Anda di halaman 1dari 7

Executive Summary & Forum Diskusi Kuliah-7

BUSINESS ETHICS & GOOD GOVERNANCE

Ethical Issues in Financial Management

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Business Ethics & Good Governance”
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

Oleh:

M. Iqbal Rasyid Supeni (55118110151)

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

UNIVERSITAS MERCU BUANA

2019
Manajemen keuangan adalah manajemen yang mengaitkan pemerolehan (acquisition),
pembiayaan/pembelanjaan (financing), dan manajemen aktiva dengan tujuan secara
menyeluruh dari suatu perusahaan. Sehingga dapat diartikan bahwa Manajemen keuangan
adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian,
pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan.

Peranan Etika Bisnis Dalam Manajemen Keuangan Perusahaan


Peranan manajemen keuangan dalam perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Bertanggung jawab terhadap tiga keputusan pokok manajemen keuangan
pemerolehan (acquisition), pembiayaan/pembelanjaan (financing), dan
manajemen aktiva secara efisien.
2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, sehingga kesejahteraan masyarakat
meningkat.
3. Menghadapi tantangan dalam mengelola aktiva secara efisien dalam perubahan
yang terjadi pada : persaingan antar perusahaan; perekonomian dunia yang tidak
menentu; perubahan teknologi; dan tingkat inflasi dan bunga yang berfluktuasi.

Ada pun kriteria standar etika untuk manajemen keuangan yaitu :


1. Competance
Praktisi akuntansi manajemen dan manajemen keuangan memiliki tanggung
jawab untuk mempertahankan tingkat sesuai kompetensi profesional dengan
pengembangan pengetahuan dan keterampilan, melakukan tugas profesional
mereka sesuai dengan hukum, peraturan dan standar teknis, menyiapkan laporan
lengkap dan jelas untuk memperoleh informasi yang relevan dan dapat dipercaya.
2. Confidentiality
Praktisi akuntansi manajemen dan manajemen keuangan memiliki tanggung
jawab untuk menahan diri dari mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh
dalam pekerjaan mereka kecuali bila diizinkan, atau keperluan hukum untuk
melakukannya., menginformasikan pada bawahan, mengenai kerahasiaan
informasi yang diperoleh dalam pekerjaan mereka dan memantau kegiatan
mereka untuk menjamin pemeliharaan kerahasiaan, menahan diri dari untuk
menggunakan informasi rahasia yang diperoleh dalam pekerjaan mereka untuk
keuntungan tidak etis atau ilegal baik secara pribadi atau melalui pihak ketiga.
3. Integritas
Adalah perlindungan terhadap dalam sistem dari perubahan yang tidak
terotorisasi, baik secara sengaja maupun secara tidak sengaja. Integritas
mengharuskan untuk menghindari “conflicts of interest”, menghindari kegiatan
yang dapat menimbulkan prasangka terhadap kemampuan mereka dalam
menjunjung etika. Mereka juga harus menolak pemberian dan hadiah yang dapat
mempengaruhi tindakan mereka. Mereka juga tidak boleh menjatuhkan legitimasi
perusahaan, tetapi harus mengakui keterbatasan profesionalisme mereka,
mengkomunikasikan informasi yang menguntungkan atau merugikan, dan
menjauhi diri dari prilaku yang dapat mendiskreditkan profesi mereka. Seperti
halnya kerahasiaan, integritas bisa dikacaukan oleh hacker, masquerader,
aktivitas user yang tidak terotorisasi, download file tanpa proteksi, LAN, dan
program program terlarang. (contohnya : trojan horse dan virus), karena setiap
ancaman tersebut memungkinkan terjadinya perubahan yang tidak terotorisasi
terhadap data atau program. Sebagai contoh, user yang berhak mengakses sistem
secara tidak sengaja maupun secara sengaja dapat merusak data dan program,
apabila aktivitas mereka didalam sistem tidak dikendalikan secara baik.
4. Objektivitas
Praktisi akuntansi manajemen dan manajemen keuangan memiliki tanggung
jawab untuk Mengkomunikasikan informasi secara adil dan obyektif dan
mengungkapkan penuh semua informasi relevan yang dapat diharapkan untuk
mempengaruhi pemahaman pengguna dimaksudkan dari laporan, komentar, dan
rekomendasi yang disampaikan.
5. Resolusi Konflik Etis
Dalam menerapkan standar etika, praktisi manajemen akuntansi dan manajemen
keuangan mungkin mengalami masalah dalam mengidentifikasi perilaku tidak
etis atau dalam menyelesaikan konflik etis. Ketika dihadapkan dengan isu-isu etis
yang signifikan praktisi manajemen akuntansi dan manajemen keuangan harus
mengikuti kebijakan yang ditetapkan dari bantalan organisasi pada resolusi
konflik tersebut.

Anggaran berkaitan dengan manajemen keuangan yang berkaitan dengan waktu


realisasi, maka biasanya disebut dengan rencana keuangan (budgetting). Rencana keuangan
adalah rencana keuangan lembaga bisnis yang merupakan terjemahan program kerja lembaga
bisnis ke dalam sasaran-sasaran (target) keuangan yang ingin dicapai dalam kurun waktu
tertentu. Penganggaran budgetting merupakan proses yang mencakup :
1. Penyusunan rencana kerja lengkap untuk setiap jenis tingkat kegiatan dan setiap
jenis tingkat kegiatan yang ada pada suatu lembaga.
2. Penentuan rencana kerja dalam bentuk mata uang dan kesatuan kuantitatif
lainnya, dilakukan melalui sistematika dan logika yang dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Rencana kerja masing-masing dari setiap kesatuan usaha, satu sama lain atau
secara keseluruhan, harus dapat berjalan dengan serasi.
4. Penyusunan rencana kerja perlu adanya partisipasi dari seluruh tingkatan
manajemen sehinngga pelaksanaan anggaran merupakan tanggung jawab seluruh
anggota manajemen.
5. Anggaran merupakan alat koordinasi yang ampuh bagi Top Manajer dalam
mengelola bank, dalam rangka mencapai rencana yang telah ditetapkan.
6. Anggaran merupakan alat pengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan rencana
kerja, sekaligus dipakai sebagai alat evaluasi dan penetapan tindak lanjut.
7. Anggaran merupakan alat pengawas dan pengendalian jalannya bisnis.

Masalah Etis dalam Keuangan

Secara umum masalah-masalah yang sering di jumpai dalam pelanggaran etika bisnis
dapat diklasifikasikan dalam lima kategori. Klasifikasi masalah tersebut yaitu :
1. Suap (Bribery)
Barangsiapa menerima sesuatu atau janji, sedangkan ia mengetahui atau patut
dapat menduga bahwa pemberian sesuatu atau janji itu dimaksudkan supaya ia
berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu dalam tugasnya, yang berlawanan
dengan kewenangan atau kewajibannya yang menyangkut kepentingan umum,
dipidana karena menerima suap dengan pidana penjara selama-lamanya 3 (tiga)
tahun atau denda sebanyak-banyaknya Rp.15.000.000.- (lima belas juta rupiah)
(Pasal 3 UU 3/1980).
2. Paksaaan (Coercion)
Pemaksaan adalah praktek memaksa pihak lain untuk berperilaku dengan cara
spontan (baik melalui tindakan atau tidak bertindak) dengan menggunakan
ancaman, intimidasi, penipuan, atau bentuk lain dari tekanan atau kekuatan.
Tindakan seperti itu digunakan sebagai leverage, untuk memaksa korban untuk
bertindak dengan cara yang dikehendaki. Pemaksaan mungkin melibatkan
hukuman fisik yang sebenarnya sakit / cedera atau kerusakan psikologis dalam
rangka untuk meningkatkan kredibilitas dari sebuah ancaman. Ancaman bahaya
lebih lanjut dapat menyebabkan kerjasama atau ketaatan orang yang dipaksa.
Penyiksaan adalah salah satu contoh yang paling ekstrem yaitu pemaksaan sakit
parah yang diderita korban untuk mengekstrak informasi yang dikehendaki dari
partai disiksa.
3. Penipuan (Deception)
Pasal 378 KUHP di atas, maka R. Sugandhi (1980 : 396-397) mengemukakan
pengertian penipuan bahwa :
Penipuan adalah tindakan seseorang dengan tipu muslihat, rangkaian
kebohongan, nama palsu dan keadaan palsu dengan maksud menguntungkan diri
sendiri dengan tiada hak. Rangkaian kebohongan ialah susunan kalimat-kalimat
bohong yang tersusun demikian rupa yang merupakan cerita sesuatu yang seakan-
akan benar.
4. Pencurian (Theft)
Pengertian pencurian menurut hukum beserta unsur – unsurnya dirumuskan
dalam pasal 362 KUHP, adalah berupa rumusan pencurian dalam bentuk
pokoknya yang berbunyi : “Barang siapa mengambil suatu benda yang
seluruhnya atau sebagian milik orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara
melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama 5
tahun atau denda paling banyak Rp. 900,00”.
5. Diskrimi-nasi tidak jelas (Unfair Discrimination)
Adalah perlakuan tidak adil atau penolakan terhadap orang-orang tertentu yang
disebabkan oleh ras, jenis kelamin, kewarganegaraan, atau agama.

