Anda di halaman 1dari 7

Executive Summary Kuliah-1

BUSINESS ETHICS & GOOD GOVERNANCE

Principles of Personal Ethics dan Principles of Professional Ethics

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Business Ethics & Good Governance”
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM

Oleh:

M. Iqbal Rasyid Supeni (55118110151)

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

UNIVERSITAS MERCU BUANA

2019
Personal ethics and business ethics
Arti etika dapat dibedakan dari sisi praktis dan refleksi. Etika sebagai praktis yaitu sejauhmana
nilai-nilai dan norma-norma moral diterapkan dan dilaksanakan dalam berbagai aktivitas dan
kegiatan sehari hari atau dapat juga di artikan sebagai apa yang dilakukan sesuai dengan nilai
dan moral. Etika sebagai praktis berarti moral atau moralitas: apa yang harus dilakukan, tidak
boleh dilakukan , pantas dilakukan dan sebagainya. Etika sebagai refleksi adalah pemikiran
moral, dimana kita berfikir tentang apa yang dilakukan lebih spesifik yang harus dilakukan
atau tidak boleh dilakukan. Etika sebagai refleksi menyoroti dan menilai baik buruknya
perilaku orang.

Etika adalah cabang ilmu falsafat yang mempelajari baik buruknya perilaku manusia ( selaku
orang yang menjalankan aktivitas bisnis di perusahaan). Etika bisnis dapat dijalankan pada tiga
tingkat yaitu makro, meso dan mikro. Pada tingkat makro, etika bisnis mempelajari aspek-
aspek moral dari system ekonomi sebagai keseluruhan. Pada tingkat madya (meso), etika bisnis
menyelidiki masalah etis di bidang organisasi dalam hal ini perusahaan, dan stakeholder yang
berkaitan langsung dengan aktivitas bisnis di perusahaan seperti lembaga konsumen, pemasok
(supplier), investor, pemerintah, lembaga sosial seperti sarikat pekerja, dan sebagainya.
Sedangkakan pada tingkat mikro, etika bisnis difokuskan pada individu dalam hubungannya
dengan ekonomi dan bisnis.

Etika berfungsi menggugah kesadaran moral pelaku bisnis untuk berbisnis secara baik dan etis
didasari nilai-nilai luhur yang bermanfaat bagi konsumen, masyarakat dan demi menjaga nama
baik bisnis sendiri dalam jangka panjang. Etika bisnis menjadi acuan bagi pebisnis untuk
berbisnis tanpa merugikan konsumen, buruh, karyawan, dan masyarakat luas.

Tiga dasar yang mendasari bisnis berlaku etis yaitu:

1. Pertama, value statements atau pernyataan nilai.


Banyak pernyataan nilai menegaskan bahwa perusahaan ingin beroperasi secara etis
serta fair dan menggaris bawwahi pentingnya integritas, teamwork, kredibilitas, dan
keterbukaan dalam komunikasi. Jadi nilai yang dikemukakan ini sering lebih luas
daripada nilai-nilai etis.

2. Kedua, Corporate Credo atau kredo perusahaan


Biasanya merumuskan tanggung jawab perusahaan terhadap para stakeholder,
khususnya konsumen, karyawan, pemilik saham, masyarakat umum dan lingkungan
hidup.

3. Kode etik
Kode etik ini menyangkut kebijakan etis perusahaan berhubungan dengan kesulitas
yang bisa timbul (dan mungkin dimasa lampau pernah timbul), seperti konflik
kepentingan, hubungan dengan pesaing dan pemasok, menerima hadiah, sumbangan
kepada partai politik dan sebagainya.
Morality and law

Moral berhubungan dengan manusia sebagai individu sedangkan hukum(kebiasaan, sopan


santun) berhubungan dengan manusia sebagai makluk sosial. Antara hukum dan moral terdapat
perbedaan dalam hal tujuan, isi, asal cara menjamin pelaksanaannya dan daya kerjanya.

1. Perbedaan antara moral dan hukum dalam hal tujuan:


a. Tujuan moral adalah menyempurnaan manusia sebagai individu.
b. Tujuan hukum adalah ketertiban masyarakat
2. Perbedaan antara moral dan hukum dalam han isi :
a. Moral yang bertujuan penyempuraan manusia berisi atau memberi peraturan-
peraturan yang bersifat batiniah(ditujukan kepada sikap lahir).
b. Hukum memberi peraturan-peraturan bagi perilaku lahiriah.

