Anda di halaman 1dari 25

PENGARUH DISIPLIN, KOMPETENSI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP

KINERJA PEGAWAI DINAS TENAGA KERJA KOTA SAMARINDA

Andi Juned, LCA. Robin Jonathan, Elfreda Aplonia Lau


FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA

andijuned23@gmail.com

ABSTRAKSI

Penelitian dilakukan pada Dinas Tenaga Kerja yang berlokasi di Kota Samarinda.
Penelitian ini bertujuan: 1) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Disiplin,
Kompetensi, dan Kepemimpinansecara langsung (simultan) terhadapKinerja Pegawai Dinas
Tenaga Kerja Kota Samarinda. 2)Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Disiplin
terhadapKinerja Pegawai Dinas Tenaga Kerja Kota Samarinda. 3)Untuk mengetahui dan
menganalisis pengaruh Kompetensi terhadapKinerja Pegawai Dinas Tenaga Kerja Kota
Samarinda. 4)Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Kepemimpinan terhadapKinerja
Pegawai Dinas Tenaga Kerja Kota Samarinda.
Dasar teori yang digunakan adalah Manajemen Sumber Daya Manusia yang berfokus
pada Disiplin, Kompetensi dan Kinerja Pegawai. Hipotesis penelitian ini adalah 1)Disiplin,
Kompetensi, dan Kepemimpinan secara langsung (Bersama-sama) berpengaruh signifikan
terhadap Kinerja Pegawai Dinas Tenaga Kerja Kota Samarinda.2)Disiplin memiliki pengaruh
signifikan terhadapKinerja Pegawai Dinas Tenaga Kerja Kota Samarinda.3)Kompetensi
memiliki pengaruh signifikan terhadapKinerja Pegawai Dinas Tenaga Kerja Kota Samarinda.
4)Kepemimpinan memiliki pengaruh signifikan terhadapKinerja Pegawai Dinas Tenaga Kerja
Kota Samarinda.Alatanalisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda.
Hasil penelitian diperoleh bahwa Dari hasil pengujian dengan uji regresi, Variabel
disiplin, kompetensi dan kepemimpinan secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja pegawai Dinas Tenaga Kerja Kota Samarinda. Ada pengaruh yang signifikan
antara variabel disiplin terhadap kinerja pegawai Dinas Tenaga Kerja Kota Samarinda. Ada
pengaruh yang signifikan antara variabel kompetensi terhadap kinerja pegawai Dinas Tenaga
Kerja Kota Samarinda. Ada pengaruh yang signifikan antara variabel kepemimpinan terhadap
kinerja pegawai Dinas Tenaga Kerja Kota Samarinda.
Kata-kata kunci: Pelayanan, Kepuasan

PENDAHULUAN menuntut perusahaan atau organisasi selalu


Sumber daya manusia atau karyawan berusaha menemukan cara dan kebijakan yang
memberikan peranan penting dalam mencapai efektif untuk meningkatkan kinerja karyawan,
tujuan bagi perusahaan atau organisasi. Hal ini
salah satu upaya dapat dilakukan dengan organisasi tentunya dapat menciptakan dan
melaksanakan penilaian kinerja karyawan. mengkondisikan bawahannya untuk memiliki
kinerja yang baik, mengingat berhasil atau
Penilaian tentang kinerja individu gagalnya suatu organisasi dalam pencapaian
karyawan semakin penting ketika perusahaan suatu tujuan sebagian besar ditentukan oleh
akan melakukan reposisi karyawan. Artinya faktor kepemimpinan.
bagaimana perusahaan harus mengetahui faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja. Kompetensi berkaitan dengan pendidikan
Hasil analisis akan bermanfaat untuk membuat dan pengalaman yang dimiliki oleh para
program pengembangan SDM secara optimum. pegawai. Kompetensi yang dimiliki tentu saja
Pada gilirannya kinerja individu akan akan sangat membantu para pegawai dalam
mencerminkan derajat kompetisi suatu menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan
perusahaan. Penilaian kinerja pada dasarnya kepadanya. Suatu pekerjaan tentu saja menuntut
merupakan faktor kunci guna mengembangkan seorang pegawai untuk memiliki keahlian
suatu organisasi secara efektif dan efisien dalam ataupun pengalaman tertentu untuk
menentukan kebijakan, karena dengan adanya menyelesaikan pekerjaan tersebut. Begitu juga
kebijakan atau program yang lebih baik atas dengan pekerjaan yang ada di Pusbangtendik
sumber daya manusia yang ada dalam organisasi diperlukan keahlian dari para pegawai pada
akan meningkatkan produktivitas kerja yang bidang tertentu untuk menyelesaikan tugasnya
pada akhirnya juga meningkatkan produktivitas sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
perusahaan.
Pimpinan Dinas Tenaga Kerja Kota
Pentingnya organisasi pemerintahan Samarinda terus berusaha semaksimal mungkin
tersebut sehingga untuk mewujudkan tujuan dari untuk meningkatkan kinerja pegawai. Karena
pemerintah itu sendiri diperlukan organisasi apapun wujud, berapa skala kedudukan dan
pemerintahan yang berlangsung secara tertib dimanapun letak pemimpin selalu menyandang
dengan ditandai adanya pengaturan, pembagian beban tanggung jawab dalam keberhasilan
tugas, carakerja dan hubungan antara pekerjaan pencapaian tujuan. Makin besar keberhasilan
yang satu dengan pekerjaan yang lain. Atau yang dicapai, makin mantap daya
dengan kata lain diperlukan suatu manajemen kepemimpinan. Makin tinggi kedudukan, makin
pemerintahan yang baik agar pekerjaan-pekerjaan besar tanggung jawab, dan semakin banyak pula
tersebut dapat berjalan lebih lancar, cepat, tepat, pegawai yang harus dibimbing, semakin
efektif dan efisien, dapat mewujudkan dan kompleks masalah yang dihadapi, sehingga
melaksanakan tugas-tugas pemerintahan tersebut memerlukan kader kepemimpinan yang baik.
mutlak diperlukan adanya aparatur
pemerintah yang mampu melaksanakan Pemimpin yang bertanggung jawab
tugasnya secara efektif dan efisien. memiliki keterampilan manajer dan keterampilan
teknis, khusus dalam beberapa bidang, hingga ia
Salah satu bentuk sikap profesional dari mampu mempengaruhi pegawai untuk bersama-
aparatur pemerintah dalam melaksanakan tugas sama melakukan aktivitas untuk mencapai tujuan
pokok dan fungsinya adalah dengan menerapkan instansi. diharapkan dapat menjadikan kinerja
sikap disiplin sesuai dengan aturan yang berlaku. pegawai meningkat. Selain itu pimpinan selaku
Akan tetapi sikap disiplin tampaknya belum penggerak organisasi tentunya dapat
menyeluruh dilaksanakan oleh aparatur menciptakan disiplin yang lebih baik dan
pemerintah. Hal ini juga harus didukung dengan mengetahui kompetensi yang dimiliki
kompetensi yang baik, dimana aparatur pegawainya, mengingat berhasil atau gagalnya
pemerintah dituntut untuk memiliki keahlian dan suatu organisasi/instansi dalam pencapaian suatu
kemampuan yang mendukung dalam tugas- tujuan sebagian besar ditentukan oleh faktor
tugasnya, Selain itu pimpinan selaku penggerak kepemimpinan. Ungkapan yang menyatakan
bahwa pimpinanlah yang bertanggung jawab, dan yang perlu menjadi perhatian khusus yang
menggambarkan bahwa posisinya dalam suatu nantinya akan menghambat kinerja pegawai,
instansi sangatlah penting. adalah sebagai berikut :
Permasalahan kinerja pegawai dapat 1. Masalah kerjasama, artinya bahwa pegawai
dilihat dari masih adanya pegawai yang keluar tidak bersedia bekerjasama (bersifat
kantor diwaktu jam kerja dengan kepentingan individual), tidak adanya inisiatif dan
pribadi. Rendahnya disiplin pegawai dari hasil kreativitas yang rendah dalam menyelesaikan
pengamatan awal dilapangan menunjukkan tugas yang dibebankan.
bahwa di kecamatan gunungpati kota semarang 2. Masalah disiplin, yaitu pegawai sering
masih ada beberapa pegawai yang datang tidak terlambat, tidak masuk kerja, tidak mentaati
tepat waktu, yang menyebabkan tertundanya jam kerja yang telah ditentukan, meninggalkan
pekerjaan yang seharusnya diselesaikan tepat kantor pada saat jam kerja dan tidak mematuhi
pada hari itu juga. Selain itu ada pula pegawai perintah atasan, terbukti dengan masih adanya
yang tidak dapat mengerjakan pekerjaan sesuai pegawai yang berkeliaran di luar kantor pada
dengan target yang telah ditentukan. Ketika saat jam kerja.
seorang pegawai tidak bisa menyelesaikan Ketidaktepatan / tidak efektifnya
pekerjaan dengan benar dan mengandalkan tugas penggunaan metode atau sistem yang berlaku,
yang dibebankan kepada pegawai lain ini yaitu pegawai dalam melaksanakan pekerjaan
menunjukkan bahwa kinerja pegawai di Dinas tidak menggunakan cara-cara kerja yang telah
Tenaga Kerja Kota Samarinda belum optimal. ditentukan, sehingga tidak adanya keserasian,
Rendahnya tingkat kedisiplinan pegawai terlihat ketelitian dan kerja sama, sehingga penyelesaian
dari pegawai yang masuk kerja (jam 08.00 WIB) pekerjaan terkesan lambat, padahal mereka
dan pulangnya awal (sebelum jam 16.00 WIB) mempunyai waktu luang.
dari ketentuan masuk kerja jam 07.15 WIB dan
pulang jam 16.00 WIB. Menurunnya disiplin Sejauh mana Disiplin, Kompetensi dan
pegawai yang ditandai dengan kehadiran apel Kepemimpinan mampu memainkan peranannya
pagi dan siang. Pelaksanaan tugas rutin. Apel dalam rangka mendapatkan kinerja pegawai
pagi dan siang yang mengikuti hanya sedikit dan yang maksimal adalah merupakan bagian yang
orang-orang tertentu, ketentuan tersebut sudah harus ditelaah lebih lanjut. Hal tersebut menjadi
diatur dalam PP No 53 tentang Disiplin Pegawai. alasan utama untuk pembuatan skripsi dengan
judul: Pengaruh Disiplin, Kompetensi dan
Berdasarkan observasi awal peneliti pada Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai Dinas
situs penelitian terlihat bahwa pelaksanaan Kinerja Tenaga Kerja Kota Samarinda.
Pegawai di Dinas Tenaga Kerja Kota Samarinda
tidak seluruhnya dapat berjalan sesuai dengan ASPEK LITERASI
tujuan yang telah ditetapkan. Adakalanya Kinerja
Pegawai di Dinas Tenaga Kerja Kota A. Manajemen Sumber Daya manusia
Samarindaterbelengkalai diakibatkan karena 1. Pengertian Sumber Daya Manusia
adanya pegawai sering tidak masuk kerja, atau
berada diluar kantor pada jam dinas. Hal ini Pada dasarnya Manajemen Sumber Daya
tentunya dapat menurunkan tingkat Kinerja manusia (MSDM) merupakan suatu gerakan
Pegawai di Dinas Tenaga Kerja Kota Samarinda pengakuan terhadap pentingnya unsur manusia
secara keseluruhan, di mana hal ini harus sebagai sumber daya yang cukup potensial yang
diperhatikan Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota perlu dikembangkan sehingga mampu
Samarindasebagai pimpinan tertinggi. Indikasi memberikan kontribusi yang maksimal bagi
tersebut dapat uraikan dan di identfikasi dapat organisasi maupun bagi pengembangan dirinya.
menghambat proses pelayanan kepada masyarakat Hal ini sesuai dengan para akhli manajemen
Petter dan Waterman dalam bukunya ³ ,Q
search for excellenFH´ \DQJ PHODSRUDNDQ tersebut dapat diterima dan dipatuhi.
bahwa hasil penelitian atas perusahaan-
perusahaan yang berhasil antara lain perusahaan
itu memperhatikan Sumber Daya Manusia nya Bila pengertian sumber daya manusia
sedangkan rupa untuk dapat menciptakan dapat disimpulkan timbul dari mitra kerja antar
pelayanan yang sangat baik untuk pelanggan. manusia dan benda untuk mencapai tujuan
perumusan kebutuhan manusia, maka sumber
Munandar (1997 : 9) memberikan daya manusia adalah kemampuan manusia yang
pengertian tentang istilah sumber daya manusia merupakan hasil akal budinya disertai
adalah mencakup semua energy, ketrampilan, pengetahuan dan pengalaman yang
bakat dan pengetahuan manusia yang dikumpulkan dengan penuh kesadaran untuk
dipergunakan untuk tujuan produksi dan jasa memenuhi kebutuhan secara individu serta
yang bermanfaat. Sedangkan menurut Hasibuan sasaran-saran sosial pada umumnya.
(2000 : 10) menyatakan bahwa manajemen
sumber daya manusia adalah suatu bidang 6HUDFD VLQJNDW ³VXPEHU GD\D PDQXVLD´
manajemen yang khusus mempelajari hubungan mengandung prestasi yang berkaitan dengan
dan peranan manusia dalam organisasi kondiri manusia pada umumnya, baik yang
perusahaan. Unsur manajemen sumber daya berasal dari dalam organisasi maupun yang
manusia adalah manusia yang merupakan berasal dari luar organisasi. Namun dalam
tenaga kerja pada perusahaan. Dengan demikian pembahasan ini difokuskan pada sumber daya
fokus yang dipelajari dalam Manajemen manusai dalam pengertian sempit yaitu manusia
Sumber Daya Manusia ini hanyalah masalah di dalam organisasi.
yang berhubungan dengan tenaga manusia saja.
Oleh karena itu, manajemen sumber daya 2. Disiplin
manusia adalah pendekatan terhadap manusia
a. Pengertian Disiplin
yang berdasarkan tiga prinsip dasar, hal ini
sebagaimana yang dikatakan oleh Siagian (1998 Dalam rangka mewujudkan Pegawai
: 13) yaitu : Negeri Sipil (PNS) yang handal, profesional,
a. Sumber Daya Manusia adalah harta yang dan bermoral sebagai penyelenggara
paling penting yang dimiliki oleh suatu pemerintahan yang menerapkan prinsip-prinsip
perusahaan, sedangkan manajemen yang kepemerintahan yang baik, maka PNS sebagai
efektif adalah kunci bagi keberhasilan unsur aparatur negara dituntut untuk setia
organisasi tersebut. kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar
b. Keberhasilan ini sangat mungkin dicapai Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
jika peraturan atau kebijaksanaan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
prosedur yang berkaitan dengan manusia Pemerintah, serta dapat bersikap disiplin, jujur,
dari perusahaan tersebut saling adil, transparan, dan akuntabel dalam
berhubungan dan memberikan sumbangan melaksanakan tugas.
terhadap pencapaian tujuan perusahaan dan
Menurut (Darsono dan Siswandoko,
perencanaan strategi.
2011 : 128) Disiplin dapat berupa mematuhi
c. Kultur dan nilai perusahaan suasana
peraturan-peraturan yang ada baik di dalam
organisasi dan perilaku menajerial yang
undang-undang ataupun peraturan di dalam
berasal dari kultur tersebut akan
organisasi. Seperti halnya yang dikatakan oleh
memberikan pengaruh yang besar
Darsono dan Siswandoko bahwa disiplin itu
rterhadap hasil pencapaian yang terbaik.
merupakan suatu perilaku patuh dan taat
Karena itu, kultur ini harus ditegakkan dari
terhadap aturan-aturan, norma-norma yang
upaya yang terus menerus mulai dari
berlaku, kepatuhan dan ketaatan itu benar-
puncak, sangat diperlukan agar kultur
benar dilandasi oleh adanya kesadaran yang
tinggi akan tanggung jawab yang diberikan organisasi dapat diwujudkan sebagaimana yang
kepadanya bukan karena takut atau dipaksa, diharapkan. Disiplin kerja para pegawai
disiplin harus berbasis pada kemampuan untuk berdampak positif terhadap kinerja sebuah
melaksanakan tanggung jawab, kesiapan organisasi. Tindakan disiplin digunakan oleh
menerima sanksi jika terjadi pelanggaran dan organisasi untuk memberikan sanksi terhadap
pengabdian rela berkorban untuk mencapai pelanggaran dari aturan-aturan kerja atau dari
tujuan. harapan-harapan. Tindakan disiplin merupakan
langkah terakhir yang digunakan dalam
Sedangkan (M. Harlie 2010 : 117) melakukan pengawasan atau supervise kepada
menyatakan bahwa disiplin kerja pada para pegawai (Teguh dan Rosidah, 2009 : 291).
hakekatnya menumbuhkan kesadaran bagi para Sedangkan menurut Mangkunegara disiplin
pekerjanya untuk melakukan tugas yang telah pegawai merupakan pembentukan perilaku
dibebankan, dimana pembentukannya tidak pegawai yang bertujuan agar pegawai dapat
timbul dengan sendirinya, melainkan harus bertanggung jawab terhadap perbuatannya dan
dibentuk melalui pendidikan formal maupun non untuk perubahan perilaku yang lebih baik
formal, serta motivasi yang ada pada setiap (Mangkunegara, 2011 : 131).
karyawan harus dikembangkan dengan baik.
Adapun (Handoko, 2011 : 208) memandang a. Macam-Macam Disiplin
disiplin sebagai suatu kegiatan manajemen untuk
menjalankan standar standar-standar Menurut Darsono dan Siswandoko (
organisasional. 2011 : 130 ) terdapat 4 macam disiplin, yaitu:

Berdasarkan pengertian di atas maka 1). Disiplin Preventif


dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah
Merupakan cara manajemen untuk
tindakan patuh dan taat terhadap peraturan dan
menciptakan iklim organisasi yang kondusif
standar-standar organisasional yang ada yang
untuk meningkatkan produktifitas kerja. Pekerja
bersifat untuk mendidik dan mengoreksi untuk
perilakunya diatur oleh norma-norma organisasi
menumbuhkan kesadaran bagi pekerja agar
agar tidak merugikan organisasi di tempat
mereka melaksanakan tugas yang telah
mereka bekerja. Syarat ±syarat menegakkan
dibebankan kepadanya.
disiplin preventif adalah:
b. Tujuan Disiplin
a) Karyawan diseleksi dan ditempatkan
Disiplin kerja sangat dibutuhkan oleh sesuai dengan peraturan yang berlaku.
pegawai untuk mencapai keberhasilan instansi. b) Karyawan dididik dan dilatih sebelum
Dengan adanya disiplin maka seorang pegawai ditempatkan pada suatu pekerjaan.
dapat mengetahui kesalahan yang telah c) Karyawan ditempatkan sesuai dengan
dilanggarnya, sehingga pegawai akan kebutuhan pekerjaan dan
memperbaiki diri dan patuh pada peraturan yang kemampuannya.
telah ditetapkan oleh instansi. d) Membangun karyawan untuk memiliki
sikap positif terhadap pekerjaan yang
Semakin tinggi tingkat kedisiplinan kerja akan dikerjakannya.
pegawai maka semakin tinggi pula kinerja e) Membangun karyawan untuk memiliki
pegawai yang dihasilkan (Sutrisno, 2009 : 104). suatu keberanian untuk mengeluarkan
Disiplin kerja dalam sebuah organisasi, baik pendapat dan memberikan kesempatan
organisasi pemerintahan maupun swasta mutlak padanya.
diperlukan. Citra sebuah organisasi tidak jarang
ditentukan oleh disiplin para pegawainya. 2). Disiplin Positif
Dengan disiplin yang baik dan tinggi tujuan
Pembinaan mental karyawan yang d) Pemberhentian (discharge)
kinerjanya tidak memuaskan. Tujuannya adalah Penjatuhan hukuman tidak boleh
membantu karyawan untuk memperbaiki diri, dilakukan sewenang-wenang karena dapat
bukan pemberian sanksi. Pandangan ini mengganggu ketenangan dan keamanan bekerja
didasarkan bahwa karyawan pada umumnya yang kadang-kadang berlanjut pada ketakutan
bersedia bertanggungjawab atas pekerjaannya. dan sering dikaitkan dengan ancaman, gangguan,
Jika karyawan tidak memiliki kesadaran diri intimidasi dan lain sebagainya. Oleh karena itu
terhadap kinerjanya, disiplin positif tidak ada untuk pemberian hukuman ada prosedur yang
artinya apa-apa. Langkah-langkah untuk harus ditempuh yang berkaitan dengan
menegakkan disiplin positif yaitu: perlindungan hak karyawan yang melakukan
pelanggaran. Syarat utama dalam perlindungan
a) Rumuskan norma-norma kerja yang harus hak ini meliputi tiga hal yaitu:
dipatuhi karyawan.
b) Sosialisasikan melalui pendidikan dan a) Hak praduga tak bersalah sampai dapat
pelatihan norma-norma kerja tersebut. diajukan bukti secukupnya atas peran
c) Mengevaluasi kinerja karyawan dan seorang karyawan dalam tindakan
memberikan hasilnya kepada karyawan. pelanggaran.
d) Membina mental karyawan yang kinerjanya b) Hak bicara untuk didengar dan dapat
tidak memuaskan. diwakili orang lain (seperti pengacara dalam
e) Disiplin positif pada hakikatnya merupakan kasus tertentu).
suatu prosedur yang menganjurkan c) Tindakan pendisiplinan yang dilakukan
karyawan untuk memonitor perilaku mereka harus sesuai dengan pelanggaran yang
sendiri dan menerima tanggung jawab dilakukan.
akibat dari tindakan yang dilakukan. Kategori pelanggaran disiplin itu adalah
Disiplin positif merupakan proses setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan SDM yang
pembentukan disiplin diri seperti pada melanggar ketentuan tentang kewajiban dan
disiplin preventif yaitu adanya kesadaran larangan yang sudah ditentukan dalam peraturan
diri untuk melaksanakan segera peraturan disiplin SDM. Hukuman atas pelanggaran
dan tugas yang diberikan tanpa adanya tersebut dibagi menurut tingkat dan jenis
paksaan. masing-masing sesuai dengan sifat dan berat
atau ringannya pelanggaran yang dilakukan serta
3. Disiplin Progresif akibat yang ditimbulkan atas pelanggaran yang
dimaksud.
Intervensi manajemen kepada karyawan
yang kinerjanya tidak memuaskan organisasi Adapun hukuman disiplin ringan berupa
sebelum karyawan yang bersangkutan diberi teguran lisan, teguran tertulis, dan peryataan
sanksi atau diberhentikan. Tujuannya adalah tidak puas secara tertulis. Jenis hukuman
untuk memberikan kesempatan kepada SDM berikutnya adalah hukuman disiplin sedang
untuk memperbaiki kinerja sebelum terkena seperti penundaan kenaikan pangkat, sedangkan
hukuman atau pemberhentiaan. Disamping itu yang terakhir adalah hukuman disiplin berat
untuk memberi peluang pada pimpinan agar yaitu penurunan gaji dan pangkat, pembebasan
dapat bekerja sama dengan SDM dalam dari jabatan, pemberhentian tidak dengan
memperbaiki kesalahan yang dilakukan. Ada hormat.
empat tahap yang dilalui untuk menerapkan
disiplin progresif yaitu: 4. Disiplin Tanpa Hukuman

a) Peringatan secara lisan (verbal warning) Keputusan mengenai tindakan disiplin


b) Peringatan secara tertulis (written warning) yang diambil diserahkan kepada karyawan yang
c) Skorsing (suspension) bersangkutan dengan memberikan kesempatan
atau waktu untuk berfikir dan (knowledge), kemampuan (skills), kecakapan
mempertimbangkan antara bersedia atau tidak (abilities) dan kepribadian (personality) individu
dalam mematuhi aturan-aturan yang berlaku. yang secara langsung mempengaruhi kinerja
Tindakan seperti ini lebih baik karena karyawan mereka (Rivai dan Sagala, 2009 : 713). Senada
seolah-olah tidak merasa dihakimi. dengan hal itu, Darsono dan Siswandoko juga
mengatakan bahwa kompetensi adalah
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin perpaduan keterampilan, pengetahuan,
Kerja kreativitas dan sikap positif terhadap pekerjaan
tertentu yang diwujudkan dalam kinerja
1) Menurut Singodimedjo dalam Sutrisno (
(Darsono dan Siswandoko, 2011 : 123).
2009 : 94 ), disiplin kerja dapat dipengaruhi
Sedangkan menurut Sedarmayanti (2011 : 125)
oleh tujuh faktor, diantaranya:
kompetensi mencakup berbagai faktor teknis dan
a) Besar kecilnya pemberian kompensasi.
non teknis, kepribadian dan tingkah laku, soft
b) Ada tidaknya keteladanan pimpinan
skills dan hard skills, kemudian banyak
dalam perusahaan.
dipergunakan sebagai aspek yang dinilai banyak
c) Ada tidaknya aturan pasti yang dapat
perusahaan untuk merekrut karyawan ke dalam
dijadikan pegangan.
organisasi. Tidak berbeda dengan pengertian-
d) Keberanian pimpinan dalam mengambil
pengertian di atas Wibowo juga
tindakan.
mengungkapkkan bahwa kompetensi adalah
e) Ada tidaknya pengawasan pimpinan.
suatu kemampuan untuk melaksanakan atau
f) Ada tidaknya perhatian kepada para
melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang
karyawan.
dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan
g) Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang
serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut
mendukung tegaknya disiplin.
oleh
2) Menurut Hasibuan (2006 : 194) ada pekerjaan tersebut (Wibowo, 2012 : 324).
beberapa indikator yang dapat
mempangaruhi tingkat kedisiplinan kerja Berdasarkan beberapa pengertian di atas
pegawai suatu organisasi, diantaranya: dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah
a) Tujuan dan kemampuan segala kemampuan yang dimiliki seorang
b) Teladan pimpinan karyawan baik secara teknis maupun non teknis
c) Balas jasa yang digunakan untuk melaksanakan dan
d) Keadilan menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas.
e) Pengawasan melekat
f) Sanksi hukum b. Aspek - Aspek Kompetensi
g) Ketegasan
h) Hubungan kemanusiaan Menurut Gordon (dalam Sutrisno, 2009 :
204) menjelaskan beberapa aspek yang
2. Kompetensi
terkandung dalam konsep kompetensi
a. Pengertian Kompetensi diantaranya adalah pengetahuan (knowledge),
yaitu kesadaran dalam bidang kognitif.
Pada saat ini pemerintah dituntut untuk
menunjukkan kinerja yang baik, hal ini tentu saja Pemahaman (understanding) yaitu
menuntut kinerja yang tinggi dari para PNS kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki
sebagai salah satu aparatur Negara, hal ini dapat oleh individu. Kemampuan (skill)yang
dicapai apabila mereka memiliki kompetensi merupakan sesuatu yang dimiliki oleh individu
yang mendukung pekerjaan mereka. Sesuai untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan yang
dengan yang dikatakan oleh Rivai dan Sagala dibebankan kepadanya. Nilai (value)adalah suatu
bahwa kompetensi mengacu pada pengetahuan
standar prilaku yang telah diyakini dan secara 3) Communication competency, dalam bentuk
psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. kemampuan berbicara, mendengarkan orang
lain, komunikasi tertulis non verbal.
Sikap (attitude), yaitu perasaan senang- 4) Interpersonal competency, meliputi empati,
tidak senang, suka-tidak suka atau reaksi membangun konsensus, networking,
terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar persuasi, negosiasi, diplomasi, manajemen
dan minat (interest), adalah kecenderungan konflik, menghargai orang lain dan menjadi
seseorang untuk melakukan suatu Perbuatan. team player.
5) Thinking competency, berkenaan dengan
c. Standar Kompetensi
berpikir strategis, berpikir analitis,
Untuk mengetahui kompetensi pekerja berkomitmen terhadap tindakan,
harus diadakan ukuran penilaia, yang lazim memerlukan kemampuan kognitif,
disebut standar kompetensi. Menurut Darsono mengidentifikasi mata rantai dan
dan Siswandoko (2011 : 127), meliputi: membangkitkan gagasan kreatif.
6) Organizational competency, meliputi
1) Karakter individu, karakter atau watak, kemampuan merencanakan pekerjaan,
atau kepribadian merupakan faktor internal mengorganisasi sumber daya, mendapatkan
kompetensi. Karakter berpikir rasional, pekerjaan dilakukan, mengukur kemajuan
bertindak cermat, cepat, akurat, jujur dan dan mengambil resiko yang diperhitungkan.
bersedia bekerja sama merupakan dasar 7) Human resource management competency,
untuk menilai kompetensi seseorang. merupakan kemampuan dalam bidang team
2) Tugas kerja, tugas kerja yang sulit dan building, mendorong partisipasi,
menantang, dan bisa diselesaikan cepat, mengembangkan bakat, mengusahakan
tepat dan akurat merupakan ukuran umpan balik kinerja dan menghargai
penilaian kompetensi seseorang. keberagaman.
3) Kinerja individu, kinerja yang di atas rata- 8) Leadership competency, merupakan
rata orang lain yang selevel merupakan kompetensi meliputi kecakapan
ukuran penilaian kompetensi seseorang. memosisikan diri, pengembangan
4) Kriteria penilaian, harus obyektif yang organisasional, megelola transisi, orientasi
jujur, dan tidak memihak. startegis, membangun visi, merencanakan
masa depan, menguasai perubahan dan
d. Tipe Kompetensi memelopori kesehatan tempat kerja.
9) Client service competency, merupakan
Tipe kompetensi yang berbeda dikaitkan
kompetensi berupa mengidentifikasi dan
dengan aspek perilaku manusia dan dengan
menganalisis pelanggan, orientasi pelayanan
kemampuannya mendemonstrasikan kemampuan
dan pengiriman, bekerja dengan pelanggan,
perilaku tersebut. Menurut Wibowo (2012 : 328)
tindak lanjut dengan pelanggan,
ada beberapa tipe kompetensi, yaitu:
membangun partnership dan berkomitmen
1) Planning competency, dikaitkan dengan terhadap kualitas.
tindakan tertentu seperti menetapkan tujuan, 10) Business competency, merupakan
menilai resiko dan mengembangkan urutan kompetensi yang meliputi manajemen
tindakan untuk mencapai tujuan. finansial, keterampilan pengambilan
2) Influence competency, dikaitkan dengan keputusan bisnis, bekerja dalam sistem,
tindakan seperti mempunyai dampak pada menggunakan ketajaman bisnis, membuat
orang lain, memaksa melakukan tindakan keputusan bisnis dan membangkitkan
tertentu atau membuat keputusan tertentu pendapatan.
dan memberi inspirasi untuk bekerja menuju 11) Self management competency, kompetensi
tujuan organisasional. berkaitan dengan menjadi motivasi diri,
bertindak dengan percaya, mengelola 8) Budaya organisasi, budaya organisasi
pembelajaran sendiri, mendemonstrasikan memengaruhi kompetensi sumber daya
fleksibilitas, dan berinisiatif. manusia dalam setiap kegiatan SDM.
12) Technical/operational competency,
kompetensi berkaitan dengan mengerjakan 3. Kepemimpinan
tugas kantor, bekerja dengan teknologi
komputer, menggunakan peralatan lain, a. Pengertian Kepemimpinan
mendemonstrasikan keahlian teknis dan Dalam suatu organisasi selalu melibatkan
profesional, dan membiasakan bekerja beberapa orang yangsaling berinteraksi secara
dengan data dan angka. intensif. Interaksi tersebut disusun dalam suatu
struktur yang dapat membantu dalam usaha
e. Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi pencapaian tujuan bersama. Agar pelaksanaan
kerja dalam organisasi dapat berjalan
Menurut Zwell (2000) dalam Wibowo sebagaimana mestinya maka dibutuhkan sumber
(2012 : 339) mengungkapkan bahwa terdapat seperti perlengkapan, metode kerja, bahan baku
beberapa faktor yang dapat memengaruhi dan lain-lain. Usaha untuk mengatur dan
kecakapan kompetensi seseorang, yaitu sebagai mengarahkan sumber daya ini disebut dengan
berikut: manajemen. Untuk menunjang keberhasilan
fungsi manajemen dalam organisasi tentunya
1) Keyakinan dan Nilai-nilai, keyakinan orang dibutuhkan seorang pemimpin yang dapat
tentang dirinya maupun terhadap orang lain melaksanakan tugas dan fungsi manajemen
akan sangat memengaruhi perilaku.
2) Keterampilan, memainkan peran di banyak Sesuai dengan yang diungkapkan oleh
kompetensi, seperti berbicara di depan Veitzal dan Deddy tentang kepemimpinan yang
umum. merupakan sebuah proses untuk memengaruhi
3) Pengalaman, keahlian dari banyak orang lain baik di dalam organisasi maupun di
kompetensi memerlukan pengalaman luar organiasasi untuk mencapai tujuan yang
mengorganisasi orang, komunikasi di diinginkan dalam suatu situasi dan kondisi
hadapan kelompok, menyelesaikan masalah tertentu. Proses memengaruhi tersebut sering
dan sebagainya. melibatkan berbagai kekuasaan seperti ancaman,
4) Karakteristik kepribadian, kemampuan penghargaan, otoritas maupun bujukan (Veitzal
merespons dan berinteraksi dengan kekuatan dan Deddy, 2011 : 23).
dan lingkungan sekitarnya.
5) Motivasi, memberikan dorongan, apresiasi Sedangkan Umam melihat
terhadap pekerjaan bawahan, memberikan kepemimpinan dari dua konteks,yaitu struktural
pengakuan dan perhatian individual dari dan nonstruktural. Dalam konteks struktural,
atasan dapat mempunyai pengaruh positif kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses
terhadap motivasi seseorang bawahan. pemberian motivasi agar orang-orang yang
6) Isu emosional, hambatan emosional dapat dipimpin melakukan kegiatan-kegiatan atau
membatasi penguasaan kompetensi. Takut pekerjaan sesuai dengan program yang
membuat kesalahan, menjadi malu, merasa ditetapkan. Kepemimpinan juga berarti
tidak disukai atau tidak menjadi bagian. mengarahkan, membimbing dan mempengaruhi
7) Kemampuan intelektual, kompetensi orang lain, agar pikiran dan kegiatannya tidak
bergantung pada pemikiran kognitif seperti menyimpang dari tugas pokok masing-masing.
pemikiran konseptual dan pemikiran Adapun dalam konteks nonstructural
analistis. kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses
mempengaruhi pikiran, perasaan, tingkah laku
dan mengarahkan semua fasilitas untuk 4. Model Kepemimpinan
mendapat tujuan yang telahditetapkan bersama Kontijensi dari Fiedler Hubungan
(Umam, 2010 : 270). antara gaya kepemimpinan dengan situasi
yang menyenangkan. Adapun situasi yang
Berdasarkan beberapa pengertian di atas menyenangkan itu diterangkan oleh Fiedler
maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan dalam hubungannya dengan dimensi-
adalah suatu proses memengaruhi orang-orang dimensi empiris berikut:
yang dipimpin berupa bimbingan, arahan dan
motivasi agar orang tersebut dapat melaksanakan 1) Hubungan pemimpin anggota
kegiatan-kegiatannya dan tidak menyimpang 2) Derajat dan struktur tugas
dari tugas pokok masing-masing. 3) Posisi kekuasaan pemimpin yang dicapai
lewat otoritas formal
b. Teori-Teori Kepemimpinan
Thoha (2010 : 31) menjelaskan beberapa 5. Teori Jalan Kecil ± Tujuan
teori-teori kepemimpinan yang dilihat dari Teori ini menggunakan pendekatan
beberapa literatur yang pada umumnya motivasi, hal ini merupakan pengembangan
membahas hal-hal yang sama, dari literatur itu yang sehat karena kepemimpinan di satupihak
diketahui ada teori yang menyatakan bahwa sangat berhubungan erat dengan motivasi
pemimpin itu dilahirkan, bukan dibuat. Ada pula kerja.
yang menyatakan bahwa pemimpin itu terjadi
karena adanya kelompok-kelompok orang-orang, 6. Pendekatan Social learning dalam
dan ia melakukan pertukaran dengan yang kepemimpinan
dipimpin. Berikut ini akan diuraikan beberapa Merupakan suatu teori yang dapat
teori yang tidak asing lagi bagi literatur-literatur memberikan suatu model yang menjamin
kepemimpinan pada umumnya. kelangsungan, interaksi timbal balik antara
pemimpin lingkungan ± dan perilakunya
1. Teori Sifat sendiri.
Adalah suatu kenyataan yang dapat c. Unsur-Unsur Gaya Kepemimpinan
diterima bahwa sifat-sifat kepemimpinan itu
tidak seluruhnya dilahirkan, tetapi dapat juga Unsur-unsur gaya kepemimpinan
dicapai dari suatu pendidikan atau menurut Gregor dalam Umam
pengalaman.
(2010 : 278), yaitu:
2. Teori Kelompok
1. Gaya kepemimpinan autokratis
Teori ini beranggapan bahwa,
supaya kelompok bisa mencapai tujuan Gaya kepemimpinan ini memliki dua
tujuannya, harus terdapat suatu pertukaran model.pertama, model garis keras dan kedua,
yang positif di antara pemimpin dan model paternlistik.Kepemimpinan autokratis
pengikut-pengikutnya. yang berhaluan keras menuntut kepatuhan.Kalau
tidak, ada sanksi tertentu yang diterapkan.
3. Teori Situasional Adapun gaya kepemimpinan paternlistik juga
menuntut dan mengharapkan pegharapan
Beberapa variabel situasional yang kepatuhan dari para anggotanya, namun
mempunyai pengaruh terhadap peranan kepatuhan ini atas dasar hubungan yang sering
kepemimpinan, kecakapan, dan perilakunya, bersifat pribadi dan diwarnai oleh father know
berikut pelaksanaan kerja dan kepuasan para best, ketergantungan pribadi bawahan dan
pengikutnya berdasarkan pada reward dan rasa aman.
2. Gaya kepemimpinan birokratik bebas bekerja dan bertindak tanpa pengarahan
atau kontrol lebih lanjut, kecuali apabila mereka
Gaya kepemimpinan birokratik adalah memintanya.
gaya kepemimpinan yang dijalankan dengan
menginformasikan kepada para anggota atau d. Fungsi Kepemimpinan
bawahannya apa dan bagaimana sesuatu itu
harus dilaksanakan. Akan tetapi, dasar-dasar dari Menurut Veitzal dan Deddy (2011 : 34)
perintah gaya kepemimpinan ini hampir ada beberapa fungsi dan tipe kepemimpinan,
sepenuhnya menyangkut kebijakan-kebijakan, fungsi artinya jabatan yang dilakukan atau
prosedur-prosedur, danperaturan-peraturan yang kegunaan sesuatu hal atau kerja suatu bagian
terkandung dalam organisasi. tubuh. Sedangkan fungsi kepemimpinan
berhubungan langsung dengan situasi sosial
3. Gaya kepemimpinan diplomatis dalam kehidupan kelompok/organisasi masing-
masing, yang mengisyaratkan bahwa setiap
Pada gaya ini dapat dikatakan bahwa pemimpin berada di dalam dan bukan di luar
seorang pemimpin yang diplomat adalah juga
situasi itu.
seorang seniman, yaitu melekat seninya,
berusaha melakukan persuasi secara pribadi. Fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi
Jadi, sekalipun ia memiliki wewenang dan seperti :
kekuasaan yang jelas, ia kurang suka
mempergunakan kekuasaannya itu. Ia lebih 1. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat
cenderung memilih cara kemampuan mengarahkan (direction)dalam
tindakan atau aktivitas pemimpin
menjual sesuatu (motivasi) kepada bawahannya
dan mereka menjalankan tugas pekerjaannya 2. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat
dengan baik. dukungan (support)atau keterlibatan orang±
orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-
4. Gaya kepemimpinan partisipatif tugas kelompok atau organisasi.
Pemimpin dengan gaya partisipatif Secara operasional kepemimpinan dapat
adalah pemimpin yang selalu mengajak secara diukur dari lima fungsi pokok kepemimpinan,
terbuka kepada anggota atau bawahannya untuk yaitu :
berpartisipasi atau mengambil bagian secara
aktif, baik secara luas atau dalam batas-batas a. Instruksi
tertentu dalam pengambilan keputusan,
pengumuman kebijakan, dan metode-metode Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah.
operasionalnya. Pemimpin sebagai komunikator merupakan
pihak yang menentukan apa, bagaimana,
5. Gaya kepemimpinan free rein leader bilamana, dan dimana perintah itu dikerjakan
agar keputusan itu dapat dilaksanakan secara
Dalam gaya kepemimpinan ini, efektif.
pemimpin seakan-akan menunggang kuda yang
melepaskan kedua kendali kudanya. Walaupun b. Konsultasi
demikian, pemimpin dalam gaya ini bukanlah
seorang pemimpin yang benar-benar Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah.
memberikan kebebasan kepada anggota atau Pada tahap pertama dalam usaha menerapkan
bawahannya untuk bekerja tanpa pengawasan keputusan, pemimpin kerap kali memerlukan
sama sekali. Hal yang dilakukan pemimpin bahan pertimbangan, yang mengharuskannya
tersebut adalah menetapkan tujuan yang harus berkonsultasi dengan orang ± orang yang
dicapai oleh anggota atau bawahannya untuk dipimpinnya.
c. Partisipasi terkemuka menerangkan bahwa seberapa baik
para karyawan melakukan pekerjaan mereka
Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin mempengaruhi produktivitas dan kinerja
berusaha mengaktifkan orang-orang yang organisasional secara signifikan (Mathis dan
dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan Jackson, 2009:113).
mengambil keputusan maupun dalam
melaksanakannya, seorang pemimpin harus Kinerja merupakan perilaku nyata yang
mengikutsertakan setiap ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja
yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan
bawahannya pada setiap kegiatan. perannya dalam perusahaan, kinerja karyawan
merupakan sesuatu hal yang sangat penting
d. Delegasi
dalam upaya perusahaan untuk mencapai
Fungsi ini dilaksanakan dengan tujuannya (Veithzal dan Sagala, 2010: 548).
memberikan pelimpahan wewenang
Mangkunegara (2005: 75) menyatakan
membuat/menetapkan keputusan, baik melalui
bahwa pada umumnya kinerja dibedakan
persetujuan maupun tanpa persetujuan dari
menjadi dua,yaitu kinerja individu dan kinerja
pimpinan.
organisasi. Kinerja individu adalah hasil kerja
e. Pengendalian karyawan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah
Fungsi pengendalian bermaksud bahwa ditentukan, sedangkan kinerja organisasi adalah
kepemimpinan yang sukses/efektif maupun gabungan dari kinerja individu dengan kinerja
mengatur aktivitas anggotanya secara terarah kelompok.
dan dalam koordinasi yang efektif sehinga
memungkinkan tercapainya tujuan bersama Berdasarkan beberapa pengertian di atas
secara maksimal. maka dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah
hasil kerja atau prestasi kerja yang mampu
4. Kinerja Pegawai dicapai seseorang dalam menyelesaikan tugas-
tugas yang diberikan kepadanya berdasarkan
a. Pengertian Kinerja Pegawai kecakapan, pengalaman, kesungguhan dan
Istilah kinerja berasal dari kata job waktu.
performance atau actual performance (prestasi b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai
oleh seseorang). Pengertian kinerja (prestasi Mangkunegara (2011 : 67) menyatakan
kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan ada beberapa faktor yangmempengaruhi kinerja,
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai sebagai berikut:
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya 1. Faktor Kemampuan
(Mangkunegara, 2011 : 67). Kinerja adalah
Secara psikologis, kemampuan (ability)
suatu hasil kerja yang dicapai seorang dalam
pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ)
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
dan kemampuan reality (knowledge + skill).
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,
Artinya, pegawai yang memiliki IQ di atas rata-
pengalaman dan kesungguhan serta waktu
rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang
(Hasibuan, 2007 : 34), sebagian besar organisasi,
memadai untuk jabatannya dan terampil dalam
kinerja para karyawan individual merupakan
mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan
faktor utama yang menentukan keberhasilan
lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan.
organisasi. Diskusi pembuka tentang jenis
Oleh karena itu pegawai perlu ditempatkan pada
pekerjaan dan menjadi seorang pemberi kerja
pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.
2. Faktor Motivasi penilaian kinerja yang dinilai tersebut
selanjutnya dikelompokkan menjadi:
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude)
seorang pegawai dalam menghadapi situasi a. Kemampuan teknis, yaitu kemampuan
(situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi menggunakan pengetahuan, metode, teknik,
yang menggerakkan diri pegawai yang terarah dan peralatan yang digunakan untuk
untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja). melaksanakan tugas serta pengalaman dan
pelatihan yang diperolehnya.
Dessler (2005: 316) menyatakan ada b. Kemampuan konseptual, yaitu kemampuan
enam kategori yang digunakan untuk mengukur untuk memahami kompleksitas perusahaan
tingkat kinerja karyawan secara individual, dan penyesuaian bidang gerak dari unit
sebagai berikut: masing-masing ke bidang operasional
perusahaan secara menyeluruh. Pada intinya
a. Quality, yaitu tingkat dimana hasil kinerja
setiap individu atau karyawan pada setiap
dari karyawan yang dilakukan mendekati
perusahaan memahami tugas, fungsi serta
sempurna dalam arti ketepatan, ketelitian dan
tanggung jwabnya sebagai seorang
dapat diterima dari suatu aktivitas.
karyawan.
b. Productivity, yaitu kuantitas atau jumlah
c. Kemampuan hubungan interpersonal, yaitu
yang dihasilkan secara efisien dan efektif.
antara lain kemapuan untuk bekerja sama
c. Job knowledge, yaitu tingkat pengetahuan
dengan orang lain, memotivasi karyawan,
yang dimiliki oleh seorang karyawan ataupun
melakukan negosiasi, dan lain-lain.
informasi yang dimilikinya untuk
Menurut Hasibuan (2004 : 56) kinerja
menyelesaikan pekerjaanya.
seseorang dapat dikatakan baik atau dapat dinilai
d. Reliability, yaitu tingkat dimana seorang
karyawan dapat dipercaya selama dari beberapa hal yaitu:
menyelesaikan pekerjaan dan dalam hal a. Kesetiaan
tindak lanjut pekerjaan.
e. Availability, yaitu tingkat ketepatan waktu Seorang pegawai dikatakan memiliki
dari suatu aktivitas yang diselesaikan oleh kesetiaan jika ia melakukan tugasnya secara
karyawan dan ketepatan dalam catatan daftar sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab.
kehadiran karyawan.
f. Independence, yaitu tingkat dimana seorang b. Prestasi kerja
karyawan dapat melakukan pekerjaannya
Prestasi kerja merupakan hasil kerja yang
tanpa bantuan atau bimbingan dari
dicapai pegawai dalam melaksanakan tugas yang
pengawasnya.
dibebankan kepadanya. Pada umumnya prestasi
kerja seorang pegawai dipengaruhi oleh
3. Penilaian Kinerja kecakapan, ketrampilan, pengalaman dan
kesanggupan pegawai dalam melaksanakan
Menurut Rivai dan Mulyadi (2011 : 324), tugas dan fungsinya.
dalam menilai kinerja seorang pegawai, maka
diperlukan berbagai aspek penilaian antara lain c. Kedislipinan
pengetahuan tentang pekerjaan, kepemimpinan
Sejauh mana pegawai dapat mematuhi
inisiatif, kualitas pekerjaan, kerjasama,
peraturan yang ada dan melaksanakan instruksi
pengambilan keputusan, kreativitas, dapat
yang diberikan kepadanya.
diandalkan, perencanaan, komunikasi, inteligensi
(kecerdasan), pemecahan masalah, d. Kreatifitas
pendelegasian, sikap, usaha, motivasi, dan
organisasi. Selanjutnya, dari aspek-aspek
Kemampuan pegawai dalam X = Variabel Independen (Variabel bebas) terdiri
mengembangkan kreatifitas dan mengeluarkan dari (Disiplin (X1), Kompetensi (X2),
potensi yang dimiliki dalam menyelesaikan Kepemimpinan (X3))
pekerjaannya sehingga bekerja lebih berdaya
guna dan berhasil. Y = Variabel Dependen ( Variabel Terikat ) =
Kinerja Pegawai (Y)
e. Kerja sama
PEMBAHASAN
Kerjasama diukur dari kemampuan
pegawai dalam bekerja sama dengan pegawai A. Deskripsi Karakteristik Responden
lain dalam menyelesaikan tugas yang ditentukan
sehingga hasil pekerjaannya akan semakin baik. Penjelasan mengenai karakteristik
responden ini digunakan untuk menggambarkan
f. Kecakapan 100 responden Pegawai Dinas Tenaga Kerja
Kota Samarinda yang digunakan dalam
Dapat diukur dari tingkat pendidikan penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian yang
pegawai yang disesuaikan dengan pekerjaan dilakukan terhadap 100 responden tersebut,
yang menjadi tugasnya. terdapat delapan karakteristik responden yang
akan dijelaskan pada uraian mengenai
g. Tanggung jawab
karakteristik responden, yaitu usia, pendidikan,
Tanggung jawab adalah kesanggupan unit kerja, jenis kelamin, dan golongan.
seorang pegawai menyelesaikan pekerjaanyang
diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya 1. Karakteristik Responden Berdasarkan
dan selesai tepat pada waktunya serta berani Usia
Hasil tabulasi data melalui distribusi
memikul resiko pekerjaan yang dilakukan.
frekuensi berdasarkan usia dari hasil penyebaran
Teguh dan Rosidah (2009 : 281) kuesioner kepada responden memiliki
menyatakan ada 6 hal yang dapat dinilai untuk karakteristik sebagai berikut:
mengetahui kinerja seseorang yaitu:
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan
a. Kualitas, menyangkut kesesuain hasil dengan
yang diinginkan. Persentese
Usia Frekuensi
b. Kuantitas, jumlah yang dihasilkan baik (%)
dalam nilai uang, jumlah unit atau jumlah < 20 tahun 4 4
lingkaran.
c. Ketapatan Waktu, kesuaian waktu dengan 20 - 30 tahun 28 28
yang direncanakan. 31 - 40 tahun 52 52
d. Efektivitas Biaya, menyangkut penggunaan
resorsis organisasi secara maksimal. > 40 tahun 26 26
e. Kebutuhan Supervisi, menyangkut perlunya
bantuan atau intervensi supervisi dalam Total 100 100
pelaksanaan pegawai. Usia
f. Dampak Interpersonal, menyangkut
peningkatan harga diri, hubungan baik dan Sumber: Data Primer diolah, 2015.
kerjasama diantara teman kerja maupun Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui
bawahan bahwa dari 100 orang responden terdapat
mayoritas berusia diatas 31 sampai 40 tahun
dengan presentasi 52%. Maka hal ini dapat
diartikan bahwa mayoritas responden adalah
tergolong masih dalam usia produktif. Pada usia 3. Karakteristik Responden Berdasarkan
tersebut responden mempunyai kematangan cara Unit Kerja
berfikir dan mengevaluasi suatu tindakan, Hasil tabulasi data distribusi frekuensi
memmpunyai peluang membangun karier dan berdasarkan Unit kerja dari hasil penyebaran
meningkatkan pendapatannya. kuesioner kepada responden memiliki
karakteristik sebagai berikut:

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan


Pendidikan Unit Kerja
Hasil tabulasi data melalui distribusi
frekuensi berdasarkan pendidikan dari hasil Persentese
Pekerjaan Frekuensi
penyebaran kuesioner kepada para responden (%)
memiliki karakteristik sebagai berikut: SDM &
16 16
Kepegawaian
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Kesekretariatan 13 13
Pendidikan
Administrasi
48 48
Persentese dan Umum
Pendidikan Frekuensi
(%) Teknologi
2 2
SD - - Informasi
Pemerintahan 15 15
SMP - -
Keuangan 6 6
SMA - -
Total 100 100
Diploma 10 10
Sumber: Data Primer diolah, 2015.
S1 77 77
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui
S2 10 10 bahwa dari 100 orang responden bahwa
Lainnya 3 3 mayoritas responden adalah bekerja sebagai
Administrasi dan Umum dengan persentase
Total 100 100 48%.Jika melihat hasil pengolahan data
Sumber: Data Primer diolah, 2015. kuesioner yang mengindikasikan yang memang
jika ditinjau pada dasarnya tingkat pekerja yang
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui paling banyak untuk di teliti dan berhubungan
bahwa dari 100 orang responden terdapat bahwa langsung baik dari tingkat manajemen bawah
mayoritas responden adalah berpendidikan hingga pada pelayanan adalah bagian
terakhir S1 dengan presentasi 77%. Jika melihat administrasi dan umum Dinas Tenaga Kerja
hasil pengolahan data kuesioner yang Kota Samarinda.
mengindikasikan bahwa responden mempunyai
pengetahuan yang cukup, sehingga dapat 4. Karakteristik Responden Berdasarkan
mengerti dengan jelas pertanyaan yang diajukan Jenis Kelamin
serta dapat menjawab sesuai dengan keadaan Hasil tabulasi data melalui distribusi
seseuangguhnya. Semakin tinggi tingkat frekuensi berdasarkan jenis kelamin dari hasil
pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula penyebaran kuesioner kepada para responden
pemahamannya terhadap tindakan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
seharusnya dilakukan. Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis kelamin
Persentese yang mengindikasikan mayoritas termasuk
Jenis kelamin Frekuensi
(%) dalam golongan sosial ekonomi menengah
Laki-laki 38 38 keatas.

Perempuan 62 62 Analisis
Analisis regresi adalah teknik statistika
Total 100 100
yang berguna untuk memeriksa dan memodelkan
Sumber: Data Primer diolah, 2015.
hubungan di antara variabel-variabel.
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui Penerapannya dapat dijumpai secara luas di
bahwa dari 100 orang diketahui bahwa
banyak bidang seperti teknik, ekonomi,
responden yang berjenis kelamin perempuan
lebih dominan dibandingkan yang berjenis manajemen, ilmu-ilmu biologi, ilmu-ilmu sosial
kelamin laki-laki dengan persentase 62%. Jika dan ilmu-ilmu pertanian. Pada saat ini, analisis
melihat hasil pengolahan data kuesioner yang regresi berguna dalam menelaah hubungan dua
mengindikasikan bahwa berjenis kelamin wanita
variabel atau lebih dan trutama untuk menelusuri
sebagai wanita karir yang memang memiliki
kedekatan yang lebih baik pada dalam hal urusan pola hubungan yang modelnya belum diketahui
ketelatenan dan keuletan. dengan sempurna, sehingga dalam penerapannya
lebih bersifat eksploratif. Sebagai salah satu alat
dalam statistika inferensial-parametrk, sebeluma
5. Karakteristik Responden Berdasarkan
Jumlah Pendapatan analisis regresi ini dilaksanakan terlebih dahulu
Hasil tabulasi data melalui distribusi dilakukan pengujian linearitas yaitu uji
frekuensi berdasarkan pendapatan dari hasil normalitas data dan bebas dari asumsi klasik
penyebaran kuesioner kepada para responden yang meliputi multikolinearitas, autokolerasi dan
memiliki karakteristik sebagai berikut:
heteroskedastisitas. Nugroho (2005)
Tabel 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan menjelaskan, bahwa uji linearitas ini hanya dapat
Pendapatan diterapkan pada regresi berganda.
Persentese
Pendapatan Frekuensi 1. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
(%)
II 30 30 a) Uji Validitas
III 53 53 Hasil penelitian yang valid bila terdapat
kesamaan antara data yang terkumpul dengan
IV 8 8 data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang
Eselon 5 5 diteliti. Valid tidaknya suatu item instrumen
dapat diketahui dengan membandingkan r hitung
Lainnya 4 4
dengan r tabel (0,197). Apabila r hitung > r tabel
Total 100 100 dan apabila nilai signifikansi lebih kecil dari
Sumber: Data Primer diolah, 2015. 0,05 (5%) maka dapat dinyatakan item
pertanyaan tersebut valid dan apabila sebaliknya
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui
bahwa dari 100 orang responden mayoritas dinyatakan tidak valid.
memiliki golongan III dengan persentasi 53%.
Tabel 5.1 Uji Validitas
Jika melihat hasil pengolahan data kuesioner
Variabe Ite Rhit Ketera Koefisien
Sig Variabel Keterangan
l ung ngan Alpha
0,0 Disiplin 0,728 Reliabel
1 0,527 Valid
00 Kompetensi 0,757 Reliabel
0,0
2 0,681 Valid Kepemimpinan 0,789 Reliabel
00
Disiplin Sumber: Data (diolah) 2015
0,0
3 0,626 Valid
00 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui
0,0 bahwa semua variabel memiliki nilai koefisien
4 0,623 Valid
00 Alpha Cronbach > 0,6 sehingga dapat dikatakan
0,0 instrumen pertanyaan yang digunakan dalam
5 0,759 Valid
00 penelitian ini sudah reliabel atau dapat
0,0 dihandalkan.
6 0,659 Valid
Kompete 00
nsi 0,0 2. Uji Asumsi Klasik
7 0,681 Valid Pengujian asumsi model regresi meliputi
00
0,0 uji asumsi normalitas, multikolinieritas,
8 0,521 Valid heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Uraian dari
00
0,0 perhitungan pengujian asumsi model regresi
9 0,820 Valid dapat dijelaskan sebagai berikut :
00
0,0
10 0,723 Valid a) Pengujian Asumsi Normalitas
Kepemi 00
Model regresi dapat dikatakan memenuhi
mpinan 0,0 asumsi normalitas jika residual yang disebabkan
11 0,663 Valid
00 oleh model regresi berdistribusi normal. Untuk
0,0 menguji asumsi ini, dapat digunakan metode
12 0,719 Valid
00 Kolmogorov-Smirnov.
Kinerja 0,0
21 0,820 Valid
Pegawai 00 Tabel 5.3 Uji Asumsi Normalitas
Sumber: Data Diolah (2015)
Berdasarkan tabel tersebut dapat
diketahui bahwa semua item pertanyaan Sumber: Data diolah, 2015
memiliki nilai r hitung > r tabel (0,197) dan nilai
signifikansi < 0,05 sehingga dapat dikatakan
semua item pertanyaan telah valid. Berdasarkan pengujian Kolmogorov-
Smirnov di atas, didapatkan nilai signifikan
dimana nilai tersebut lebih kecil daripada . =
b) Uji Reliabilitas
0,005. Karena nilai signifikansi lebih kecil
Reliabilitas adalah indek yang
daripada . = 0,005, maka dapat disimpulkan
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur
bahwa asumsi normalitas residual telah
dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Untuk
terpenuhi
menguji digunakan Alpha Cronbach.Instrumen
dapat dikatakan andal (reliabel) bila memiliki Jika nilai standardized residual atau nilai
koefisien keandalan reliabilitas sebesar 0,6 atau residual dituangkan dalam sebuah grafik P-P
lebih.Hasil pengujian reliabilitas terhadap semua Plot, maka terlihat bahwa plot dari residual
variabel ditunjukkan tabel di bawah ini. tersebut membentuk suatu pola yang mendekati
Tabel 5.7 Hasil Pengujian Reliabilitas garis lurus seperti pada gambar 5.1 Pola seperti
Terhadap Semua Variabel pada gambar 1 mengindikasikan bahwa residual
Tabel 5.4 Hasil Uji Multikoloneritas

memiliki distribusi normal karena plot dari


residual tersebut membentuk pola garis lurus.

Dari hasil perhitungan yang ada di Tabel


diatas variabel bebas menunjukkan nilai VIF
yang tidak lebih dari nilai 10, maka asumsi tidak
terjadi multikolinieritas telah terpenuhi.
c) Pengujian Heteroskedastisitas
Gambar 5.1 Grafik P-P Plot Uji Asumsi Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas
Normalitas dilakukan dengan uji glejser.
Dan jika nilai residual dikelompokkan Gambar 5.3 Uji Heteroskedastisitas
dalam sebuah histogram, maka residual-residual
tersebut akan membentuk suatu pola kurva
distribusi normal, yakni residual tersebut
mengelompok pada bagian tengah dengan
titik puncaknya berada pada rata-rata sama
dengan 0,000 seperti pada gambar 5.2
berikut :

3. Analisis Regresi Linier Berganda


Proses pengolahan data dengan
Gambar 5.2 Histogram Uji Asumsi
menggunakan analisis regresi linier berganda,
Normalitas
dilakukan beberapa tahapan untuk mencari
hubungan antara variabel independen dan
dependen. Berdasarkan hasil pengolahan data
b) Pengujian Multikolinieritas dengan menggunakan perhitungan statistik.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinieritas dapat dilihat dari Variance Variabel dependen pada analisis regresi
Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF >10 ini adalah Y (Kinerja Pegawai) sedangkan
maka menunjukkan adanya multikolinieritas. variabel independennya adalah Disiplin (X1),
Dan apabila sebaliknya VIF < 10 maka tidak Kompetensi (X2), dan Kepemimpinan (X3).
terjadi multikolinieritas.
= 2 : 97
a. Uji F (Uji Serentak/Simultan) Hal ini menunjukkan bahwa nilai F-
Uji-F atau Anova digunakan untuk hitung lebih besar daripada F-tabel dengan
menguji apakah Disiplin (X1), Kompetensi signifikasi sebesar 0,000 lebih kecil daripada
(X2), Kepemimpinan (X3), mempunyai QLODL . VHEHVDU 'HQJDQ GHPLkian dapat
pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja dikatakan bahwa variabel Disiplin (X1),
Pegawai (Y) Dinas Tenaga Kerja Kota Kompetensi (X2), Kepemimpinan (X3),
Samarinda. Sebelum melakukan pengujian, perlu mempunyai pengaruh yang signifiakn terhadap
dirumuskan formulasi hipotesis sebagai berikut : Kinerja Pegawai (Y) Dinas Tenaga Kerja Kota
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan Samarinda.
antara Disiplin (X1), Kompetensi (X2),
Kepemimpinan (X3), terhadap Kinerja b. . Uji t-test
Pegawai (Y) Dinas Tenaga Kerja Kota Uji-t digunakan untuk mengetahui
Samarinda. pegaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
secara individual dengan mengukur hubungan
Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Disiplin (X1), Kompetensi (X2), Ketentuan uji t adalah Ho dapat diterima jika t-
Kepemimpinan (X3), terhadap Kinerja hitung lebih kecil atau sama dnegan t-tabel dan
Pegawai (Y) Dinas Tenaga Kerja Kota Hi diterima apabila t-hitung lebih besar daripada
Samarinda. t-tabel. Berdasarkan tabel distribusi t-student
dapat dilihat rumus sebagai berikut :
Ho dapat diterima apabila F-
. Q-2
hitung kecil atau sama dengan F-tabel
= 0,05/2 : 100-2
dan Hi diterima apabila F-hitung lebih
= 0,025 : 98
besar daripada F-tabel.
Dan pada t-tabel hasilnya adalah : 1,99.
Hasil uji parsial (t) atas variabel bebas tersebut
adalah sebagai berikut :

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat


bahwa F-hitung yaitu sebesar 36.983 sedangkan
F-tabel pada WLQJNDW NH\DNLQDQ . GHQJDQ
1). Disiplin (X1)
derajat bebas pembilang
Ho : Variabel Disiplin (X1) tidak
= (k-1) : (n-k)
berpengaruh signifikan terhadap
= (3-1) : (100-3)
terhadap Kinerja Pegawai (Y)
Dinas Tenaga Kerja Kota tabel yaitu 1,99. Hal ini menyebabkan Ho
Samarinda ditolak dan Ha diterima sehingga variabel
Disiplin, Kompetensi, dan Kepemimpinan
Ha : Variabel Disiplin (X1)
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
berpengaruh signifikan terhadap
Kinerja Pegawai (Y) Dinas Tenaga Kerja Kota
terhadap Kinerja Pegawai (Y)
Samarinda.
Dinas Tenaga Kerja Kota
Samarinda. c. Koefisien Determinan (R²)
Koefisien korelasi disimbolkan dengan R
2). Kompetensi (X2)
yang merupakan ukuran keeratan hubungan
Ho : Variabel Kompetensi (X2) tidak antara variabel terikat dengan semua variabel
berpengaruh signifikan terhadap bebas secara bersama-sama. Sedangkan
terhadap Kinerja Pegawai (Y) koefisien determinasi berganda, disimbolkan R2
Dinas Tenaga Kerja Kota merupakan ukuran kesesuaian garis linear
Samarinda berganda terhadap suatu data. Niali R atauR2
dapat dilihat pada tabel berikut :
Ha : Variabel Kompetensi (X2)
berpengaruh signifikan terhadap
terhadap Kinerja Pegawai (Y)
Dinas Tenaga Kerja Kota
Samarinda

3). Kepemimpinan (X3)

Ho : Variabel Kepemimpinan (X3) Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui


tidak berpengaruh signifikan bahwa variabel bebas yaitu variabel Kualitas
terhadap terhadap Kinerja Layanan meliputi Disiplin (X1), Kompetensi
Pegawai (Y) Dinas Tenaga Kerja (X2), Kepemimpinan (X3), mempunyai
Kota Samarinda hubungan dengan variabel terikat, yaitu Kinerja
Pegawai (Y) hal ini dapat dibuktikan melalui
Ha : Variabel Kepemimpinan (X3) nilai koefisien korelasi berganda (R) sebesar
berpengaruh signifikan terhadap 0.732.
terhadap Kinerja Pegawai (Y)
Dinas Tenaga Kerja Kota Pada tabel tersebut juga dapat diketahui
Samarinda bahwa nilai koefisien determinasi berganda (R2)
sebesar 0.536. Hal ini menunjukkan bahwa
Pada variabel Disiplin (X1), nilai t-hitung variabel bebas tersebut memberikan sumbangan
yaitu 3,888 Kompetensi (X2) = 0,220, terhadap Kinerja Pegawai (Y) Dinas Tenaga
Reliability (X3) = 3,273,dengan taraf signifikasi Kerja Kota Samarinda sebesar = 0.536 x 100% =
0,00 lebih kecil dari pada tingkat keyakinan 5%. 53,6% sisanya merupakan variabel diluar
Selain itu nilai tersebut lebih besar daripada t- penelitian ini.
Pembahasan yang secara langsung mempengaruhi kinerja
1) Pengaruh disiplin terhadap kinerja pegawai mereka (Rivai dan Sagala, 2009 : 713).
Hasil analisis ini diperkuat oleh hasil
Berdasarkan hasil ini Dinas Tenaga Kerja
analisis yang dilakukan oleh Harlie (2010) yang
Kota Samarinda dapat terus meningkatkan
menyatakan bahwa disiplin memiliki pengaruh
kompetensi pegawainya karena berpengaruh
yang kuat terhadap kinerja. Hasil ini didukung
terhadap kinerja pegawai.
oleh teori Sutrisno (2009 : 104) yang
menyatakan bahwa disiplin kerja sangat 3) Pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja
dibutuhkan oleh pegawai untuk mencapai pegawai
keberhasilan instansi. Dengan adanya disiplin Hasil analisis ini diperkuat oleh hasil
maka seorang pegawai dapat mengetahui analisis yang dilakukan oleh Destia (2011) yang
kesalahan yang telah dilanggarnya, sehingga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
pegawai akan memperbaiki diri dan patuh pada signifikan variabel kepemimpinan terhadap
peraturan yang telah ditetapkan oleh instansi. kinerja pegawai. Umam juga menyatakan bahwa
kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses
Semakin tinggi tingkat kedisiplinan kerja
mempengaruhi pikiran, perasaan, tingkah laku
pegawai maka semakin tinggi pula kinerja
dan mengarahkan semua fasilitas untuk
pegawai yang dihasilkan. Sedangkan menurut
mendapat tujuan yang telah ditetapkan bersama
Mangkunegara disiplin pegawai merupakan
(Umam, 2010 : 270).
pembentukan perilaku pegawai yang bertujuan
agar pegawai dapat bertanggung jawab terhadap Sesuai dengan yang diungkapkan oleh
perbuatannya dan untuk perubahan perilaku (Veitzal dan Deddy, 2011 : 23) tentang
yang lebih baik (Mangkunegara, 2011 : 131). kepemimpinan yang merupakan sebuah proses
Dinas Tenaga Kerja Kota Samarinda diharapkan untuk memengaruhi orang lain baik di dalam
lebih menegakkan kedisiplinan pegawai karena organisasi maupun di luar organiasasi untuk
disiplin mencapai tujuan yang diinginkan dalam suatu
situasi dan kondisi tertentu.. Hal ini berarti
merupakan faktor yang juga memiliki pengaruh
kepemimpinan mempengaruhi kinerja pegawai.
terhadap kinerja pegawai.
A. Kesimpulan
2) Pengaruh kompetensi terhadap kinerja
pegawai Berdasarkan hasil analisis data dan
Hasil analisis ini diperkuat oleh hasil pembahasan yang telah diuraikanpada bab
analisis yang dilakukan oleh Suhaji (2010) yang sebelumnya, maka dari penelitian ini dapat
menyatakan bahwa kompetensi memiliki diambil kesimpulan, dimana hal ini merupakan
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja jawaban dari perumusan masalah, yaitu sebagai
pegawai. Hasil ini juga sesuai dengan Darsono berikut:
dan Siswandoko yang juga mengatakan bahwa
kompetensi adalah perpaduan keterampilan, 1. Dari hasil pengujian dengan uji regresi,
pengetahuan, kreativitas dan sikap positif Variabel disiplin, kompetensi dan
terhadap pekerjaan tertentu yang diwujudkan kepemimpinan secara bersama-
dalam kinerja (Darsono dan Siswandoko, 2011 : samaberpengaruh secara signifikan
123). terhadap kinerja pegawai Dinas Tenaga
Kerja Kota Samarinda.
Rivai dan Sagala juga menyatakan bahwa 2. Ada pengaruh yang signifikan antara
kompetensi mengacu pada pengetahuan variabel disiplin terhadap kinerja
(knowledge), kemampuan (skills), kecakapan pegawai Dinas Tenaga Kerja Kota
(abilities) dan kepribadian (personality) individu Samarinda.
3. Ada pengaruh yang signifikan antara (PSLULFDO ,QYHVWLJDWLRQ ³ Information
variabel kompetensi terhadap kinerja System Research, March 1995
pegawai Dinas Tenaga Kerja Kota Bodnar, George H. and William S. Hopwood.
Samarinda. 1998. Accounting Information System. 7th
4. Ada pengaruh yang signifikan antara edition. Upper Saddle River-New
variabel kepemimpinan terhadap kinerja Jersey:Prentice-Hall International, Inc.
pegawai Dinas Tenaga Kerja Kota
Samarinda. %U\QMROIVVRQ ( DQG +LWW / ³3DUDGR[ /RVW
B. Saran ? Firm Level Evidance on The
Adapun saran-saran yang dapat 5HWXUQV WR ,QIRUPDWLRQV 6\VWHP ³
disampaikan peneliti berkenaan dengan Management Science
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Diperlukan adanya pelatihan maupun Burton Jones, A. and Straub. D. W. 2003.
program pengemabangan pegawai agar ³Individu System Usage A Review of
kinerja yang dicapai oleh pegawai pada 7KHRULV DQG 0HWKRG ³ Working Paper,
bidang tenaga kerja, Dinas Tenaga Kerja Georgia State University
Kota Samarinda dapatditingkatkan lagi
dalam segala aspek. Chidambaran, L. and Jones .B. 1993.
2. Diperlukan adanya peninjauan kembali ³,PSDFW RI &RPPXQLFDWLRQ 0HGLXP DQG
terhadap sistem penialaian kinerja Computer Support an Group perceptions
pegawai berdasarkan PP 46 Tahun 2011 and performance : A Comparison of
Tentang penilaian prestasi kinerja )DFH WR )DFH DQG 'LVSHUVHG 0HHWLQJV ³
pegawai karena masih terdapat beberapa Management Informations Systems, 17 : 4(
kekurangan didalamnya. December ) : 465 ± 492.
3. Untuk mengukur kinerja pegawai,
sebaiknnya menggunakan pengukuran Davis, )UHG ' ³3HUFHLYHG 8VHIXOQHVV
kinerja berbasis tim karena pada saat ini Perceived Ease of Use and User
sebagian besar pekerjaan yangdiberikan $FFHSWDQFH RI &RPSXWHU 7HFKQRORJ\ ³
kepada pegawai adalah pekerjaan yang MIS Quertely, September 1989
dilakukan secara tim, sehingga
diharapkan kinerja yang dicapai akan Davis, Fred D; Bagozi, R.P; and Warsaw, P.R.
lebih baik ³8VHU $FFHSWDQFH RI &RPSXWHU
Technology : A Comparison of Two
DAFTAR PUSTAKA 7KHRULWLFDO 0RGHOV ´ Management
Alpar Paul and Kim Moshe. ³$ Sciences, August 1989
Microeconomic Approach to The
Measurement of Information Technology Delone, W.H. and McLean, ER.1992.
9DOXH ³ Journal of Management ³,QIRUPDWLRQ 6\VWHP 6XFFHVV The Quest
Information System, pp. 55 ± 56 )RU 7KH 'HSHQGHQW 9DULDEOH ´ Information
System Research, March 1992
$PRURVR ' DQG 3 K &KHQH\ ³7HVLWLQJ D
Causal Model of End User Aplication Dennis A.R. Daniels, Jr. R. M. Hayes. G and
(IIHFWLYHQHVV ´ Journal of Management 1XQDPDNHU -U -I ³0HWKRGRORJ\
Information System, pp 63-89 Driven Use of Automated Support in
Business Process Re- (QJLQHHULQJ ³
Barua, A, Kriebel C.H. dan Mukhopadhayy, Journal of Management Information
7 ³,QIRUPDWLRQ 7HFKQRORJ\ DQG System. 10: 3 ( winter ) : pp. 117 ± 138.
Business Value : An Analytic and
'HYDUDM 6 DQG .RKOL 5 ³3HUIRUPDQFH Pemanfaatan Teknologi Informasi
Impacts of Information Technology : Is 7HUKDGDS .LQHUMD $NXQWDQ 3XEOLN ´ Jurnal
$FWXDO 8VDJH 7KH 0LVVLQJ /LQN " ³ Ekonomi dan Bisnis
Management Science. Pp. 273 ± 289.
Karimi, Jahangir; Gupta, Yash P; and Somers
*HOGHUPDQ 0 ³7KH 5HODWLRQ %HWZHHQ ToQL 0 ´,PSDFW RI (QYLURQPHQWDO
User Satisfaction, Usage of Uncertainty and Task Characteristics on
,QIRUPDWLRQ 6\VWHPV DQG 3HUIRUPDQFH ´ 8VHU 6DWLVIDFWLRQ :LWK 'DWD ´ Information
Information and Management, 34, pp. 11- System Research , June 2004.pp.175-193.
18.
Montazemi, A.R, Cameron, D.A, and Gupta,
Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate .0 ³$Q (PSLULFDO 6WXG\ RI
Dengan Program SPSS. UNDIP Factors Affecting Software Package
6HOHFWLRQ ³ Journal of Management
*LQ]EHUJ 0 - ³(DUO\ 'LDJQRVLV RI 0,6 Information System, 13:1 (Summer):
Implementation Failure : Promising pp.89-105.
5HVXOWV DQG 8QDQVZHUHG 4XHVWLRQV ³
Management Science, 27(4): 459-479. 0DKDUVL 6 ³3HQJDUXK 3HUNHPEDQJDQ
Teknologi Informasi Terhadap Bidang
*RRGKXH 'DOH / ³8QGHUVWDQGLQJ 8VHU $NXQWDQVL 0DQDMHPHQ ´ Jurnal Akuntansi
(YDOXDWLRQ RI ,QIRUPDWLRQ 6\VWHPV ´ & Keuangan Vol. 2, No. 2, 127 ± 37
Management Sciences. December 1995.
0HLUDQWR : ³3HQJDUXK 3HPDQIDDWDQ
Goodhue, D.L; Thompson, R.L, 1995. ³7DVN- Teknologi Informasi Terhadap Kepuasan
Technology Fit and Individu Pemakai : Ketidakpastian Tugas Sebagai
3HUIRUPDQFH ´ MIS Quarterly (19:2), 9DULDEOH 0RGHUDWLQJ ¶¶
pp.213-236
5DGL\WR ' GDQ =XODLNKD ³3HQJXMLDQ
Hair, J.F. Amderson, R.L. Tatham R.L and Model DeLone and McLean Dalam
Black, W.C, 1998. Multivariate Data Pengembangan Pengembangan Sistem
Analysis. Fifth Edition, New Jresey : Informasi Manajemen (Kajian Sebuah
Prentice Hall Inc. .DVXV ´ Simposium Nasional Akuntansi X.

Iqbaria M ; Zinatelli N ; Cragg p ; Cavaye A. Romney, Marshall B. and Paul John Steinbart
³$ 3HUVRQDO &RPSXWLQJ $FFHSWDQFH (2000). Accounting Information System.
Factor on Small Firms : A Struktural 8th edition. Upper Saddle River-New
(TXDWLRQ 0RGHO ´ MIS Quarterly, 21,3, pp. Jersey: Prentice-Hall International,Inc.
279-302 Siscar, Sumit; Turmbow, Joe L; and Bordoloi,
%LMRY ´$ )UDPHZRUN )RU $VVHVLQJ 7KH
Jogiyanto. 2007. Sistem Informasi Ralationship Between Information
Keperilakuan.Yogyakarta : Andi Technology Investment and Firm
3HUIRUPDQFH ´ Journal of Management
Jr, Raymond McLeod and Schell George. 2004. Information Systems, Spring 2000
Sistem Informasi Management. 8 ed.
Jakarta : PT INDEKS Straub, D : Limayem: and Karahanna, Evaristo,
( ³0HDVXULQJ 6\stem Usage :
-XUQDOL ´$QDOLVLV 3HQJDUXK )DNWRU ,PSOLFDWLRQV )RU ,V 7KHRU\ 7HVWLQJ ³
Kesesuaian Tugas-Teknologi dan Management Science, 41,8, 1328 ± 1342.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif Dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Sunarta, I N, 2005. ´$QDOLVLV )DNWRU-Faktor


Yang Mempengaruhi Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Pengaruh
Pemanfaatan Teknologi Informasi
Terhadap Kinerja Individu ´

Abdul Najib, dkk, 2007. Manual Pengoperasian


Sistem Informasi Akademik Siakad Versi
1.0, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN) Samarinda.

Swanson, K., McComb, D, Smith, J., and


0F&XEEUH\ ' ³7KH $SSOLFDWLRQ
Software Factory: Applying Total
Quality Techniques to Systems
'HYHORSPHQW´ Management Information
System, 15:4 (December):pp.567-579.

6]DMQD %HUQDGHWWH DQG 5L]DUG : 6 ´7KH


Effect Of Information System User
Expectation on Performance and
3HUFHSWLRQ ´ MIS Quarterly.

Thompson, Ronald L; Higgins, Christhoper A;


DQG +RZHOO -DQH 0 ´3HUVRQDO
Computing: Toward a Conceptual Model
RI 8WLOL]DWLRQ ´ MIS Quartely, March
1991.

7RUN]DGHK * DQG 'ROO : - ³ 7KH


Development of a Tool for Measuring The
Perceived Impact of Information
Technology On Work : Omega ± The
International Journal of Management
Science. 27.3 (1999), 327 ± 339

Anda mungkin juga menyukai