Anda di halaman 1dari 15

CHAPTER SEPULUH

PERAN ETIKA MANAJEMEN

Kompetensi Dasar Umum :

Mahasiswa Program Magister Dengan Mengikuti Perkuliahan Pada


Chapter Sepuluh Memiliki Kemampuan;
Sembilan
(1) Untuk mengaplikasikan peran manajer terhadap pembentukan etika
dalam kegiatan manajemen..
(2) Untuk Mengenbangkan etika manajer dalam menjalankan hubuingan
Ketenagaankerjaan
(3) Untuk memanfaatan etika dalam kegiatan manajemen secara efektif

A.Manajemen Membentuk Etika


Manajemen sejatikan mempunyai peran penting dalam pembentukan
etika suatu organisasi dan mampu memberikan keadilan seluruh anggota
organisasi. Dengan demikian akan terbangun semangat kerja dan
kepercayaan, manajemen semakin bertanggung jawab atas memanusiakan
pegawai.
Tanggung jawab manajemen yang terpenting adalah membentuk etika
perilaku seorang manajer seperti berikut:
1) Manajemen mempunyai tanggung jawab terhadap organisasi dalam hal
menciptakan suasana kerja yang kondusif dan nyaman, memberikan
peluang yang sama pegawai dalam tugas dan pengembangan karier dan
memberikan perlakuan pegawai yang wajar. Di Indonesia, hubungan
antara industrial diatur di dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan .
2) Beberapa organisasi yang telah maju mulai menerapkan perjanjian kerja
bersama antara manajemen dan pegawainya, mengatur mengenai hak-
hak, tanggung dan kewajiban organisasi terhadap pegawainya, begitu
juga sebaliknya mengenai hak-hak, tanggung dan kewajiban pegawai
terhadap organisasi.
3) Manajemen memahami adanya keragaman latar belakang dan berusaha
mengintegrasikan pegawai yang memiliki berbagai latar belakang yang
berbeda. Sehingga dapat membangun semangat kerja, secara bersama
132 | Chapter Sepuluh, Peran Etika Manajemen
pegawai berusaha untuk mencapai tujuan organisasi. Keberagaman
seperti status gender, religius pegawai, pandangan politik, termasuk suku
dan bahasa. Manajemen berusaha untuk mengeliminir kemungkinan
terjadinya pelecehan seksual yang sering terjadi dan membuka peluang
yang sama terhadap semua pegawai untuk mengembangkan
kemampuannya tanpa adanya diskriminasi.
4) Manajemen yang mengembangkan etika tidak akan pernah bersikap
mendiskriminasi pegawai, dengan tidak membeda-bedakan kedaerahan,
keyakinan, alumni, kesukuan termasuk asal usul pegawai.
5) Manajemen dapat saja melakukan tindakan afirmatif (=affirmative action)
yaitu sebuah tindakan yang harus dilakukan yang dimaksudkan untuk
membuka peluang karier lebih baik kepada kelompok minoritas ataupun
wanita.

133 | Chapter Sepuluh, Peran Etika Manajemen


STUDI KASUS 10.1
PABRIK KOREK API PEKERJAKAN ANAK BAWAH UMUR
HINGGA TAK ADA PINTU BELAKANG

Bisnis.com, JAKARTA....Tim gabungan pengawas ketenagakerjaan


menemukan enam pelangaran ketenagakerjaan di pabrik korek api milik PT
Kiat Unggul. Tim pusat dan daerah sudah menyelesaikan investigasi tahap
awal di pabrik yang berlokasi Desa Sabirejo, Binjai, Langkat, Sumatra
Utara. Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri mengatakan enam
pelanggaran itu menjadi pijakan pengawas untuk menyelesaikan kasus
ketenagakerjaan di perusahaan tersebut. Tiap pelanggaran, tegasnya,
harus ditindak.
Pertama, perusahaan tidak memberikan perlindungan kepada pekerja
terkait kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan baik mental maupun
fisik. Kedua, didapati perusahaan mempekerjakan pekerja anak di
bawahumur 15 tahun. Ketiga, perusahaan belum membuat wajib lapor
ketenagakerjaan untuk lokasi kejadian. Perusahaan tidak melaporkan
keberadaan cabang perusahaan tersebut kepada Dinas Ketenagakerjaan,
sehingga keberadaannya tak tercatat oleh Dinas Tenaga Kerja Provinsi
Sumatera Utara. Perusahaan masuk kategori ilegal. Keempat, perusahaan
membayar upah tenaga kerja lebih rendah dari ketentuan upah minimum
Kabupaten Langkat. Kelima, perusahaan belum mengikut sertakan
pekerjanya dalam program jaminan sosial yang diselenggarakan oleh
BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan. Hanya satu pekerja yang
sudah didaftarkan pada BPJS Ketenagakerjaan, selebihnya belum, ujarnya
dalam keterangan resmi, Selasa (25/6).
Keenam, perusahaan belum melaksanakan sepenuhnya syarat-syarat
Keselamatan Kesehatan Kerja (K3). Dari olah tempat kejadian perkara,
diketahui sumber api berasal dari pintu belakang yang menjadi akses
keluar masuk pekerja, sedangkan pintu depan terkunci sehingga saat
terjadi kebakaran para pekerja tak bisa keluar menyelamatkan diri karena
tidak ada jalur evakuasi.
Perusahaan juga tidak memiliki alat pemadam kebakaran dan sirkulasi
udara yang memenuhi syarat. Pabrik tidak dilengkapi fasilitas pertolongan
pertama pada kecelakaan (P3K), tidak tersedia alat pelindung diri (APD),
serta berbagai pelanggaran lain.
Secara terpisah, Pelaksana Harian Direktur Pengawasan Norma

134 | Chapter Sepuluh, Peran Etika Manajemen


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PNK3), Amarudin mengatakan, dari 30
korban meninggal, hanya satu pekerja yang telah terdaftar BPJS
Ketenagakerjaan yakni atas nama Gusliana. Ahli waris akan mendapatkan
santunan kecelakaan kerja dari BPJS Ketenagakerjaan sebesar Rp150,4
juta.
Untuk santunan ahli waris pekerja yang belum terdaftar BPJS
Ketenagakerjaan, Dinas Tenaga Kerja Sumatra Utara akan membuat
penetapan yang menyatakan para korban sebagai korban kecelakaan
kerja, agar ahli waris korban mendapatkan santunan kecelakaan kerja
sesuai ketentuan yang berlaku.
Kebakaran pabrik mengakibatkan 30 orang meninggal dunia. Mereka terdiri
dari 24 pekerja borongan termasuk di dalamnya seorang pekerja anak atas
nama Rina (15 tahun), lima anak sebagai pekerja
borongan serta seorang adik pekerja yang sedang berkunjung ke pabrik
tersebut. Terdapat empat pekerja yang selamat dari insiden tersebut.
Penulis : Yanita Petriella - Bisnis.com 25 Juni 2019

B.Etika Hubungan Kerja


Berkaitan dengan hubungan industrial antara manajemen dan
pegawai,terdapat pengaturan hak-hak. kewajiban adan tanggung jawab,
Menjadi hal yang penting bagi manajemen memberikan informasi secara
jekas dan lengkap kepada pegawai menyangkut beberapa hal berikut ini,
a) Hak-hak yang akan didapat pegawai, kewajiban atas pekerjaan yang
diberikan dan tanggung jawab pegawai terhadap tugas.
b) Hak mendapatkan atas upah kerja yang diberikan secara adil dengan
memerhatikan standar upah minimal.
c) Hak pegawai untuk berserikat dan berkumpul tergabung dalam serikat
pekerja atau Korp pegawai.
d) Hak mendapatkan perlindungan, keamanan kerja dan jaminan kesehatan
dalam bekerja .
e) Hak untuk mendapatkan kedudukan yang sama dihadapan persoalan
hukum secara sah tanpa ada diskriminatif.
f) Hak atas mendapat jaminan rahasia data-data pribadi seperti data
g) \kependudukan dan data perbankan.

135 | Chapter Sepuluh, Peran Etika Manajemen


h) Hak atas kebebasan berpendapat dan bertanggung jawab, sesuai
dengan suara hati, dalam memberikan masukan bagi manajemen.
Kejelasan Hak-hak, tanggung jawab dan kewajiban pegawai
Sebagaimana telah digambarkan sebelumnya, menjadi prinsip dasar
etika manajemen dalam membangun hubungan kerja yang baik antara
manajemen dan anggota. Pemahaman dasar mengenai hubungan kerja
dalam etika manajemen adalah:
1) Hubungan kerja merupakan aspek penting dalam hubungan industrial
berkaitan dengan penggunaan tenagakerja, yang akan berimplikasi
terhadap hak, kewajiban dan tanggung jawab.
2) Hubungan kerja dilakukan oleh para pihak yang terkait dalam proses
produkvitas barang atau jasa pada suatu organisasi.
3) Hubungan kerja harus diikat dalam perjanjian kerja anatar manajemen
dan pegawai, serta difasiltasi oleh pemerintah selaku regulator
Hakikat dari adanya hubungan kerja, selain membangun prinsip dasar
dalam bekerja dapat dimaknai pihak manajemen dan pegawai, sehingga
membangun saling kepercayaan dalam kerja sama untuk merealisasikan visi
dan misi serta tujuan, sasaran organisasi. Hakikat tersebut merupakan
implementasi etika manajen dalam melaksanakan kerja yang efektif berupa
hal berikut:
1) Kondisi yang secara etikan manajemen dapat memastikan bahwa semua
hak dan kewajiban masing-masing pihak telah jelas dan dipahami serta
terjamin dilaksanakan semua pihak.
2) Etika ketika terdapat perselisahan antara manajemen and pegawai,
disertai cara penyelesaian apakah secara internal antara pekerja dan
pengusaha (bipartit), melalui arbidtrasi atau melalui pengadilan.
3) Etika pegawai jika aka melalukan pemogokan atau penutupan
perusahaan jika menghadapi kepalitan, sehingga masing-masing tidak
perlu untuk memaksa kehendak.

