Anda di halaman 1dari 6

Kelompok 4 : Surya Azhari Siregar (18133100096)

Ikhtiar Noni Hayati (18133100122)

Ririn Indriani (18133100148)

Praktik Pengauditan Kelas A1

Sistem Pengendalian Internal PT. Akasha Wira International Tbk


COSO mendefinisikan pengendalian internal sebagai: sebuah proses, yang dilakukan oleh dewan
direksi entitas, manajemen, dan lainnya personel, yang dirancang untuk memberikan jaminan
yang wajar terkait pencapaian tersebut tujuan yang berkaitan dengan operasi, pelaporan, dan
kepatuhan. Elemen penting dari definisi tersebut mengakui bahwa pengendalian internal adalah:

a. Proses yang terdiri dari tugas dan aktivitas yang sedang berlangsung.
b. Dipengaruhi oleh orang-orang dan bukan hanya tentang manual kebijakan, sistem, dan
formulir. Orang-orang di setiap level organisasi, mulai dari pengiriman juru tulis ke
auditor internal untuk chief financial officer (CFO), chief pejabat eksekutif (CEO), dan
dewan direksi, berdampak internal kontrol.
c. Mampu memberikan jaminan yang wajar, tetapi bukan jaminan mutlak, tentang
pencapaian tujuan. Batasan pengendalian internal menghalangi jaminan mutlak. Batasan
ini termasuk manusia yang salah penilaian, kerusakan karena kesalahan, menghindari
kontrol oleh kolusi banyak orang, dan kemampuan manajemen untuk menimpa kontrol.
d. Diarahkan untuk pencapaian berbagai tujuan. Definisi menyoroti bahwa pengendalian
internal memberikan jaminan yang wajar tentang tiga kategori tujuan. Namun, auditor
eksternal terutama tertarik pada tujuan yang berkaitan dengan keandalan laporan
keuangan.

COSO mengidentifikasi lima komponen pengendalian internal yang mendukung organisasi


