Oleh :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2022
ABSTRAK
merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum. Korporasi selalu berorientasi
Keadaan tersebut membuat korporasi dengan mudah melakukan tidak taat terhadap
pelanggaran hukum pidana ketengakerjaan yang tidak diproses hukum. Penelitian ini
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian normatif. Tehnik analisis yang
digunakan adalah analisis kualitatif dengan dukungan data sekunder berupa dokumen
pidana korporasi yang didasarkan pada mensrea korporasi, yakni bahwa atasan
korporasi sebagai otak dari suatu tindakan yang menjadi dasar adanya mensrea
without regard to social aspects. This situation makes it easy for corporations to
disobey applicable laws and regulations. This is because there are still many
violations of the criminal law of employment that are not processed by the law. This
relation to labor crimes. The research method used in this study is normative
research. The analysis technique used is qualitative analysis with the support of
secondary data in the form of statutory documents. Based on the results of the study,
from humans, corporate criminal liability does not require errors as explained in the
theory of strict liability; the criminal liability of the corporation can be based on the
namely that the supervisor of the corporation as the brain of an action on which the
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa reformasi saat ini telah banyak perubahan yang terjadi pada
negara ini. Perubahan tersebut banyak terjadi dari berbagai aspek kehidupan
perubahan kearah yang lebih baik atau kepada suatu penurunan dari kualitas
ketenagakerjaan pada setiap kabinet yang dibentuk. Hanya saja realitas tiap
kemampuan sumber daya manusia tenaga kerja, tingkat gaji yang rendah,
jaminan sosial nyaris tidak ada. Belum lagi perlakuan penguasa yang
HIP justru telah mengebiri berbagai hak kaum buruh, lebih memenangkan
kepentingan pengusaha.
buruh tersebut.
B. Rumusan Masalah
kaum buruh?
PEMBAHASAN
Buruh
dan tidak dituntut pidana berubah menjadi perbuatan yang harus dicela dan
dipidana.
Kejahatan korporasi terhadap buruh atau tenaga kerja adalah yang
kerja buruh, karena itu berarti mengabaikan apa yang menjadi kepentingan
dari para buruh yang bersangkutan. Buruh yang setiap hari bekerja dalam
dalam kegiatan produksi, gangguan kesehatan dan atau kecelakaan setiap saat
dapat terjadi, yang dalam hal ini disebabkan oleh bahan-bahan bakar yang
nasional, (b) setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin
keselamatannya dan (c) setiap sumber (bahan) produksi perlu dipakai dan
akan keamanan dan keselamatan kerja buruhnya. Hal ini bisa merupakan
sebesar-besarnya.
lakukan oleh pihak korporasi adalah bersifat ke alpaan dan efek dari pekerjaan
Menurut penulis di sini justru lebih pada identifikasi dari pihak korporasi
yang bersifat sebagai tindak pidana yang di lakukan oleh pihak yang memiliki
jabatan di atas kaum buruh atau bisa sebagai pemilik perusahaan. Sebelum
serta faktor-faktor yang ada pada kejahatan oleh pihak-pihak tersebut. Seperti
Faktor-faktor:
dari adanya peluang yang disebabkan akbat pemberian tanggung jawab penuh
atas segala hal dalam pelaksanaan pembuatan perjanjian hubungan kerja pada
berkembang sehingga meliputi bukan hanya dalam wujud manusia dalam arti
dilakukan oleh subjek hukum manusia, namun juga dapat dilakukan oleh
tentu saja kaca mata lama sudah tidak mengena pada sasaran lagi jika tetap
bersikukuh untuk digunakan pada masa sekarang. Maka mau tidak mau fokus
modern.
menganut paham bahwa suatu delik hanya dapat dilakukan oleh manusia
atau komisaris yang ternyata tidak ikut campur melakukan pelanggaran tindak
pidana”. Makna tersebut adalah bahwa tindak pidana tidak pernah dilakukan
terlindungi dari jerat hukum dan dapat bebas bertindak. Tidak ada sanksi
hukum pidana yang dapat dijatuhkan terhadap badan hukum tersebut karena
pada saat itu tidak ada pengaturan hukum yang mengatur pertanggungjawaban
telah merugikan subjek hukum lain. Adanya tindak pidana yang tidak diatur
dari, baik dari segi Hukum Pidana Formil maupun dari segi Hukum Pidana
korupsi”.
korporasi itu sendiri, yaitu bahwa ternyata untuk beberapa delik tertentu
cukup. Di dalam delik korupsi bukan mustahil denda yang dijatuhkan sebagai
diterima oleh korporasi dengan melakukan perbuatan pidana itu, adalah lebih
6. Untuk keadilan.
jawab
beberapa illustrasi :
adalah para anggota pengurus, asal saja dinyatakan dengan tegas dalam
adalah, bahwa hal korporasi sebagai badan usaha yang dapat dijadikan
pandangan bahwa apa yang dilakukan oleh korporasi merupakan apa yang
dari badan hukum tersebut. Sifat dari perbuatan yang menjadikan tindak
sejalan dengan pandangan Roeslan Saleh yang setuju bahwa prinsip ini
itu lebih besar jumlahnya daripada denda yang dijatuhkan sebagai pidana.
