a. Corporate Governance tetap saja diperlukan untuk pertanggung-jawaban kepada public melalui
mekanisme yang diatur lebih mendetil sesuai kebijakan masing masing perusahaan. Walaupun
struktur dan budaya organisasi telah mirip dengan Teori Stewardship, namun mekanisme corporate
governance tetap dibutuhkan supaya alur pengawasan operasional dan pertanggung-jawaban oleh
eksekutif berjalan sesuai dengan visi dan misi entitas. Malahan jika struktur dan budaya telah
mendekati Toeri Stewardship, implementasi akan jauh lebih mudah, terorganisir, serta
berkesinambungan.
Peranan Komisaris Independen dalam pembuatan keputusan terhadap keefektifan Dewan Direksi
dan Komisaris yakni:
2B
Menurut pendapat saya, key functions yang masih belum dijalankan secara optimal yakni:
2. Monitoring the effectiveness of the company’s governance practices and making changes as
needed.
Jika dari awal proses perekrutan Direksi dilakukan secara transparan, seyogianya Stefanus Joko
Mogoginta dan Budhi Istanto Suwito mendominasi Dewan Direksi dan melakukan tindak pidana
tersebut.
7. Ensuring the integrity of the corporation’s accounting and financial reporting systems, including
the independent audit, and that appropriate systems of control are in place, in particular,
systems for risk management, financial and operational control, and compliance with the law and
relevant standards.
Tindakan kecurangan yang dilakukan dengan mengganti kemasan beras bersubsidi dengan
kemasan beras ber-merk barang yang berkualitas merupakan tindakan pidana penipuan publik
yang seharusnya sudah lama menjadi temuan Internal Auditor – atau permasalahan dengan
Internal Control yang mengandung kemungkinan ditutupi masalah demikian sampai level Those
Charged with Governance.
Soal 3
1. Hak perseorangan (Pasal 61); berhak mengajukan gugatan kepada pengadilan negeri apabila
dirugikan karena Tindakan perseroan yang dianggap tidak adil dan tanpa alasan wajar
sebagai akibat RUPS.
2. Hak Menilai Harga Saham ( Pasal 62): berhak meminta Perseroan untuk membeli saham
dengan harga yang wajar.
3. Hak Meminta Didahulukan (Pasal 43) : Seluruh saham yang dikeluarkan untuk penanaman
modal harus terlebih dahulu ditawarkan kepada setiap pemegang saham seimbang dengan
kepemilikan saham untuk klasifikasi saham yang sama.
4. Hak Gugatan Derivatif (Pasal 97) : Pemegang saham yang mewakili paling sedikit 1/10 dari
jumlah saham dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri dan menggugat Dewan
Komisaris karena kesalahan atau kelalaiannya.
5. Hak Pemeriksaan (Pasal 138) : Permohonan hak pemeriksaan dapat diajukan oleh 1
pemegang sahama atau lebih yang mewakili paling sedikit 1/10 dari total saham.
6. Hak Meminta Pengadaan RUPS (Pasal 79) : Jika 1 org pemegang saham mewakili 1/10 atau
lebih jumlah seluruh saham dapat mengajukan RUPS.
7. Hak Meminta Pembubaran Perseroan (Pasal 144) : Direksi, Komisaris, atau Pemegang Saham
atau lebih yang mewakili 1/10 dari jumlah seluruh saham, dapat mengajukan usul
pembubaran perseroan kepada RUPS.
b. Menurut pasal 79 UUPT, Penyelenggaran RUPS dapat dilakukan jika 1 org pemegang saham
mewakili 1/10 atau lebih jumlah seluruh saham dapat mengajukan RUPS. Dalam kasus ini, hanya
0.01% maka Tidak Eligible untuk mengajukan RUPS.
Pemegang saham minoritas terjadi apabila masing2 PT berdiri sendiri tanpa bekerja sama satu
sama lain untuk menggabungkan hak suara mereka berdasarkan persentase kepemilikan yang
dimiliki.
Soal 4
B.
Dalam kaitan dengan kerja Internal Auditor, Komite audit harus memastikan bahwa auditor internal
tidak hanya memiliki independensi yang kuat tetapi juga kedudukannya dalam organisasi, dan secara
jelas didukung oleh manajemen senior. Mereka seharusnya mendukung Internal Auditor,
memberikan arahan dan bantuan ketika dia melaporkan potensi penyimpangan manajemen.
Komite audit harus memahami dan menyetujui rencana audit internal tahunan dan menentukan
apakah Internal Auditor memiliki anggaran dan sumber daya yang cukup untuk melaksanakannya.
Untuk memastikan sumber daya memadai, komite audit akan mempertimbangkan apakah Internal
Auditor diberikan kompensasi yang memadai. Oleh sebab itu, mereka harus meninjau dan
mengevaluasi status program manajemen risiko di seluruh perusahaan dan penyelarasan risiko
dengan rencana audit internal.
Komite audit juga harus mengevaluasi kemajuan dan hasil rencana audit internal terhadap rencana
awal dan setiap perubahan signifikan yang dilakukan selanjutnya.