Anda di halaman 1dari 6

Dalam suatu instansi sangat penting adanya kedisiplinan, dan tentunya harus

disadari oleh semua aparatur sipil negara. Mulai dari rajin ke kantor serta pulang

kantor tepat pada waktunya yang sering disebut dengan disiplin kerja.

Disiplin kerja merupakan salah satu aspek dalam sebuah sistem kerja yang

harus diperhatikan oleh sebuah organisasi atau lembaga untuk meningkatkan

prestasi atau produktivitas sebuah organisasi.

Dengan adanya disiplin yang tinggi dalam setiap pegawai, baik dalam

disipln waktu maupun disiplin kerja, diharapkan akan mampu mewujudkan

aparatur pemerintahan yang bermental baik, berwibawa serta dengan kedisiplinan

semangat pegawai dapat ditingkatkan. Sehubungan dengan itu telah ditetapkan

peraturan tentang disiplin pegawai yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun

2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Dalam peraturan tersebut memuat

segala kewajiban dan larangan serta sanksi yang diterima apabila kewajiban atau

larangan tersebut tidak ditaati.

Setelah dilakukan pembinaan tetapi tidak masuk kerja dan tidak menaati

ketentuan jam kerja, maka atasan langsungnya wajib menjatuhkan Hukuman

Disiplin berupa (Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin

Pegawai Negeri Sipil) :

I. Teguran Lisan bagi ASN yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah

selama 5 hari kerja.

II. Teguran Tertulis bagi ASN yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah

selama 6 hari sampai dengan 10 hari kerja.

2
III. Pernyataan Tidak Puas secara tertulis bagi ASN yang tidak masuk kerja

tanpa alasan yang sah selama 11 hari sampai dengan 15 hari kerja.

Ketiga jenis Hukuman Ringan tersebut harus diberikan secara bertahap /

berjenjang dengan perhitungan hari secara komulatif.

Sumber daya manusia dalam suatu  instansi merupakan faktor penting agar

instansi tersebut tetap unggul dan eksis selain dari faktor keuangan. Semua

instansi pasti mempunyai standar perilaku yang harus dilakukan dalam

hubungannya dengan pekerjaan, baik secara tertulis maupun tidak, dan

menginginkan para pegawai untuk mematuhinya sebagai upaya untuk

meningkatkan produktivitas, tetapi dalam kenyataannya sering terjadi pegawai

sebagai manusia mempunyai kelemahan, diantaranya masalah kedisiplinan. Oleh

karena itu, peningkatan disiplin menjadi bagian yang penting dalam manajemen

sumber daya manusia, sebagai faktor penting dalam peningkatan produktivitas.

Permasalahan yang muncul adalah bagaimanakah usaha yang dilakukan untuk

meningkatkan disiplin pegawai. 

Para ahli menyebutkan beberapa pendekatan untuk meningkatkan disiplin

yang meliputi disiplin preventif, korektif dan progresif. Disiplin preventif

merupakan tindakan yang dilakukan untuk mendorong karyawan menaati standar

dan peraturan sehingga tidak terjadi pelanggaran, atau bersifat mencegah tanpa

ada yang memaksakan yang pada akhirnya akan menciptakan disiplin diri. Untuk

mencapai tujuan ini, beberapa metode yang perlu dilakukan adalah pegawai

mengetahui serta memahami standar, standar harus jelas, melibatkan karyawan

dalam menyusun standar, standar atau aturan dinyatakan secara positif, bukan

3
negatif, dilakukan secara komprehensif yaitu melibatkan semua elemen yang ada

yang terkait dalam suatu instansi dan menyatakan bahwa standar dan aturan yang

dibuat tidak semata-mata untuk kepentingan orang yang membuat peraturan,

tetapi untuk kebaikan bersama.

Meskipun aturan dan standar sudah diketahui dan dipahami semua pegawai,

tidak tertutup kemungkinan adanya pelanggaran. Oleh karena itu perlu dilakukan

tindakan dalam bentuk disiplin korektif, yaitu tindakan yang dilakukan untuk

mencegah supaya tidak terulang kembali sehingga tidak terjadi pelanggaran pada

hari-hari selanjutnya. Untuk dapat mencapai tujuan ini tindakan (sering disebut

tindakan disipliner) harus berorientasi pada sifat mendidik, yang berarti

mengakibatkan terjadinya perubahan perilaku dengan cara bahwa tindakan

indisipliner harus menunjukan konsekuensi yang tidak baik bagi diri sendiri,

orang lain dan organisasi. Pengaruh negatif atas penerapan tindakan sanksi

korektif yang tidak benar akan berpengaruh terhadap kewibawaan manajerial yang

akan jadi menurun, demikian juga dalam tindakan sanksi korektif dalam tim yang

tidak benar dapat berakibat terhadap kurangnya partisipasi karyawan terhadap

organisasi, dimana kerja tim akan menjadi tidak bersemangat dalam

melaksanakan tugas kerja samanya, dan menjadi tercerai-berai karena kesalahan

tindakan disiplin tim.

Memberikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan yang sering disebut

dengan tindakan disiplin progresif, yaitu pengulangan kesalahan yang sama akan

mengakibatkan hukuman yang lebih berat. Tindakan indisipliner bisa dilakukan

4
melalui proses teguran lisan, teguran tertulis, skorsing dan sampai tingkat

pemecatan pegawai.

Selain itu berbagai aturan yang ditetapkan oleh suatu lembaga memiliki

peran yang sangat penting dalam menciptakan kedisiplinan agar para pegawai

dapat mematuhi dan melaksanakan peraturan tersebut.

Pegawai yang ada di Dinas Pemuda dan Olahraga ini memang tidak cukup

banyak dibandingkan dengan instansi lain, tetapi masih banyak juga yang tidak

mengetahui apa yang harus dikerjakan jika berada dikantor, dalam arti kata lain

pegawai di Dinas Pemuda dan Olahraga ini masih banyak yang tidak mempunyai

pekerjaan tetap dikantor jadi membuat pegawai yang tidak mempunyai pekerjaan

itu merasa malas untuk berada dikantor dan memustuskan untuk pulang sebelum

istirahat dan pulang sebelum jam pulang kantor.

Pegawai yang tidak mempunyai pekerjaan saat dikantor merasa tidak terlalu

dibutuhkan sebab pegawai yang mempunyai pekerjaan tidak membagi pekerjaan

yang dikerjakan sehingga pegawai yang tidak mempunyai pekerjaan tersebut tidak

nyaman berada dilingkungan kantor.

Permasalahan tersebut juga didukung oleh kualitas manajemen sumber daya

manusia yang kurang baik sehingga membuat banyaknya pegawai yang dari daftar

hadirnya tertulis izin, sakit, dan tanpa keterangan (alfa). Ada pula yang jarang

datang apel pagi ataupun apel siang. Permasalahan ini terjadi pada bulan februari

sampai maret.

Berdasarkan pemaparan mengenai situasi sekarang ini di Dinas Pemuda dan

Olahraga., maka penulis merasa perlu mengadakan sebuah penelitian mengenai

5
Disiplin Kerja di Dinas Pemuda dan Olahraga., Oleh karena itu penulis memilih

menulis skripsi dengan judul “Pengaruh Kualitas Manajemen Sumber Daya

Manusia Terhadap Penerapan Disiplin Kerja Pegawai Pada Dinas Pemuda

dan Olahraga Kabupaten Bone”.

B. Rumusan Masalah

Masih cukup banyak terjadi kesenjangan yang kurang sesuai dengan

idealisme, masih ada beberapa kelemahan yang masih ditunjukkan oleh pegawai

dimana mereka kurang termotivasi dengan pekerjaannya. Hal ini yang perlu

mendapat perhatian serius dari pimpinan lembaga agar dapat sedini mungkin

mencegah dan berupaya meningkatkan kualitas manajemen sumber daya manusia

yang ada di Dinas Pemuda dan Olahraga.

Berhubungan dengan ini, permasalahan yang timbul maka perlu dilakukan

pengkajian terkait dengan:

Bagaimana Pengaruh Kualitas Manajemen Sumber Daya Manusia Terhadap

Penerapan Disiplin Kerja Pegawai Pada Dinas Pemuda Dan Olahraga Kabupaten

Bone?

C. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan pokok permasalahan, maka tujuan yang hendak dicapai

dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas manajemen

sumber daya manusia terhadap penerapan disiplin kerja pegawai pada Dinas

Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bone.

6
D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dalam tataran praktis dan

akademik, sebagai berikut :

a. Manfaat Akademik

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan dalam

memperluas kajian penelitian lebih lanjut bagi pengembangan

ilmu administrasi, khususnya manajemen sumber daya manusia

terkait dengan kedisiplinan PNS.

b. Manfaat Praktis

Untuk menjadikan bahan masukan sebagai penunjang

meningkatkan disiplin kerja pegawai pada kantor Dinas Pemuda

dan Olahraga Kabupaten Bone, serta dapat digunakan sebagai

referensi bagi peneliti berikutnya untuk mempermudah dalam

pengembangan hasil penelitian ini kemudian hari.

Anda mungkin juga menyukai