korporasi tidak sekali lagi melakukan perbuatan yang telah dilarang oleh
sebagai pelaku tindak pidana dan pula yang bertanggung jawab, dapat
saja, melainkan terdapat masalah hukum dalam ranah pidana yang sering kali
ranah hukum privat, yaitu hubungan antara pekerja/ buruh dengan pengusaha
ketenagakerjaan terdiri dari 2 (dua) dua jenis, yaitu, tindak pidana kejahatan
dan tindak pidana pelangggaran. Tindak pidana kejahatan, yaitu antara lain
ketenagakerjaan, yaitu :
singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 5 (lima ) tahun dan/atau denda
dimaksud Pasal 167 ayat (5), dikenakan sanksi pidana penjara paling
singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda
dimaksud Pasal 42 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 68, Pasal 69 ayat (2),
Pasal 80, Pasal 82, Pasal 90 ayat (1), Pasal 143 dan Pasal 160 ayat (4)
dan ayat (7), dikenakan sanksi pidana penjara paling singkat 1 (satu)
tahun dan paling lama 4 (lempat) tahun dan/atau denda paling sedikit
sanksi pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5
rupiah).
3. Sedangkan tindak pidana pelanggaran, yaitu antara lain sebagaimana
dimaksud Pasal 35 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 93 ayat (2), Pasal 137
dan Pasal 338 ayat (1), dikenakan sanksi pidana penjara paling singkat
1 (satu) tahun dan paling lama 4 (lempat) tahun dan/atau denda paling
dimaksud Pasal 37 ayat (2), Pasal 44 ayat (1), Pasal 45 ayat (1), Pasal
67 ayat (1), Pasal 71 ayat (2), Pasal 76, Pasal 78 ayat (2), Pasal 79 ayat
(1) dan ayat (2), Pasal 85 ayat (3), fsn Pasal 144, dikenakan sanksi
pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan dan paling lama 12 (dua
rupiah).
dimaksud Pasal 14 ayat (2), Pasal 38 ayat (2), Pasal 63 ayat (1), Pasal
78 ayat (1), Pasal 108 ayat (1), Pasal 111 ayat (3), Pasal 114, dan Pasal
without fault ini terdapat pada delik-delik yang diatur dalam undang-
Belanda, sejak adanya Water en Melk arrest tahun 1916, ajaran ini tidak
liability atau absolute liability atau liability without fault atau tanggung
“Liability that does not depend on actual negligence or intent to harm, but
telah melakukan actus reus, yaitu perbuatan yang dilarang oleh ketentuan
hukum pidana. Dengan kata lain, seorang bertanggung jawab untuk setiap
tidak terjadinya hal yang dilarang atau kekurangsungguhan itu ada pada
orang yang bukan bagian dari penjelmaan company, itu adalah escape
liability bagi company dimaksud. Maka dalam hal ini ketika pengusaha
mensrea.
pidana atas tindak pidana yang dilakukan oleh orang lain. Pertanyaan ini
pidana itu sifatnya personal dan seseorang itu dipidana akibat dari
usahanya. Majikan dimaksud bisa orang alamiah, bisa pula dalam bentuk
dengan orang itu. Doktrin vicarious liability ini, yang disebut juga
prinsip yang ada pada hukum perdata, yaitu pada perbuatan melawan
pidana, teori ini secara serius dianggap menyimpang dari doktrin mens rea
apa pun meskipun dalam hukum pidana unsur kesalahan adalah suatu
3. Teori Identifikasi
dengan bagian dari hukum yang berlaku terhadap orang alamiah, yang
organorgannya, yang salah satu organnya adalah pusat pikiran atau otak.
of the company as being the state of mind of the company. Thus, the
kaitannya dengan hal ini menunjukkan bahwa sesuatu yang riil, yang
pidana. Teori ini dinamakan teori identifikasi, di mana menurut teori ini
korporasi bisa melakukan tindak pidana secara langsung melalui orang-
identifikasi ini atau yang disebut juga alter ego theory, berkembang dalam
bertanggung jawab secara pidana karena pada dirinya terdapat mens rea.
vicarious liability yang bisa terjadi secara ekstrem, dengan tidak ada
sangat erat dengan apa yang dinamakan directing mind and will dari suatu
menjadi “otak” dan pikiran dari company, yang perbuatannya dapat dan
adanya mesrea dan memiliki bawahan yang dianggap sebagai tangan atau
tersebut.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA