OLEH
Kelompok 5:
Yolfi Bareut (2103020156)
Yuliana Titi (2103020159)
ELSA Forry Taimenas (2103020180)
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat,
taufik dan hidayat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Manajemen Perusahaan dan Manajemen Global Terkait Teknologi Informasi” ini sebagai
salah satu tugas dari dosen mata kuliah Sistem Informasi Manjemen pada semester empat
untuk syarat memenuhi ketuntasan belajar.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini tentu masih ada kekurangan. Untuk itu, kritik
dan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini.
BABI
PENDAHULUAN
3. Menjelskan sedikitnya empat cara spesifik yang mana manajemen sdm dapat
mempengaruhi perilaku etis ditempat kerja.
5. Menjelaskan apa yang dimaksudkan dengan relasi karyawan dan apa yang dapat
dilakukan pemberi kerja untuk meningkatkannya.
Bisnis ada untuk menghasilkan laba, jadi profitabilitas cendrung menjadi penyaring awal
yang digunakan manajer dalam mengambil keputusan. Setelah laba diperoleh."apakah ini etis?"
hanya setelah merenungkannya kembali itu pun jika mereka mau memikirkannya.
3) Hak Karyawan dan Kebijakan Publik
a. Hak Karyawan
Title VII dari Civil Rights Act memberikan hak kepada karyawan untuk mengajukan
tuntutan hukum terhadap pemberi kerja jika ia meyakini telah dideskriminasi karena
rasnya. Berikut hak-hak pekerja tersebut :
1. Hak untuk cuti dan liburan
2. Hak luka-luka dan sakit
3. Hak persetujuan untuk tidak menyaingi
4. Hak karyawan pada kebijakan pemberi kerja
5. Hak pendisiplinan
6. Hak atas berkas pribadi
7. Hak uang pension karyawan
8. Hak tunjangan karyawan
9. Hak referensi
10. Hak atas catatan criminal
11. Hak kesedihan karyawan
12. Hak pencemaran nama baik
13. Hak karyawan atas penipuan
14. Hak atas serangan dan kekerasan
15. Hak pengabaiaian karyawan
16. Hak atas aktivitas politik
17. Hak aktivitas serikat pekerja/kelompok
18. Hak mengungkap dugaan pelanggaran
19. Hak kompensasi pekerja.
Namun,tidak semua hak berasal dari hukum. Banyak hak yang mengalir dari hak
"asasi manusia" atau "hak yang tidak dapat dirampas". Keyakinan tidak tertulis yang
yang dianut masyarakat secara luas. Sebagai contoh, Deklarasi kemerdekaan
Amerika Serikat yang tersohor mengatakan “kami menganggap kebenaran ini berdiri
sendiri,bahwa semua orang diciptakan setara, bahwa mereka diberkati oleh sang
pencipta dengan Hak tertentu yang tidak dapat dirampas, yang diantaranya adalah
kehidupan,kebebasan, dan pencarian kebahagiaan."
b. Kebijakan Publik
Kebanyakan hukum juga mencerminkan kebijakan publi. Dengan kata
lain,pemerintah memberlakukan hukum untuk mendukung tujuan kebijakan publik.
Jadi,jika New York City memutuskan untuk mewajibkan semua perusahaan bisnisnya
memberikan cuti sakit karyawan merupakan kepentingan dari wrganya, mereka akan
mengesahkan hukum untuk melakukannya. Kebijakan public terdiri atas keputusan politik
untuk menerapkan program untuk mencapai sasaran kemasyarakatan,seperti halnya hukum
cuti sakit,pemerintah mengekspresikan kebijakan publik pilihan mereka dalam hukum dan
regulasi yang mereka tetapkan.
4. Ketidakadilan ditempat kerja
Salah satu cara melihat kejelasan etika perusahaan adalah mengetahui seberapa adil
perusahaan tersebut memperlakukan karyawannya. Seseorang yang mengalami perlakuan tidak adil
di tempat kerja mengetahui bahwa hal ini demoralisasi. Perlakuan tidak adil merusak
moral,meningkatkan stres,dan membawa pengaruh negatif bagi kinerja. Karyawan dengan penyelia
yang kasar memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk berhenti,dan menyampaikan kepuasan kerja
dan hidup yang lebih rendah dan stres yang lebih tinggi. Sikap kasar tersebut memiliki pengaruh
lebih besar pada karyawan ketika penyelia yang kasar tersebut tampak mempunyai dukungan dari
atasan.
Sering kali, ketidak adilan di tempat kerja bersifat halus dan tidak kentara.Sebagai
contoh,kebijakan yang tidak diplomatis yang mengharuskan asosiasi akuntan publik untuk bekerja
dan melakukan perjalanan 7 hari perminggu secara tdak adil dapat menyisihkan ibu bekerja dari
jalur asoiasi. Sementara, ketidakadilan lainnya lebih menyolok. Sebagai contoh, sebuah survei
terhadap 1.000 karyawan Amerika Serikatmenyimpulkan sekitar 45% mengatakan mereka pernah
bekerja untuk atasan yang kasar. Di tempat kerja, perlakuan adil mencerminkan tindakan konkret
seperti"karyawan diperlakukan dengan hormat", dan "karyawan diperlakukan tidak adil”.
5. Mengapa kita harus memperlakukan karyawan secara adil?
Terdapat banyak alasan mengapa maajer harus bersikap adil. Kaidah yang baik adalah satu
alasan yang jelas. Hal yang mungkin tidak begitu jelas adalahh bahwa ketidakadilan penyelia dapat
menjadi bumerang bagi peruhaan. Sebagai contoh,korban ketidakadilan menunjukan lebih banyak
penyimpangan di tempat kerja, seperti pencurian dan sabotase. Persepsi adanya keadilan
berhubungan dengan komitmen karyawan yang lebih tinggi, kepuasan yang lebih tinggi dengan
organisasi,pekerjaan,dan pemimpin dan prilaku kewarganegaraan organisasi yang lebih baik. Orang
yang memandang diri mereka sendiri sebagai korban ketidakadilan juga mengalami berbagai
pengaruh buruk termasuk kesehatan yang buruk,ketegangan, dan kondisi psikologis. Ketidakadilan
menyebabkan adanya ketegangan yang lebih tinggi antara karyawan dan keluarga pasangannya.
Penyelia yang agresif dapat melemahkan efektifitas bawahan mereka dan dapat mendorong mereka
untuk bertindak desstruktif.
Contoh sebuah studi mengilustrasikan bagaimana ketidakadilan bekerja. Instruktur
perguruan tinggi terlebih dahulu melengkapi survei mengenai sejauh mana mereka memandang
perguruan tinggi memperlakukan mereka dengan keadilan prosedural dan distributif. (keadilan
prosedural(procedural justice) merujuk pada proses yang adil.Keadilan distributif(distributive
justice) merunjuk pada hasil yang adil.) Hal-hal yang termasuk keadilan prosedural, contohnya,
"Secara umum, prosedur departemen/perguruan tinggi memungkinkan pemerintah klarifikasi atau
untuk tambahan informasi mengenai suatu keputusan."Hal-hal yang termasuk keadilan distributif
meliputi,"Saya diberi imbalan secara adil dengan mempertimbangkan tanggung jawab yang saya
miliki."Kemudian. instruktur tersebut mengisi kuesioner komitmen organisasi, dengan artikel
seperti “saya bangga untuk memberi tahu orang lain bahwa saya menjadi bagian dari
departemen/perguruan tinggi lain."Mahasiswa mereka kemudian melengkapi survei tersebut,dengan
artikel seperti "instruktur memperhatikan kebutuhan saya," dan "Instruktur memperlakukan saya
dengan adil."
2.2 Meningkatkan Kinerja (Praktik SDM di Seluruh Dunia)
1. Pabrik foxconn di Shenzhen, Tiongkok
Istilah tanggung jawab sosial cenderung memicu citra kontribusi amal dan membantu gelandangan,
tetapi sebenaarnya hal ini merujuk pada lebih banyak hal.Sebagai contoh,tanggung jawab sosial
merujuk pada kejujuran dari iklan perusahaan;pada kualitas bagian-bagian yang di bangun kedalam
produknya; dan pada kejujuran,etika,keadilan,dan "kebenaran" dari hubungannya dengan
pelanggan,pemasok, dan tentu saja, karyawan. Pertanyaan dasarnya adalah apakah perusahaan tersebut
melayani semua konstituennya(atau "pemangku kepentingan")secara adil dan jujur. Jadi, tanggung
jawab sosial (social responsibility) korporat merujuk pada sejauh mana perusahan seharusnya dan
benar-benar menyalurkan sumber daya untuk meningkatkan satu atau lebih segmen masyarakat selain
dari pemilik atau pemegang saham perusahaan tersebut.
2. Penindasan dan viktimisasi
Beberapa ketidakadilan terjadi secara menyolok penindasan-pengucilan seseorang untuk
melecehkan dan menganiaya telah menjadi masalah yang semakin serius. Pemerintah amerika serikat
menunjukan bahwa meskipun definisi penindasan bervariasi,sebagian besar sependapat bahwa
penindasan melibatkan tiga hal:
Ketidakseimbangan kekuasaan. Orang yang melakukan penindasan menggunakan
kekuasaan mereka untuk mengendalikan atau meruugikan, dan orang yang ditindas kesulitan
untuk membela diri mereka.
Maksud untuk menimbulkan kerugian. Tindakan yang dilakukan secara tidak sengaja
bukanlah penindasan; orang yang melakukan penindasan mempunyai tujuan untuk
menimbulkan kerugian.
Pengulangan. Kejadian penindasan terjadi pada orang yang sama secara berulang kali oleh
orang atau kelompok yang sama, dan penindasan dapat terjadi dalam berbagai bentuk,
seperti:
a. Verbal: mengolok-olok, mengganggu
b. Sosial: menyebabkan rumor, mengucilkan orang dengan sengaja, memutuskan
pertemanan. Dan Fisik: memukul,meninju,mendorong
Pemberi kerja harus mempunyai sistem (seperti prosedur dan kebijakan keluhan untuk
memantau penggunaan situs jejaring media sosial oleh karyawan untuk melecehkan) untuk
memastikan bahwa perusahaan dapat dan benar-benar menagani perlakuan tidak adil seperti
ini.
Pendisiplinan tanpa hukuman (atau pendisiplinan alternative atau pendisiplinan non punitive {nonpunitive discipline})
bertujuan untuk menghindari kelemahan dengan mengurangi sifat menghukum dari pendisiplinan. Langkah-langkahnya
meliputi:
Menerbitkan peringatan lisan untuk pelanggaran pertama.
Jika insiden lainnya terjadi lagi dalam 6 minggu, terbitkan peringatan formal tertulis dan berikan salinannya dalam
berkas personel kayawan tersebut,juga, lakukan diskusi singkat dengan karyawan tersebut.
Berikan "cuti pengambilan keputusan" berbayar 1 hari. Jika inseiden lainnya terjadi dalam 6 minggu berikutnya, beri
tahu karyawan untuk mengambil cuti berbayar 1hari dan untuk mempertimbangkan apakah ia ingin mematuhi
peraturan perusahaan.Ketika karyawan tersebut kembali bekrja, ia akan bertemu dengan anda untuk memberikan
keputusan.
Jika tidak ada insiden lebih jauh yang terjadi dalam tahun berkutnya aau lebih bersikap skors berbayar 1 hari tersebut
dari berkas orang tersebut. Jika perilaku tersebut diulang, langkah berikutnya adalah pemberhentian (dismissal). Proses
tersebut tidak berlaku untuk keadaan yang dikecualikan. Perilaku criminal atau berkelahi dalam kawasan kantor dapat
cukup menjadai dasar dilakukannya pemberhentian segera, misalnya
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Etika dan perlakuan adil memainkan peran penting dalam mengelola karyawan di tempat kerja. Etika merujuk pada prinsip-
prinsip perilaku yang mengatur individu atau kelompok. Beberapa masyarakat hanya mengandalkan pada etika atau rasa
keadilan manajer, dan oleh karenanya mengatur hak-hak karyawan, seperti mengenai hak uang pensiun karyawan, hak
referensi, hak pencemaran nama baik,dan hak aktivitas serikat buruh.
2. Terdapat banyak hal yang mempengaruhi perilaku etis ditempat kerja. Sebuah studi menyimpulkan bahwa perilaku etis
mencerminkan “apel busuk, peti buruk, dan tong buruk".
3. Manajer dapat menggunakan metode SDM untuk mempromosikan etika dan perlakuan adil.
4. Mengelola disiplin dan privasi karyawan merupakan keterampilan manajemen yang penting. Dasar-dasar dari proses disipliner
yang adil meliputi aturan dan regulasi yang jelas.
5. Relasi karyawan adalah aktivitas yang melibatkan pembentukan dan pemeliharaan hubungan karyawan- pemberi kerja yang
positif yang berkontribusi pada produktivitas, motivasi, moral, dan pendisiplinan yang memuaskan untuk mempertahankan
lingkungan kerja yang positif, produktif, dan kohesif.
DAFTAR PUSTAKA