Anda di halaman 1dari 103

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hakekat hidup manusia adalah berusaha untuk memehuhi kebutuhannya

dan mungkin mencapai tingkat kepuasan tertentu. Dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya manusia senantiasa membutuhkan bantuan atau kerja sama dengan

orang lain baik secara langsung. Setiap organisasi yang ingin berhasil mencapai

tujuan memerlukan tenaga-tenaga yang memiliki keterampilan dan kemampuan

dalam hal bekerja. Untuk itu pimpinan organisasi dituntut untuk memenuhi

keberadaan bawahannya. Karena perilaku yang akan diwujudkan cenderung

diwarnai oleh hakekat tujuan yang dicapai meskipun pada dasarnya yang

bersangkutan tidak menyadari adanya ikatan antara tujuan organisasi yang di

tuntut dari padanya. Perwujudan perilaku seseorang dalam organisasi biasanya

berupa tindakan-tindakan yang mempengaruhi sikap dan tingkah lakunya dalam

menjalankan tugas yang diembannya. Dalam kaitan ini, faktor disiplin dipandang

sebagai suatu aspek yang penting karena melalui disiplin ini dapat diciptakan

kesadaran dari setiap anggota organisasi terhadap eksistensinya serta konstribusi

yang dituntut kepadanya dalam rangka mencapai tujuan organisasi dan

pribadinya.

Sehubungan dengan uraian tersebut diatas, maka usaha-usaha pemerintah

untuk membina disiplin Pegawai Negeri Sipil cukup banyak cara dan ragamnya,

1
2

sebanyak aturan-aturan yang menyangkut Pegawai Negeri Sipil itu sendiri. Oleh

karena landasan disiplin aturan yang ada, maka usaha yang pertama dilakukan

adalah membina moral Pegawai Negeri Sipil pada saat diangkat sebagai pegawai

dengan jalan mengucapkan sumpah atau janji.

Hal ini ditetapkan dalam peraturan pemerintah No. 21 Tahun 1975 sebagai

pelaksana pasal 28 ayat 1 dan Undang-Undang No.8 Tahun 1974.

Ikatan moral menegaskan bahwa disiplin memang merupakan suatu usaha yang

sangat manusiawi oleh karena diawali dengan menyentuh hati nurani guna

mencapai kesadaran yang tinggi dan penuh dengan pengertian. Akan tetapi ikatan

disiplin secara moral itu dalam beberapa hal sebelum mencapai tujuan,

menegakkan disiplin bagi sebagian Pegawai Negeri Sipil oleh karena itu guna

melengkapi usaha-usaha secara moralitas itu, perlu dikeluarkan aturan secara

rasional formal disertai sanksi hukuman bagi mereka yang melalaikan atau

melanggar.

Aturan disiplin Pegawai Negeri Sipil secara lengkap telah dituangkan

dalam peraturan pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 sebagai pelaksana atas

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974. Sadar akan betapa pentingnya Pegawai

Negeri, dalam hal ini adalah Pegawai pada Sekretariat Dewan DPRD Kabupaten

Balangan, maka sangat disayangkan karena pada kenyataannya pemanfaatan

tenaga kerja para pegawai selaku sumber daya manusia pada Sekretariat DPRD

Kabupaten Balangan belum optimal.


3

Sekretariar DPRD Kabupaten Balangan merupakan suatu instansi yang

dipimpin oleh Sekretaris Dewan dalam menjalankan suatu organisasi dalam

pemerintahan termasuk pada Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan, Sekretaris

Dewan dipimpin oleh Ketua DPRD Kabupaten Balangan, dan menjalankan tugas

– tugas yang diperintahkan oleh Anggota DPRD Kabupaten Balangan dan

menyiapkan segala hal yang bersangkutan dengan DPRD Kabupaten Balangan,

Fungsi Sekretaris Dewan dalam organisasi untuk memotivasi pegawai,

yaitu proses pemberian kegairahan kerja pada setiap anggota organisasi, sehingga

ada kerelaan dan semangat dalam melaksanakan tugas – tugasnya dan tercapainya

tujuan organisasi, untuk memotivasi organisasi tidaklah cukup hanya dengan

menawarkan mereka dengan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan yang

penting, tetapi mereka termotivasi karena merasa yakin bahwa mereka memiliki

kemampuan memperoleh imbalan. Ada beberapa macam motivasi yang telah

diberikan dan juga fasilitas penunjang dalam pelaksanaan kegiatan Pegawai di

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Balangan

dalam melaksanakan tugasnya tetapi masih ada pegawai yang masih kurang puas

sehingga pegawai tersebut kurang bergairah untuk bekerja sehingga pekerjaan

yang dibebankan kepada mereka tidak terselesaikan dengan apa yang telah

direncanakan dan ditetapkan sebelumnya.

Meskipun banyak faktor yang turut berpengaruh terhadap efektifitas

kinerja pegawai namun salah satu faktor yang diduga memberikan pengaruh

cukup besar adalah disiplin kerja pegawai. Hal tersebut sangat mempengaruhi
4

kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya. untuk melakukan

penelitian lebih lanjut.

Permasalahan yang penulis temukan pada tempat penelitian adalah masih adanya

pegawai yang tidak tepat waktu pada saat masuk serta pulang dari kantor,

kurangnya kesadaran akan kedisiplinan, keterbatasan dan kurangnya Sumber

Daya Manusia yang berkualitas, dan keterbatasan sarana dan prasarana yang

dimiliki untuk menunjang kegiatan kantor tersebut. Oleh karena itu masalah ini

menarik perhatian penulis untuk diteliti lebih lanjut dan akan dituangkan dalam

sebuah skripsi dengan judul “Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai

Negeri Sipil (PNS) pada Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan”.

B. Masalah Penelitian

1. Fokus Penelitian

Sesuai dengan latar belakang masalah diatas, dengan keterbatasan waktu

dan kemampuan peneliti maka peneliti membatasi dan fokus untuk meneliti objek

permasalahan di Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan yaitu tentang “Pengaruh

Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Sekretariat

DPRD Kabupaten Balangan”.

2. Ruang Lingkup

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil objek penelitian pada lingkup

Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan. Adapun ruang lingkup yang akan dibahas

dalam penelitian ini adalah hanya pada variabel-variabel yang berkaitan dengan
5

disiplin kerja pegawai yang secara langsung dapat meningkatkan kinerja pegawai

sehingga menjadikan Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan sebagai instansi

yang berkualitas dengan pegawai yang memiliki disiplin kerja yang tinggi.

3. Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang akan dirumuskan dalam penelitian ini adalah

meliputi :

1. Bagaimana pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai pada

Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan ?

2. Faktor – faktor apa yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan disiplin

kerja pegawai pada Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan ?

3. Upaya apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja pegawai pada

Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan ?

C. Kegunaan Hasil Penelitian

Adapun kegunaan hasil dari penelitian ini adalah :

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan ilmiah

yang dapat berguna untuk bahan kajian atau informasi bagi pihak-pihak

yang membutuhkan.

2. Penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah ilmu pengetahuan dan

wawasan tentang pengaruh disiplin kerja pegawai terhadap kinerja

pegawai pada Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan.

3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan menambah referensi

perpustakaan di STIE ISM Tangerang.


6

4. Sebagai sumbangan pemikiran bagi Pimpinan untuk mengambil kebijakan

tentang upaya meningkatkan kinerja pegawai yang bekerja di Sekretariat

DPRD Kabupaten Balangan.


7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan

penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam

mengkaji penelitian yang dilakukan.

Rujukan penelitian pertama yaitu seperti yang ditulis oleh Pujiyanti &

Isroah (2012) dalam penelitiannya berjudul Pengaruh Motivasi Kerja Dan Disiplin

Kerja terhadap Kinerja Guru SMA NEGERI 1 Ciamis. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru, pengaruh

disiplin kerja terhadap kinerja guru, dan pengaruh motivasi kerja dan disiplin

kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan disiplin kerja

terhadap kinerja guru dan terdapat 9 ( sembilan ) pengaruh positif dan signifikan

motivasi kerja dan disiplin kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru

Sedangkan rujukan kedua menurut Azar Sariah (2017) dalam

penelitiannya berjudul Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja

Karyawan Pabrik Kelapa Sawit PT. Multimas Nabati Asahan, hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa disiplin kerja berpengaruh positif terhadap prestasi kerja

karyawan di PKS PT. Multimas Nabati Asahan.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan sekarang terletak pada judul

dimana penelitian sekarang adalah tentang “Pengaruh Disiplin Kerja terhadap

7
8

Kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Sekretariat DPRD Kabupaten

Balangan”.

B. Disiplin Kerja

Disiplin berasal dari kata disciple, yang berarti latihan atau pendidikan

kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat seseorang menuju kearah

yang lebih baik. Dalam hal ini menemukan pada bantuan dari karyawan untuk

mengembangkan sikap yang layak terhadap pekerjaannya.

“Disiplin merupakan bentuk pelatihan yang menegakkan peraturan-

peraturan perusahaan dimana karyawan bekerja” (Mathis, 2000: 314).

Disiplin kerja menurut Sastrohadiwiryo adalah suatu sikap menghormati,


menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang
tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak
untuk menerima sanksi-sanksinya apabila dia melanggar tugas dan wewenang
yang diberikan kepadanya. Disiplin memegang peranan penting dalam rangka
meningkatkan produktivitas kerja karyawan, peningkatan disiplin kerja akan
diikuti dengan peningkatan produktivitas kerja. (2002:297).

Kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu organisasi perusahaan. Tanpa

dukungan disiplin karyawan yang baik, sulit perusahaan untuk mewujudkan

tujuannya. (Hasibuan, 2009:194).

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa disiplin

kerja adalah sikap karyawan untuk berperilaku sesuai dengan peraturan yang telah

ditetapkan dimana dia bekerja, sedangkan tindakan disiplin itu sendiri adalah

pengurangan yang dipaksakan oleh pimpinan terhadap imbalan yang diberikan

oleh organisasi karena adanya suatu kasus tertentu. Tindakan disiplin ini tidak

termasuk pemberhentian sementara atau penurunan jumlah tenaga kerja yang


9

disebabkan oleh pengurangan anggaran atau produktivitas atau pelanggaran-

pelanggaran aturan instansi.

1. Pelaksanaan dan Penetapan Disiplin

Untuk mengkondisikan karyawan perusahaan agar bisa melaksanakan

tindakan disiplin maka terdapat beberapa prinsip pendisiplinan (Heidjracman,

dkk, 2002: 241).

a. Pendisiplinan dilakukan secara pribadi

Pendisiplinan ini dilakukan dengan menghindari menegur kesalahan di

depan orang banyak agar karyawan yang bersangkutan tidak merasa malu

dan sakit hati. Hal ini akan memalukan bawahan yang ditegur (meskipun

mungkin memang benar bersalah) sehingga bisa menimbulkan rasa

dendam.

b. Pendisiplinan harus bersifat membangun

Dalam pendisiplinan ini selain menunjukkan kesalahan yang telah

dilakukan oleh karyawan haruslah diikuti dengan petunjuk cara

pemecahannya yang bersifat membangun, sehingga karyawan tidak

merasa bingung dalam menghadapi kesalahan yang telah dilakukan dan

dapat memperbaiki kesalahan tersebut.

c. Pendisiplinan dilakukan secara langsung dengan segera

Suatu tindakan dilakukan dengan segera setelah terbukti bahwa karyawan

telah melakukan kesalahan sehingga karyawan dapat mengubah sikapnya

secepat mungkin.
10

d. Keadilan dalam pendisiplinan

Dalam tindakan pendisiplinan dilakukan secara adil tanpa pilih kasih,

siapapun yang telah melakukan kesalahan harus mendapatkan tindakan

disiplin secara adil tanpa membeda-bedakan. Pimpinan hendaknya tidak

melakukan pendisiplinan sewaktu karyawanabsen, pendisiplinan

hendaknya dilakukan dihadapan karyawan yang bersangkutan secara

pribadi agar dia tahu telah melakukan kesalahan.

e. Setelah pendisiplinan hendaknya wajar kembali

Sikap wajar hendaklah dilakukan pemimpin terhadap karyawan yang

telah melakukan kesalahan tersebut, sehingga proses kerja dapat berjalan

lancar kembali dan tidak kaku dalam bersikap. Salah satu syarat agar

ditumbuhkan disiplin dalam lingkungan kerja adalah adanya pembagian

pekerjaan yang tuntas sampai kepada karyawan atau pekerjaan yang

paling bawah, sehingga setiap orang tahu dengan sadar apa tugasnya,

bagaimana melakukannya, kapan pekerjaan dimulai dan kapan

diselesaikan, seperti apa hasil kerja yang disyaratkan dan kepada siapa ia

mempertanggung jawabkan hasil pekerjaan itu. Disiplin harus dipelihara

dalam lingkungan kerja. Penetapan tindakan disiplin dalam perusahaan

sangatlah penting, karena sistem tindakan disiplin dan prosedur-prosedur

yang diperlukan untuk proteksi terhadap hak-hak prosedural dari

karyawan.
11

“Tindakan disiplin adalah langkah terakhir dalam mengawasi karyawan

karena tindakan disiplin itu menandakan adanya kegagalan untuk saling

menyesuaikan dengan kontrak” (Gomes, 2002: 233).

2. Tingkat dan Jenis Sanksi Disiplin

Menurut Sastrohadiwiryo, “Tujuan utama mengadakan sanksi disiplin


kerja bagi karyawan yang melanggar norma-norma perusahaan adalah
memperbaiki dan mendidik para karyawan yang melakukan pelanggaran disiplin.
Sanksi atas pelanggaran disiplin yang dijatuhkan haruslah setimpal dengan
pelanggaran disiplin yang dilakukan sehingga secara adil dapat diterima”
(2001:293).

Pada umumnya sebagai pegangan manajer meskipun tidak mutlak, tingkat

dan jenis sanksi disiplin kerja terdiri atas sanksi disiplin berat, sanksi disiplin

sedang, dan sanksi disiplin ringan.

a. Sanksi Disiplin Berat

Sanksi disiplin berat misalnya dengan memberikan tingkat jabatan yang

setingkat lebih rendah dari jabatan/pekerjaan yang diberikan sebelumnya,

pembebasan dari jabatan/pekerjaan untuk dijadikan sebagai karyawan

biasa bagi yang memegang jabatan, pemutusan hubungan kerja dengan

hormat atas permintaan sendiri karyawan yang bersangkutan atau

pemutusan hubungan kerja tidak dengan hormat sebagai karyawan di

perusahaan.

b. Sanksi Disiplin Sedang

Sanksi disiplin sedang misalnya dengan memberikan penundaan

pemberian kompensasi yang sebelumnya telah dirancang sebagaimana

karyawan lainnya, penurunan upah sebesar satu kali upah yang biasanya
12

diberikan, harian, mingguan, atau bulanan, penundaan program promosi

bagi karyawan yang bersangkutan pada jabatan yang lebih tinggi.

c. Sanksi Disiplin Ringan

Sanksi disiplin ringan misalnya dengan memberikan teguran lisan kepada

karyawan yang bersangkutan, teguran tertulis, pernyataan tidak puas

secara tertulis.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja

Dalam pendisiplinan kerja ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan :

a. Pembagian tugas dan pekerjaan telah dibuat lengkap dan dapat diketahui

dengan sadar oleh para pekerja.

b. Adanya petunjuk kerja yang singkat, sederhana dan lengkap.

c. Kesadaran setiap pekerjaan terhadap suatu tugas atau pekerjaan yang

menjadi tanggung jawabnya.

d. Perlakuan adil terhadap setiap penyimpangan oleh manajer.

e. Adanya kesadaran para pekerja bahwa akibat dari kecerobohan atau

kelalaian dapat merugikan organisasi dan dirinya serta ada kemungkinan

membahayakan orang lain (Haidjrachman, dkk, 2002: 241).

Disiplin kerja merupakan alat yang digunakan para peimpin untuk

berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu

perilaku serta sebagai upaya entuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan

seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang

berlaku.
13

Disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri

karyawan terhadap peraturan atau ketetapan yang ada dalam perusahaan. Dengan

demikian bila peraturan atau ketetapan yang ada dalam perusahaan itu diabaikan

atau sering dilanggar maka karyawan mempunyai disiplin kerja yang buruk.

C. Kinerja

1. Pengertian Kinerja

Kinerja lebih dari sekedar prestasi kerja. Kinerja tidak lain adalah

tampilan kerja yang merupakan hasil dari implementasi dan praktik latihan kerja

sejak awal masuk kerja hingga saat ini. Performance atau kinerja adalah hasil

kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi

sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing.dalam rangka

upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar

hukum dan seseuai moral ataupun etika (Prawirasentono, 1999:2).