STUDI KASUS 10.2


136 | Chapter Sepuluh, Peran Etika Manajemen
JURNALISME: OBYEKTIVITAS ATAU BOBOT POLITIK?
Obyektivitas pemberitaan sepanjang pemilihan kepala daerah DKI
Jakarta 2017 telah membelah Jakarta. Definisi klasik obyektivitas merujuk
pada penyampaian informasi faktual dan penghindaran dari opini personal
serta pemeliharaan komitmen untuk memisahkan keduanya dalam proses
pemberitaan. Dalam jagat politik yang kompetitif, panduan obyektivitas
pemberitaan hadir dalam penerapan prinsip keseimbangan dan
kesetaraan peliputan antar-kompetitor pemilu.
Pelanggaran aturan pemilu adalah topik berita yang paling sering muncul
di Koran Tempo. Variasi kedalaman informasi dalam pemberitaan Tempo
bisa ditebak. Berita-berita di majalah pasti lebih banyak menawarkan
kedalaman ketimbang koran. Perbedaan ini tecermin dari pilihan format
pemberitaan. Hampir seluruh berita Koran Tempo berformat berita
langsung, sedangkan berita investigatif hanya muncul di majalah Tempo.
Namun menjadi persoalan tidak semua pembaca Koran Tempo
adalah pembaca majalah Tempo. Pembaca Koran Tempo mendapatkan
banyak variasi berita pelanggaran aturan pemilu yang episodik, yakni
berita-berita yang terpisah satu dengan lainnya. Namun mereka tidak
mendapatkan gambaran pola, tren, serta besaran dan jangkauan
pelanggaran yang dilakukan masing-masing pasangan kandidat dan
timnya.
Tempo tidak menyajikan tren dan pola pelanggaran serta implikasi yang
mengikutinya.Pemberitaan fokus pada kebijakan publik memberikan
gambaran yang miskin juga. Pertama, dari segi jumlah, proporsi berita
tentang isu kebijakan memiliki proporsi paling sedikit. Kedua, baik Koran
Tempo maupun majalah Tempo lebih bertumpu pada peristiwa-peristiwa
formal, yakni debat kebijakan antar kandidat. Meskipun faktual dan
obyektif, pemberitaan tersebut tidak bertolak dari observasi dan pemetaan
mandiri tentang isu-isu kebijakan yang dianggap penting oleh publik-atau
oleh Tempo sendiri. Selain itu, berita-berita tersebut ditandai dengan
minimnya eksplorasi data untuk memberi bobot perdebatan dan sedikitnya
upaya untuk melakukan verifikasi kritis di lapangan.
Kita ambil sebuah contoh berita "Anies Kumpulkan Data Penggusuran,
Problemnya, Koran Tempo dan majalah Tempo tidak
mengkonfrontasi klaim para kandidat itu dengan data sendiri. Bahkan,
setelah debat pun, informasi itu berhenti karena tidak diikuti berita
lanjutan. Sampai di sini, kita bisa mengatakan bahwa jurnalisme Tempo

137 | Chapter Sepuluh, Peran Etika Manajemen


mendekati kriteria obyektivitas yang bertumpu pada faktualitas, tapi gagal
menyajikan informasi yang kritis terhadap pernyataan kandidat. Dengan
batas ini, seberapa banyak bekal informasi yang diberikan Tempo kepada
pembaca dan pemilih agar mereka bisa memilih secara benar? Memilih
secara benar mengandaikan adanya kesempurnaan dan kelengkapan
informasi yang diakuisisi oleh pemilih melalui media.
Kritik lainnya, di mana suara mereka yang tergusur bisa kita temukan?
Berbagai berita Tempo tidak memberikan ruang bagi mereka.
Kritik ini direspons secara lebih baik di majalah Tempo. Setidaknya, untuk
kebijakan reklamasi Teluk Jakarta, Tempo menyajikan dua pandangan
yang bertabrakan. Sayangnya, eksplorasi jalan tengah tidak tersajikan.
Kita mungkin bisa berharap, jika saja pembaca mendapatkan suplai
informasi kebijakan yang komplet dari Tempo, mungkin akan lebih banyak
pemilih Jakarta yang memilih secara benar.
Sumber : Dodi Ambardi Dosen Departemen Ilmu Komunikasi UGM

Etika Manajemen dalam hubungan industrial dibangun dari norma-


norma, budaya organisasi dan memerhatikan ketentuan perundangan-
undangan berlaku. Pengaturan etika norma dapat bersipat makro ataupun
mikro sebagai berikut;
1) Etika Norma yang meluas bersipat makro, mengatur etika hal yang
bersifat umum dan akan tetapi mengikat seluruh manajemen seperti
Undang-undang tentang Ketenaga kerjaan.
2) Etika Norma internal bersipat mikro, pengaturan etika yang sangat rinci,
di dalam organisasi seperti norma tata kelola perusahaan, budaya kerja,
visi misi.
Pihak manajemen pemberi pekerjaan selain memberikan informasi
tentang hak-hak, wewenang dan tanggungjawab. Juga berkewajiban
memberikan perlindungan bagi pegawai dari kecelakaan kerja dan bahaya
yang ditimbulkan di dalam pekerjaan yaitu kesehatan dan keselamatan kerja
(K3). Pengertian kesehatan dan keselamatan kerja suatu upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga
kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya hasil karya dan budaya
menuju masyarakat adil dan makmur.

138 | Chapter Sepuluh, Peran Etika Manajemen


K3 merupakan suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam
usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja. Pengertian tersebut di atas K3 sudah menjadi bagian yang tidak
terpisahkan di dalam tempat kerja yang harus dipenuhi oleh pihak
manajemen. Tujuan dilaksanakan kesehatan dan keselamatan kerja pada
suatu organisasi sekurangnya sebagai berikut:
1) Membangun suasana kerja yang nyaman dan kondusif, sehingga
pegawai bekerja dengan kinerja tinggi.
2) Dapat mengurangi tingkat ketidakhadiran pegawai, secara sadar pegawai
bekerja dengan nyaman
3) Pegawai semakin kerasan bekerjam sehingga akan dapat menurunnya
tingkat turnover pekerja
3) Dengan jaminan keamanan dan keselamatan kerja, akan beroengaruh
terhadap peningkatan produktivitas.
Sebaliknya bagi organisasi yang belum menerapkan etika kesehatan
dan keselamatan kerja berdampak terhadap
1) Adanya kecelakaan kerja akan memberikan dampak terhadap
keberkelanjutan organisasi.
2) Meningkat angka kecelakaan kecelakaan kerja, membuat suasana kerja
semakin tidak nyaman.
3) Terganggunya kegiatan operasional organisasi hanya mengurusi
persoalan keamanan dan keselamatan kerja.
4) Yang paling parah dengan tidak jaminan keamaman dan keselematan
kerja akan dapat mengurangi produktitas
5) Belum dijalankan jaminan keamanan dan keselamatan kerja akan
erciptanya hubungan industrial kurang efektif.
6) Seringnya terjadi kecelakaan kerja berpengaruh terhadap meningkatkan
biaya operasional organisasi

STUDI KASUS 10.3


PELANGARAN HAM DAN ETIKA PUBLIK
Kasus Talangsari Lampung. Sarana dan prasarana yang ada di sana jauh
dari harapan. Listrik, jalan, dan pendidikan masih sangat mengkhawatirkan.
Belum lagi tekanan psikologis selama puluhan tahun menjadi korban
pelanggaran HAM. Pada kenyataannya, tidak ada dendam dalam diri para
korban, mereka hanya menginginkan adanya pengakuan negara terhadap
pembantaian dan pemulihan hak-hak para korban.
Peristiwa penembakan mahasiswa Trisakti Tragedi Semanggi I dan II.

139 | Chapter Sepuluh, Peran Etika Manajemen


Pelanggaran HAM pada kasus ini pun belumlah selesai. Siapa yang harus
bertanggung jawab dalam penembakan tersebut? Sampai hari ini, belum
atau tidak bisa ditunjuk tangan, apalagi diputus pengadilan. Padahal, nyawa
sudah melayang sia-sia. Korban merupakan pihak yang harus
mendapatkan pemulihan kerugian dari terjadinya pelanggaran HAM.
Penghukuman pelaku pelanggaran HAM merupakan salah satu bentuk
keadilan yang harus didapatkan oleh korban. Pengakuan negara terhadap
terjadinya pelanggaran HAM dan ganti kerugian bagi korban pelanggaran
HAM merupakan sesuatu yang selama ini diidam-idamkan. Padahal,
negara seharusnya bertanggung jawab dalam memberikan jaminan hak
asasi, termasuk hak korban tindak pidana.
Istilah korban termasuk keluarga atau orang bergantung pada orang
lain yang menjadi korban. Korban dimaksud bukan hanya yang mengalami
penderitaan secara langsung, melainkan keluarga atau orang yang
mengalami penderitaan akibat dari menderitanya si korban tadi. Dalam
konteks pelanggaran HAM, konsep tentang korban sangat luas
pengertiannya. Tidak hanya seseorang yang mengalami langsung akibat
dari suatu kejahatan pelanggaran HAM, tetapi juga keluarga dekat atau
tanggungan langsung korban dan orang-orang yang mengalami kerugian
ketika membantu mengatasi penderitaannya atau mencegah viktimisasi.
Konsep kejahatan dan siapayang menjadi korban kejahatan adalah
pangkal tolak yang dapat menjelaskan bagaimana posisi korban. Ada dua
konsep kejahatan. Pertama, kejahatan dipahami sebagai pelanggaran
terhadap negara atau kepentingan publik yang direpresentasikan oleh
instrumen demokratik negara. Kedua, kejahatan dipahami sebagai
pelanggaran terhadap kepentingan orang perseorangan dan juga
melanggar kepentingan masyarakat, negara, yang esensinya melanggar
kepentingan pelakunya sendiri.
Pendekatan melalui Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi
menghasilkan pengakuan atas pelanggaran HAM oleh pelaku, yang disusul
dengan permohonan maaf, dipandang merupakan langkah yang paling
akomodatif terhadap perasaan keadilan para korban dan diharapkan dapat
memulihkan keseimbangan sosial dan memelihara persatuan dan kesatuan
nasional. Pengakuan tentang adanya pelanggaran HAM berat di masa
lampau dipandang merupakan salah satu cara ksatria dan dapat mengatasi
konflik berkepanjangan antara pelaku dan korban atau keluarga korban.
Selanjutnya, negara dapat memberikan amnesti kepada pelaku
pelanggaran HAM berat. Meski demikian, suatu amnesti dapat memiliki
pengaruh negatif dalam penyelesaian pelanggaran HAM berat. Pertama,
dengan amnesti, korban pelanggaran HAM berat masa lalu tidak memiliki
hak lagi untuk melakukan penuntutan sehingga amnesti dipandang sebagai
hak prerogatif dari negara dan peran korban telah diambil alih oleh negara.

140 | Chapter Sepuluh, Peran Etika Manajemen


Dalam kasus pelanggaran HAM berat, konsep amnesti harus dikaji ulang
sehingga tidak saja merupakan hak dan tanggung jawab negara, tetapi juga
merupakan hak para korban.
Meskipun demikian, ada beberapa cara agar dapat rrenyelesaikan
kejahatan HAM berat di masa silam. Pertama, harus ada komitmen
bermakna berupa kehendak dan sumber-sumber daya dari pihak
pemerintah, di samping meningkatkan upaya investigasi dan pengusutan,
serta penuntutan yang diperlukan bagi pelanggaran HAM berat. Kedua,
harus ada partisipasi masyarakat untuk turut mengupayakan penyelesaian
yang adil dengan memperhatikan hak-hak korban pelanggaran HAM berat.
Penyelesaian pelanggaran HAM berat di masa lalu perlu dilakukan dengan
transparan sehingga sumber hidup dari benih-benih demokratisasi akan
berkembang seiring dengan ditegakkannya hukum melalui mekanisme
hukum yang menjunjung tinggi kepastian hukum dengan bersandar pada
keadilan
Sumber : Diolah dari berbagai informasi 2021

Sebelum lebih jauh, perlu dipahami beberapa faktor penyebab


kecelakaan kerja, sehingga perlu mendapat perhatian manajemen.
Penyebab utama pentebab terjadi gangguan keamanan dan keselamatan
kerja adalah faktor lingkungan dan human error, sebagai berikut ini,
a) Lingkungan kerja yang tidak memerhatikan keselamatan kerja, seperti
kondisi kerja yang tidak aman
b) Faktor perilaku pegawai yang tidak menghindakan perlunya keselamatan
kerja,
c) Belum tertipnya penyimpanan bahan-bahan kimia yang berbahaya dan
beracun
d) Suasana kerja yang penuh kebisingan dan getaran yang berlebihan
serta suhu udara yang tidak nyaman.
e) Ergonomis yang berkaitan dengan desain peralatan dan tempat kerja,
mulai meja dan kursi kerja.
Dengan memahami faktor penyebab ganggungan keamanan dan
keselmatan kerja, pihak manajemen perlu mengambil langkah untuk dapat
meminimumkan penyebab kecelakaan seperti:
a) Mengurangi kondisi yang tidak aman,
b) mengurangi perilaku kerja yang tidak aman.
c) membuat aturan agar merubah sikap kerja yang tidak baik,
d) melakukan inspeksi dan motivasi secara terus menerus. melakukan
pelatihan K3,

141 | Chapter Sepuluh, Peran Etika Manajemen


e) melakukan audit K3. Untuk mengurangi resiko dalam pekerjaan dan
f) rendahnya akan kecelakaan kerja di suatu perusahaan perlu menempuh
langkah-langkah sebagai berikut:
Melakukan control terhadap staf dan besaran resiko dengan melatih
karyawan serta mengadakan isolasi peralatan atau area kerja tertentu.
g) Mengawasi dan melakukan informasi terhadap karyawan tentang bahaya
yang dapat terjadi didalam pekerjaan.
h) Melakukan pemeriksaan secara terus menerus.
i) Menghilangkan bahaya dan menganti sistem kerja yang baik dan aman.

STUDI KASUS 10.4


KARYAWAN PALSUKAN TANDA TANGAN NASABAH
JAKARTA, KOMPAS.com – Terdakwa kasus pembobolan dana Citibank,
Malin, diketahui memindahkan dana beberapa nasabahnya dengan cara
memalsukan tanda tangan mereka di formulir transfer.Hal ini terungkap
dalam dakwaan yang dibacakan Jaksa Penuntut Umum di sidang
perdananya, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (8/11/2011).
Sebagian tanda tangan yang ada di blangko formulir transfer tersebut
adalah tandatangan nasabah, ujar Jaksa Penuntut Umum, Pemalsuan
tanda tangan dilakukan sebanyak enam kali dalam formulir transfer
Citibank dengan nilai transaksi transfer sebesar 150.000 dollar AS pada 31
Agustus 2010. Pemalsuan juga dilakukan pada formulir bernomor ke PT
Eksusif Jaya Perkasa senilai Rp 99 juta. Dalam transaksi ini,
Pemalsuan lainnya pada formulir pada 23 Desember 2010 dengan nama
penerima PT Abadi Agung Utama. “Penerima Bank Artha Graha sebesar
Rp 50 juta dan kolom pesan ditulis DP untuk pembelian unit 3 lantai 33
combine unit, baca jaksa.
Sesuai dengan keterangan saksi-saksi dan Berita Acara Pemeriksaan
laboratoris Kriminalistik Bareskrim Polri, jelas Jaksa. Pengiriman dana dan
pemalsuan tanda tangan ini sama sekali tak disadari oleh kedua nasabah
tersebut.
Sumber : Diambil dari berbagai sumber 2021

C. Etika Profesi Untuk Manajemen


Etika bisnis adalah salah satu hal yang sangat penting untuk dimiliki
dalam menjalankan bisnis. Pada saat menjalankan bisnis ataupun suatu
tugas diperlukan adanya rasa tanggung jawab dan sebuah aturan untuk
mengatur tindakan-tindakan yang akan dilakukan. Hal tersebut menjadi
142 | Chapter Sepuluh, Peran Etika Manajemen
pendorong bagi sebuah bisnis untuk menuju arah yang lebih baik atau
kesuksesan Etika bisnis adalah suatu pengetahuan tentang tata cara ideal
dalam pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memerhatikan norma dan
moralitas yang berlaku secara universal. Ini merupakan aturan tidak tertulis
mengenai cara menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang
berlaku dan tidak tergantung pada kedudukan individu atau pun organisasi di
masyarakat.
Dalam perusahaan, atika bisnis dapat membentuk suatu nilai, norma dan
perilaku karyawan serta pimpinan untuk menciptakan suasana hubungan
yang adil dan sehat baik itu dengan sesama rekan kerja maupun konsumen.
Dari etika bisnis itulah secara tidak langsung akan mendorong adanya sikap
tanggung jawab dalam menjalankan bisnis. Sehingga segala aktivitas bisnis
dapat berjalan dengan baik dan lancar jika etika bisnis dapat dipegang teguh
dan praktiknya diatur oleh perusahaan.
Bagi sebuah perusahaan, etika bisnis merupakan hal penting dalam
membangun kiprah perusahaan. Dalam membangun dan memperluas kiprah
perusahaan menjadi lebih baik, tentunya tidak mudah untuk dilakukan. Salah
satu cara untuk dapat mencapainya adalah dengan menerapkan etika bisnis
dalam perusahaan. Pada artikel kali ini, kami akan membahas beberapa
manfaat dari etika bisnis yang sangat penting untuk membangun sebuah
perusahaan yang sukses.
(1) Memiliki Citra Baik di Mata Pelanggan
Citra atau gambaran yang baik mengenai hasil hubungan perusahaan
dengan pelanggan akan melekat pada perusahaan sebagai prestasi. Prestasi
ini akan dikenal oleh masyarakat umum dan calon pelanggan lainnya
sebagai pertimbangan yang menguntungkan. Manfaat dari etika bisnis salah
satunya adalah untuk memperbaiki citra perusahaan ini. Oleh karena itu,
perusahaan yang menerapkan etika bisnis umumnya akan memiliki citra
yang terus membaik dan pelanggan yang terus bertambah. Perusahaan pun
kemudian dapat berkembang dan mencapai target dengan sukses.
(2) Perusahaan Menjadi Tepercaya
Perusahaan yang menerapkan etika bisnis akan mendapatkan
manfaat berupa kepercayaan dari pelanggannya. Manfaat dari etika bisnis
akan menunjukkan perusahaan memiliki kejujuran dan tidak akan
membohongi pelanggan. Kepercayaan pelanggan pada perusahaan pun
menjadi semakin meningkat karena perusahaan dinilai sangat loyal dalam
melakukan bisnis dengan pelanggan. Lebih lanjut, pelanggan pun akan

143 | Chapter Sepuluh, Peran Etika Manajemen


merekomendasikan hasil bisnis dengan perusahaan yang baik kepada orang
lain agar juga memercayakan kebutuhannya pada perusahaan Anda.
(3) Memaksimalkan Keuntungan
Pelanggan yang percaya pada kinerja perusahaan kemudian akan
menghasilkan keuntungan yang lebih maksimal. Hal ini disebabkan
perusahaan telah menerapkan etika bisnis dan pelanggan telah menaruh
kepercayaan penuh pada kinerja perusahaan. Masalah-masalah yang
umumnya menyebabkan keuangan menjadi terpakai untuk penyelesaian
masalah dapat teratasi, keuntungan pun menjadi lebih maksimal untuk
didapatkan.

STUDI KASUS 10.4


ANTARA PELANGGARAN HAM, HUKUM DAN ETIKA
Berbagai pelanggaran HAM menyisakan masalah, korban
pelanggaran HAM kesulitan dalam mengakses keadilan melalui sistem
peradilan pidana. Sulitnya pembuktian pada proses peradilan.Pelanggaran
HAM harus diselesaikan dan mekanisme yang mudah. Keadilan retributif
tidak bisa memberikan sebuah kepuasan bagi korban.Tawaran keadilan
restorative, mulai dilirik sebagai alternatif. Dalam berbagai tindak pidana,
seperi kekerasan dalam rumah tangga, anak yang berkonflik dengan
hukum, dan kecelakaan lalu lintas, keadilan restoratif telah diterapkan..
Penegakan hukum belum terselesaikan secara tuntas. Proses
pengadilan sedang berlangsung, upaya naik banding berlarut-larut, muncul
isu mafia peradilan dan tuduhan suap yang dapat membebaskan terdakwa
dari jerat hukum dan sebagainya. Muncul alasan klise dari pengadil, telah
diputus sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku, sehingga secara
yuridis formal tidak salah. Deklarasi HAM dalam pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945, yang di dalamnya terdapat hak-hak asasi selaku
manusia, baik manusia selaku mahluk pribadi maupun sebagai mahluk
sosial, yang di dalam kehidupannya itu semua menjadi sesuatu yang
inheren, serta dipertegas dalam Pancasila.
Hampir setiap negara memiliki permasalahan dalam menegakkan
HAM. Masalah penegakan HAM selalu beriringan dengan masalah
penegakan hukum, di dalamnya menjadi salah satu hal krusial yang paling
sering dikeluhkan oleh warga masyarakat pada saat ini; lemahnya
penegakan hukum. Masyarakat terkesan apatis melihat hampir semua
kasus hokum. Baik berhubungan dengan tindak kriminal, kejahatan
ekonomi, apalagi pelanggaran HAM. Pelanggaran HAM masih menjadi isu
yang menarik untuk diperbincangkan di mimbar akademik. Berbagai
masalah yang muncul dalam proses peradilan, dugaan suap untuk menuju
islah, vonis bebas bagi sang terdakwa, hingga mekanisme kompensasi dan
144 | Chapter Sepuluh, Peran Etika Manajemen
restitusi bagi korban pelanggaran HAM.