Masalah etika yang timbul dari kegiatan pemain professional

Pelanggaran kode etik profesi adalah penyelewengan/ penyimpangan terhadap norma


yang ditetapkan dan diterima oleh sekelompok profesi, yang mengarahkan atau memberi
petunjuk kepada anggotanya bagaimana seharusnya berbuat dan sekaligus menjamin mutu
profesi itu dimata masyarakat. Beberapa faktor mengenai penyebab pelanggaran kode etik :
1. Tidak berjalannya kontrol dan pengawasan dri masyarakat
2. Organisasi profesi tidak di lengkapi dengan sarana dan mekanisme bagi
masyarakat untuk menyampaikan keluhan
3. Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai substansi kode etik profesi, karena
buruknya pelayanan sosialisasi dari pihak profesi sendiri
4. Belum terbentuknya kultur dan kesadaran dari para pengemban profesi untuk
menjaga martabat luhur profesinya
5. Tidak adanya kesadaran etis da moralitas diantara para pengemban profesi untuk
menjaga martabat luhur profesinya
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Hapzi. 2019. Business Ethics and Good Governance. Ethical Issues in Financial
Management.Universitas Mercu Buana.
Forum Diskusi

Kasus pembobolan dana Citibank


Terdakwa kasus pembobolan dana Citibank, Malinda Dee binti Siswowiratmo (49),
diketahui memindahkan dana beberapa nasabahnya dengan cara memalsukan tanda tangan
mereka di formulir transfer. Hal ini terungkap dalam dakwaan yang dibacakan Jaksa Penuntut
Umum di sidang perdananya, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (8/11/2011).
“Sebagian tanda tangan yang ada di blangko formulir transfer tersebut adalah tandatangan
nasabah,” ujar Jaksa Penuntut Umum, Tatang sutar

Malinda antara lain memalsukan tanda tangan Rohli bin Pateni. Pemalsuan tanda
tangan dilakukan sebanyak enam kali dalam formulir transfer Citibank bernomor AM 93712
dengan nilai transaksi transfer sebesar 150.000 dollar AS pada 31 Agustus 2010. Pemalsuan
juga dilakukan pada formulir bernomor AN 106244 yang dikirim ke PT Eksklusif Jaya
Perkasa senilai Rp 99 juta. Dalam transaksi ini, Malinda menulis kolom pesan, “Pembayaran
Bapak Rohli untuk interior”. Pemalsuan lainnya pada formulir bernomor AN 86515 pada 23
Desember 2010 dengan nama penerima PT Abadi Agung Utama. “Penerima Bank Artha
Graha sebesar Rp 50 juta dan kolom pesan ditulis DP untuk pembelian unit 3 lantai 33
combine unit,” baca jaksa.

Masih dengan nama dan tanda tangan palsu Rohli, Malinda mengirimkan uang senilai
Rp 250 juta dengan formulir AN 86514 ke PT Samudera Asia Nasional pada 27 Desember
2010 dan AN 61489 dengan nilai uang yang sama pada 26 Januari 2011. Demikian pula
dengan pemalsuan pada formulir AN 134280 dalam pengiriman uang kepada seseorang
bernama Rocky Deany C Umbas sebanyak Rp 50 juta pada 28 Januari 2011 untuk membayar
pemasangan CCTV milik Rohli.

Adapun tanda tangan palsu atas nama korban N Susetyo Sutadji dilakukan lima kali,
yakni pada formulir Citibank bernomor No AJ 79016, AM 123339, AM 123330, AM
123340, dan AN 110601. Secara berurutan, Malinda mengirimkan dana sebesar Rp 2 miliar
kepada PT Sarwahita Global Management, Rp 361 juta ke PT Yafriro International, Rp 700
juta ke seseorang bernama Leonard Tambunan. Dua transaksi lainnya senilai Rp 500 juta dan
150 juta dikirim ke seseorang bernamVigor AW Yoshuara.

Menurut Saya, kasus pembobolan dana Citibank sangat merugikan konsumen. Bank
yang seharusnya menjadi tempat penyimpanan uang yang aman justru malah mangingkari
kepercayaan konsumen. Dengan terjadinya kasus seperti ini tentunya kepercayaan
masyarakat terhadap Citibank dan Bank pada umumnya akan menurun. Disini perlunya Bank
menciptakan suatu sistem untuk mencegah hal ini terjadi kembali untuk menumbuhkan
kembali kepercayaan masyarakat.

Referensi :
http://www.ekonomiplanner.com/2014/06/contoh-kasus-manajemen-keuangan.html (Diakses 21
April 2019, Pukul 22.30)
https://nasional.kompas.com/read/2011/11/08/15442688/malinda.dee.terancam.15.tahun.penjara
(Diakses 21 April 2019, Pukul 22.35)

Anda mungkin juga menyukai