dalam mencapai tujuannya. yang menyoroti bahwa pengendalian internal dimulai dengan
pengaturan organisasi tujuan pelaporan keuangan, yaitu menghasilkan laporan keuangan itu
bebas dari salah saji material. Kelima komponen tersebut meliputi:
1. Penilaian Risiko melibatkan proses untuk mengidentifikasi dan menilai risiko yang dapat
mempengaruhi organisasi dalam mencapai tujuannya. Risiko penilaian perlu dilakukan
sebelum organisasi dapat menentukan kontrol lain yang diperlukan.
2. Lingkungan Kontrol adalah seperangkat standar, proses dan struktur yang memberikan
dasar untuk melaksanakan pengendalian internal di seluruh organisasi.
Pada PT Akasha Wira International Tbk dalam Pengendalian Keuangan dan operasional
serta kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, peraturan otoritas Jasa
Keuangan dan standar Akuntansi Keuangan sudah diikuti oleh Perseroan. Namun pasti
masih ada kekurangan yang perlu kami perbaiki. saat ini juga sedang dilakukan proses
perbaikan yang berkelanjutan.
3. Aktivitas Pengendalian adalah tindakan yang telah ditetapkan oleh kebijakan dan
prosedur. Mereka membantu memastikan bahwa arahan manajemen mengenai
pengendalian internal dilaksanakan. Aktivitas pengendalian terjadi di semua tingkatan
dalam organisasi.
Sesuai dengan Peraturan Bapepam & LK No. IX.I.7, pada tanggal 2 Desember 2009
Direksi Perseroan telah menunjuk Meillina Erly Damayanti sebagai pejabat Audit
Internal Perseroan sekaligus sebagai Kepala Unit Audit Internal Perseroan. Saat ini, unit
Internal Audit Perseroan terdiri dari 3 (tiga) anggota, yaitu Meillina Erly Damayanti
menjabat selaku Kepala dibantu oleh 2 (dua) orang anggota.
Pengendalian yang dilakukan dalam perusahaan, antara lain:
1) Perseroan Terbuka memiliki cara atau prosedur teknis pengumpulan suara (voting)
baik secara terbuka maupun tertutup yang mengedepankan independensi dan
kepentingan pemegang saham.
2) Seluruh Anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan Terbuka Hadir dalam
RUPS Tahunan.
3) Ringkasan Risalah RUPS tersedia dalam Situs Web Perseroan Terbuka paling sedikit
selama 1 (satu) tahun.
4) Perseroan Terbuka memiliki suatu Kebijakan Komunikasi dengan Pemegang Saham
atau Investor.
5) Perseroan Terbuka mengungkapkan Kebijakan Komunikasi Perseroan Terbuka
dengan Pemegang Saham atau Investor dalam Situs Web.
6) Penentuan Jumlah Anggota Dewan Komisaris mempertimbangkan Kondisi Perseroan
Terbuka.
7) Penentuan Komposisi Anggota Dewan Komisaris memperhatikan Ke-beragaman
Keahlian, Pengetahuan, dan Pengalaman yang Dibutuhkan.
8) Dewan Komisaris mempunyai Kebijakan Penilaian Sendiri (self assessment) untuk
menilai kinerja Dewan Komisaris.
9) Kebijakan Penilaian Sendiri (self assessment) untuk menilai Kinerja Dewan
Komisaris, diungkapkan melalui Laporan Tahunan Perseroan Terbuka.
10) Dewan Komisaris mempunyai Kebijakan terkait Pengunduran Diri Anggota Dewan
Komisaris apabila terlibat dalam kejahatan keuangan.
11) Dewan Komisaris atau Komite yang menjalankan fungsi Nominasi dan Remunerasi
menyusun Kebijakan Suksesi dalam proses Nominasi anggota Direksi.
12) Penentuan jumlah anggota Direksi mempertimbangkan kondisi Perseroan Terbuka
serta efektifitas dalam pengambilan keputusan.
13) Penentuan komposisi anggota Direksi memperhatikan keberagaman keahlian,
pengetahuan, dan pengalaman yang dibutuhkan.
14) Anggota Direksi yang membawahi bidang akuntansi atau keuangan memiliki
keahlian dan/atau pengetahuan di bidang akuntansi.
15) Direksi mempunyai kebijakan penilaian sendiri (self assessment) untuk menilai
kinerja Direksi.
16) Kebijakan penilaian sendiri (self assessment) untuk menilai kinerja Direksi
diungkapkan melalui Laporan Tahunan Perseroan Terbuka.
17) Direksi mempunyai kebijakan terkait pengunduran diri anggota Direksi apabila
terlibat dalam kejahatan keuangan.
18) Perseroan Terbuka memiliki kebijakan untuk mencegah terjadinya insider trading.
19) Perseroan Terbuka memiliki kebijakan anti korupsi dan anti fraud.
20) Perseroan Terbuka memiliki kebijakan tentang seleksi dan peningkatan kemampuan
pemasok atau vendor.
21) Perseroan Terbuka memiliki kebijakan tentang pemenuhan hak-hak kreditur.
22) Perseroan Terbuka memiliki kebijakan sistem whistleblowing.
23) Perseroan Terbuka memiliki kebijakan pemberian insentif jangka panjang kepada
Direksi dan karyawan.
24) Perseroan Terbuka memanfaatkan penggunaan teknologi informasi secara lebih luas
selain situs web sebagai media keterbukaan informasi.
25) Laporan Tahunan Perseroan Terbuka mengungkapkan pemilik manfaat akhir dalam
kepemilikan saham Perseroan Terbuka paling sedikit 5% (lima persen), selain
pengungkapan pemilik manfaat akhir dalam kepemilikan saham Perseroan Terbuka
melalui pemegang saham utama dan pengendali.
4. Informasi dan Komunikasi mengakui bahwa informasi adalah penting bagi organisasi
untuk melakukan pengendalian internalnya tanggung jawab. Informasi dapat berasal dari
internal dan eksternal sumber. Komunikasi adalah proses menyediakan, berbagi, dan
memperoleh informasi yang diperlukan. Informasi dan Komunikasi membantu semua
pihak terkait memahami tanggung jawab pengendalian internal dan bagaimana
pengendalian internal terkait dengan pencapaian tujuan.
5. Pemantauan dilakukan untuk mengetahui apakah pengendalian sudah efektif atau belum
dan pada PT Akasha Wira International sistem pengendalian internal saat ini sudah cukup
efektif.

Pengendalian internal digunakan untuk semua tindakan organisasi dalam memberikan keamanan
terhadap aset dari pemborosan, kecurangan dan ketidakefisienan penggunaan serta untuk
meningkatkan ketelitian dan tingkat kepercayaan dalam laporan keuangan. Pengendalian internal
berfungsi sebagai lini depan untuk menjaga aktiva dan mendeteksi terjadinya kesalahan,
kecurangan, penyimpangan dan ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-
undangan. PT Akasha Wira Tbk melakukan pengendalian resiko untuk meminimalisir pengaruh
merugikan yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan. Direksi mengkaji dan menyetujui
kebijakan untuk mengendalikan resiko yang dihadapi perseroan, diantaranya :
1. Risiko kredit, untuk meringankan risiko kredit, Perseroan akan menghentikan penyaluran
semua produk kepada pelanggan sebagai akibat gagal bayar. Perseroan tidak memiliki
konsentrasi risiko kredit karenapiutang usaha berasal dari banyak pelanggan.
2. Risiko nilai tukar mata uang, Perseroan memiliki eksposur dalam mata uang asing yang
timbul dari transaksi operasionalnya. Eksposur tersebut timbul karena transaksi yang
bersangkutan dilakukan dalam mata uang selain mata uang fungsional. Perseroan juga
melakukan pembelian valuta asing di saat nilai tukar mata uang sedang stabil dan murah
untuk digunakan sebagai pembayaran kepada utang usaha kepada supplier. Kas dan
setara kas yang disediakan oleh Perseroan dalam mata uang asing selalu dianalisa sesuai
dengan kebutuhan Perseroan setiap saat.
3. Risiko suku bunga, Perseroan selalu melakukan analisis terhadap perubahan suku bunga
pasar, dan manajemen selalu mempersiapkan langkah-langkah yang dianggap perlu untuk
mengantisipasi fluktuasi perubahan suku bunga pasar tersebut, walaupun sampai saat ini
suku bunga cenderung stabil.
4. Risiko likuiditas, Perseroan senantiasa melakukan evaluasi antara pengeluaran jangka
pendek dengan anggaran yang ditetapkan dan juga melakukan evaluasi terhadap
penerimaan dari pelanggan dan juga analisis kredit yang diberikan kepada pelanggan
sehingga risiko terjadi kesulitan likuiditas dapat diminimalisir.
5. Manajemen permodalan, Perseroan melakukan manajemen pemeliharaan modal dengan
tujuan menjaga kemampuan Perseroan untuk melanjutkan kelangsungan usaha, dengan
demikian perusahaan dapat melanjutkan untuk memberikan imbal hasil kepada pemegang
saham dan manfaat bagi pemangku kepentingan lainnya, untuk memberikan imbal hasil
yang cukup kepada para pemegang saham dengan memberikan harga produk yang
sepadan dengan risiko
6. Risiko kemajuan teknologi, kemajuan teknologi dapat mempengaruhi penjualan air
minum dalam kemasan produk PT. Akasha Wira International, Perseroan menjadi tidak
kompetitif apabila kemajuan teknologi tersebut tidak disikapi dengan melakukan inovasi
produk.
7. Risiko diberhentikannya perjanjian lisensi dengan Nestle, Perseroan saat ini memiliki
perjanjian lisensi dengan Nestlé, SA untuk memproduksi dan menjual air minum dalam
kemasan dengan merek dagang Nestlé Pure Life di Indonesia. Ketidakmampuan
Perseroan untuk memenuhi persyaratan dan ketentuan yang disyaratkan oleh Nestlé, SA
dapat mengakibatkan pemutusan hubungan kerja sama dan akan mempengaruhi kegiatan
usaha Perseroan.
Dari waktu ke waktu, PT Akasha Wira senantiasa mengidentifikasi seluruh risiko yang dihadapi
Perseroan dengan mematuhi seluruh ketentuan dan peraturan hukum yang berlaku di Indonesia
serta mematuhi semua syarat dan ketentuan yang diperjanjikan dalam perjanjian yang dibuat dan
ditandatangani dengan pihak ketiga.
Sumber : Annual Report PT. Akasha Wira International Tbk 2019
EB Rittenberg

Anda mungkin juga menyukai