KARYAWAN PADA`
PROPOSAL SKRIPSI
Ditulis Oleh:
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan
peranan tenaga kerja agar efektif dan efesien membantu terwujudnya tujuan
perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Fungsi-fungsi manajemen sumber daya
manusia terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian,
pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan,
dan pemberhentiaan. Tujuannya ialah agar perusahaan mendapatkan rentabilitas laba
yang lebih besar dari persentase tingkat bunga bank. Karyawan bertujuan
mendapatkan kepuasan dari pekerjaannya. Masyarakat bertujuan memperoleh barang
atau jasa yang baik dengan harga yang wajar dan selalu tersedia di pasar, sedangkan
pemerintah berharap mendapatkan pajak. Sumber Daya Manusia adalah faktor sentral
dalam suatu organisasi, apapun bentuk dan tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan
visi untuk kepentingan manusia dan dalam pelaksanaannya dikelola dan diurus oleh
manusia. Jadi manusia merupakan faktor srategi dalam semua kegiatan organisasi.
Efektivitas setiap organisasi sangat dipengaruhi oleh perilaku manusia yang menjadi
anggotanya. Manusia merupakan sumberdaya yang pertama dan utama bagi setiap
organisasi, yang memliki keunikan persepsi, kepribadian, dan pengalan hidup.
Manusia berbeda 1 latar belakang kehidupan, sosial budaya ekonomi, dan politik serta
kepercayaan dan nilai-nilai yang dianutnya. Kinerja Karyawan Donni Juni Priansa
(2018:269) menyatakan bahwa kinerja adalah perilaku yang nyata yang ditampilkan
setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh pegawai sesuai dengan
perannya dalam organisasi. Menurut Wibowo (2016:155) adalah tentang melakukan
pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Pentingnya kinerja
karyawan, sehinggga sering kali kinerja karyawan menjadi masalah yang harus
dihadapi dan di selesasaikan guna membantu perusahaan di dalam mencapai
tujuaanya. Kinerja karyawan bukan hanya merupakan hasil kerja yang dicapai
seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya tetapi
termasuk proses bagaimana pekerjaan berlangsung untuk mencapai hasil kerja.
Kinerja karyawan dikatakan penting, karena dapat digunakan untuk mengetahui dan
menilai sejauh mana karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan yang telah
diberikan perusahaan. Motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk
melakukan suatu aktivitas tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali diartikan pula
sebagai faktor pendorong perilaku seseorang (Sutrisno, 2009:109). Adapun Wibowo
(2017:322) motivasi merupakan dorongan terhadap serangkaian proses perilaku
manusia pada pencapain tujuan, sedangkan elemen yang terkandung dalam motivasi
meliputi unsur membangkitkan, mengarahkan dan menunjukan intensitas bersifat
terus 2 menerus serta adanya tujuan. Setiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang
pasti memiliki suatu faktor yang mendorong aktivitas tersebut. Oleh karena itu, faktor
pendorong dari seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu pada umumnya
adalah kebutuhan serta keinginan orang tersebut. Pemberian motivasi kerja kepada
karyawan dapat dilakukan dengan pemenuhan kebutuhan sebagai dasar dalam
melakukan kerja dan komunikasi persuasif, sehingga karyawan memiliki motivasi
yang tinggi dan merasa puas terhadap pekerjaan yang dilakukan. Tanpa motivasi,
seorang karyawan tidak dapat memenuhi pekerjaannya sesuai standar atau melampaui
standar karena apa yang menjadi motivasi dalam bekerja tidak terpenuhi. Disiplin
kerja Menurut Sutrisno (2009:87) adalah sikap hormat terhadap peraturan dan
ketetapan perusahaan, yang ada dalam diri karyawan, yang menyebabkan ia dapat
menyesuaikan diri dengan sukarela pada peraturan dan ketetapan perusahaan.
