7. Melakukan analisis terhadap kontrak-kontrak yang telah dibuat dengan pihak lain. Dari
analisis tersebut akan dapat diketahui kemungkinan adanya resiko dari kontrak tersebut,
misalnya: Rekan tidak dapat memenuhi kewajibannya, denda keterlambatan memenuhi
kewajiban dan sebagainya.
9. Mengadakan analisis lingkungan, yang sangat diperlukan untuk mengetahui kondisi yang
mempengaruhi timbulnya risiko potensi, seperti: Konsumen, supplier, penyalur, pesaing dan
penguasa (pembuat peraturan/perundang-undangan). Untuk melakukan pekerjaan itu semua
seorang Manajer Risiko dapat melakukan sendiri, menugaskan anak buahnya atau menggunakan
jasa pihak ketiga, seperti:
1. Pelanggan
2. Pemasok
3. Saingan
4. UU dan ketentuan-ketentuan lain.
IDENTIFIKASI SUMBER-SUMBER RISIKO
Lingkungan Fisik: Bangunan yang dimana usia sehingga menjadi rapuh, sungai yang bisa
menyebabkan banjir, gempa bumi, badai, topan, vandalism (pengrusakan).
Lingkungan Sosial: Kerusuhan sosial, demonstrasi, konflik dengan masyarakat local,
pemogokan pegawai, pencurian, perampokan.
Lingkungan Politik: Perubahan perundangan, perubahan peraturan, konflik antar Negara
yang mendorong biokot produk perusahaan.
Lingkungan Legal: G ugatan karena gagal mematuhi peraturan dan perundangan yang
berlaku.
Lingkungan Operasional: Kecelakaan kerja, kerusakan mesin, kegagalan sistem
komputer, serangan virus pada komputer.
Lingkungan Ekonomi: Kelesuan ekonomi (resesi), inflasi yang tidak terkendali.
Konsumen: Keluhan dari konsumen yang mengakibatkan kekecewaan dan tidak mau lagi
membeli produk perusahaan, konsumen merasa dirugikan kemudian menuntut
perusahaan.
Supplier: Pasokan dari supplier tidak datang sesuai dengan yang diharapkan (terlambat,
atau spesifikasinya berbeda).
Pesaing: Pesaing meluncurkan produk baru yang lebih baik, pesaing menurunkan harga
yang bisa mengakibatkan persaingan harga yang menurunkan tingkat keuntungan
perusahaan.
Regulator: Perusahaan gagal mematuhi peraturan atau perundangan yang berlaku,
perubahan perundangan yang berlaku yang mengakibatkan perusahaan merugi (Misal
upah minimum naik, aturan pesangon, dan lain sebagainya).