Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Business Ethics & Good Governance”
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
Oleh:
2019
Corporate Ethics
Corporate Ethics adalah bentuk etika terapan atau etika profesional, yang meneliti
prinsip-prinsip etika dan masalah moral atau etika yang dapat timbul dalam lingkungan
bisnis. Ini berlaku untuk semua aspek perilaku bisnis dan relevan dengan perilaku individu
dan seluruh organisasi. Etika ini berasal dari individu, pernyataan organisasi atau dari sistem
hukum. Norma-norma, nilai-nilai, etika, dan praktik yang tidak etis inilah yang digunakan
untuk memandu bisnis. Mereka membantu bisnis tersebut mempertahankan hubungan yang
lebih baik dengan para pemangku kepentingan mereka.
b. Kepentingan umum
Dalam hal etika dan nilai-nilai perusahaan ini menyoroti bahwa patokan di mana
lembaga harus dinilai adalah yang berlaku untuk organisasi yang beroperasi di sektor
public. Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni
bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati
kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Sejak disadarinya
pentingnya aktivitas bisnis dilakukan dengan bermoral, maka banyak perusahaan
maupun organisasi menyusun kode etik organisasi atau korporasi (Corporate Code of
Conduct, Code of Ethics or Organization’s Code of Ethical Conduct).
Right
Secara umum, right (hak) adalah klaim atau kepemilikan individu atau sesuatu.
Seseorang dikatakan memiliki hak jika dia memiliki klaim untuk melakukan tindakan dalam
suatu cara tertentu atau jika orang lain berkewajiban melakukan tindakan dalam suatu cara
tertentu kepadanya
Hak juga berasal dari sistem standar moral yang tidak bergantung pada sistem hokum
tertentu. Hak untuk bekerja, misalnya, tidak dijamin dalam Konstitusi Amerika, namun
banyak yang menyatakan bahwa ini adalah hak yang dimiliki oleh semua manusia. Hak
merupakan sebuah sarana atau cara yang penting dan bertujuan agar memungkinkan Individu
untuk memilih dengan bebas apa pun kepentingan atau aktivitas mereka dan melindungi
pilihan-pilihan mereka.
Sejumlah hak yang disebut hak negative dapat digambarkan dari fakta bahwa hak-hak
yang termasuk di dalamnya dapat didefinisikan sepenuhnya dalam kaitannya dengan
kewajiban orang lain untuk tidak ikut campur dalam aktivitas-aktivitas tertentu dari orang
yang memiliki hak tersebut. Contohnya, jika saya memiliki hak privasi, ini berarti semua
orang, termasuk atasan saya, berkewajiban tidak ikut campur dalam urusan atau aktivitas-
aktivitas pribadi saya. Sebaliknya, hak positif tidak hanya memberikan kewajiban negative,
namun juga mengimplikasikan bahwa pihak lain (tidak selalu jelas siapa mereka) memiliki
kewajiban positif pada si pemilik hak untuk memberikan apa yang dia perlukan untuk dengan
bebas mencari atau mengejar kepentingan-kepentingannya. Contohnya, jika saya punya hak
untuk memperoleh kehidupan yang layak, maka ini tidak hanya berarti orang lain tidak boleh
ikut campur namun juga berarti jika saya tidak bisa memperoleh penghasilan yang layak,
maka harus ada pihak lain (mungkin pemerintah) yang wajib memberikan pekerjaan dengan
penghasilan yang layak.
Privileges
Hak privilege merupakan jaminan khusus yang didasarkan pada undang-undang. Hak
privilege atau hak istimewa adalah hak yang didahulukan. Mengenai hak privilege dapat
Anda lihat dalam Pasal 1134 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (“KUHPer”), yaitu suatu
hal yang oleh undang-undang diberikan kepada seorang berpiutang sehingga tingkatnya lebih
tinggi daripada orang berpiutang lainnya, semata-mata berdasarkan sifat piutangnya.
Menurut J. Satrio (2002) dalam bukunya yang berjudul Hukum Jaminan Hak Jaminan
Kebendaan, mengatakan bahwa dari perumusan dalam Pasal 1134 KUHPer, tampak bahwa
hak istimewa diberikan oleh undang-undang, artinya: piutang-piutang tertentu, yang
disebutkan oleh undang-undang, secara otomatis mempunyai kedudukan yang didahulukan.
Hak privilege ini bersifat accesoir dan tidak dapat berdiri sendiri.
Konsumen ialah orang yang memakai barang atau jasa guna untuk memenuhi
keperluan dan kebutuhannya. Dalam ilmu ekonomi dapat dikelompokkan pada golongan
besar suatu rumah tangga yaitu golongan Rumah Tangga Konsumsi (RTK), dan golongan
Rumah Tangga Produksi (RTP). Perlindungan konsumen adalah perangkat yang diciptakan
untuk melindungi dan terpenuhinya hak sebagai contoh para penjual diwajibkan menunjukka
tanda harga sebagai tanda pemberitahuan kepada konsumen. Dengan kata lain, segala upaya
yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen.
Oleh karena itu, Sebagai pemakai barang/jasa, konsumen memiliki sejumlah hak dan
kewajiban. Pengetahuan tentang hak-hak konsumen sangat penting agar orang bisa bertindak
sebagai konsumen yang kritis dan mandiri. Tujuannya, jika adanya tindakan yang tidak adil
terhadap dirinya, ia secara spontan menyadari akan hal itu. Konsumen kemudian bisa
bertindak lebih jauh untuk memperjuangkan hak-haknya. Dengan kata lain, ia tidak hanya
tinggal diam saja ketika menyadari bahwa hak-haknya telah dilanggar oleh pelaku usaha.
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam
masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup
lain dan tidak untuk diperdagangkan.
Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan taua badan usaha, baik yang berbentuk
badan hukum maupun buka badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan
kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-
sama melalui perjanjian menyelenggaraka kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.
Seperti dalam UU Perlindungan Konsumen Pasal 3, disebutkan bahwa tujuan perlindungan
konsumen adalah sebagai berikut :
Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi
diri;
Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari
ekses negatif pemakaian barang dan / atau jasa;
Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan, dan menuntut
hak-haknya sebagai konsumen;
Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian
hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi;
Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen
sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha;
Meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang, menjamin kelangsungan usaha
produksi barang dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan
konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Hapzi. 2019. Business Ethics and Good Governance. Corporate Ethics: Rights,
Privileges, problems and Protection.Universitas Mercu Buana.
J. Satrio, Hukum Jaminan Hak Jaminan Kebendaan Fidusia, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2002
Forum Diskusi
Referensi :
http://www.pajak.go.id