Faktor penentu hasil kerja yang utama adalah kemampuan dan keauan

serta lingkungan atau sistem kerja yang menunjang. Penilaian kemampuan

(potensi) merupakan syarat utama yang diperoleh dari hasil seleksi dan

penempatan guna dipakai sebagai sumber data awal sebelum dilakukan penilaian

kinerja. Setelah itu seyogyanya diukur pula tingkat motivasi kerja selama

melaksanakan tugas yang diemban oleh karyawan. Dalam praktik kerja pada

umumnya faktor potensi kerja relatif stabil sedangkan faktor motivasi kerja

relaatif fluktuaktof tergantung situasi. Namun tidak menutup kemungkinan faktor

motivasi juga dapat mempengaruhi faktor potensi atau dapat juga terjadi
14

sebaliknya. Oleh karena itu selain diidentitifikasi dan dipantau selalu

perkembangan faktor potensi dan motivasi kerja perlu dilakuka pula analisis

terhadap faktor lingkungan dan sistem kerja yang diterapkan dan berlaku idi

perusahaaan. Besar kemungkinan pula analisis terhadap faktor lingkungan atau

sitem kerja yang diterapkan dan berlaku di perusahaan Besar kemungkina pula

faktor lingkungan atau sistem kerja berpengaruh terhadap faktor potensi dan

motivasi kerja. Namun perlu dicatat bahwasanya karyawan dan pimpinan menjadi

pusat dan sumber pengaruh terhadap lingkungan atau sistem kerja yang dibangun

sekaligus berdampak pada kinerja pribadi dan perusahaan. Atas dasar asumsi

tersebut rancangan penilaian kinerja (performance appraisal) seyogyanga

berdasarkan pada keterlibatan semua pihak yang terkait agar lebih tepat sasaran

dan hemat biaya.

Laporan Penilaian Pelaksanaaan Pekerjan (LP3} atau Performance

Appraisal memiliki banyak istilah lain, antara lain : Penlaian Karya,Penilaian

Prestasi, dan Penilaian Unjuk Kerja, yaitu suatu uraian penilaian secara rinci dan

sistematik tentang kemampuan dan kekuatan seseorang baik di dalam maupun

diantara orang lainnya (Asnawi:141).

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat ditafsirkan bahwa

kinerja pegawai erat kaitannya dengan hasil pekerjaan seseorang dalam suatu

organisasi, hasil pekerjaan tersebut dapat menyangkut kualitas, kuantitas, dan

ketepatan waktu. Kinerja pegawai tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan dan

keahlian dalam bekerja, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh kinerjanya.


15

2. Faktor – Faktor yang mempengaruhi Pencapaian Kinerja

Menurut Keith Davis dalam A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2006:13)

terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja faktor tersebut

berasal dari faktor kemampuan, motivasi, individu, serta lingkungan organisasi.

Berdasarkan hal tersebut maka akan dijelaskan sebagai berikut :

a. Faktor Kemampuan

Faktor kemampuan (ability) terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan

kemampuan relity (knowledge+ skill). Artinya, pimpinan dan karyawan yang

memiliki IQ diatas rata – rata (IQ 110 – 120) apalagi IQ superior, very

superior,gified dan genius dengan pendidikan yang memadai untuk jabatanya dan

terampil dalam mengerjakan pekerjaannya sehari – hari, maka akan mudah

mencapai kinerja yang maksimal. Peran kinerja sangat menentukanbagi

terwujudnya tujuan pemerintah,tetapi untuk memimpin manusia merupakan hal

yang cukup sulit. Tenaga kerja selain diharapkan mampu, cakap dan terampil,

juga hendaknya berkemauan dan mempunyai kesungguhan untuk bekerja efektif

dan efisien. Kemampuan dan kecakapan akan kurang berarti jika tidak diikuti oleh

moral kerja dan kedisiplinan pegawai dalam mewujudkan tujuan.

b. Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) pegawai dalam menghadapi

situasi kerja di perusahaan (situasion). Motivasi merupakan kondisi atau energi

yang menggerakan diri pegawai yang terarah atau tertuju untuk mencapai

organisasi pemerintahan. Sikap mental pegawai yang pro dan aktif terhadap

situasi kerja untuk mencapai kinerja yang maksimal.


16

Menurut Motivasi Keith Davis yang dikutip A. A Anwar Mangkunegara,

(2006:14) Motivasi diartikan suatu sikap (attitude) pimpinan dan pegawai

terhadap situasi kerja (situation) dilingkungan organisasinya. Mereka yang

bersikap positif (pro) terhadap situasi kerjanya akan menunjukan motivasi kerja

tinggi dan sebaliknya jika mereka bersikap negatif (kontra) terhadap situasi kerja

akan menunjukan kerja yang rendah, situasi kerja yang dimaksud mencakup

antara lain hubungan kerja, fasilitas kerja, kebijakan pimpinan, pola

kepemimpinan kerja dan kondisi kerja.

Motivasi dalam arti bagaimana anggota organisasi menafsirkan

lingkungan kerja mereka. Vitalitas kerja yang ditujukan kepada seorang pekerja

didasari atas faktor – faktor apa yang memberi andil dan berkaitan dengan efek

negatif terhadap vitalitas seseorang serta apa yang menimbulkan kegairahan

dalam bekerja.

c. Faktor individu

Dengan adanya integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisik maka

individu tersebut memiliki konsentrasi yang baik ini merupakan modal utama

individu manusia untuk mampu mengelola dan mendayagunakan potensi dirinya

secara optimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas kerja sehari – hari

dalam mencapai tujuan organisasi. Dengan kata lain, tanpa adanya konsentrasi

yang baik dari individu dalam bekerja, maka mimpi pemimpin mengharapkan

mereka dapat bekerja produktif dalam mencapai tujuan organisasi, yaitu

kecerdasan pikiran atau Inteligensi Quotiont (IQ) dan kecerdasan emosi atau

Emotional Quotion (EQ).


17

d. Faktor Lingkungan Organisasi

Menurut William Stern yang dikutip A. A Anwar Mangkunegara (2006:

17) faktor lingkungan kerja organisasi kerja sangat menunjang bagi individu

dalam mencapai prestasi kerja. Faktor lingkungan organisasi yang dimaksud

antara lain uraian jabatan yang jelas, autoritas yang memadai, target kerja yang

menantang.

Pola komunikasi kerja yang efektif, hubungan kerja harmonis, iklim kerja

respek dan dinamis, peluang berkarir dan fasilitas kerja yang relatif memadai.

Sekalipun, jika faktor lingkungan organisasi kurang menunjang, maka bagi

individu yang memiliki tingkat kecerdasan pikiran memadai dengan tingkat

kecerdasan emosi baik, sebenarnya ia tetap berprestasi dalam bekerja. Hal ini bagi

individu tersebut, lingkungan organisasi itu dapat diubah dan bahkan dapat

diciptakan oleh dirinya serta merupakan pemacu (pemotivator), tantangan bagi

dirinya dalam berprestasi di organisasi.

3. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja karyawan mencakup sejumlah aspek teknis yang perlu

dipahami oleh seluruh manager dan karyawan, dan bahwa penilaian kinerja bukan

merupakan wahana untuk menjalin kedekatan demi keuntungan pribadi atau

sebaliknya, yaitu menjdi wahan untuk memperlakukan seseorang secara tidak

adil, menghakimi, atau menjatuhkan karir karyawan. Guna menghasilkan potret

yang apa adanya secara utuh, proses penilaian kinerja karyawan hendaknya

dilakukan secara terbuka, jujur dan objektif Dengan demikian hasilnya dapat
18

diterima oleh karyawan yang dinilai danhasil ini akan mampu memberi arahan

yang jelas dan tepat tentang tindak lanjut yang perlu dilakukan manajemen guna

meningkatkan kinerja karyawan yang dinilai rendah atau belum memenuhi

standar yang telah ditentukan.

Selanjutnya Munasef memberikan definisi pegawai sebagai pekerjaan

atau worker adalah, “ Mereka yang secara sama langsung digerakan oleh seorang

manajer untuk bertindak sebagai pelaksana yang akan menyelenggarakan

pekerjaan sehingga menghasilkan karya – karya yang diharapkan dalam usaha

pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

D. Pegawai

1. Definisi Pegawai

A.W. Widjaja berpendapat bahwa, “Pegawai adalah merupakan tenaga

kerja manusia jasmaniah maupun rohaniah (mental dan fikiran) yang senantiasa

dibutuhkan dan oleh karena itu menjadi salah satu modal pokok dalam usaha kerja

sama untuk menjadi tujuan tertentu (organisasi)”.

Hal ini sesuai dengan pendapat Musanef yang mengatakan bahwa,

Pegawai adalah orang – orang yang melakukan pekerjaan dengan mendapatkan

imbalan jasa berupa gaji dan tunjangan dari pemerintah atau badan swasta.

(Musanef 2005:5)

Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa pegawai merupakan modal

pokok dalam suatu organisasi, baik itu organisasi pemerintahan maupun

organisasi swasta. Dikatakan bahwa pegawai merupakan modal pokok dalam


19

suatu organisasi karena berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mencapai

tujuannya tergantung pada pegawai yang memimpin dalam melaksanakan tugas –

tugas yang ada dalam organisasi tersebut. Pegawai yang telah memberikan tenaga

maupun pikirannya dalam melaksanakan tugas ataupun pekerjaan, baik itu

organisasi pemerintah maupun organisasi swasta akan mendapat imbalan sebagai

balas jasa atas pekerjaan yang telah dikerjakan.

2. Jenis-jenis Pegawai Negeri

Adapun jenis Pegawai Negeri berdasarkan Undang – undang Nomor 43

Tahun 1999 Pasal 2 adalah :

a. Pegawai Negeri terdiri dari :

1) Pegawai Negeri Sipil;

2) Anggota Tentara Nasional Indonesia; dan

3) Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.

b. Pegawai Negeri Sipil terdiri dari :

1) Pegawai Negeri Sipil Pusat; dan

2) Pegawai Negeri Sipil Daerah.

Berdasarkan Pasal 3 ayat (1) Undang – undang Nomor 43 Tahun 1999

dijelaskan bahwa Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur negara

yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara

profesional, jujur, adil dan merata dalam penyelenggaraan tugas Negara,

pemerintahan dan pembangunan.


20

Pegawai Negeri Sipil atau civil servant merupakan salah satu organ

penting bagi eksistensi suatu negara, keberadaan Pegawai Negeri Sipil selain

sebagai bagian dari eksekutif juga terdapat pada organ – organ kenegaraan lainnya

seperti lembaga yudikatif maupun lembaga legislatif. Walaupun banyak predikat

negatif disandangkan kepada PNS namun masih banyak PNS dengan jiwa

pengabdianya dan komitmen yang tinggi tetap melakukan tugasnya dengan sangat

baik dan terpuji bahkan rela untuk menyelesaikan tugasnya terpaksa harus bekerja

sampai larut malam untuk melakukan pelayanan kepada masyarakat.

Sebagai Unsur Aparatur Negara mengandung pengertian bahwa PNS

merupakan sebagian dari Aparatur Negara secara keseluruhan. Sebagai Abdi

Negara mengandung pengertian bahwa PNS harus selalu melaksanakan tugas –

tugas negara dan mendahulukan kepentingan negara diatas kepentingan pribadi

atau golongan Abdi Masyarakat mengandung pengertian bahwa dalam

melaksanakan tugas PNS harus tetap berusaha melayani kepentingan masyarakat

memperlancar segala urusan anggota masyarakat.


21

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini antara lain :

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja

Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan.

2. Untuk mengetahui faktor – faktor apa yang menjadi penghambat dalam

pelaksanaan disiplin kerja PNS pada Sekretariat DPRD Kabupaten

Balangan.

3. Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan

kinerja PNS pada Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kantor Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Kabupaten Balangan yang beralamat di Jalan A. Yani KM 2,5 Kelurahan

Batu Piring Kecamatan Paringin Selatan Kabupaten Balangan.

C. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Data

yang disusun berdasarkan pada hasil penelitian dengan menelaah atau

21
22

mengumpulkan data dan informasi yang diperoleh untuk mendapatkan gambaran

yang lebih jelas tentang objek penelitian yang telah ditetapkan.

Menurut David William (1995) bahwa penelitian kualitatif adalah

pengumpulan data pada suatu latar ilmiah dengan menggunakan metode alamiah

dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alaamiah. Jelas definisi

ini memberikan gambaran bahwa penelitian kualitatif mengutamakan latar

alamiah, metode alamiah dan dilakukan oleh orang yang mempunyai perhatian

alamiah.

Bogdan dan Taylor ( 1975:5) mendefinisikan metodologi kuaitatif sebagai

prosuder penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Sejalan dengan

definisi tersebut, Kirk dan Miller (1986:9) mendefinisikan bahwa penelitian

kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara

fundamental bergantung dari pengaamatan pada manusia baik dalam kaasannya

mauoun dalam peristilahannya.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif

adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subjek penelitaian misalnya perilaku, persepsi, motovasi, tindakan

dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

berbgaai metode ilmiah.


23

2. Tipe Penelitian

Tipe Penelitian yang digunakan penulis adalah dengan menggunakan tipe

penelitian deskriptif kualitatif yaitu, suatu penelitian yang menggambarkan dan

menjelaskan mengenai suatu kejadian sebenarnya sehingga dapat diambil

kesimpulan sebagai pemecahan masalah. Dengan demikian peneliti berusaha

untuk menggamabarkan atau endeskripsikan suatu fenomena tentang sifat-sifat

individu, keadaan gejala dari kelompok-kelompok tertentu. Hanya bagian-bagian

tertentu yang diuraikan pada penelitian ini, terutama yang berkaitan dengan

disiplin kerja pegawai dan kinerja pegawai pada Sekretariat Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Kabupaten Balangan serta hubungan antara keduanya.

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yanh mempunyai kualitas dam karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2001:90).

Populasi dalam penelitian ini keseluruhan objek adalah seluruh

karyawan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Balangan

yang berjumlah sebanyak 23 orang.Pegawai Negeri Sipil..

b. Sampel

Adapun sampel menurut Sogiyono, adalah sebagian dari jumlah dan

kerakteristik yang dimiliki oleh populasi, yang mewakili karekteristik dari

populasi. Dalam penelitian ini sampel penelitian yang diambil adalah pegawai
24

pada Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan adalah sebanyak 8 orang. Pemilihan

sampel menggunakan teknik random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel

secara acak.

TABEL 3.1

SAMPEL PENELITIAN

NO KETERANGAN BANYAK

1. Sekretaris DPRD 1

2. Kabag Perundang-Undangan, Persidangan 1

Rapat Dan Risalah

3. Kabag Umum Dan Kepegawaian 1

4. Staf TU & Kepegawaian 1

5. Kasubbag Humas Dan Protokol 1

6. Kasubbag Persidangan Rapat & Risalah 1

7. Kasubbag Hukum Dan Perundang- 1

Undangan

8 Kasubbag Umum dan Kepegawaian 1

Jumlah 8
25

4. Data dan Sumber Data

Sumber data adalah tempat atau asal data yang akan dipergunakan dalam

penelitian ini diperoleh. Adapun jenis dan sumber data dalam penelitian ini yaitu :

a. Data primer merupakan data asli yang memuat informasi atau data yang

langsung diperoleh dengan menggunakan pedoman wawancara dari

sumber informasi yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Kantor

Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan.

b. Data sekunder merupakan data pendukung yang diperoleh tidak secara

langsung dari informasi yaitu melalui dokumen, laporan – laporan dan

sumber lainnya yang diperoleh dari Sekretariat DPRD Kabupaten

Balangan.

5. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu :

a. Variabel displin kerja pegawai pada kantor Sekretariat DPRD Kabupaten

Balangan.

b. Variabel kinerja pegawai pada kantor Sekretariat DPRD Kabupaten

Balangan.

Dengan demikian jelas bahwa disiplin kerja sangat berperan penting dalam

mempengaruhi peningkatan kinerja pegawai karena saling berpengaruh satu sama

lainnya dalam hal menjalankan tugas dan pekerjaan.


26

6. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian untuk variabel disiplin kerja meliputi : loyalitas,

sikap, semangat kerja, dan kedisiplinan. Sedangkan instrumen untuk kinerja

meliputi : sikap mental, pendidikan, keterampilan, kepemimpinan, kedewasaan,

komunikasi, sarana prasarana dan kesempatan berpartisipasi. Untuk lebih jelasnya

tentang instrumen penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

TABEL 3.2

VARIABEL, INSTRUMEN DAN INDIKATOR PENELITIAN

NO VARIABEL INSTRUMEN INDIKATOR

1 Disiplin Kerja  Loyalitas - Ketaatan

 Sikap - Perbuatan/Perilaku

 Semangat Kerja - Pemberian Motivasi

 Kedisplinan - Ketepatan waktu

2 Kinerja  Sikap Mental - Disiplin


- Etika Kerja

 Pendidikan - Tingkat pendidikan


- Pelatihan kerja

 Keterampilan - Keahlian
27

 Kepemimpinan - Perilaku Pimpinan

- Pengalaman Kerja
 Kedewasaan
- Masa Kerja

 Komunikasi - Hubungan Kerja

 Sarana dan
- Pemberian Fasilitas
Prasarana

 Kesempatan
Berpartisipasi - Promosi Jabatan

D. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

Penelitian dilakukan dengan mngumpulkan data yang dilakukan untuk

kepentingan analisi dan pembahasan hasil penelitian dibedakan ke dalam dua

bagian yatu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari sumbenya

langsung, diantaranya pimpinan, kepala bagian dan staf pegawai. Sedangkan data

sekunder didapat dari pengamatan peneliti secara langsung.

1. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :

a. Observasi

Yaitu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan secara

langsung pada objek yang akan diteliti dan dimaksudkan untuk memperoleh
28

gambaran yang jelas mengenai hal-hal yang ada kaitannya dengan kedisplinan

pegawai serta usaha dalam meningkatkan kinerja pegawai.

b. Wawancara

Yaitu suatu cara pengumpulan data yang dilakukan tanya jawab terhadap

para responden yang dianggap mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang

bisa memberikan data atau informasi yang ada kaitannya dengan masalah yang

akan diteliti. Wawancara dalam penelitisn ini dilakukan terhadap beberapa orang

pegawai yang dianggap kompeten dan kepada Sekretaris Dewan selaku pimpinan

pada Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan.

c. Dokumentasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan mencari data mengenai hal-hal

atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002:206). Dengan kata lain

dokumen adalah setiap bahn tertulis, dokumen sudah lama digunakan dalam

penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber

data yang dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan.

Dokumentasi yang dilakukan pada Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan

dengan meminta pegawai kantor untuk mengumpulkan buku atau catatan yang

berhubungan dengan tema penelitian.

2. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya

ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Ia membedakannya dengan

penafsiran, yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan


29

pola utaian, dan mencari hubungan diantara dimensi-dimensi uraian (Patton,

1980:268).

Dengan kata lain analisis data adalah cara mengumpulkan data dengan

cara-cara mengolah data yang telah terkumpul untuk kemudian dapat memberikan

interprestasi dalam pengelolaan. Data ini digunakan untuk menjawab masalah

yang telah dirumuskan ( Arikunto 2002:209).

Analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis

data dengan cara kualitatif, yaitu suatu analisis data yang bertujuan untuk

memberikan gambaran atau penjelasan yang selengkap – lengkapnya tentang

fenomena maupun data yang diperoleh di lapangan. Kemudian disusun dan diolah

secara sistematis dan dihubungkan dengan teori yang ada yaitu penelitian tentang

Efektifitas Disiplin Kerja dalam meningkatkan Kinerja PNS pada Sekretariat

DPRD Kabupaten Balangan.

Setelah data berhasil dikumpulkan, langkah selanjutnya yang ditempuh

adalah analisis. Sebelum analisis data, terlebih dahulu data yang harus dihimpun,

dikelompokkan dan disusun secara sistematis dan disajikan dalam bentuk

kualitatif yang berpedoman pada penelitian deskriptif kualitatif.

E. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Data yang sudah diolah selanjutnya diuraikan dalam bentuk uraian yang

sifatnya menggambarkan apa yang adanya mengenai data lapangan dalam bentuk

uraian kalimat, maksudnya adalah membahas dan menilai kembali data yang
30

sudah disajikan, agar memudahkan dalam penarikan kesimpulan umum

berdasarkan fakta – fakta khusus yang ditemukan di lapangan.


31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Balangan

Kabupaten Balangan merupakan Kabupaten pemekaran dari Kabupaten

Hulu Sungai Utara yang ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun

2003 tanggal 25 Pebruari 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Tanah Bumbu

dan Kabupaten Balangan di Provinsi Kalimantan Selatan. Berdasarkan undang-

undang tersebut, Menteri Dalam Negeri Hari Sabarno meresmikan Kabupaten

Balangan pada tanggal 8 April 2003 yang kemudian menjadi hari jadi yang

dirayakan setiap tahunnya. Motto Kabupaten Balangan adalah "Sanggam":

"Sanggup Bagawi Gasan Masyarakat" (bahasa Banjar, berarti: Kesanggupan

melaksanakan pekerjaan (pembangunan) yang didasari oleh keikhlasan untuk

masyarakat.

1. Sejarah Singkat Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan

Kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan merupakan salah satu

instansi di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Balangan yang dipimpin oleh

Sekretaris DPRD. Kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan berlokasi di

jalan A. Yani KM 2,5 Telpon / fax. (0526)2028180 Paringin Kode Pos 71662.

Diawali dengan Resolusi I tanggal 13 Desember 1963 Panitia

Pembentukan Kabupaten Balangan menuntut agar Kedewanan Balangan dijadikan

Kabupaten Balangan. Tahun 1968 disampaikan lagi Resolusi II kepada Presiden

RI dan di setiap kesempatan melakukan desakan kepada Bupati Kepala Dati II dan

31
32

DPRD Dati II Hulu Sungai Utara guna menyampaikan usulan kepada Pemerintah

Pusat. Sejak tahun 1970, usaha untuk menjadikan Balangan sebagai kabupaten

sendiri terhenti karena pemerintah pusat pada masa itu belum mengijinkan.

Setelah era Orde Baru digantikan oleh pemerintahan di era reformasi yang

melahirkan Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 maka muncul kembali

keinginan masyarakat Kabupaten Balangan untuk membentuk Kabupaten

Balangan. Pada tanggal 13 Mei 1999 dibentuk (disegarkan) kembali “ Panitia

Penuntutan Kabupaten Balangan (PPKB) ” yang diketuai oleh H. Syahrani Ahing.

Sejak itu PPKB memulai aktivitasnya dengan melaksanakan rapat secara maraton

dari tanggal 14, 15 dan 16 Mei 1999 guna menyiapkan berkas dan konsep resolusi

ke DPRD HSU.

Tanggal 17 Mei 1999 bertepatan dengan HUT Proklamasi Tentara ALRI

Divisi Kalimantan, PPKB beserta tokoh Balangan menyampaikan Resolusi III ke

DPRD HSU (DPRD masa transisi yaitu “Resolusi Masyarakat Balangan” yang

berisikan tuntutan pendirian Kabupaten Balangan. untuk menanggapi hal tersebut

maka DPRD HSU membentuk Tim Khusus. DPRD HSU menerbitkan Surat

Keputusan Nomor 27 tahun 2000 tanggal 6 Juli 2000 tentang Persetujuan

Menyalurkan dan Memperjuangkan Aspirasi Masyarakat Balangan untuk

mendirikan Kabupaten tersendiri. Dengan dasar itu Bupati Hulu Sungai Utara

mengeluarkan Rekomendasi Nomor : 125/0889/Pem, tanggal 7 Juli 2000 sebagai

bentuk dukungan.

Pada tanggal 5 Januari 2001, terbitlah surat keputusan (SK) Bupati Hulu

Sungai Utara No : 188.45/32/2001/KUM tentang Tim Peneliti Pembentukan


33

Daerah Kabupaten Balangan d pimpin oleh Sekretaris Daerah (SETDA) Hulu

Sungai Utara (saat itu) Drs.Syarifullah, MPA.

Pada tanggal 11 Februari 2002, terbit pula Surat Keputusan (SK) DPRD

Kabupaten Hulu Sungai Utara No : 1 Tahun 2002 tentang Persetujuan

Pembentukan Kabupaten Balangan dengan Tembusan disampaikan Ke Gubernur

dan DPRD Kalimantan Selatan. Pada tanggal 4 April 2002, terbitlah Surat

Keputusan (SK) Gubernur Kalimantan Selatan No : 0110 Tahun 2002 tentang

Pembentukan Tim Pertimbangan Pemekaran Wilayah Kabupaten Hulu Sungai

Utara diketuai oleh Drs.H.M.Arsyad menyusul terbitnya SK DPRD Provinsi

Kalimantan Selatan No : 11 Tahun 2002 pada 7 Mei 2002 tentang Persetujuan

DPRD Provinsi Kalimantan Selatan terhadap Pembentukan Kabupaten Balangan.

Pada tanggal 27 Januari 2003, dilangsungkan Sidang Paripurna DPR RI

yang membahas Pembentukan dan Pemekaran Kabupaten. Tak lama kemudian

terbitlah UU No 2 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Tanah Bumbu

dan Kabupaten Balangan di Provinsi Kalimantan Selatan yang disahkan oleh

Presiden Republik Indonesia pada 25 Februari 2003. Pada tanggal 8 April 2003,

dilaksanakan Pelantikan Pejabat Bupati Tanah Bumbu Dr.Zairullah Azhar dan

Pejabat Bupati Balangan Drs.H.M.Arsyad, oleh Menteri Dalam Negeri RI Letjen.

(Purn) Hari Sabarno.

2. Struktur Organisasi Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan

Sekretariat DPRD merupakan unsur staf yang membantu Pimpinan

DPRD dalam menjalankan tugas dan kewajibannya dengan dipimpin oleh seorang
34

Sekretaris. Sekretaris berkedudukan dan bertanggung jawab kepada Ketua DPRD.

Dengan tugas pokok sebagai berikut yaitu menyelenggarakan administrasi

kesekretariatan, administrasi keuangan, mendukung pelaksanaan tugas DPRD.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Balangan Nomor 22 Tahun

2013 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Daerah Kabupaten Balangan

Nomor 03 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kabupaten Balangan serta Peraturan Bupati Kabupaten

Balangan Nomor 40 Tahun 2014 tentang tugas pokok, fungsi dan uraian tugas

unsur – unsur organisasi Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kabupaten Balangan.

Tugas dan fungsi Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan sebagaimana

tertuang dalam Peraturan Bupati Kabupaten Balangan Nomor 40 Tahun 2014

tersebut meliputi : menyelenggarakan administrasi kesekretariatan, administrasi

keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD dan menyediakan

serta mengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai dengan

kemampuan keuangan daerah.

Dalam melaksanakan tugas – tugas tersebut Sekretariat DPRD

menyelenggarakan fungsi administrasi kesekretariatan DPRD, administrasi

keuangan DPRD, penyelenggaraan rapat – rapat DPRD, menyelenggarakan

dokumentasi, publikasi dan informasi DPRD, menyediakan dan

mengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan DPRD serta tugas yang

diberikan oleh Kepala Daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya.


35

Dengan demikian, maka struktur organisasi Sekretariat DPRD Kabupaten

Balangan sebagai berikut :

STRUKTUR ORGANISASI
SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN BALANGAN

SEKRETARIS DPRD

H. SUTIKNO,AP, M.AP

KABAG UMUM, KABAG PERENCANAAN & KABAG PER UU,


KEPEGAWAIAN & HUMAS KEUANGAN PERSIDANGAN, RAPAT &
RISALAH
H. MUHAMMAD IDERIS, H. SYAMSUL HIDAYAT, S.Sos
SYAIFUL BAKHRI,
S.Pd,MM
S.Sos,MM

KASUBBAG KASUBBAG PEMBUKUAN &


PERENCANAAN & VERIFIKASI
PELAPORAN

TEGUH IRAWAN, SE H. AKMAD MULYADI

KASUBBAG HUMAS & KASUBBAG UMUM & KASSUBAG KASSUBAG HUKUM


PROTOKOL KEPEGAWAIAN PERSIDANGAN, RAPAT & PER UNDANG-
& RISALAH UNDANGAN
FAUZAN RAHMAN, AMIDHAN, S.Sos SUPARMAN, S.Sos SAIRIL FAJERI, SH
S.Sos

Gambar 4.1
i
36

3. Keadaan Pegawai Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan

Keadaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ada pada Kantor Sekretariat

DPRD Kabupaten Balangan dapat diperinci pada tabel di bawah ini :

TABEL 4.1

KEADAAN PEGAWAI

SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN BALANGAN

NO NAMA – NIP GOL/RUANG JABATAN

01 H.Sutikno, AP, M.AP Pembina Tk I/Ivc Sekretaris DPRD


NIP. 19760417 199412 1 001

02 Syaiful Bahri, S.Sos, M.AP Pembina Tk I/ Ivb Kabag Umum


NIP.19620128 198302 1 002 Kepegawaian &
Humas

03 H. Muhammad Ideris, S.Pd, MM Pembina Tk I /IV b Kabag


NIP. 19610802 198009 1 001 Perencanaan &
Keuangan

04 H. Syamsul Hidayat, S.Sos Pembina Tk I/Ivb Kabag Perundang


NIP. 19650126 198602 1 003 - undangan
Persidangan
Rapat & Risalah

05 Amidhan, S.Sos Penata Tk I/III d Kasubbag Umun


NIP. 19610815 198002 1 001 & Kepegawaian

06 Suparman, S.Sos Penata Tk I/III d Kasubbag


NIP. 19660409 198903 1 013 Persidangan
Rapat & Risalah

07 Sairil Fajeri, SH Penata /IIIc Kasubbag Hukum


NIP. 19801104 200701 1 004 & Perundang-
undangan
37

08 H. Akhmad Mulyadi Penata III c Kasubag


NIP. 19600708 199303 1 005 Pembukuan &
Verifikasi

09 Teguh Irawan,SE Penata III c Kasubbag


NIP.19831116 200904 1 003 Program
Anggaran &
Pelaporan
Keuangan

10 Fauzan Rahman, S.Sos Penata III c Kasubbag Humas


NIP. 19751217 201001 1 010 & Protokol

11 Sairaji, S.Sos Penata muda / Penyusun


NIP. 19800609 200501 1 007 III a Rencana Kegiatan
dan Anggaran

12 Mahli Wahyudi Safitri, S.Sos Penata Muda / Pengelola


NIP. 19820723 200604 1 013 III a Kepegawaian

13 Abdul Hakim, S.Sos Penata Muda / Analis


NIP. 19740817 200604 1 015 III a Perencanaan,
Evaluasi dan
Pelaporan

14 Arief Aulia, S.Sos Penata Muda / Penyusun Risalah


NIP. 19850314 200701 1 003 III a

15 Hendra Surya Gunawan,A.Md Penata Muda / Pranata Komputer


NIP. 19840721 201001 1 014 III a

16 Enna Paskayana Sihotang, A.Md Pengatur Tk I/Iid Verifikator


NIP. 19850411 201001 2 024 Keuangan

17 Muhammad Ilham Sadid Pengatur II c Pengadministrasi


NIP. 19750401 200604 1 009 Umum

18 Opi Supriady, SE Pengatur II c Staf Umum &


NIP. 19770904 200801 1 016 Kepegawaian

19 Erma Rakhmawati Pengatur II b Bendahara


NIP. 19850411 201001 2 024
38

20 Firmansyah Pengatur II b Pengadministrasi


NIP. 19850621 200903 1 007 Hukum

21 Nor Ipansyah Pengatur II a Petugas Protokol


NIP. 19630102 201406 1 002
22 Irawan Juru Tk I / I d Pengadministrasi
NIP.19840716 201001 1 023 Keuangan

23 Abdul Hamid Juru / I c Pramu Bakti


NIP. 19740512 201212 1 001
Sumber : Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan 2018

4. Tugas dan Fungsi Pokok

Berikut adalah uraian secara umum tugas pokok masing – masing bagian

tersebut :

a. Sekretaris Dewan

Sekretaris DPRD merupakan unsur staf dipimpin oleh seorang Sekretaris

yang berkedudukan di bawah dan tanggung jawab Ketua DPRD Balangan dan

Bupati Balangan melalui Daerah Kabupaten Balangan. Sekretaris Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah mempunyai tugas pokok menyelenggarakan

administrasi kesekretariatan, administrasi keuangan, mendukung pelaksanaan

tugas DPRD.

Dalam melaksanakan tugas pokok, Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah menyelenggarakan fungsi :

 Penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD

 Penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD

 Penyelenggaraan rapat – rapat DPRD


39

Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah mempunyai uraian tugas

sebagai berikut :

1) Menyusun Perencanaan Strategis Setwan berdasarkan Perencanaan

Strategis Daerah dan Tugas Pokok dan Fungsi Setwan sebagai pedoman

pelaksanaan tugas.

2) Mengorganisasikan, mengendalikan dan mengkoordinasikan serta

membina para Kepala Bidang dan Kepala Sub Bagian di lingkungan

Setwan dalam rangka membantu Ketua DPRD untuk melaksanakan tugas

penyelenggaraan pemerintah, administrasi dan ketatalaksanaan serta

memberikan pelayanan teknis administratif kepada seluruh anggota

DPRD.

3) Mengarahkan para kepala bagian dan kepala sub bagian di lingkungan

Sekretariat Dewan dalam melaksanakan tugasnya agar sesuai dengan

tupoksi, sehingga tercipta koordinasi,integrasi dan singkronisasi guna

kelancaran pelaksanaan tugas.

4) Membantu Ketua DPRD dalam melakukan waskat serta menilai kinerja

para Kepala Bagian dan Kepala Sub Bagian di lingkungan Sekretariat

Dewan yang dituangkan dalam DP3 setiap akhir tahun sebagai bahan

pembinaan disiplin dan pengembangan karier yang bersangkutan.

5) Memberikan saran/ pertimbangan teknis administratif kepada Ketua

DPRD dalam bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan

sebagai bahan kebijakan dalam rangka pengambilan keputusan.


40

6) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan secara lisan atau

tertulis, berkala atau insidentil sebagai bahan kebijakan atasan.

b. Kabag Umum dan Kepegawaian

Bagian Kabag Umum mempunyai tugas menyelenggarakan dan

mengkoordinasikan kegiatan ketatausahaan dan kepegawaian serta urusan rumah

tangga dan perlengkapan.

 Menyusun program, mengkoordinasikan, membina, mengatur, mengawasi

dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan ketatausahaan dan administrasi

kepegawaian.

 Menyusun program, mengkoordinasikan, membina, mengatur, mengawasi

dan mengevaluasi pelaksaaan kegiatan urusan rumah tangga dan

perlengkapan, dan

 Melaksanakan tugas lain sesuai bidang tugas dan tanggung jawabnya.

Bagian Umum dan Kepegawaian ini beberapa Sub bagian, terdiri dari :

1) Sub Bagian Tata Usaha dan Kepegawaian

Sub Bagian Tata Usaha dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan

urusan surat menyurat, kearsipan, keprotokolan, perjalanan dinas, kehumasan,

pengelolaan administrasi kepegawaian dan ketatalaksanakan.

a) Melaksanakan urusan surat – menyurat, pengetikan, penggandaan,

kearsipan, pemeliharaan dan akuisisi arsip.

b) Melaksanakan pelayanan administrasi perjalanan dinas, akomondasi tamu,

keprotokolan dan hubungan masyarakat.


41

c) Menyiapakan bahan pembinaan organisasi dan tatalaksana berkenaan

dengan urusan tugas, informasi jabatan,sistem dan prosedur kerja.

d) Menyiapkan bahan rencana mutasi kepegawaian yang meliputi

pengangkatan dalam jabatan, kenaikan pangkat,kenaikan gaji berkala

pensiun serta urusan mutasi lainnya.

e) Menyiapkan bahan pembinaan pegawai meliputi disiplin, kesejahteraan

pegawai, pendidikan dan pelatihan, pemberian tanda jasa dan kedudukan

hukum pegawai.

f) Melaksanakan penataan administrasi kepegawaian meliputi, data pegawai

yang bersedia, formasi, daftar urutan pangkatan pegawai,dokumentasi

berkas kepegawaian,absensi dan cuti pegawai, dan

g) Melaksanakan tugas lain sesuai bidang tugas dan tanggung jawabnya.

2) Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan

Sub bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan memiliki tugas pokok

sebagai berikut :

a) Menyiapkan bahan dan menyusun rencana kebutuhan barang, mengadaan,

distribusi, pemeliharaan dan koordinasi penghapusan perlengkapan serta

fasilitas lainnya.

b) Melaksanakan inventarisasi dan penyimpanan barang sesuai manual

administrasi barang.

c) Melaksanakan urusan rumah tangga berkenaan dengan pengawasaan dan

pemeliharaan gedung, kendaraan dinas, rumah jabatan, penerangan,

kebersihan dan keamanan lingkungan kantor,dan

d) Melaksanakan tugas lain sesuai bidang tugas dan tanggung jawabnya.


42

3) Sub Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol

Sub Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol mempunyai tugas

melaksanakan kegiatan fasilitas hubungan masyarakat dan Protokoler DPRD.

a) Mengumpulkan, menghimpun, menyaring, dan mengolah informasi

kegiatan DPRD

b) Mengumpulkan, menghimpun, mengolah pemberitaan kegiatan DPRD

c) Menyiapkan bahan dan mengolah konsep pidato pimpinan DPRD dalam

rapat DPRD

d) Menyiapkan bahan penerbitan buletin kegiatan DPRD

e) Menyiapkan bahan dan mengatur pelaksanaan keterangan pers atau

konfrensi pers

f) Melaksanakan peliputan serta dokumentasi kegiatan DPRD

g) Mengumpulkan, menghimpun,dan mengelola berita kegiatan DPRD dan

Pemerintah Daerah

h) Menyiapkan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis

penyelenggraan kegiatan acara resmi, keprotokolan, penerimaan dan

pelayanan tamu – tamu Daerah serta tamu lainnya

i) Menyiapkan bahan dan melaksanakan kegiatan keprotokolan penerimaan

tamu Daerah serta tamu lainnya

j) Menyiapkan bahan pengaturan dan memfasilitasi pelaksanaan tata cara

penyelenggaraan rapat dan pertemuan lainnya yang dilaksanakan oleh

DPRD
43

c. Kabag Perencanaan dan Keuangan

Bagian Perencanaan dan Keuangan memiliki tugas menyelenggarakan

dan mengkoordinasikan kegiatan penyusunan rencana kegiatan dan administrasi

keuangan seperti :

 Menyusun program,mengkoordinasikan, membina, mengatur, mengawasi

dan mengevaluasi pelaksaan kegiatan penyusunan rencana dan pelaporan

kegiatan DPRD.

 Melaksanakan tugas lain sesuai bidang tugas dan tanggung jawabnya.

Bagian Perencanaan dan Keuangan ini terbagi beberapa Sub bagian yang

terdiri dari :

1) Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan

Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan

mengumpulkan dan pengolahan data, penyusunan program, rencana kerja serta

pelaporan kegiatan DPRD dan Sekretariat DPRD.

a) Menyiapkan bahan dan menyusun rencana kegiatan penyusunan program

dan rencana kegiatan.

b) Menyiapkan bahan dan menyusun petunjuk teknis penyusunan program

dan rencana kegiatan.

c) Menyiapkan bahan dan melaksanakan kerja sama penyusunan rencana

strategis.

d) Menyiapkan bahan penyusunan program dan rencana kegiatan

terintegrasi.

e) Melaksanakan kerjasama penyusunan program dan rencana kegiatan

terintegrasi.
44

f) Menyiapkan bahan dan melaksanakan evaluasi program dan rencana

kegiatan

g) Menyiapkan bahan penyusunan laporan pelaksanaan program dan

kegiatan, dan

h) Melaksanakan tugas lain sesuai bidang tugas dan tanggung jawabnya.

2) Sub Bagian Pembukuan dan Verifikasi

Sub-Bagian Verifikasi dan Pembukuan mempunyai tugas pokok

membantu Kepala Bagian Keuangan dalam melaksanakan verifikasi dan

pembukuan.

Kepala Sub-Bagian Verifikasi dan Pembukuan mempunyai tugas sebagai

berikut :

a) Menyusun rencana kerja Sub-Bagian.

b) Melaksanakan dan mengendalikan administrasi Umum Keuangan.

c) Melaksanakan pemeriksaan, penelaahan dan pengujian administrasi tanda

bukti pembayaran.

d) Melaksanakan pelayanan dan fasilitasi bahan kajian kebijakan

administrasi verifikasi dan pembukuan.

e) Melaksanakan pembuatan laporan tugas dan fungsinya.

f) Melaksanakan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya.

d. Kabag Persidangan Rapat Risalah dan Perundang – undangan

Bagian Persidangan Rapat Risala dan Perundang – undangan mempunyai

tugas menyelenggrakan dan mengkoordinasikan kegiatan penyiapan dan fasilitasi

persidangan serta penyiapan peraturan perundang – undangan dan produk hukum.


45

 Menyusun program, mengkoordinasikan, membina, mengatur,

mengawasi dan mengevalusi pelaksanaan kegiatan penyiapan rapat dan

risalah.

 Menyusun program, mengkoordinasi, membina, mengatur, mengawasi

dan mengevalusi pelaksanaan kegiatan penyiapan peraturan perundang –

undangan dan produk hukum,dan

 Melaksanakan tugas lain sesuai bidang tugas dan tanggung jawabnya.

Bagian Persidangan Rapat Risalah dan Perundang – undangan terbagi

beberapa Sub bagian yang terdiri dari :

1) Sub Bagian Persidangan Rapat dan Risalah

Sub Bagian Persidangan Rapat dan Risalah mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan dan fasilitas rapat, persidangan serta menyusun risalah.

a) Menyiapkan bahan koordinasi dan melaksanakan kerja sama dengan unit

kerja terkait dalam rangka penyelarasan kegiatan yang akan di

laksanakan.

b) Menyiapkan bahan penyusunan jadwal kegiatan rapat DPRD.

c) Menyiapkan daftar hadir peserta rapat DPRD

d) Menyiapkan undangan kegiatan rapat fraksi dan alat kelengkapan DPRD

e) Melaksanakan pengaturan penyelenggaraan rapat DPRD

f) Mendistribusikan bahan – bahan rapat dan melayani kebutuhan

Pimpinandan anggota DPRD dalam rapat.

g) Menyiapkan notulen rapat

h) Mengumpulkan bahan dan menyiapkan laporan hasil rapat DPRD


46

i) Menyiapkan bahan penyusunan risalah dan catatan rapat DPRD

j) Menyiapkan pendistribusian hasil rapat DPRD berupa risalah dan catatan

rapat kepada anggota DPRD dan pihak berkepentingan lainnya.

k) Mengelola naskah – naskah rapat DPRD

l) Menyiapkan bahan penyusunan laporan kegiatan fraksi dan alat

kelengkapan DPRD

m) Mengumpulkan, menghimpun, mengamankan dan memelihara dokumen

risalah dan catatan rapat serta laporan kegiatan DPRD, dan

n) Melaksanakan tugas lain sesuai bidang dan tugas tanggung jawabnya

2) Sub bagian Hukum dan Perundang – undangan

Sub Bagian hukum dan Perundang – undangan mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan perundang – undangan dan produk hukum.

a) Mengumpulkan, menghimpun, mempelajari, mengolah data dan

informasi tentang perundang – undangan dan produk hukum Daerah

b) Mengumpulkan bahan dan menyiapkan rancangan produk – produk

hukum Daerah di lingkup Sekretariat DPRD

c) Mengikuti pembahasan produk – produk hukum Daerah dilingkup

Sekretariat DPRD

d) Mengumpulkan, menghimpun, mendokumentasikan dan memelihara

perundang – undangan dan produk – produk hukum yang dibahas DPRD

e) Mengumpulkan,memilah dan memelihara arsip – arsip peraturan

perundang – undangan dan produk – produk hukum yang telah dibahas

DPRD

f) Memfasilitasi pengkajian peraturan perundang – undangan


47

g) Melaksanakan pelayanan administrasi dan teknis perancangan produk

hukum dilingkup Sekretariat DPRD

h) Memfasilitasi pengkajian peraturan perundang – undangan, dan

i) Menyiapkan bahan sistem Jariangan Dokumentasi dan Informasi (SJDI)

hukum dan perundang – undangan.

j) Mengelola perpustakaan Sekretariat DPRD, dan

k) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugas dan tanggung

jawabnya.

5. Keadaan Sarana dan Prasarana

Sarana dan fasilitas yang terdapat pada Kantor Sekretariat DPRD

Kabupaten Balangan dapat di lihat pada tabel 4.2 berikut ini :

TABEL 4.2

SARANA DAN PRASARANA KERJA PEGAWAI KANTOR


SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN BALANGAN

NO NAMA BARANG JUMLAH KONDISI

1 Bangunan Gedung Kantor 2 buah Baik

2 Kamera Digital 3 buah Baik

3 Gudang 1 buah Baik

4 Tempat Parkir 1 buah Baik


48

5 Filing Cabinet 10 buah Baik

6 AC 12 buah Baik

7 Kursi Busa 60 buah Baik

8 Kursi Tamu 10 set Baik

9 Kursi Kerja Sekretaris Dewan 1 buah Baik

10 Kursi Putar 60 buah Baik

11 Meja Kerja Sekretaris Dewan 1 buah Baik

12 Meja Kerja Kabag 3 buah Baik

13 Meja Kerja Kasubbag 6 buah Baik

14 Meja Tamu 7 set Baik

15 Meja Komputer 12 buah Baik

16 Meja Rapat Paripurna 40 buah Baik

16 Kursi Rapat Anggota DPRD 33 buah Baik

17 Lemari Kayu 6 buah Baik

18 Lemari Arsip 8 buah Baik

19 Lemari Sorok 5 buah Baik

20 Rak Arsip 6 buah Baik


49

21 Laptop 6 buah Baik

22 Komputer 10 buah Baik

23 Telepon Paralel 12 buah Baik

24 Karpet 10 set Baik

25 Printer 15 buah Baik

26 TV LCD 8 buah Baik

27 Kipas Angin 4 buah Baik

28 Dispenser 5 buah Baik

29 Mesin Genset 1 buah Baik

30 Sepeda Motor Dinas 20 buah Baik

31 Mobil Dinas 6 unit Baik

Sumber: Da
55

2) Sikap

Ada tiga sikap kerja utama yang perlu diperhatikan, yaitu:

a) Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja adalah perasaan positif tentang pekerjaan seseorang

yang merupakan hasil dari evaluasi karakteristik-karakteristiknya.

b) Keterlibatan Pekerjaan

Keterlibatan pekerjaan adalah tingkat dimana seseorang memihak

sebuah pekerjaan, berpatisipasi secara aktif didalamnya, dan menganggap

kinerja sebagai bentuk penghargaan diri.

c) Komitmen Organisasional

Komitmen organisasional adalah tingkat dimana seseorang memihak

sebuah organisasi dan berkeinginan untuk mempertahankan

keanggotaannya dalam organisasi tersebut.

a) Perbuatan/ Perilaku

Perilaku pegawai adalah suatu bentuk tindakan yang dilakukan oleh

anggota organisasi yang dapat secara langsung maupun tidak langsung

memengaruhi efektifitas kerja suatu organisasi.

Dari hasil observasi peneliti perilaku pegawai pada Sekretariat DPRD

Kabupaten Balangan sudah mengerti akan kesopanan serta etika kerja terhadap

sesama pegawai di lingkungan Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Fazan Rahman, selaku Kasubbag

Humas dan Protokol beliau mengatakan bahwa :

Balangan sangatlah baik,sopan, serta ramah terhadap pegawai-pegawai lain baik


56

itu terhadap honorer ataupun sesama Pegawai Negeri Sipil lainnya yang ada

Dari hasil wawancara dengan Bapak Opy Supriadi, S.Sos selaku Staf TU

dan Kepegawaian beliau menambahkan :

Perilaku para pegawai pada kantor Sekretariat DPRD Kabupaten

Balangan sangatlah baik sehungga hubungan antara bawahan dan atasan dapat

terjalin dengan baik pula dan jalinan kerjasama di dalam instansi pun bisa

berjalan dengan baik

Menurut Joe.Kelly, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang

mempelajari sifat-sifat organisasi, termasuk bagaimana organisasi di bentuk,

tumbuh dan berkembang.

Berdasarkan hasil penjelasan wawancara dan observasi peneliti tersebut

diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku para pegawai pada Sekretariat DPRD

Kabupaten Balangan sudah sangat baik sehingga kerjasama dalam instansi bisa

berjalan dengan baik.

3) Semangat Kerja

Berhasil tidaknya suatu kegiatan organisasi sangat tergantung pada

semangat kerja karwayan. Masalah semangat kerja pegawai merupakan suatu hal

yg sangat penting dan harus mendapat perhatian dalam setiap organisasi. Tanpa

adanya semangat kerja yg besar pada diri setiap pegawai yg ada dalam suatu

perusahaan maka mereka tidak akan berkerja dengan memberikan hasil yg

maksimal.
57

a) Pemberian Motivasi

Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan

mengarahkan prilaku manusia, termasuk disiplin kerja. Di dalam motivasi

terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakan, menyalurkan,

dan mengarahkan sikap prilaku individu.

Dari hasil observasi peneliti menyatakan pemberian motivasi kepada

para pegawai harus dilakukan agar pegawainya tidak bermalas-malasan dalam hal

menyelesaikan pekerjaan dan selalu memiliki rasa semangat dalam bekerja.

Dari hasil wawancara dengan Bapak H. Sutikno, AP, M.AP selaku

Sekretaris Dewan beliau menyatakan :

Pemberian motivasi sangat diperlukan untuk pegawai agar pegawai

hasil

wawancara April 2018 )

Kemudian ditambahkan oleh Bapak Sairil Fajeri, SH selaku Kasubbag

Hukum dan Perundang-undangan :

akan tercipta kesadaran terhadap mereka untuk lebih bertanggung jawab

terhadap pekerjaan mereka . ( hasil wawancara April 2018 ).

Menurut Mulyasa (2003:112), motivasi merupakan tenaga pendorong atau

penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu.

Peserta didik akan bersungguh-sungguh karena motivasi yang tinggi.

Berdasarkan penjelasan hasil wawancara dan observasi tersebut diatas

dapat disimpulkan bahwa pemberian motivasi terhadap para pegawai akan


58

berpengaruh terhadap disiplin kerja mereka karena terdorong oleh pemberian

motivasi yang ada.