Mematuhi peraturan yang telah di tetapkan oleh perusahaan dan mempunyai disiplin
yang tinggi maka karyawan akan menciptakan suasana perusahaan lebih kondusif
sehingga akan berdampak positif pada aktivitas perusahaan. Oleh karena itu, setiap
perusahaan mempunyai harapan agar karyawan perusahaan dapat mematuhi peraturan
yang telah ditetapkan. Suatu perusahaan dituntut memiliki pandangan dan sikap
disiplin untuk meningkatkan produktivitas karyawan, disiplin kerja merupakan fungsi
managemen sumber daya manusia terpenting dan berkaitan erat dengan pengelolaan
sumber daya bagi suatu perusahaan. Pada dasarnya setiap karyawan menyadari bahwa
disiplin kerja merupakan kunci keberhasilan yang harus diterapkan dan harus
dilaksanakan oleh masingmasing individu karena dengan disiplin kerja yang baik
akan memberikan kelancaran dalam proses menjalankan pekerjaan dan juga akan
mencapai hasil kerja yang maksimal dalam perusahaan.
PT Indonesia Satu Tujuh (INA17) didirikan oleh tim ahli di industri digital
pada awal tahun 2015 dengan pengalaman lebih dari 10 tahun di bidang manajemen,
pemasaran, dan teknis untuk perusahaan multinasional. Pemilik perusahaan multi
pertumbuhan cepat yang berfokus pada monetisasi pendapatan, aplikasi seluler, dan
pengembangan platform telco VAS. Sejak hari pertama, INA17 berdedikasi untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan dan pendapatan/profitabilitas"
Disiplin kerja merupakan salah satu komponen yang turut menentukan baik
buruknya kinerja seseorang. Karyawan yang disiplin dalam bekerjaakan cenderung
untuk melakukan segala aktivitasnya sesuai dengan peraturan maupun tugas dan
tanggung jawab yang menjadi kewajibannya. Kepatuhan terhadap peraturan maupun
standar kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan merupakan jaminan keberhasilan
pencapaian tujuan, oleh individu dalam perusahaan yang bersangkutan yang pada
gilirannya akan mempengaruhi kinerja perusahaan tersebut. Melalui disiplin akan
mencerminkan kekuatan, karena biasanya seseorang yang berhasil dalam karyanya
adalah mereka yang memiliki kedisiplinan yang tinggi. Perusahaan untuk menjaga
kedisiplinan bagi karyawan perlu adanya sanksi khusus bagi pelanggar peraturan yang
telah ditetapkan. Sanksi dapat berupa teguran, surat peringatan atau hal lain yang
bertujuan untuk memperbaiki kesalahan karyawan terhadap pelanggaran yang
karyawan lakukan terhadap peraturan yang telah 5 ditetapkan sehingga teguran ini
dapat membuat karyawan benar-benar mematuhi peraturan dan disiplin dalam
bekerja. Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2014:193) “Disiplin kerja adalah kesadaran
dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma
sosial yang berlaku”. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab
seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah
kerja, semangat kerja, dan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.
Disiplin tidak hanya dalam bentuk ketaatan saja melainkan juga tanggung jawab yang
diberikan oleh perusahaan, berdasarkan pada hal tersebut diharapkan efektifitas
karyawan akan meningkat dan bersikap serta bertingkah laku disiplin. Tingkat disiplin
karyawan dapat ditegakkan apabila peraturan-peraturan yang telah ditetapkan itu
dapat diatasi oleh sebagian besar karyawannya dalam kenyataan, bahwa dalam suatu
perusahaan apabila sebagian besar karyawannya menaati segala peraturan yang telah
ditetapkan, maka disiplin karyawan sudah dapat ditegakkan. Keteraturan adalah ciri
utama perusahaan dan disiplin adalah salah satu metode untuk memelihara keteraturan
tersebut. Tujuan utama disiplin adalah untuk meningkatkan efesiensi semaksimal
mungkin dengan cara mencegah pemborosan. Begitu pula perusahaan kami yang
bergerak dibidang jasa mempunyai harapan bahwa dikemudian hari akan mengalami
6 perkembangan pesat didalam ruang lingkup kegiatannya dan menginginkan
terciptanya efesiensi yang tinggi dalam bidang pekerjaannya. Pemahaman tanggung
jawab seperti disiplin kerja dinilai sangat memberi dampak bagi kinerja karyawan
perusahaan. Namun dalam pelaksanaannya pada PT. Indonesia Satu Tujuh masih
belum secara maksimal menjalankan tanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan,
sehingga masih ada klien yang belum puas. Disiplin dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab pada pekerjaan sangatlah penting dan akan berimbas pada kinerja dan
tujuan perusahaan dimasa yang akan datang. Adapun kondisi yang sedang dialami
oleh para karyawan mengalami penurunan kinerja karyawan, seperti adanya
keterlambatan para karyawan masuk kerja pada jam kantor yang telah ditetapkan dan
seringnya para karyawan yang tidak masuk. Peningkatan absensi karyawan yang tidak
hadir pun menjadi salah satu faktor menurunnya disiplin kerja, terlihat pada tabel
absensi berikut
Berikut adalah tabel motivasi daftar gaji yang ada pada PT. Indonesia Satu Tujuh
Tabel 1.1
Data Absensi Pegawai PT. Indonesia Satu Tujuh
Alasan Ketidakhadiran
Tahun Jumlah Tanpa
Karyawan Terlambat izin Sakit Cuti Keterangan
2020 70 90 75 37 58 52
2021 70 98 70 48 77 68
2022 70 183 89 54 95 94
TOTAL 371 234 139 230 214
Sumber : SDM PT. Indonesia Satu Tujuh
Satu Tujuh kurang baik karena setiap tahunnya jumlah karyawan yang mengalami
keterlambatan dan tanpa keterangan terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2019
tingkat datang terlambat mencapai 90 karyawan, dan mengalami kenaikan pada tahun
2020 sebanyak 98 karyawan dan tahun 2021 sebanyak 183 karyawan. Karyawan yang
tidak hadir kerja dengan tanpa keterangan tertinggi pada tahun 2021 sebanyak 94
karyawan sedangkan yang terendah adalah pada tahun 2019 yaitu sebanyak 52
karyawan. Dengan adanya penurunan kehadiran karyawkan dapat mengakibatkan
penyelesaian tugas perusahaan tidak terselesaikan dengan baik. Maka dapat
disimpulkan bahwa disiplin kerja pada PT. Indonesia Satu Tujuh masih rendah dan
akan berdampak pada kinerja karyawan didalam menyelesaikan pekerjaannya.
Untuk mencapai tujuan dari perusahaan, maka pimpinan perusahaan perlu
mengadakan upaya untuk menjaga, memelihara, dan meningkatkan kualitas kinerja
dan loyalitas karyawan bagi perusahaan. Manajemen perusahaan perlu mempelajari
mengapa ada karyawan yang malas-malasan, sedangkan karyawan lain bekerja
dengan tekun, mengapa ada karyawan sering datang terlambat dan pulang kerja
secepatnya, dan mengapa ada karyawan yang sering tidak masuk kerja, tidak bisa
bekerjasama (team work) serta mengambil yang bukan haknya.
Disiplin kerja sangat diperlukan baik individu yang bersangkutan maupun oleh
perusahaan karna disiplin kerja menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang
ada pada karyawan terhadap peraturan atau ketetapan yang ada dalam perusahaan
diabaikan atau sering dilanggar. Dalam kenyataanya didalam perusahaan pada PT.
Indonesia Satu Tujuh masih mengalami masalah, diantaranya seringkali target
penyelesaian perkerjaan tidak tercapai, karyawan sering mangkir/bolos/sakit, absensi
sering tidak tepat waktu, kekompakan antar divisi dan tim kurang solid, dll. Dengan
adanya masalah diatas pencapaian dalam penyelesaian tugas perusahaan tidak
terselesaikan dengan baik. Maka dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja PT.
Indonesia Satu Tujuh masih rendah dan akan berdampak pada kinerja karyawan
didalam menyelesaikan pekerjaannya. Kinerja merupakan hasil dan keluaran yang
dihasilkan oleh seorang karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan dalam
suatu periode tertentu. Kinerja karyawan yang baik adalah salah satu faktor yang
sangat penting dalam upaya perusahaan untuk meningkatkan produktivitas. Kinerja
merupakan indikator dalam menentukan bagaimana usaha untuk mencapai tingkat
produktivitas yang tinggi dalam suatu perusahaan. Perusahaan melakukan usaha-
usaha untuk meningkatkan kinerja para karyawannya.
Kinerja memiliki arti suatu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawab masing-masing. Kinerja karyawan yang baik secara langsung akan
mempengaruhi perusahaan. Sumber daya manusia sebagai aktor yang berperan aktif
dalam menggerakkan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Menurut Sedarmayanti
(2013:260) “Kinerja karyawan adalah hasil kerja seorang pekerja, sebuah proses
manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut
harus dapat ditunjukan buktinya secara konkrit dan dapat diukur dibandingkan dengan
standar yang telah ditentukan”.
Berdasarkan fenomena yang terjadi pada instansi kesatuan tersebut, melihat betapa
pentingnya pengaruh seorang pemimpin didalam mengoperasikan organisasi dengan individu
yang berbeda-beda maka seorang pemimpin harus memiliki kualitas serta kuantitas agar
dapat memimpin bawahannya dengan baik agar tujuan organisasi dapat dicapai secara efektif
dan efisien. Kelihatan bahwa salah satu faktor yang mengakibatkan penurunan kinerja
instansi adalah disebabkan karena mempunyai masalah sumber daya manusia, khususnya
mengenai masalah kurangnya kedisiplinan para karyawan, dimana seringkali masih ada yang
belum menaati peraturan disiplin ketepatan waktu, seperti selalu ada beberapa karyawan yang
telat masuk jam kerja, selain itu masih ada karyawan yang kurang bertanggung jawab dan
memiliki tingkat inisiatif yang kurang sehingga berdampak pada pelaksanaan tugas yang
kurang maksimal dan menurunnya kualitas pekerjaan. Dengan menurunnya kinerja karyawan
maka instansi harus menerapkan kedisiplinan karyawan, yakni dengan mematuhi segala
peraturan atau tata tertib yang akan menjadi rambu-rambu yang harus dipenuhi oleh seluruh
karyawan dalam satuan organisasi. Adapun peraturan-peraturan yang akan berkaitan dengan
disiplin adalah : peraturan jam kerja, rutinitas kerja dan standar operasional sebuah instansi.
Hal inilah yang membuat penulis untuk membuat tema ini lebih jauh dengan memilih judul
penelitian : “ Pengaruh Motivasi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT
Indonesia satu tujuh, Jakarta Selatan ”.
Diantaranya:
1. Bagi penulis
a. Dapat menambah teori yang menyongkong ilmu pengetahuan manajemen sumber
daya manusia khususnya yang menyangkut tentang motivasi dan disiplin kerja
terhadap kinerja karyawan pada PT. Indonesia Satu Tujuh
b. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan memperdalam
penelitian.
2. Bagi Akademik
a. Untuk dijadikan sumber informasi dan referensi selanjutnya kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.
b. Sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan ilmu dan pengetahuan
3. Bagi perusahaan
Bahan masukan dan pertimbangan bagi perusahaan mengenai sejauh mana pengaruh
motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Indonesia Satu Tujuh.
Agar lebih mudah memahami proposal ini, serta penulisannya lebih sistematis, maka
penulis membaginya menjadi beberapa bab sebagai berikut: