DISUSUN OLEH:
AGUNG R. KOROMPOT
RAHMAT DADAI
SYARIAH
2022/2023
A. PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Korporasi adalah suatu badan hasil ciptaan hukum. Badan yang diciptakannya itu terdiri atas
corpus, yaitu struktur fisiknya dan ke dalamnya hukum memasukan unsur animus, yang
membuat badan hukum itu memiliki kepribadian. oleh karena badan hukum itu merupakan
ciptaan hukum, maka kecuali penciptaannya, kematiannya pun juga pun ditentukan oleh
hukum1
Korban kejahatan korporasi baik secara langsung maupun tidak langsung perlu
mendapat perhatian khusus dari semua pihak yang terlibat dalam usaha penegakan hukum
terutama yang melibatkan korporasi. Hal ini karena kejahatan korporasi sangat sulit untuk
dideteksi, sehingga dalam penegakan hukumnya besar kemungkinan akan mengalami
hambatan-hambatan.
Suatu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bahwa peran korporasi saat ini menjadi sangat
penting dalam kehidupan masyarakat. Tujuan korporasi untuk terus meningkatkan
keuntungan yang diperolehnya mengakibatkan sering terjadinya tindakan pelanggaran
hukum. Apapun jenis kejahatan yang dilakukan, korbanlah yang selalu menderita kerugian
akibat kejahatan yang terjadi. Demikian juga kejahatan yang dilakukan oleh korporasi yang
menimbulkan korban kejahatan korporasi yang menderita kerugian. Korban kejahatan
korporasi cakupannya lebih luas daripada korban kejahatan pada umumnya baik dari segi
jumlah korban maupun kerugian yang ditimbulkan, sehingga korban kejahatan korporasi
perlu mendapat perhatian khusus dalam pencegahan dan penanggulangan kejahatan korporasi
dalam hal ini berupa pertanggungjawaban pidana korporasi terhadap korban kejahatan
korporasi.
1
Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum. Alumni Bandung. 1986, hlm 110.
2. Rumusan masalah
a) apa saja karakteristik korban kejahatan korporasi?
b) apa saja bentuk-bentuk kerugian dari korban kejahatan korporasi?
c) apa jaminan perlindungan hukumbagi korban kejahatan korporasi pada berbagai
peraturan perundang-undangan?
B. PEMBAHASAN
1. Karakteristik korban kejahatan korporasi
Menurut Clinard dan Yeager, ada enam jenis korban kejahatn korporasi
berdasarkan studi yang dilakukannya terhadap kejahatan korporasi, yaitu ;
Konsumen (keamanan atau kualitas produk). Bilamana resiko keamanan dan
kesehatan dihubungkan dengan penggunaan produk, maka konsumen telah
menjadi korban dari produk tersebut.
Konsumen (kekuasaan ekonomi). Pelanggaran kredit yakni, yakni
memberikan informasi yang salah dalam periklanan denga tujuan untuk
mempengaruhi konsumen.
Sebaian besar sistem ekonomi telah terpengarruh oleh praktik-praktik
perdagangan yang tidak jujur secara langsung (pelanggaran terhadap ketentuan
anti monopoli dan pelanggaran-pelanggaran terhadaap peraturan persaingan
lainnya) dan kebanyakan pelanggaran keuangan kecuali yang berkaitan
dengan belanja konsumen.
Pelanggaran lingkuangan (Pencemaran udara dan air) yang menjadi korban
yakni lingkungan fisik.
Tenaga kerja menjadi korban dalam pelanggaran terhadap ketentuan upah.
Pemerintah menjadi korban, karena adanya pelanggaran-pelanggaran atau
administrasi atau perintah pengadilan dan kasus-kasus penipuan pajak.
2
Harapan. Kejahatan korporasi ditinjau dari sudut kriminogi, semarang. 1985.
3
Opcit hal. 65
2. Bentuk-bentuk kerugian dari korban kejahatan korporasi
Demikian parahnya perilaku kejahatan yang dilakukan secara terorganisir,
telah banyak merugikan masyarakat secara kolektif bahkan negara. Dalam kongres
PBB diCaracas dengan mengambil tema sentral mengenai “crime prevention and
quality of life” memandang kejahatan telah membahayakan lingkungan hidup, antara
lain dinyatakan : Menimbang bahwa fenomena kejahatan, melalui pengaruhnya
terhadap masyarakat, mengganggu seluruh pembangunan bangsa-bangsa, merupakan
kesejahteraan rakyat baik spiritual maupun material, membahayakan martabat
kemanusiaan dan menciptakan suasana takut dan kekerasan yang merongrong kualitas
lingkungan hidup.4
Secara Garis besar kerugian yang ditimbulkan kejahatan korporasi
meliputi ;
1) Kerugian dibidang ekonomi.
Meskipun sulit mengukur secara tepat jumlah kerugian yang ditimbulkan
kejahatan korporasi, namun dalam berbagai peristiwa yang ditimbulkan
menunjukan tingkat kerugian ekonomi yang luar biasa besarnya.
2) Kerugian dibidang kesehatan dan keselamatan jiwa.
Melalui studi di Amerika, banyaknya korban kematian dan catat sebagai
akibat perbuatan korporasi baik dari produk yang dihasilkan oleh korporasi
maupun dalam proses produksi, sehingga yang menjadi korban adalah
masyarakat luas, konsumen dan pekerja korporasi itu sendiri.
3) Kerugian dibidang sosial dan moral.
Dampak yang ditimbulkan korporasi adalah merusak kepercayaan
masyarakat perilaku bisnis. Bahwa kejahatan korporasi merupakan
kejahatan yang paling mencemaskan, bukan saja kerugian yang
ditimbulkannya melainkan merusak terhadap ukuran-ukuran moral
perilaku bisnis.
4
B.N.Arif; 1994, Op. cit, hal. 15
Dengan melihat banyaknya korban yang ditimbulkan oleh korporasi, maka
sangatlah wajar jika korporasi juga harus bertanggungjawab atas semua perbuatannya.
5
Muliadi, Dwidja Priyatni, Pertanggungjawaban pidana Korporasi Dalam Hukum Pidana Cetakan ke-3, Jakarta,
Kencana Prenada Media Grub, 2012, hlm. 232;
C. PENUTUP
1. KESIMPULAN
Korban kejahatan korporasi baik secara langsung maupun tidak langsung perlu
mendapat perhatian khusus dari semua pihak yang terlibat dalam usaha
penegakan hukum terutama yang melibatkan korporasi. Hal ini karena
kejahatan korporasi sangat sulit untuk dideteksi, sehingga dalam penegakan
hukumnya besar kemungkinan akan mengalami hambatan-hambatan.
Menurut Clinard dan Yeager, ada enam jenis korban kejahatn korporasi
berdasarkan studi yang dilakukannya terhadap kejahatan korporasi, yaitu ;
Konsumen (keamanan atau kualitas produk). Bilamana resiko keamanan dan
kesehatan dihubungkan dengan penggunaan produk, maka konsumen telah
menjadi korban dari produk tersebut.
Konsumen (kekuasaan ekonomi). Pelanggaran kredit yakni, yakni
memberikan informasi yang salah dalam periklanan denga tujuan untuk
mempengaruhi konsumen.
Sebaian besar sistem ekonomi telah terpengarruh oleh praktik-praktik
perdagangan yang tidak jujur secara langsung (pelanggaran terhadap ketentuan
anti monopoli dan pelanggaran-pelanggaran terhadaap peraturan persaingan
lainnya) dan kebanyakan pelanggaran keuangan kecuali yang berkaitan
dengan belanja konsumen.
Pelanggaran lingkuangan (Pencemaran udara dan air) yang menjadi korban
yakni lingkungan fisik.
Tenaga kerja menjadi korban dalam pelanggaran terhadap ketentuan upah.
Pemerintah menjadi korban, karena adanya pelanggaran-pelanggaran atau
administrasi atau perintah pengadilan dan kasus-kasus penipuan pajak.
Secara Garis besar kerugian yang ditimbulkan kejahatan korporasi
meliputi ;
4) Kerugian dibidang ekonomi.
Meskipun sulit mengukur secara tepat jumlah kerugian yang ditimbulkan
kejahatan korporasi, namun dalam berbagai peristiwa yang ditimbulkan
menunjukan tingkat kerugian ekonomi yang luar biasa besarnya.
5) Kerugian dibidang kesehatan dan keselamatan jiwa.
Melalui studi di Amerika, banyaknya korban kematian dan catat sebagai
akibat perbuatan korporasi baik dari produk yang dihasilkan oleh korporasi
maupun dalam proses produksi, sehingga yang menjadi korban adalah
masyarakat luas, konsumen dan pekerja korporasi itu sendiri.
6) Kerugian dibidang sosial dan moral.
Dampak yang ditimbulkan korporasi adalah merusak kepercayaan
masyarakat perilaku bisnis. Bahwa kejahatan korporasi merupakan
kejahatan yang paling mencemaskan, bukan saja kerugian yang
ditimbulkannya melainkan merusak terhadap ukuran-ukuran moral
perilaku bisnis.
peraturan perundangundangan yang berlaku di Indonesia, yang mengatur
tentang jenis-jenis sanksi pidana terhadap korporasi dalam upaya memberikan
perlindungan terhadap korban kejahatan.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli
Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum. Alumni Bandung. 1986, hlm 110.
Opcit hal. 65
Harapan. Kejahatan korporasi ditinjau dari sudut kriminogi, semarang.
1985
B.N.Arif; 1994, Op. cit, hal. 15