4) Kedisplinan

Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui

proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan,

kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.

a) Ketepatan waktu

Ketepatan waktu merupakan usaha- usaha untuk menanamkan nilai

ataupun pemaksaan agar subjek memiliki kemampuan untuk menaati sebuah

peraturan.

Dari hasil observasi penulis menyatakan ketepatan waktu sangat

diperlukan dalam sebuah organisasi untuk menciptakan kedisiplinan dalam

bekerja.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Syaiful Bakhri, S.Sos,

M.AP selaku Kabag Umum menyatakan bahwa :

Ketepatan waktu sangatlah penting dalam organisasi untuk

menciptakan kedisiplinan, tapi masih sebagian para pegawai Sekretariat DPRD

Kabupaten Balangan yan hasil wawancara April

2018 )

Selanjutnya ditambahkan oleh Bapak Amidhan S.Sos, selaku

Kasubbag Umum & Kepegawaian menyatakan bahwa :

Ketepatan waktu baik dalam hal datang ke kantor atau pulang

kantor serta tepat waktu dalam hal menyelesaikan pekerjaan sangatlah


59

berpengaruh terhadap lancar tidaknya suatu pekerjaan yang akan dikerjakan

serta kepuasan atasan terhadap sikap disiplin pegawainya hasil wawancara

April 2018 )

Menurut Taylor (1990 : 9), manajemen waktu adalah pencapaian sasaran

utama kehidupan sebagai hasil dari menyisihkan kegiatan-kegiatan yang tidak

berarti yang sering memakan banyak waktu.

Dari hasil observasi, wawancara serta teori maka dapat disimpulkan

bahwa ketepatan waktu sangat penting dalam suatu organisasi untuk menunjang

pekerjaan, dan menerapkan kedisiplinan. Tapi pada Sekretariat DPRD Kabupaten

Balangan masih ada sebagian pegawai yang sering datang terlambat ke

kantor.

b. Kinerja

Kinerja pegawai adalah hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan

oleh pegawai dibandingkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya, erat

kaitannya dengan hasil pekerjaan seseorang dalam suatu organisasi, hasil

pekerjaan tersebut dapat menyangkut kualitas, kuantitas dan ketepatan waktu.

Dari hasil observasi penulis menyatakan kinerja evaluasi terhadap

pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai dibandingkan kriteria yang telah

ditetapkan sebelumnya, erat hubungannya dengan hasil pekerjaan seseorang

dalam suatu organisasi.


60

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Suparman, S.Sos selaku

Kasubbag Persidangan Rapat & Risalah menyatakan bahwa :

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

oleh karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab

Selanjutnya ditambahkan oleh Bapak Amidhan,S.Sos, Selaku Kasubbag

Umum & Kepegawaian menyatakan bahwa :

Kinerja pegawai merupakan sesuatu prestasi kerja yang dicapai oleh

pegawai dengan penuh rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan

kepadanya ( hasil wawancara April 2018 )

Menurut Hasibuan (2002:160), kinerja adalah hasil kerja yang dicapai

seseorang dalam melaksanakan tugas-tugasnya atas kecakapan, usaha dan

kesempatan.

Dari hasil observasi, wawancara, serta teori maka dapat disimpulkan

bahwa kinerja adalah hasil kerja perorangan secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai karyawan yang dilakukan dengan rasa penuh tanggung jawab atas

pekerjan yang diberikan dalam suatu organisasi.

5) Sikap Mental

Sikap mental merupakan elemen paling dasar yang perlu dijamin untuk

selalu dalam keadaan baik. Unsur ini yang menentukan apakah seseorang menjadi

sosok yang tinggi budi ataukah seblikinya menjadi orang yang jahat dan culas. Itu

sebabnya pembinaan sikap mental menjadi unsur terpenting dalam dunia

kewirawastaan. Selain menghadirkan sifat-sifat baik alamiah seperti kejujuran dan


61

ketulusan, sikap mental mencakup juga segi-segi positif dalam hal motivasi dan

proaktivitas.

a) Disiplin

Dari hasil observasi penulis menyatakan bahwa sikap disiplin harus

ditanamkan oleh pegawai untuk meningkatkan kualitas kantor serta untuk

meningkatkan kinerja pegawai.

Dari hasil wawancara dengan Bapak H. Sutikno, AP, M.AP, selaku

Sekretaris Dewan mengatakan bahwa :

Disiplin itu sangatlah penting untuk menjadi modal bekerja di

sebuah kantor, dengan disiplin akan memperoleh hasil yang baik dalam

pekerjaan yang akan dilakukan hasil wawancara April 2018 )

Demikian ditambahkan oleh Bapak Amidhan, S.Sos selaku Kasubbag

Umum & Kepegawaian menyatakan bahwa :

pekerjaan yang akan dikerjakan. ( hasil wawancara April 2018 )

Menurut Hasibuan (2002) disiplin adalah suatu sikap menghormati dan

menghargai suatu peraturan yang berlaku,baik secara tertulis maupun tidak tertulis

serta sanggup menjalankannya dan tidak menolak untuk menerima sanksi-sanksi

apabila dia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.

Dari hasil observasi, wawancara serta teori maka dapat disimpulkan

bahwa disiplin sangatlah berpengaruh terhadap pekerjaan yang mereka lakukan di

sebuah kantor.
62

b) Etika Kerja

Etika kerja adalah sistem nilai atau norma yang digunakan oleh seluruh

karyawan perusahaan, termasuk pimpinannya dalam pelaksanaan kerja sehari-

hari. Perusahaan dengan etika kerja yang baik akan memiliki dan mengamalkan

nilai-nilai, yakni : kejujuran, keterbukaan, loyalitas kepada perusahaan, konsisten

pada keputusan, dedikasi kepada stakeholder, kerja sama yang baik, disiplin, dan

bertanggung jawab.

Dari hasil observasi penulis menyatakan dengan adanya etika kerja yang

baik akan memiliki dan mengamalkan nilai – nilai yaitu : kejujuran keterbukaan

terhadap pimpinan dengan bawahan.

Dari hasil wawancara dengan Bapak H. Sutikno, AP, M.AP selaku

Sekretaris Dewan, beliau menyatakan bahwa :

Etika dalam bekerja penting sekali karena dengan seseorang beretika

akan lebih mudah menjalankan suatu pekerjaan dengan adanya kejujuran dan

keterbukaan dalam beke hasil wawancara April

2018 )

Demikian ditambahkan oleh Bapak Suparman,S.Sos, selaku Kasubbag

Persidangan Rapat & Risalah menyatakan bahwa :

tika kerja sangat berpengaruh terhadap pekerjaan yang dilakukan

dengan beretika akan lebih mudah berkomunikasi terhadap sesama. ( hasil

wawancara April 2018 )


63

Menurut Webber (2002:64) dia berpendapat bahwa pengertian etos kerja

adalah keyakinan yang befungsi sebagai panduan tingkah laku bagi seseorang,

sekelompok atau sebuah lembaga.

Dari hasil observasi, wawancara serta teori maka dapat disimpulkan bahwa

dengan adanya etika kerja akan lebih mempermudah pekerjaan.

6) Pendidikan

Sebagaimana diketahui dalam organisasi pemerintahan unsur personal

sangat menentukan dalam mekanisme kerja untuk mencapai tujuan organisasi.

Dalam mengerjakan tugas sehari – hari, Sekretariat DPRD mempunyai 23

Pegawai yang PNS.

a) Tingkat Pendidikan

Dari hasil observasi penulis menyatakan pendidikan di Sekretariat DPRD

Kabupaten Balangan sebagian masih ada yang berlatar belakang SLTA/sederajat.

Dari wawancara dengan Bapak Syaiful Bakhri. S.Sos, M.AP selaku

Kabag Umum dan Kepegawaian menyatakan bahwa :

Memang benar pegawai Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan masih ada


beberapa Staf pegawai yang berlatar belakang pendidikan SMA/sederajat ,oleh
sebab itulah kami perlu mengikut sertakan pegawai kedalam pendidikan ataupun
pelatihan dalam hal meningkatkan kinerja pegawai setidaknya kami berharap
bahwa pegawai yang diikutsertakan mampu lebih bisa berkembang lagi demi
tujuan wancara April 2018 )

Berdasarkan hasil wawancara kepada Bapak Suparman,S.Sos selaku

Kasubbag Persidangan Rapat & Risalah menyatakan bahwa :

Tingkat pendidikan pegawai disini untuk tingkat pendidikan yang

paling tinggi adalah S2 dan tingkat pendidikan yang dimiliki pegawai yang paling

rendah adalah SLTA hasil wawancara April 2018 )


64

Dari hasil observasi, wawancara serta teori maka dapat disimpulkan

bahwa pendidikan paling tinggi yang dimiliki pegawai pada Sekretariat DPRD

Kabupaten Balangan adala S2 dan tingkat pendidikan paling rendah adalah SLTA.

Adapun keadaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Sekretariat DPRD

Kabupaten Balangan adalah sebagai berikut :

TABEL 4.3

PENDIDIKAN YANG DIMILIKI PEGAWAI PADA SEKRETARIAT

DPRD KABUPATEN BALANGAN

NO NAMA – NIP JABATAN PENDIDIKAN

01 H.Sutikno, AP.M.AP Sekretaris DPRD S2


NIP. 19760417 199412 1 001 (Ilmu Adm
Publik)

02 Syaiful Bahri,S.Sos, M.AP Kabag Umum S2 (MSDM)


NIP. 19620128 198302 1 002 Kepegawaian &
Humas
03 H. Muhammad Ideris, S.Pd, Kabag Perencanaan S2 (MSDM)
MM & Keuangan
NIP. 19610802 198009 1 001
04 H. Syamsul Hidayat, S.Sos Kabag Perundang - S1
NIP. 19650126 198602 1 003 undangan (Ilmu Adm
Persidangan & Negara)
Risalah
05 Amidhan, S, Sos Kasubbag Umun & S1
NIP. 19610815 198002 1 001 Kepegawaian (Ilmu Adm
Negara)

06 Suparman, S.Sos Kasubbag S1


NIP. 19660409 198903 1 013 Persidangan Rapat & (Ilmu Adm
Risalah Negara)
65

07 Sairil Fajeri, SH Kasubbag Hukum & S1 (Ilmu


NIP. 19801104 200701 1 004 Perundang-undangan Hukum)

08 H. Akhmad Mulyadi Kasubag Pembukuan SLTA


NIP. 19600708 199303 1 005 & Verifikasi
09 Teguh Irawan,SE Kasubbag Program S1
NIP.19831116 200904 1 003 Anggaran & (Ekonomi
Pelaporan Manajemen)

10 Fauzan Rahman,S.Sos Kasubbag Humas & S1


NIP. 19751217 201001 1 010 Protokol (Ilmu
Komunikasi)

11 Sairaji, S. Sos Penyusun Rencana S1


NIP. 19800609 200501 1 007 Kegiatan dan (Ilmu Adm
Anggaran Negara)

12 Mahli Wahyudi Safitri, S.Sos Pengelola S1


NIP. 19820723 200604 1 013 Kepegawaian (Ilmu Adm
Negara)

13 Abdul Hakim, S.Sos Analis Perencanaan S1


NIP. 19740817 200604 1 015 dan Pelaporan (Ilmu Adm
Negara)

14 Arief Aulia Penyusun Risalah S1


NIP. 19850314 200701 1 003
15 Hendra Surya Gunawan, Pranata Komputer D-III
A.Md (Manajemen
NIP. 19840721 201001 1 014 Informatika)

16 Enna Paskayana Sihotang, A. Verifikator D-III


Md Keuangan (Akuntansi)
NIP. 19850411 201001 2 024
17 Muhammad Ilham Sadid Pengadministrasi SLTA
NIP. 19750401 200604 1 009 Umum
18 Opi Supriady, S.Sos Staf Umum & SI
NIP. 19770904 200801 1 016 Kepegawaian (Ilmu Adm
Negara)

19 Erma Rakhmawati Bendahara SLTA


NIP. 19850411 201001 2 024
66

20 Firmansyah Pengadministrasi SLTA


NIP. 19850621 200903 1 007 Hukum
21 Nor Ipansyah Petugas Protokol SLTA
NIP. 19630102 201406 1 002
22 Irawan Pengadministrasi SLTA
NIP.19840716 201001 1 023 Keuangan

23 Abdul Hamid Pramu Bakti SLTA


NIP. 19740512 201212 1 001

Sumber : Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan 2018

b) Pelatihan Kerja

Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi,

memperoleh, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin,

sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai

dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.

Dari hasil observasi penulis menyatakan bahwa pelatihan kerja pada

Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan sudah dilaksanakan dengan baik kepada

pegawai dengan cara bergantian.

Dari hasil wawancara dengan Bapak Suparman,S.Sos Selaku Kasubbag

Persidangan Rapat & Risalah mengatakan bahwa :

Iya, memang benar pelatihan kerja telah dilaksanakan dengan baik

terhadap pegawai pada kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan dan

April 2018 )
67

Selanjutnya ditambahkan oleh Bapak Amidhan, S.Sos selaku Kasubbag

Umum & Kepegawaian menyatakan bahwa :

Pelatihan kerja terhadap para pegawai pada kantor Sekretariat DPRD

Kabupaten Balangan secara bergantian biasanya bisa 1 bulan 1 kali atau 2

April 2018)

Menurut Nitisemito (1996:35), mendefinisikan pelatihan sebagai suatu

kegiatan yang bermaksud untuk memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah

laku ketrampilan, dan pengetahuan dari karyawannya sesuai dengan keinginan

perusahaan.

Dari hasil observasi, wawancara dan teori maka dapat disimpulkan

bahwa pelatihan kerja pada Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan memang

dilakukan secara bergantian untuk menambah wawasan seorang pegawai.

7) Keterampilan

Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. atau

kecakapan yang disyaratkan. Dalam pengertian luas, jelas bahwa setiap cara yang

digunakan untuk mengembangkan manusia, bermutu dan memiliki pengetahuan,

keterampilan dan kemampuan sebagaimana diisyaratkan (Suparno, 2001:27).

a) Keahlian

Dari hasil observasi penulis menyatakan keahlian sangatlah penting bagi

seorang pegawai, dan itu merupakan keistimewaan seseorang sebab tidak semua

orang yang memiliki keahlian.


68

Berdasarkan wawancara dengan Bapak H. Syamsul Hidayat, S.Sos

selaku Kabag Perundang-undangan Persidangan Rapat dan Risalah menyatakan

bahwa :

Keahlian sangatlah penting tapi sebagian pegawai saja yang memiliki

keahlian dalam bidang bidangnya masing, dengan adanya keahlian maka

pekerjaan yang sulit akan menjadi lebih asil wawancara

April 2018)

Selanjutnya ditambahkan oleh Bapak Sairil Fajeri, SH selaku Kasubbag

Hukum dan Perundang-undangan menyatakan bahwa :

eahlian merupakan hal penting karena jika seseorang bekerja tidak

sesuai keahliannya maka hasil pekerjaan takutnya tidak sesuai dengan apa yang

diharapkan hasil wawancara April 2018 )

Keahlian adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. atau kecakapan

yang disyaratkan. Dalam pengertian luas, jelas bahwa setiap cara yang digunakan

untuk mengembangkan manusia, bermutu dan memiliki pengetahuan,

keterampilan dan kemampuan sebagaimana diisyaratkan ( Suparno, 2001: 27 ).

Dari hasil observasi, wawancara serta teori maka dapat disimpulkan

bahwa keahlian/keterampilan sangat penting bagi seorang pegawai untuk

melaksanakan tugas – tugasnya di dalam organisasi.

8) Kepemimpinan

Ada yang menyebutkan kepemimpinan adalah seseorang yang ditunjuk

dengan surat keputusan ataupun tidak yang akan mempunyai beban untuk

bertanggung jawab kepemimpinannya. Pemimpin seperti ini lebih banyak bekerja


69

dibandingkan dengan berbicara. Lebih banyak memberikan contoh – contoh baik

dalam kehidupannya dibandingkan dengan berbicara besar tanpa bukti

dibandingkan dari orientasi kepentingan diri sendiri.

a) Perilaku Pimpinan

Pemimpin dalam melaksanakan tugas sehari-hari harus didasari oleh

orientasi kepemimpinan yang mewarnai perilaku yang diterapkannya. Salah satu

tinjauan tentang prilaku kepemimpinan yang diterapkan adalah prilaku

kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan prilaku kepemimpinan yang

berorientasi pada hubungan antar manusia.

