Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Business Ethics & Good Governance”
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
Oleh:
2019
Manajemen keuangan adalah manajemen yang mengaitkan pemerolehan (acquisition),
pembiayaan/pembelanjaan (financing), dan manajemen aktiva dengan tujuan secara
menyeluruh dari suatu perusahaan. Sehingga dapat diartikan bahwa Manajemen keuangan
adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian,
pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan.
Secara umum masalah-masalah yang sering di jumpai dalam pelanggaran etika bisnis
dapat diklasifikasikan dalam lima kategori. Klasifikasi masalah tersebut yaitu :
1. Suap (Bribery)
Barangsiapa menerima sesuatu atau janji, sedangkan ia mengetahui atau patut
dapat menduga bahwa pemberian sesuatu atau janji itu dimaksudkan supaya ia
berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu dalam tugasnya, yang berlawanan
dengan kewenangan atau kewajibannya yang menyangkut kepentingan umum,
dipidana karena menerima suap dengan pidana penjara selama-lamanya 3 (tiga)
tahun atau denda sebanyak-banyaknya Rp.15.000.000.- (lima belas juta rupiah)
(Pasal 3 UU 3/1980).
2. Paksaaan (Coercion)
Pemaksaan adalah praktek memaksa pihak lain untuk berperilaku dengan cara
spontan (baik melalui tindakan atau tidak bertindak) dengan menggunakan
ancaman, intimidasi, penipuan, atau bentuk lain dari tekanan atau kekuatan.
Tindakan seperti itu digunakan sebagai leverage, untuk memaksa korban untuk
bertindak dengan cara yang dikehendaki. Pemaksaan mungkin melibatkan
hukuman fisik yang sebenarnya sakit / cedera atau kerusakan psikologis dalam
rangka untuk meningkatkan kredibilitas dari sebuah ancaman. Ancaman bahaya
lebih lanjut dapat menyebabkan kerjasama atau ketaatan orang yang dipaksa.
Penyiksaan adalah salah satu contoh yang paling ekstrem yaitu pemaksaan sakit
parah yang diderita korban untuk mengekstrak informasi yang dikehendaki dari
partai disiksa.
3. Penipuan (Deception)
Pasal 378 KUHP di atas, maka R. Sugandhi (1980 : 396-397) mengemukakan
pengertian penipuan bahwa :
Penipuan adalah tindakan seseorang dengan tipu muslihat, rangkaian
kebohongan, nama palsu dan keadaan palsu dengan maksud menguntungkan diri
sendiri dengan tiada hak. Rangkaian kebohongan ialah susunan kalimat-kalimat
bohong yang tersusun demikian rupa yang merupakan cerita sesuatu yang seakan-
akan benar.
4. Pencurian (Theft)
Pengertian pencurian menurut hukum beserta unsur – unsurnya dirumuskan
dalam pasal 362 KUHP, adalah berupa rumusan pencurian dalam bentuk
pokoknya yang berbunyi : “Barang siapa mengambil suatu benda yang
seluruhnya atau sebagian milik orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara
melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama 5
tahun atau denda paling banyak Rp. 900,00”.
5. Diskrimi-nasi tidak jelas (Unfair Discrimination)
Adalah perlakuan tidak adil atau penolakan terhadap orang-orang tertentu yang
disebabkan oleh ras, jenis kelamin, kewarganegaraan, atau agama.
Ali, Hapzi. 2019. Business Ethics and Good Governance. Ethical Issues in Financial
Management.Universitas Mercu Buana.
Forum Diskusi
Malinda antara lain memalsukan tanda tangan Rohli bin Pateni. Pemalsuan tanda
tangan dilakukan sebanyak enam kali dalam formulir transfer Citibank bernomor AM 93712
dengan nilai transaksi transfer sebesar 150.000 dollar AS pada 31 Agustus 2010. Pemalsuan
juga dilakukan pada formulir bernomor AN 106244 yang dikirim ke PT Eksklusif Jaya
Perkasa senilai Rp 99 juta. Dalam transaksi ini, Malinda menulis kolom pesan, “Pembayaran
Bapak Rohli untuk interior”. Pemalsuan lainnya pada formulir bernomor AN 86515 pada 23
Desember 2010 dengan nama penerima PT Abadi Agung Utama. “Penerima Bank Artha
Graha sebesar Rp 50 juta dan kolom pesan ditulis DP untuk pembelian unit 3 lantai 33
combine unit,” baca jaksa.
Masih dengan nama dan tanda tangan palsu Rohli, Malinda mengirimkan uang senilai
Rp 250 juta dengan formulir AN 86514 ke PT Samudera Asia Nasional pada 27 Desember
2010 dan AN 61489 dengan nilai uang yang sama pada 26 Januari 2011. Demikian pula
dengan pemalsuan pada formulir AN 134280 dalam pengiriman uang kepada seseorang
bernama Rocky Deany C Umbas sebanyak Rp 50 juta pada 28 Januari 2011 untuk membayar
pemasangan CCTV milik Rohli.
Adapun tanda tangan palsu atas nama korban N Susetyo Sutadji dilakukan lima kali,
yakni pada formulir Citibank bernomor No AJ 79016, AM 123339, AM 123330, AM
123340, dan AN 110601. Secara berurutan, Malinda mengirimkan dana sebesar Rp 2 miliar
kepada PT Sarwahita Global Management, Rp 361 juta ke PT Yafriro International, Rp 700
juta ke seseorang bernama Leonard Tambunan. Dua transaksi lainnya senilai Rp 500 juta dan
150 juta dikirim ke seseorang bernamVigor AW Yoshuara.
Menurut Saya, kasus pembobolan dana Citibank sangat merugikan konsumen. Bank
yang seharusnya menjadi tempat penyimpanan uang yang aman justru malah mangingkari
kepercayaan konsumen. Dengan terjadinya kasus seperti ini tentunya kepercayaan
masyarakat terhadap Citibank dan Bank pada umumnya akan menurun. Disini perlunya Bank
menciptakan suatu sistem untuk mencegah hal ini terjadi kembali untuk menumbuhkan
kembali kepercayaan masyarakat.
Referensi :
http://www.ekonomiplanner.com/2014/06/contoh-kasus-manajemen-keuangan.html (Diakses 21
April 2019, Pukul 22.30)
https://nasional.kompas.com/read/2011/11/08/15442688/malinda.dee.terancam.15.tahun.penjara
(Diakses 21 April 2019, Pukul 22.35)