunya
2) Motivasi peningkatan kinerja aparatur sipil negara
3) Disiplin kerja agar tujuan organisasi dapat terwujud sesuai
4) Sikap dan etika kerja dengan apa yang diharapkan. Hal tersebut
5) Gizi dan kesehatan juga menunjukkan bahwa pengembangan
6) Tingkatan penghasilan sumber daya manusia merupakan salah satu
7) Lingkungan dan iklim kerja usaha untuk meningkatkan kemampuan,
8) Sarana / alat pengetahuan, serta moral aparatur sipil
9) Manajemen negara di dalam menjalankan tugas dan
10) Kesempatan berprestasi pekerjaannya.
d. Alat ukur efektivitas kerja a. Disiplin Kerja
Dalam penelitian ini, untuk mengukur Untuk mengukur kedisiplinan aparatur
efektivitas kerja karyawan, menggunakan sipil negara pada Dinas Pemberdayaan
kriteria ukuran yang dikemukakan oleh Perempuan dan Perlindungan Anak
Steers (1995:20) yaitu dalam usaha Kabupaten Poso, maka ada beberapa
membina pengertian efektivitas yang semula indikator yaitu sebagai berikut:
bersifat abstrak itu menjadi sedikit banyak 1) Ketepatan Waktu
mengidentifikasi segi-segi yang lebih Untuk melihat prestasi kerja yaitu
menonjol yang berhubungan dengan konsep ketepatan waktu dalam menyelesaikan
ini. tugas, dimana dalam hal ini dapat dilihat
dari sejauh mana pengaruh pemberian
METODE PENELITIAN motivasi, peningkatan kemampuan dan
Penelitian ini menggunakan tipe penetapan kejelasan atas peran yang
deskriptif kualitatif. Metode deskripsi adalah dirasakan untuk dapat meningkatkan atau
suatu metode dalam penelitian status memicu penyelesaian tugas tepat pada
kelompok manusia, suatu objek, suatu set waktunya. Hal ini tidak luput dari upaya
kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun pemberian motivasi, peningkatan
suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. kemampuan dan penetapan kejelasan atas
Dalam penelitian ini data yang diteliti terdiri peran yang dilakukan Dinas Pemberdayaan
dari 2 jenis data, yaitu data primer dan data Perempuan dan Perlindungan Anak
sekunder, dengan teknik pengumpulan data Kabupaten Poso.
yang digunakan adalah observasi, Ketepatan waktu merupakan
wawancara dan dokumentasi. Sedangkan penyelesaian tugas pekerjaan atau
teknik analisis data yang digunakan adalah pencapaian tingkat output yang didasari
teknik analisis data kualitatif dengan cara pada batas waktu yang ditentukan.
Pengertian tersebut mengandung arti bahwa