Dari hasil observasi penulis menyatakan bahwa perilaku pimpinan

sangatlah berpengaruh terhadap para pegawainya, sebab pimpinan merupakan

contoh atau cerminan bagi para bawahannya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Suparman, S.Sos, selaku

Kasubbag Persidangan Rapat & Risalah menyatakan bahwa :

Perilaku pimpinan pada Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan

sangatlah baik dan bijaksana, sopan serta ramah terhadap pegawai pegawai

yang ada pada kantor Sekretar hasil

wawancara April 2018 )

Demikian ditambahkan oleh Fauzan Rahman, S.Sos selaku Kasubbag

Humas & Protokol menyatakan bahwa :

Perilaku pimpinan pada kantor Sekretariat DPRD Kabupaten

Balangan sangatlah adil, tidak pernah pilih kasih karena semua pegawai

diperlakukan sama April 2018 )


70

Menurut Hasibuan (2006), definisi pimpinan adalah seseorang dengan

wewenang kepemimpinanya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan

sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.

Dari hasil observasi, wawancara serta teori maka dapat disimpulkan

bahwa perilaku pimpinan sangat berpengaruh terhadap disiplin kerja pegawai

yang dipmpinnya. karena seorang pimpinan akan menjadi panutan bagi para

pegawainya.

9) Kedewasaan

Kedewasaan adalah saat seseorang tetap bisa bersikap tenang dan

bijaksana dalam menyelesaikan sebuah situasi atau masalah seberat apapun.

Banyak orang yang menganggap dirinya dewasa tetapi tidak memperhatikan

perasaan orang lain. Kedewasaan seseorang dapat di ukur dari sudut pandang

pemikiran, cara berfikir dan cara menyikapi suatu masalah bukan dari umur

seseorang.

a) Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja adalah tingkat penguasaan pengetahuan serta

keterampilan seseorang dalam pekerjaannya yang dapat diukur dari masa kerja

dan dari tingkat pengetahuan serta keterampilan yang dimilikinya.

Dari hasil observasi penulis menyatakan tentang pengalaman kerja pada

Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan sebagian sudah cukup berpengalaman

tetapi masih ada yang kurang berpengalaman terhadap pekerjaannya.


71

Dari hasil wawancara dengan Bapak H.Sutikno, AP, M.AP, selaku

Sekretaris Dewan mengatakan bahwa :

Pengalaman kerja sangatlah berpengaruh terhadap pekerjaan yang

kita lakukan disetiap instansi, tapi masih ada yang kurang berpengalaman

sehingga tidak terlalu menguasai pekerjaan yang diberikan kepadanya hasil

wawancara April 2018)

Demikian ditambahkan oleh Bapak Amidhan, S.Sos selaku Kasubbag

Umum & Kepegawaian menyatakan bahwa :

Memang benar pengalaman kerja berpengaruh besar terhadap sukses

atau tidaknya seorang pegawai menyelesaiakan pekerjaannya ( hasil

wawancara April 2018 )

Pengalaman kerja adalah pengetahuan atau keterampilan yang telah

diketahui dan dikuasai seseorang yang akibat dari perbuatan atau pekerjaan yang

telah dilakukan selama beberapa waktu tertentu (Trijoko, 1980 : 82).

Dari hasil observasi, wawancara dan teori maka dapat disimpulkan

bahwa pengalaman kerja sangatlah berpengaruh terhadap seseorang yang

melakukan pekerjaan di sebuah instansi.

b) Masa Kerja

Pengertian masa kerja adalah sebagai pengalaman kerja yaitu lamanya

seseorang bekerja di suatu instansi atau organisasi yang dihitung sejak pertama

kali bekerja, semakin lama bekerja seseorang, tenaga kerja akan semakin

dianggap berpengalaman.
72

Dari hasil observasi penulis menyatakan bahwa masa kerja adalah

lamanya seseorang bekerja disuatu instansi yang diperoleh terhitung mulai

pertama kali kerja.

Dari hasil wawancara terhadap Bapak Amidhan,S,Sos selaku

Kasubbag Umum & Kepegawaian mengatakan bahwa :

dihitung setelah kita bekerja di sebuah instansi dari

awal masuk terhitung dan ditentukan oleh pemerintah seberapa masa kerja

hasil wawancara April 2018 )

Demikian ditambahkan oleh Bapak Syaiful Bakhri, S.Sos, M.AP selaku

Kabag Umum & Kepegawaian menyatakan bahwa :

pemerintah setelah ia masuk

sebagai pegawai tetap/ PNS. ( hasil wawancara April 2018 )

Masa kerja adalah jangka waktu orang sudah bekerja pada suatu

organisasi, lembaga dan sebagainya. Masa kerja seseorang dalam organisasi

perlu diketahui karena masa kerja merupakan salah satu indikator tentang

kecenderungan para pekerja dalam melaksanakan aktivitas kerjanya. Misalnya

agar produktivitas kerja, semakin lama seseorang bekerja maka semakin tinggi

pula produktivitasnya karena semakin berpengalaman dan mempunyai

keterampilan yang baik dalam menyelesaikan tugas yang dipercayakan kepadanya

(Siagian, 1989).

Dari hasil observasi, wawancara dan teori maka dapat disimpulkan

bahwa masa kerja seseorang pada kantor atau instansi dapat ditentukan setelah

seseorang sudah bekerja jadi PNS.


73

10) Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa

orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan

informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain.

a) Hubungan Kerja

Dari hasil observasi penulis menyatakan hubungan kerja penting bagi

pegawai untuk menjalankan tugas – tugasnya dalam sebuah organisasi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak H. Syamsul Hidayat, S.Sos

selaku Kabag Perundang-undangan, Persidangan Rapat & Risalah menyatakan

bahwa :

hubungan kerja akan mempermudah pekerjaan yang dilakukan seorang pegawai

asil wawancara April 2018 )

Selanjutnya ditambahkan oleh Bapak H. Sutikno, AP, M.AP, selaku

Sekretaris Dewan menyatakan bahwa :

antara pegawai satu sama lain sangatlah penting bagi

April 2018 )

Definisi hubungan kerja menurut Hartono Widodo dan Judiantoro,

hubungan kerja adalah kegiatan-kegiatan pengerahan tenaga atau jasa seseorang

secara teratur demi kepentingan orang lain yang memerintahnya

(pengusaha/majikan) sesuai dengan perjanjian kerja yang telah disepakati.

Dari hasil observasi, wawancara serta teori maka dapat disimpulkan

bahwa hubungan kerja sangatlah penting dalam pekerjaan dan bisa mempermudah

pekerjaan yang akan dilakukan.


74

11) Sarana dan Prasarana

Sebagaimana diketahui bahwa peralatan administrasi pegawai merupakan

sarana mutlak yang diperlukan dan disediakan dalam rangka sistem kerja setiap

organisasi, maka pekerjaan tidak tertunda ataupun terlambat tetapi dapat

dilaksanakan dengan baik. Oleh karena itu sarana dan fasilitas mdenentukan

lancar tidaknya pelaksanaan sistem kerja.

a) Pemberian fasilitas

Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan kinerja yang baik diperlukan

sarana dan fasilitas yang memadai sesuai kebutuhan kantor, mengingat peralatan

tersebut sangat penting bagi terselenggara sistem kerja yang baik, tanpa adanya

sarana dan fasilitas maka tugas dan fungsi seorang pegawai juga akan terganggu

atau terhambat.

Dari hasil observasi penulis menyatakan pemberian fasilitas sangat

menunjang pekerjaan dalam sebuah kantor untuk mempermudah pekerjaan yang

akan dikerjakan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Amidhan,S.Sos selaku

Kasubbag Umum & Kepegawaian menyatakan bahwa :

arana atau fasilitas pada kantor Sekretariat DPRD Kabupaten

Balangan memang sudah cukup tapi masih diperlukan penambahan beberapa

fasilitas seperti Laptop dan Unit Komputer, serta lemari arsip

hasil wawancara April 2018 )


75

Demikian ditambahkan oleh Bapak Fauzan Rahman, S.Sos selaku

Kasubbag Humas & Protokol menyatakan bahwa :

Sarana atau fasilitas pada kantor DPRD Kabupaten Balangan

April 2018 )

Menurut Sudarmayanti (2001 – 65), faktor – faktor yang mempengaruhi

kinerja pegawai, yaitu sikap mental, pendidikan, keterampilan, kepemimpinan,

tingkat penghasilan, kedisiplinan, komunikasi, sarana atau fasilitas dan

kesempatan berprestasi. Organisasi harus memberikan sarana dan fasilitas untuk

mendukung kinerja pegawai.

Dari hasil observasi, wawancara serta teori maka dapat disimpulkan

bahwa fasilitas pada kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan sarana dan

prasarana sudah memadai tapi sebagian masih ada yang mengganggu dalam

pekerjaan seperti kurang dinginnya AC.

12) Kesempatan Berpartisipasi

Kesempatan berpartisipasi adalah kesempatan pegawai untuk

melakukan/menyampaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam organisasi.

a) Promosi jabatan

Promosi jabatan adalah seorang pimpinan mempromosikan seorang

pegawainya untuk naik pangkat/ mengusulkan pangkat yang tinggi dari jabatan

yang sekarang.
76

Dari hasil observasi penulis menyatakan promosi jabatan ialah

mempromosikan diri untuk naik jabatan/ pangkat yang ada pada sebuah

organisasi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak H. Sutikno, AP, M.AP

selaku Sekretaris Dewan menyatakan bahwa :

romosi jabatan yang saya lakukan kepada pegawai/ bawahan sesuai

dengan pangkat yang mereka miliki di kantor DPRD Kabupaten Balangan

promosi jabatan sesuai dengan keb hasil

wawancara April 2018 )

Selanjutnya ditambahkan oleh Bapak Sairil Fajeri, SH selaku Kasubbag

Hukum dan Perundang-undangan menyatakan bahwa :

para pegaw hasil wawancara April 2018 )

Menurut Handoko (1999) syarat-syarat promosi pada umumnya sebagai

berikut : Kejujuran, Disiplin, Prestasi kerja, Kerjasama, Kecakapan, Loyalitas,

Kepemimpinan, Komunikatif dan Pendidikan

Dari hasil observasi, wawancara serta teori maka dapat disimpulkan

bahwa Sekretaris Dewan selaku pimpinan sudah melakukan promosi jabatan

kepada para pegawai yang ingin naik pangkat sesuai dengan kebutuhannya.
77

2. Faktor – Faktor Penghambat dalam Pelaksanaan Disiplin Kerja Pegawai

pada Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan.

Adapun faktor – faktor penghambat dalam pelaksanaan disiplin kerja

pegawai pada Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan yaitu :

a) Ketaatan

Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis kepada Bapak Syaiful

Bakhri, S.Sos, M.AP selaku Kabag Umum dan Kepegawaian :

Memang sebagian pegawai Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan

masih ada staf yang kurang taat pada peraturan kantor terutama untuk masalah

Selanjutnya ditambahkan oleh Bapak Amidhan S.Sos, selaku Kasubbag

Umum & Kepegawaian mengatakan bahwa :

Masalah ketaatan pada peraturan kantor pegawai disini memang

sebagian staf ataupun pegawai masih ada yang kurang memahami arti disiplin

Menurut hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan dapat

disimpulkan bahwa pegawai Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan masih belum

atau kurang taat pada peraturan di kantor. Hal ini karena sebagian pegawai

Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan masih belum memahami arti displin

yang sesungguhnya. Untuk itu pegawai Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan

perlu dibimbing atau ditindak tegas terutama untuk pegawai yang kurang

patuh terhadap peraturan kantor.


78

Ketaatan pada peraturan kantor yang dimiliki seorang pegawai

mempengaruhi kinerja pegawai tersebut. Semakin tinggi tingkat disiplin kerja

seorang pegawai maka kemungkinan kinerjanya juga semakin tinggi.

b) Perbuatan / Perilaku

Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis kepada Bapak Sairil

Fajeri, SH selaku Kasubbag Hukum dan Perundang-undangan beliau

mengatakan bahwa :

Perilaku pegawai diharapkan memiliki sifat yang disiplin sehingga

dapat mendorong peningkatan kinerja serta dapat menjaga keharmonisan

hubungan antar pribadi, baik didalam maupun diluar lingkungan kantor ( hasil

wawancara April 2018 )

Selanjutnya ditambahkan oleh Bapak Opy Supriadi, S.Sos, selaku Staf TU

& Kepegawaian mengatakan bahwa :

Perilaku pegawai yang tidak displin akan berdampak pada kinerja

2018 )

Menurut hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan dapat

disimpulkan bahwa perilaku pegawai yang tidak displin akan berdampak pada

kinerja mereka serta akan menghambat proses pekerjaan. Pegawai diharapkan

memiliki sifat yang disiplin sehingga dapat mendorong peningkatan kinerja

serta dapat menjaga keharmonisan hubungan antar pribadi, baik didalam

maupun diluar lingkungan kantor.


79

c) Pemberian Motivasi

Berdasarkan hasil wawancara dengan H. Sutikno, AP, M.AP selaku

Sekretaris Dewan mengatakan bahwa :

“ Motivasi bisa jadi penghambat kedisplinan pegawai jika tidak

dilaksanakan. Dengan adanya motivasi maka pegawai akan lebih merasa

diperhatikan dalam bekerja sehingga lebih giat lagi dalam menerapkan

kedisiplinan dalam bekerja April 2018 .

Demikian ditambahkan lagi oleh Bapak Sairil Fajeri, SH Kasubbag

Hukum dan Perundang-undangan mengatakan bahwa :

semangat dalam melakukan pekerjaan dan tugasnya dalam bekerja sehingga

akan terlihat pula kinerja pegawai yang memuaskan ( hasil wawancara April

2018 )

Dari hasil observasi dan wawancara maka dapat disimpulkan bahwa

Tanpa adanya motivasi maka pegawai terkesan malas-malasan dam bekerja,

Namun dengan adanya motivasi dari pimpinan itu pegawai akan merasa selalu

diperhatikan dan motivasi sangatlah penting untuk memperlancar pekerjaan,

selain itu dengan adanya motivasi akan terlihat pula kinerja pegawai yang

memuaskan.

d) Ketepatan Waktu

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Bapak Syaiful Bakhri,

S.Sos, M.AP selaku Kabag Umum dan Kepegawaian mengatakan bahwa :

Masalah ketepatan waktu pada kantor Sekretariat DPRD Kabupaten

Balangan memang harus ditingkatkan lagi demi menunjang kelancaran pekerjaan


80

yang akan dilakukan di dalam kantor serta untuk menerapkan kedisiplinan

pegawai April 2018 )

Demikian juga ditambahkan oleh H.Sutikno, AP, M.AP selaku Sekretaris

Dewan mengatakan bahwa :

Ketepatan waktu itu sangatlah berharga dan merupakan penilaian

kinerja bagi pegawai yang teladan, dengan tepat waktu datang ke kantor maka

akan lebih mudah dapat menyelesaikan tugas tugas yang ingin dikerjakan

sehingga dapat selesai dengan tepat waktu ( hasil wawancara April 2018 )

Dari hasil observasi dan wawancara maka dapat disimpulkan bahwa

ketepatan waktu merupakan salah satu tindak disiplin dan ketepatan waktu harus

ditingkatkan lagi untuk menunjang kelancaran pekerjaan sehingga pekerjaan

selalu selesai tepat pada waktunya.

e) Disiplin

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Amidhan, S.Sos selaku Kasubbag

Umum & Kepegawaian mengatakan bahwa :

Masalah kedisiplinan dalam melakukan pekerjaan sangat diperlukan

dalam organisasi untuk meningkatkan kinerja pegawai wawancara April

2018)

Demikian ditambahkan oleh Bapak Suparman,S.Sos selaku Kasubbag

Persidangan Rapat dan Risalah mengatakan bahwa :

Kurang membiasakan tindakan disiplin maka akan berpengaruh terhadap

prestasi kerja serta kinerja para pegawai hasil wawancara April 2018 )

Dari hasil observasi dan wawancara dapat disimpulkan bahwa masalah

kedisplinan sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja pegawai serta untuk


81

kelancaran kegiatan pada suatu instansi. Kurangnya kesadaran untuk

membiasakan diri bersikap disiplin maka akan berpengaruh terhadap kinerja

pegawai.

f) Etika Kerja

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Fauzan Rahman, S.Sos, selaku

Kasubbag Humas dan Protokol mengatakan bahwa :

Pegawai yang tidak beretika dalam bekerja itu akan berpengaruh

terhadap sikap pegawai lain dan juga berpengaruh terhadap pelaksanaan

kedisplinan pegawai April 2018 )

Demikian ditambahkan oleh Bapak Amidhan,S.Sos, selaku Kasubbag

Umum dan Kepegawaian mengatakan bahwa :

Etika dalam bekerja merupakan salah satu cerminan disiplin kerja

pegawai dan sangat berpengaruh terhadap kinerja pegawai itu sendiri

wawancara April 2018 )

Dari observasi dan wawancara dapat disimpulkan bahwa kegiatan dalam

suatu instansi tidak akan terhambat jika masing-masing pegawai memilki etika

yang baik dan tepat. Etika dalam bekerja merupakan salah satu cerminan disiplin

kerja pegawai dan sangat berpengaruh terhadap kinerja pegawai.

g) Tingkat Pendidikan

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada Bapak Syaiful Bakhri,

S.Sos, M.AP selaku Kabag Umum dan Kepegawaian mengatakan bahwa :

Memang sebagian pegawai Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan masih ada


beberapa staf pegawai berlatar pendidikan SMA/Sederajat, oleh sebab itulah
kami perlu mengikut sertakan pegawai ke dalam pendidikan ataupun pelatihan
dalam hal meningkatkan kinerja pegawai setidaknya kami berharap bahwa
82

pegawai yang diikutsertakan mampu lebih bisa berkembang lagi demi tujuan
April 2018 )

Demikian ditambahkan oleh Bapak Suparman, S.Sos, selaku Kasubbag

Persidangan, Rapat & Risalah mengatakan bahwa :

. Pendidikan yang dimiliki seorang pegawai mempengaruhi kinerja

pegawai tersebut. Semakin tinggi pendidikan seorang pegawai maka

kemungkinan kinerjanya juga semakin tinggi. April 2018 )

Menurut hasil observasi dan wawancara yang diteliti lakukan dapat

disimpulkan bahwa pegawai Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan belum atau

kurang mengetahui tugas dan fungsinya masing – masing. n/ pelatihan dalam hal

kinerja pegawai.

Pendidikan yang dimiliki seorang pegawai mempengaruhi kinerja

pegawai tersebut. Semakin tinggi pendidikan seorang pegawai maka

kemungkinan kinerjanya juga semakin tinggi.

h) Pelatihan Kerja

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Fauzan Rahman, S.Sos selaku

Kasubbag Humas dan Protokol mengatakan bahwa :

Tanpa pelatihan kerja terhadap pegawai pada kantor Sekretariat DPRD

Kabupaten Balangan dikhawatirkan pengembangan sikap atau perilaku

karyawan tidak akan terwujud April 2018 )

Selanjutnya ditambahkan oleh Bapak H. Sutikno, AP, M.AP selaku

Sekretaris Dewan mengatakan bahwa :

sudah mulai dilaksanakan secara bergantian kepada pegawai


di Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan untuk menunjang pekerjaan,
pengembangan pengetahuan serta keterampilan pegawai sehingga kinerja
83

mereka akan terus meningkat sesuai dengan apa yang diharapkan ( hasil
wawancara April 2018 )

Dari hasil observasi dan wawancara pelatihan kerja sudah dilaksanakan

dengan harapan akan meningkatkan kinerja pegawai itu sendiri. Pelatihan kerja

yang jarang dilaksanakan dikhawatirkan tidak akan memperlancar pekerjaan

mereka oleh karena itu dilakukan pelatihan kerja secara bergantian.

i) Keahlian

Berdasarkan wawancara dengan Bapak H. Syamsul Hidayat, S.Sos

selaku Kabag Perundang-undangan Persidangan Rapat dan Risalah mengatakan

bahwa :

Tanpa keahlian khusus seorang pegawai akan sulit untuk melakukan

pekerjaan yang tidak sesuai dengan keahlian yang dia miliki, tidak banyak orang

yang mempunyai keahlian dalam pekerjaan April 2018 )

Selanjutnya ditambahkan oleh Bapak Syaiful Bakhri, S.Sos, M.AP,

Selaku Kabag Umum dan Kepegawaian mengatakan bahwa :

Keahlian harus dimiliki seorang pegawai untuk memperlancar

pekerjaan yang ia lakukan dikantor dimana mereka bekerja, tanpa keahlian yang

tidak sesuai pada tempatnya maka akan mempersulit pegawai untuk

menyelesaikan pekerjaan April 2018 )

Dari hasil observasi dan wawancara maka dapat disimpulkan bahwa

tanpa keahlian khusus seorang pegawai akan sulit untuk melakukan pekerjaan

yang tidak sesuai dengan keahlian yang dia miliki, tanpa keahlian yang tidak

sesuai pada tempatnya maka akan mempersulit pegawai untuk menyelesaikan

pekerjaan. Dengan adanya keahlian yang dimiliki seorang pegawai dan


84

kemampuan sesuai bidangnya maka akan mempermudah mereka untuk

melakukan tugas – tugas yang diberikan oleh atasan.

j) Perilaku Pimpinan

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Opy Supriadi, S.Sos selaku staf

TU & Kepegawaian mengatakan bahwa :

Untuk meningkatkan kedisplinan pegawai , perilaku pimpinan untuk

bertindak tegas dalam hal memberikan sanksi terhadap pegawai yang melanggar

aturan harus dilakukan agar para pegawai yang tidak disiplin bisa menciptakan

kesadaran terhadap tanggung jawab pekerjaan April 2018 )

Demikian ditambahkan oleh Bapak Sairil Fajeri, SH selaku Kasubbag

Hukum dan Perundang-undangan mengatakan bahwa :

para

pegawainya baik itu dengan pemberian motivasi, menjadi pemimpin yang tegas,

adil dan tidak mebosankan bagi para pegawainya, sehingga pegawai senantiasa

senang hati dalam melakukan tugas serta tanggung jawab ( hasil wawancara

April 2018 )

Dari hasil observasi dan wawancara maka dapat disimpulkan bahwa

Perilaku pimpinan sangat berpengaruh terhadap tingkat kedisplinan serta kinerja

para pegawai, sebab apabila citra seorang atasan bagus maka citra bawahannya

juga turut bagus. Untuk meningkatkan kedisplinan serta kinerja pegawai, perilaku

pimpinan diharapkan mampu menunjang prestasi kerja para pegawainya baik itu

dengan pemberian motivasi, menjadi pemimpin yang tegas, adil dan tidak

mebosankan bagi para pegawainya sehingga pegawai senantiasa senang hati

dalam melakukan tugas serta tanggung jawab.


85

k) Pengalaman Kerja

Dari hasil wawancara dengan Bapak H. Sutikno, AP, M.AP selaku

Sekretaris Dewan mengatakan bahwa :

Pengalaman kerja sangatlah berpengaruh terhadap seorang pegawai

untuk melakukan pekerjaannya sebab tingkat penguasaan pengetahuan serta

keterampilan seseorang dalam pekerjaannya yang dapat diukur dari masa kerja

dan dari tingkat pengetahuan serta keterampilan yang dimilikinya ( hasil

wawancara April 2018 )

Demikian ditambahkan oleh Bapak Suparman, S.Sos selaku Kasubbag

Persidangan Rapat dan Risalah mengatakan bahwa :

Pengalaman kerja sebagai sarana untuk menganalisa dan mendorong

efisiensi dalam pelaksanaan tugas pekerjaan pegawai. Seorang pegawai yang

memiliki pengalaman kerja akan melakukan gerakan yang mantap dalam bekerja

tanpa disertai keraguan. ( hasil wawancara April 2018 )

Dari hasil observasi dan wawancara maka dapat disimpulkan bahwa

Pengalaman kerja sangatlah berpengaruh terhadap seorang pegawai untuk

melakukan pekerjaannya sebab tingkat penguasaan pengetahuan serta

keterampilan seseorang dalam pekerjaannya yang dapat diukur dari masa kerja

dan dari tingkat pengetahuan serta keterampilan yang dimilikinya.

l) Masa Kerja

Dari hasil wawancara dengan Bapak Opy Supriadi, S.Sos selaku staf TU

dan Kepegawaian mengatakan bahwa :


86

Masa kerja seorang pegawai dihitung sejak pertama kali masuk

bekerja, semakin lama bekerja akan dianggap semakin berpengalaman dan

diharapkan semakin meningkatkan kesadaran akan kedisiplinan dalam bekerja. (

hasil wawancara April 2018 ).

Selanjutnya ditambahkan oleh Bapak Suparman, S.Sos, selaku Kasubbag

Persidangan Rapat dan Risalah mengatakan bahwa :

Masa kerja ditentukan oleh pemerintah untuk mengetahui seberapa

lamanya seorang pegawai bekerja sehingga dari masa kerja tersebut dapat

dilihat seberapa besar kinerja mereka selama menjadi pegawai

wawancara April 2018 )

Dari hasil observasi dan wawancara maka dapat disimpulkan bahwa

masa kerja ditentukan oleh pemerintah untuk mengetahui seberapa lamanya

seorang pegawai bekerja sehingga dari masa kerja tersebut dapat dilihat seberapa

besar kinerja mereka selama menjadi pegawai. Semakin lama seorang pegawai

bekerja maka akan dianggap semakin berpengalaman dan diharapkan semakin

meningkatkan kesadaran akan kedisiplinan dalam bekerja.

m) Hubungan Kerja

Berdasarkan hasil wawancara Bapak Syaiful Bakhri, S.Sos, M.AP selaku

Kabag Umum dan Kepegawaian mengatakan bahwa :

gatlah penting bagi setiap instansi instansi yang

ada untuk memperlancar organisasi dalam pekerjaan pekerjaan, tanpa adanya

hubungan kerja yang baik maka informasi yang kita perlukan akan lebih sulit

didapatkan April 2018 )


87

Demikian ditambahkan oleh Bapak Sairil Fajeri, SH selaku Kasubbag

Hukum dan Perundang-undangan mengatakan bahwa :

Tanpa adanya hubungan kerja antar instansi maka akan mempersulit

pekerjaan yang akan dikerjakan dimana instansi kita bekerja. Dengan hubungan

kerja yang baik maka komunikasi sesama instansi pun juga menjadi lancar serta

informasi informasi juga akan cepat dan mudah diperoleh hasil wawancara

April 2018 )

Dari hasil observasi dan wawancara maka dapat disimpulkan bahwa

hubungan kerja sangatlah penting bagi setiap instansi – instansi yang ada untuk

memperlancar organisasi dalam pekerjaan – pekerjaan, tanpa adanya hubungan

kerja yang baik maka informasi yang kita perlukan akan lebih sulit didapatkan.

n) Pemberian Fasilitas

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Opy Supriadi, S.Sos selaku

Staf TU dan Kepegawaian mengatakan bahwa :

Sarana dan fasilitas pada kantor Sekretariat DPRD Kabupaten

Balangan sudah cukup tapi masih ada yang kurang yang bisa menghambat

pekerjaan yang dilakukan seperti masih kurangnya komputer dan printer

hasil wawancara April 2018 )

Demikian ditambahkan lagi oleh Bapak Amidhan, S.Sos selaku

Kasubbag Umum dan Kepegawaian mengatakan bahwa :

Sarana dan fasilitas dalam bekerja itu penting demi kelancaran yang

akan dicapai, maka dari itu fasilitas yang kurang harus dilengkapi dengan

secepatnya untuk kelancaran pekerjaan dalam melakukan tugas dan fungsinya

April 2018 )
88

Dari hasil observasi dan wawancara maka dapat disimpulkan bahwa

Sarana dan fasilitas sangat dibutuhkan semua pegawai, tidak ada fasilitas ataupun

sarana, maka perusahaan atau kantor tidak akan berjalan dengan baik. Oleh karena

itu dengan fasilitas yang cukup pegawai akan merasa lebih nyaman serta mudah

dalam melakukan pekerjaan yang akan dikerjakan.

o) Promosi Jabatan

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Amidhan, S.Sos selaku Kasubbag

Umum & Kepegawaian mengatakan bahwa :

atan dari pimpinan maka akan lebih

memudahkan seorang pegawai untuk memperoleh pangkat sesuai dengan

kesetaraan pangat yang terdahulu serta peluang mereke untuk meningkatkan

kinerja mereka pun akan menjadi lebih besar April 2018 )

Selanjutnya ditambahkan oleh Bapak H.Sutikno, AP, M.AP selaku

Sekretaris Dewan mengatakan bahwa :

“ Saya mendukung penuh terhadap pegawai yang saya pimpin untuk menyiapkan

berkas berkas untuk mengusulkan naik pangkat demi kelancaran pekerjaan serta

untuk peningkatan kinerja mereka ( hasil wawancara April 2018 )

Dari hasil observasi dan wawancara maka dapat disimpulkan bahwa

dengan adanya promosi jabatan dari pimpinan maka akan lebih memudahkan

seorang pegawai untuk memperoleh pangkat sesuai dengan kesetaraan pangkat

yang terdahulu serta peluang mereka untuk meningkatkan kinerja mereka pun

akan menjadi lebih besar. Semakin tinggi pangkat seseorang maka akan lebih

berpengalaman dalam bekerja serta sangat berpengaruh besar terhadap prestasi

kerja/kinerja mereka.
89

3. Upaya-upaya yang Dilakukan Untuk Meningkatkan Kinerja Pegawai

pada Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan.

a) Ketaatan

Berdasarkan wawancara menurut Bapak Syaiful Bakhri, S.Sos, M.AP

selaku Kabag Umum dan Kepegawaian mengatakan bahwa :

dengan aturan yang berlaku sehingga terhindar dari sanksi dari pelanggaran

( hasil wawancara April 2018 )

Menurut Bapak Fauzan Rahman, S,Sos selaku Kasubbag Humas dan

Protokol mengatakan bahwa :

diri yang akan sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari, membantu melatih
tanggung jawab pada diri sendiri. Orang yang hidupnya tertib akan menjalankan
tugas-tugasnya secara teratur dan rapi sehingga meningkatkan rasa tanggung

Dari hasil observasi dan wawancara maka dapat disimpulkan bahwa

dengan adanya ketaatan maka akan membentuk karakter pegawai yang disiplin

dan bertanggung jawab sehingga dapat dipercaya, dapat membantu individu

untuk membangun kedispilinan dalam diri, membantu melatih tanggung jawab

pada diri sendiri sehingga segala kegiatan kantor dapat berjalan dengan lancar.

b) Perbuatan / Perilaku

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Sairil Fajeri, SH selaku Kasubbag

Hukum dan Perundang-undangan beliau mengatakan bahwa :

hubungan industrial yang aman dan harmonis, maupun dengan mengembangkan


kompetensi pegawai-pegawai yang terlibat dalam aktivitas perkantoran, dengan
demikian dapat menumbuhkan motivasi seluruh pegawai untuk bekerja secara
. (hasil wawancara April 2018 )
90

Menurut Bapak Amidhan, S,Sos selaku Kasubbag Umum dan

Kepegawaian mengatakan bahwa :

pegawai merupakan sikap yang ada pada pegawai

yang menunjukkan seberapa jauh sikap dan tanggung jawab mereka terhadap

sesama teman dan atasan serta seberapa jauh tingkat kerja sama dalam

( hasil wawancara April 2018 )

Dari hasil observasi dan wawancara maka dapat disimpulkan bahwa

Perilaku pegawai yang baik adalah dengan membangun sistem kerja dan

hubungan industrial yang aman dan harmonis dengan demikian dapat

menumbuhkan motivasi seluruh pegawai untuk bekerja secara optimal sehingga

kinerja pun meningkat .

c) Pemberian Motivasi

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada Bapak Syaiful

Bakhri, S.Sos, M.AP selaku Kabag Umum dan Kpeegawaian mengatakan bahwa :

Pemberian motivasi dari pimpinan itu sangat penting untuk jadi

pendorong para pegawai agar selalu disiplin dalam melakukan tugas dan

tanggung jawab mereka April 2018 )

Demikian pula ditambahkan oleh Bapak H. Syamsul Hidayat, S.Sos

selaku Kabag Perundang-undangan, Persidangan Rapat dan Risalah mengatakan

bahwa :

pemberian motivasi dari seorang pimpinan maka

pegawai akan merasa diperhatikan dalam bekerja serta termotivasi untuk

menerapkan kedisiplinan April 2018 )


91

Dari hasil observasi dan wawancara maka dapat disimpulkan bahwa

pemberian motivasi dari pimpinan itu sangat penting untuk jadi pendorong para

pegawai agar selalu disiplin dalam melakukan tugas dan tanggung jawab mereka.

Dengan adanya pemberian motivasi dari seorang pimpinan maka pegawai akan

merasa diperhatikan dalam bekerja serta termotivasi untuk menerapkan

kedisiplinan.

d) Ketepatan Waktu

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak H. Sutikno, AP, M.AP

selaku Sekretaris Dewan mengatakan bahwa :

Upaya dalam meningkatkan ketepatan waktu itu dengan memberikan arahan


kepada pegawai agar dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dan selesai dengan
tepat waktu agar tidak terjadi kebut-kebutan dalan melakukan pekerjaan
sehingga hasil dari pekerjaan tersebut pun akan maksimal dan memuaskan
hasil wawancara April 2018 )
Demikian ditambahkan oleh Bapak Fauzan Rahman, S.Sos selaku

Kasubbag Humas dan Protokol mengatakan bahwa :

Upaya agar pegawai dapat mengelola waktu adalah kesadaran dari

dirinya sendiri, oleh karenanya diharapkan agar pimpinan jangan pernah bosan

memberi teguran atau himbauan kepada para pegawai

April 2018 )

Dari hasil observasi dan wawancara maka dapat disimpulkan bahwa

upaya menerapkan ketepatan waktu adalah kesadaran dari dirinya sendiri, oleh

karenanya diharapkan agar pimpinan jangan pernah bosan memberi teguran

atau himbauan kepada para pegawai. Untuk meningkatkan ketepatan waktu itu

dapat dengan cara memberikan arahan kepada pegawai agar dapat menyelesaikan
92

pekerjaan sesuai dan selesai tepat pada waktunya agar tidak terjadi kebut-kebutan

dalan melakukan pekerjaan sehingga hasil pekerjaan tersebut pun maksimal.

e) Disiplin

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Suparman, S.Sos, Kasubbag

Persidangan, Rapat dan Risalah menyatakan bahwa :

Upaya untuk menerapkan disiplin adalah dengan memberi pembinaan

terhadap pegawai serta dapat juga dengan meningkatkan motivasi kepada

pegawai sehingga tergerak untuk menanamkan sikap disiplin dalam bekerja

hasil wawancara April 2018 )

Menurut Bapak H. Sutikno, AP, M.AP selaku Sekretaris Dewan beliau

mengatakan :

memiliki tingkat kedisplinan yang tinggi sehingga terlatih untuk mengemban

tanggung jawab sebagai seorang pegawai yang akan menjadi teladan bagi

Dari hasil observasi dan wawancara maka dapat disimpulkan bahwa

untuk menerapkan disiplin adalah dengan memberi pembinaan terhadap pegawai

serta dapat juga dengan meningkatkan motivasi kepada pegawai sehingga tergerak

untuk menanamkan sikap disiplin dalam bekerja serta dengan memberikan sanksi

terhadap para pegaawi yang melanggar aturan sehingga menimbulkan efek jera.

f) Etika Kerja

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada H. Syamsul Hidayat,

S.Sos selaku Kabag Perundang-undangan Persidangan Rapat dan Risalah

mengatakan bahwa :
93

Agar para pegawai dapat mengerti akan pentingnya etika kerja dalam
organisasi maka pemimpin harus menerapkan disiplin kerja serta memberikan
pengarahan tentang etika kerja yng baik agar dapat meningkatkan kinerja
pegawai Kualitas dan kuantitas pekerjaan merupakan cerminan langsung
karakter profesional dan integritas. Seorang pekerja yang produktif dengan etika
kerja yang kuat, dapat menghasilkan karya yang berkualitas
April 2018 )

Menurut Bapak H. Sutikno, AP, M.AP selaku Sekretaris Dewan beliau

mengatakan bahwa :

ntuk meningkatkan disiplin kerja serta kinerja hendaknya pegawai secara


aktif dapat mengembangkan diri dan mengekspresikan potensinya dalam arahan
dan dibawah tanggung jawab atasannya. Saling menerima, menghargai dan
membina kerjasama sesama pegawai dalam suasana keterbukaan yang didasari
ketulusan dan itikad baik ( hasil wawancara April 2018 )

Dari hasil observasi dan wawancara maka dapat disimpulkan bahwa

pemimpin harus menerapkan disiplin kerja serta memberikan pengarahan tentang

etika kerja yng baik agar dapat meningkatkan kinerja pegawai juga menerapkan

etika kerja yang baik adalah dengan mencoba berinteraksi sesama pegawai

lainnya, bersikap sopan terhadap atasan dan rekan keja serta tidak membuat

keribuan di dalam lingkunga tempat kerja.

g) Tingkat Pendidikan

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada Bapak Syaiful Bakhri,

S.Sos, M.AP beliau menyatakan bahwa :

Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha untuk mengembangkan kepribadian


dan kemampuan seseorang yang berlangsung seumur hidup. maka perlu dibuat
rencana yang menyeluruh mengenai pendidikan dan pembinaan pegawai itu
mencakup semua energi keterampilan, bakat dan pengetahuan pegawai yang
digunakan untuk tujuan instansi yang bermanfaat. ( hasil wawancara April
2018 ).
94

Demikian ditambahkan oleh Bapak Amidhan, S.Sos selaku Kasubbag

Umum dan Kepegawaian mengatakan bahwa :

Pendidikan sekolah yang bersifat umum, pada dasarnya hanya


mengakibatkan penguasaan pengetahuan tertentu, yang tidak dikaitkan dengan
jabatan atau tugas tertentu. Pegawai dengan kemampuan standar apabila
mendapatkan kesempatan-kesempatan mengikuti pelatihan dan motivasi yang
tepat, akan lebih mampu dan cakap untuk melaksanakan tugas-tugasnya dengan
baik, dengan demikian jelas bahwa pendidikan akan mempengaruhi kinerja
karyawan April 2018 )

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan ataupun

pelatihan guna meningkatkan kualitas kinerja pegawai sangat penting, dengan

harapan bahwa dengan mengikutsertakan pegawai kedalam pendidikan ataupun

pelatihan pegawai tersebut bisa lebih memahami dan berkembang dalam bekerja,

sehingga tujuan organisasi mencapai keberhasilan. Dengan demikian jelas bahwa

pendidikan akan sangat mempengaruhi kinerja karyawan.

h) Pelatihan Kerja

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada Bapak H. Syamsul

Hidayat, S.Sos selaku Kabag Perundang-undangan, Persidangan Rapat dan

Risalah mengatakan bahwa ;

ami sering melakukan pelatihan kerja untuk memperdalam ilmu serta

menambah keterampilan serta pengetahuan pegawai agar kinerja pegawai terus

meningkat dan hasilnya akan memuaskan ( hasil wawancara April 2018 )

Hasil wawancara dengan Bapak H. Sutikno, AP, M.AP selaku Sekretaris

Dewan mengatakan bahwa :

Para pegawai selalu diikutsertakan bergantian untuk mengikuti pelatihan


pelatihan di dalam ataupun luar daerah, dengan harapan kinerja pegawai akan
terus berkembang dan semakin baik. Kecepatan dan kecermatan perlu selalu
diperhatikan, ditingkatkan dan dipelihara oleh para pegawai, sehingga dari
95

kombinasi tersebut dapat selalu berfungsi untuk terus memperbaiki kinerja agar
semakin baik. ( hasil wawancara April 2018 )

Dari observasi dan wawancara maka dapat disimpulkan bahwa para

pegawai sering diikutsertakan pelatihan–pelatihan kerja sesuai dengan bidangnya

masing-masing untuk memperdalam ilmu serta pengetahuan seputar bidang

pekerjaan mereka. Pelatihan kerja sangat penting bagi para pegawai untuk

memperdalam wawasan tentang pekerjaan.

i) Keahlian

Berdasarkan wawancara dengan Bapak H. Sutikno, AP, M.AP selaku

Sekretaris Dewan mengatakan bahwa :

melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan , maka salah satu cara yang perlu
dilakukan adalah memberikan kesempatan kepada para pegawai baik pegawai
lama maupun pegawai baru untuk mengikuti diklat. sebelum mereka dapat
menjalankan tugas-tugas yang menjadi kewajibannya. Pegawai membutuhkan
latihan-latihan karena adanya tuntutan dari tugas-tugasnya yang sekarang,
ataupun untuk mempersiapkan dirinya berhubung akan ditransfer atau
( hasil wawancara April 2018 )

Ditambahkan oleh Bapak Suparman, S.Sos selaku Kasubbag Persidangan

Rapat dan Risalah mengatakan bahwa :

memberikan pelatihan
yang cukup kepada pegawai. Pelatihan akan meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan pegawai dalam bekerja. Dengan demikian, pegawai juga dapat
melakukan pekerjaan secara profesional dan semangat dalam bekerja juga dapat
ditingkatkan

Dari hasil observasi dan wawancara diatas maka dapat disimpulkan

bahwa pegawai membutuhkan latihan-latihan karena adanya tuntutan dari tugas-

tugasnya yang sekarang, ataupun untuk mempersiapkan diri ketika akan ditransfer
96

atau dipromosikan pada jabatan yang lain. Dalam memberikan diklat, pimpinan

harus memperhatikan pegawai mana yang perlu dan mampu mengikuti diklat

tersebut agar tujuan dapat tercapai dalam meningkatkan dan memajukan kantor.

j) Perilaku Pimpinan

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Opy Supriady, S.Sos selaku Staf

TU dan Kepegawaian mengatakan bahwa :

Sebagai pemimpin memiliki kewibawaan merupakan perilaku yang penting,

sebab dengan perilaku itu seorang pemimpin dapat mempengaruhi perilaku

pegawai sehingga pegawai bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh

. ( hasil wawancara April 2018 )

Menurut Bapak H. Syamsul Hidayat, S.Sos selaku Kabag Perundang-

undangan Persidangan Rapat dam Risalah beliau mengatakan bahwa :

Perilaku pimpinan adalah kemampuan seorang pimpinan mempengaruhi untuk


memotivasi pegawai melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Perilaku
pimpinan merupakan proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi,
memotivasi perilaku pegawai untuk mencapai tujuan, serta berpengaruh untuk
memperbaiki ( hasil wawancara April 2018 )

Dari observasi dan wawancara maka dapat disimpulkan bahwa perilaku

pimpinan dapat mempengaruhi kinerja pegawai dalam menentukan tujuan

organisasi, memotivasi perilaku pegawai untuk meningkatkan kedisplinan, serta

berpengaruh untuk memperbaiki kinerja para pegawai.


97

k) Pengalaman Kerja

Berdasarkan hasil wawancara kepada Bapak H. Sutikno, AP, M.AP

selaku Sekretaris Dewan Mengatakan bahwa :

Dengan adanya pengalaman kerja maka telah terjadi proses

penambahan ilmu pengetahuan dan keterampilan serta sikap pada diri seorang

pegawai, sehingga dapat menunjang kinerja pegawai dengan perubahan-

perubahan yang ada. ( hasil wawancara April 2018 )

Selanjutnya ditambahkan oleh Bapak Suparman, S.Sos selaku Kasubbag

Persidangan Rapat & Risalah mengatakan bahwa :

Banyak sedikitnya pengalaman kerja akan menentukan atau menunjukan


bagaimana kualitas dan produktivitas seseorang dalam bekerja, artinya mudah
sukarnya atau cepat lambatnya seseorang dalam mengerjakan suatu pekerjaan
akan dipengaruhi oleh seberapa banyak orang tersebut telah memiliki
pengalaman kerja dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Ini berarti pengalaman
akan juga mempengaruhi kemampuan serta kinerja dalam bekerja.
wawancara April 2018 )

Dari hasil observasi dan wawancara maka dapat disimpulkan bahwa

proses-proses dalam bekerja merupakan latihan untuk pegawai yang akan

menambah pengalaman. Banyak sedikitnya pengalaman kerja akan menentukan

atau menunjukan bagaimana kualitas dan produktivitas seseorang dalam bekerja.

Dengan adanya pengalaman kerja maka telah terjadi proses penambahan ilmu

pengetahuan dan keterampilan serta kinerja seorang pegawai.

l) Masa Kerja

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Sairil Fajeri, SH selaku Kasubbag

Hukum dan Perundang-undangan mengatakan bahwa :

didapatkan di tempat kerja. Semakin lama seorang pegawai maka semakin


98

banyak pengalaman dan semakin tinggi pengetahuannya dan kete

hasil wawancara 2018 )

Menurut Bapak Syaiful Bakhri, S.Sos, M.AP selaku Kabag Umum dan

Kepegawaian mengatakan bahwa :

lebih merasa betah dalam bekerja, hal ini disebabkan diantaranya karena telah

beradaptasi dengan lingkungan yang cukup lama sehingga berpengaruh terhadap

Dari hasil observasi dan wawancara maka dapat disimpulkan bahwa

masa kerja merupakan salah satu alat yang dapat mengukur kemampuan

seseorang, Lama masa kerja pegawai dapat dikaitkan dengan pengalaman yang

didapatkan di tempat kerja. Semakin lama seorang pegawai maka semakin banyak

pengalaman dan semakin tinggi pengetahuannya dan keterampilannya sehingga

berpengaruh terhadap kinerja pegawai tersebut.

m) Hubungan Kerja

Berdasarkan hasil wawancara dengan Opy Supriadi, S.Sos selaku Staf

TU dan Kepegawaian menyatakan bahwa :

Hubungan kerja antar pegawai harus terjalin dengan baik dan perlu

lebih ditingkatkan lagi agar kegiatan perkantoran tidak terhambat serta demi

menunjang kelancaran pekerjaan yang dikerjakan ( hasil wawancara April

2018 )

Kemudian menurut Bapak H. Sutikno, AP, M.AP selaku Sekretaris

Dewan beliau mengatakan bahwa :


99

suatu instansi dengan instansi lain begitupun dengan para staf pegawai harus
lebih dipererat untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Sebab semakin
baik kinerja pegawai pada suati instansi maka akan semaikn baik pula citra

Dari hasil observasi dan wawancara dapat disimpulkan bahwa hubugan

kerja sangat berpengaruh terhadap tngkat kinerja pegawai karena semakin baik

kinerja pegawai pada suati instansi maka akan semaikn baik pula citra instansi

tersebut..

n) Pemberian Fasilitas

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak H. Syamsul Hidayat, S.Sos

selaku Kabag Perundang-undangan Persidangan Rapat dan Risalah mengatakan

bahwa :

Fasilitas didalam kantor sudah cukup memadai tapi masih diusahakan

penambahan fasilitas yang masih diperlukan untuk menunjang kelancaran

pekerjaan pegawai ( hasil wawancara April 2018 )

Menurut Bapak Fauzan Rahman, S, Sos selaku Kasubbag Humas dan

Protokol beliau mengatakan bahwa :

menindak lanjuti ketika ada fasilitas yang diperlukan dirasa kurang. Jangan

hasil wawancara 2018 )

Dari hasil observasi dan wawancara maka dapat disimpulkan bahwa :

dengan adanya fasilitas kerja yang memadai maka tingkat kinerja pegawai akan

meningkat sebab dengan cukupnya fasilitas kerja pegawai dapat menyelesaikan

tugas mereka tanpa ada hambatan.


100

o) Promosi Jabatan

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Suparman, S.Sos selaku

Kasubbag Persidangan Rapat dan Risalah mengatakan bahwa :

Pimpinan sudah mengusahakan promosi jabatan terhadap para

pegawainya untuk naik pangkat/golongan yang ada pada kantor Sekretariat

DPRD Kabupaten Balangan. Hal ini dilakukan dengan harapan agar para

pegawai dapat meningkatkan kinerja mereka April 2018)

Selanjutnya ditambahkan oleh Bapak H. Syamsul Hidayat, S.Sos selaku

Kabag Perundang-undangan Persidangan Rapat dan Risalah mengatakan bahwa :

Promosi jabatan yang dilakukan pemimpin bukan hanya sekedar untuk

kepentingan individunya masing masing tetapi juga untuk meningkatkan

kualitas kinerja para pegawai ( hasil wawancara April 2018 )

Dari hasil observasi dan wawancara maka dapat disimpulkan bahwa

promosi jabatan yang dilakukan oleh pimpinan bukan hanya sekedar untuk

kepentingan individunya masing–masing melainkan juga agar para pegawai dapat

meningkatkan kualitas kinerja mereka.


101

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil pada

Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan masih dalam proses pemberian

kegairahan kerja pada terhadap pegawainya agar adanya sikap kerelaan dan

semangat dalam melaksanakan tugas. Untuk memotivasi para pegawai untuk

bersikap diiplin tidaklah cukup hanya dengan menawarkan mereka dengan

sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan yang penting, tetapi mereka

termotivasi untuk meningkatkan disiplin kerja karena merasa yakin bahwa

mereka memiliki kemampuan memperoleh imbalan.

2. Faktor – faktor yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan disiplin kerja

pegawai pada Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan adalah kurangnya

kesadaran terhadap disiplin kerja, etika kerja, ketepatan waktu dalam bekerja

serta ketaatan terhadap peraturan, perilaku pegawai, kurangnya motivasi

kerja, minimnya keahlian, tingkat pendidikan yang rendah serta kurangnya

pelatihan kerja.

3. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja pegawai pada Sekretariat

DPRD Kabupaten Balangan adalah perilaku pimpinan yang tegas untuk

meningkatkan kesadaran para pegawai dalam hal disiplin kerja, etika kerja,

ketepatan waktu dalam bekerja serta ketaatan terhadap peraturan dengan

memberikan motivasi kerja, mengadakan fasilitas kerja yang memadai,

promosi jabatan serta mengikutsertakan pegawai pelatihan kerja untuk

101
102

meningkatkan keahlian mereka sehingga menciptakan karakter pegawai yang

disiplin dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan mereka sehingga dapat

meningkatkan kualitas kinerja mereka.

B. Saran

Dalam upaya mengatasi masalah disiplin kerja guna meningkatkan kinerja

pegawai pada Sekretariat DPRD Kabupaten Balangan adalah dengan memberikan

pengarahan, pelatihan dan mempelajari peraturan yang berlaku sesuai dengan

tugas pokok dan fungsinya, dengan memanfaatkan sarana yang ada seefektif

mungkin serta mengikutsertakan pegawai yang ada untuk dididik secara teknis di

bidangnya masing – masing.

Anda mungkin juga menyukai