(1) Memerhatikan Kepentingan Bersama


Terlaksananya etika bisnis dalam perusahaan akan menyebabkan
kepentingan bersama lebih didahulukan dari pada kepentingan individu atau
golongan. Hal ini adalah salah satu manfaat dari etika bisnis yang paling
besar, yang mungkin tidak akan pernah dimiliki suatu perusahaan jika tidak
menerapkan etika bisnis secara permanen. Kepentingan individu atau
golongan tertentu dalam suatu perusahaan seringkali menjadi fokus utama,
hal ini merupakan kebiasaan buruk yang harusnya ditinggalkan karena
perusahaan bukan hanya berjalan untuk memenuhi keinginan dari
petingginya tetapi juga kebutuhan seluruh karyawannya. Oleh karena itu,
terapkanlah etika bisnis dan bangunlah perusahaan yang lebih
memerhatikan kepentingan bersama dibandingkan kepentingan individu.
(2) Menjunjung Nilai Moral
Etika bisnis tentu erat kaitannya dengan nilai moral yang melandasi
agar suatu etika dapat terlaksana. Terciptanya perilaku yang menjunjung nilai
moral oleh karyawan dalam perusahaan tentu merupakan keunggulan yang
sangat baik untuk perusahaan itu sendiri. Karyawan dapat menjadi lebih
akrab satu sama lain dan lebih sopan santun dalam bertutur kata serta
bercengkerama. Nilai moral tersebut akan membuat perusahaan menjadi
lebih unggul.
Itulah tadi beberapa manfaat dari etika bisnis yang dapat diperoleh suatu
perusahaan. Memag begitu penting arti etika bisnis untuk keberlangsungan
sebuah perusahaan. Sebagai pelaku bisnis harus memiliki etika bisnis dan
tanggung jawab dalam menjalankan bisnisnya. Untuk itu pelaku bisnis dapat
mulai mempelajari etika bisnis dan cara menumbuhkan adanya etika saat
berbisnis. Harapannya saat meraih kesuksesan bukan menjadi persoalan
yang begitu berat.
Selain menjalankan etika bisnis, perusahaan juga perlu membuat laporan
keuangan yang baik untuk membangun bisnis yang sukses. Laporan
keuangan dapat dibuat secara instan dengan software akuntansi online
Jurnal. Dengan menggunakan Jurnal, Anda dapat lebih mudah mengelola
keuangan perusahaan hingga membuat analisa keuangan perusahaan.

145 | Chapter Sepuluh, Peran Etika Manajemen


BAHAN DISKUSI KELOMPOK MAHASISWA

Najib Mubarak mantan seorang anggota DPRD di salah


satu kabupaten di Kalimantan, pengalaman sebagai anggota
legislasi yang terhormat menghantarkannya dipercaya Bupati
menjadi Direktur Operasi sebuah BUMD. Sesungguhnya bidang
kerja pada Direktorat Operasi di luar latar belakang
kompetensinya, Namun berusaha untuk mempelajarinya dengan
seksama.
Pengalamannya sebagai mantan seorang legislator sangat
kental mewarnai gaya kepemimpinannya, perintahnya tidak bisa
tidak harus dilakukan karyawan, tanpa memberikan petunjuk yang
jelas. Beban kerja diberikan tanpa mempertimbangan kemampuan
kerja karyawan. Baginya semua karyawan memiliki kapasitas
yang sama. Sehingga banyak karyawan yang stress bahkan
sudah mangkir kerja. Karyawan dianggapnya menentangnya dan
perlu diberikan sanksi.
Dampak selanjutnya kondisi kerja menjadi tidak kondusif,
yang berpengaruh terhadap produktivitas. BUMD mengalami
kerugian secara drastis. Menurutnya karyawan tidak becus
bekerja, ketika diminta pertanggung jawaban. Oleh Direktur
Utama. Namun masih diberikan tenggang waktu setahun lagi
untuk memperbaiki produktivitas, dengan ancaman jika gagal
akan diberhentikan!
Bahan Diskusi Utama :
(1) Apakah terdapat kekeliruan dalam penempatan Najib Mubarak
Tersebut?
(2) Kenapakah Najib Mubarak melakukan manajerial seperti
tersebut?
(3) Apakah dalam tengat waktu setahun Najib Mubarak akan
berhasil meningkatkan produktivitas BUMD?
(4) Bantu Najib Mubarak, dengan memberikan solusi yang efektif

146 | Chapter Sepuluh, Peran Etika Manajemen

Anda mungkin juga menyukai