13
Jurnal Ilmiah Administratie
Volume : 10 Nomor : 1 Edisi : Maret 2018

setiap pelaksana tugas bidang memiliki diharapkan proses atau kegiatan kerja
tanggung jawab menyelesaikan setiap tugas berjalan dengan lancar dan terjamin.
dengan tepat waktu, tidak menunda b. Efektivitas Kerja
sebagaimana tugas yang dibebankan tanpa Dalam mengukur efektivitas kerja
harus menunggu pada suatu kesempatan secara terperinci, salah satu faktor utama
lain. yaitu kemampuan menyesuaikan diri yaitu
2) Kesetiaan/patuh pada peraturan yang kemampuan atau kesanggupan yang dimiliki
ada setiap pegawai untuk menyesuaikan diri
Seorang pegawai perlu memliiki sikap dengan lingkungannya, yang meliputi
disiplin dengan melakukan latihan yang hubungan sesama aparatur termasuk sikap
memperkuat dirinya untuk selalu terbiasa terhadap pimpinan, kemampuan untuk
patuh dan mempertinggi daya kendali diri. menerima dan memahami pekerjaan yang
Sikap disiplin yang timbul dari dilimpahkan dengan cepat serta kemampuan
kesadarannya akan lebih memacu dan tahan untuk mempergunakan mesin-mesin atau
lama dibandingkan dengan sikap yang teknologi yang digunakan dalam lingkungan
timbul karena adanya pengawasan dari organisasi. Dengan adanya upaya-upaya
orang lain. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Peraturan maupun tata tertib yang Perlindungan Anak Kabupaten Poso tersebut
tertulis dan tidak tertulis dibuat agar tujuan dapat meningkatkan mutu hasil pekerjaan.
suatu organisasi dapat dicapai dengan baik. Pemberian motivasi berpengaruh terhadap
Untuk itu dibutuhkan sikap setia dari peningkatan mutu dan hasil pekerjaan yang
pegawai terhadap komitmen yang telah dilakukan oleh aparatur. Pengangkatan
ditetapkan tersebut. Kesetiaan disini berarti dalam suatu jabatan dapat mendorong
taat dan patuh dalam melaksanakan pegawai untuk lebih meningkatkan mutu
perintah dari atasan dan peraturan, tata dan hasil pekerjaan yang dilakukan,
tertib yang telah ditetapkan, serta ketaatan sehingga diharapkan dengan usaha tersebut,
pegawai dalam menggunakan kelengkapan aparatur yang lain juga dapat dipromosikan.
pakaian seragam yang telah ditentukan Tentunya hal tersebut diserahkan lagi
organisasi atau lembaga. kepada pimpinan dalam memberikan
3) Mempergunakan dan memelihara penilaian yang tentunya diserahkan lagi
peralatan kepada pimpinan dalam memberikan
Pemeliharaan dapat diartikan sebagai penilaian yang tentunya lebih mengerti akan
kegiatan untuk memelihara atau menjaga hal-hal tersebut.
fasilitas atau peralatan Kantor dan
mengadakan perbaikan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
penyesuaian/pergantian yang diperlukan a. Faktor-faktor Pendukung
agar terdapat keadaan kerja yang Faktor-faktor yang dapat dikategorikan
memuaskan sesuai dengan apa yang sebagai faktor pendukung berupa:
direncanakan. Jadi dengan adanya kegiatan 1) Fasilitas sarana penunjang kegiatan
pemeliharaan ini, maka fasilitas atau operasional dilapangan dirasakan
peralatan untuk menunjang kerja sesuai sudah cukup memadai.
dengan rencana dan tidak mengalami 2) Prasarana berupa gedung
kerusakan selama fasilitas peralatan tersebut perkantoran sudah cukup memadai
dipergunakan untuk menunjang kerja atau dalam melaksanakan fungsi dan
sebelum jangka waktu tertentu yang tugasnya.
direncanakan tercapai. Sehingga dapatlah b. Faktor-faktor Penghambat.

14
Jurnal Ilmiah Administratie
Volume : 10 Nomor : 1 Edisi : Maret 2018

Faktor-faktor yang menjadi manajemen dan kurangnya disiplin


penghambat dalam aparatur.
membina/meningkatkan efektifitas kerja
aparatur pada Dinas Pemberdayaan SARAN
Perempuan dan Perlindungan Anak Sesuai dengan kesimpulan yang telah
Kabupaten Poso adalah : dikemukakan sebelumnya, maka disarankan
1) Pola manajemen yang diterapkan :
dilapangan sering tidak selaras 1. Pimpinan hendaknya memberikan
dengan tujuan yang telah ditargetkan penghargaan untuk pegawai yang
sebelumnya akibat kebijakan- berprestasi dan memacu minat pegawai
kebijakan yang diambil oleh yang belum berprestasi untuk lebih giat
pimpinan yang kurang relevan
dalam bekerja sehingga mereka juga
dengan kenyataan yang ada. akan mendapatkan penghargaan
2) Kurangnya kedisiplinan para tersebut.
aparatur. Faktor disiplin yang 2. Pada setiap pegawai disarankan untuk
dimaksud dalam uraian ini adalah lebih meningkatkan disiplin kerja. Hal
disiplin ditinjau dari aspek ketepatan ini dimaksudkan untuk menumbuhkan
dan kebutuhan setiap aparatur kompetitif dalam bekerja, sehingga sifat
terhadap waktu yang telah disiplin untuk selalu meningkatkan
ditentukan pada setiap hari kerja. prestasi kerja akan terjaga.
KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan uraian yang telah
dipaparkan sebelumnya, maka dapat As’ad, Muhammad, 1991. Penelitian
disimpulkan beberapa pokok bahasan yang Kependidikan dan Strategi. Rineka
menggambarkan isi penelitian yakni sebagai Cipta. Bandung
berikut: Badudu, J.S dan Sultan Muhammad Zein,
1. Dari hasil penelitian dan pembahasan 2001. Kamus Bahasa Indonesia.
tentang kedisiplinan pegawai pada Gunung Agung. Jakarta
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Handoko, T. Hani. 1997. Manajemen
Perlindungan Anak Kabupaten Poso Sumber Daya Manusia. Ghalia. Jakarta
sudah cukup baik dimana hal ini dapat Heidjrahman dan Usman, 1993. Manajemen
dilihat dari kemampuan pegawai yang Personalia. BPFE. Yogyakarta
bisa menyelesaikan tugas dan Juhana, Dudung. 2013. Pengaruh Motivasi,
pekerjaannya tepat waktu serta Disiplin dan Lingkungan Kerja
melaksanakan pekerjaan dan Terhadap Kinerja Pegawai Dinas
mengoperasikan perlengkapan/peralatan Kesehatan Kota Cimahi. Jurnal
kantor sesuai dengan tata aturan yang Ekonomi, Bisnis dan Enterpreneurship.
ada. Vol.7, No. 2
2. Faktor yang mempengaruhi kedisiplinan Moleong, Lexy. J. 2004. Metode Penelitian
pegawai pada Dinas Pemberdayaan Kualitatif. Remaja Rosdakarya.
Perempuan dan Perlindungan Anak Bandung
Kabupaten Poso terdiri atas faktor
pendukung diantaranya fasilitas sarana Nitisemito, Alex, S. 1996. Manajemen
penunjang dan prasarana serta faktor Personalia. Ghalia. Jakarta
penghambat diantaranya pola
15
Jurnal Ilmiah Administratie
Volume : 10 Nomor : 1 Edisi : Maret 2018

Novyanti, Joyce Sagita. 2015. Pengaruh


Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja dan
Disiplin Kerja Terhadap Kinerja
Pegawai Pada BAPPEDA Provinsi
Sulawesi Tengah. Tesis. Universitas
Tadulako. Palu
Pandji, 2006, Psikologi Kerja. Rineka Cipta.
Jakarta
Richard M, Steers. 1995. Efektivitas
Organisasi. Erlangga. Jakarta
Simamora, Henry, 1997, Manajemen
Sumber Daya Manusia, Edisi III. STIE
YKPN. Yogyakarta
Soejono, Imam. 1990. Teknik Memimpin
Pegawai dan Pekerja. Jaya Sakti.
Jakarta
Soehartono, Irawan. 2004. Metode
Penelitian Sosial. Remaja Rosdakarya.
Bandung
Siagian 1993. Manajemen Sumber daya
Manusia. Bumi Aksara. Jakarta
……….1997. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Bumi Aksara. Jakarta
Sidanti, Heni. 2015. Pengaruh Lingkungan
Kerja, Disiplin Kerja dan Motivasi
Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
Negeri Sipil di Sekretariat DPRD
Kabupaten Madiun, Jurnal Ilmiah Ilmu-
Ilmu Ekonomi dan Bisnis (JIBEKA).
Vol.9, No. 1
Sutarto, MA. 1998. Teknik Pemasaran dan
Ramalan Penjualan. Rineka Cipta.
Jakarta
Susanto. 1989. Manajemen Personalia.
Gunung Agung. Bandung
Tambunan, 1995. Kepemimpinan dan
Motivasi. Ghalia Indonesia. Jakarta
Terry, George R., 1993. Prinsip-prinsip
Manajemen. Bumi Aksara, Jakarta
Wursanto. 1994. Manajemen Kepegawaian.
Kanisius. Yogyakarta

16

Anda mungkin juga menyukai