Perbedaan diatas pertama kali dikemukakan oleh Emanuel Kant. Batasan perbedaan tersebut
jangan dilihat terlalu tajam, karena hukum tidak semata-mata (mutlak) memperhatikan
tindakan-tindakan lahiriah saja, demikian pula moral tidak hanya memperhatikan perilaku
batiniah saja.

Penjelasan bahwa hukum menghukum mereka yang melakukan delik hanya apabila
perbuatannya itu dapat dipertanggung jawabkan, yaitu kalau ada kesalahan. Itupun masih
dibedakan ada kesenjangan atau kelalaian atau tidak. Demikian pula hukum memberikan akibat
pada perbuatan yang dilakukan dengan iktikat baik atau tidak.

Etiquette and professional law

Kaedah-kaedah pokok dari etika profesi dibidang Hukum (Kieser:1986):

a. Profesi di bidang hukum harus dihayati sebagai suatu pelayanan tanpa pamrih (dis
intrestedness) yaitu pertimbangan yang diambil adalah kepentingan klien dan
kepentingan umum.
b. Bukan kepentingan pribadi dari pengemban profesi, jika hal ini diabaikan maka
pelaksanaan profesi akan mengarah kepada kemanfaatan yang menjurus kepada
penyalahgunaan profesi sehingga akhirnya merugikan kliennya.
c. Pelayanan profesi dengan mendahulukan kepentingan klien, yang mengacu pada
kepentingan atau nilai-nilai luhur sebagai manusia yang membatasi sikap dan tindakan.
d. pengemban profesi harus berorientasi pada masyarakat secara keseluruhan.
e. pengemban profesi harus mengembangkan semangat solidaritas sesama rekan
seprofesi.

Peraturan Etika Lainnya :

a. Tindakan yang Bisa Didiskreditkan


1) Retensi dari catatan klien
2) Diskriminasi dan gangguan dalam praktek karyawan
3) Standar atas audit pemerintah dan persyaratan badan dan agensi pemerintah
4) Kelalaian dalam persiapan laporan atau catatan keuangan
5) Kegagalan mengikuti persyaratan dari badan pemerintah, komisi atau agen
regulasi lainnya
6) Permohonan atau pengungkapan dan jawaban ujian akuntan publik
7) Kegagalan memasukkan pajak penghasilan atau pembayaran kewajiban pajak
b. Periklanan dan Permohonan
c. Komisi dan Fee Penyerahan
d. Bentuk dan Nama Organisasi
1) Integritas dan Obyektivitas
2) Standar Teknis
3) Kerahasiaan
 Kebutuhan atas Kerahasiaan
 Pengecualian atas Kerahasiaan (Kewajiban yang berhubungan dengan
standar teknis, Panggilan Pengadilan, Peer Review, Respon kepada
Divisi Etika
4) Fee Kontinjen

Management and ethics


Etika (ethics) adalah satu set kepercayaan, standar, atau pemikiran yang mengisi suatu individu,
kelompok atau masyarakat. Etika juga diartikan sebagai sistem dari prinsip-prinsip moral atau
aturan untuk bertindak (rule of conduct). Etika menyangkut perilaku, perbuatan dan sikap
manusia terhadap peristiwa penting dalam hidupnya. Isu etika hadir dalam sebuah situasi ketika
tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sebuah organisasi dapat menimbulkan manfaat
atau kerugian bagi yang lain.

Etika dalam organisasi atau etika manajemen perhatiannya meliputi tiga hal yaitu :
a. Hubungan organisasi atau perusahaan dengan karyawan,
b. Hubungan karyawan dengan organisasi,
c. Hubungan organisasi dengan pihak luar.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Hapzi.2019.Business Ethics and Good Governance Principles of Personal Ethics


dan Principles of Professional Ethics.Universitas Mercu Buana

Mertokusumo, Sudiknno, 2013. http://sudiknoartikel.blogspot.com/2013/04/moral-dan-


hukum.html, (4 April 2013, jam 09.08)

Ivani, dkk, 2016. http://officialvap.blogspot.com/2016/06/etika-dalam-manajemen.html, (28


Juni 2016)
FORUM DISKUSI

Saat ini Saya bekerja di Direktorat Jenderal Pajak yang merupakan salah satu direktorat jenderal di
bawah Kementerian Keuangan. Dalam menerapkan prinsip Good Governance, Direktorat Jenderal
Pajak ikut menerapkan nilai-nilai Kementerian Keuangan. Nilai-nilai Kementerian Keuangan terdiri
dari lima nilai yaitu:

1. INTEGRITAS : Berpikir, berkata, berperilaku dan bertindak dengan baik dan benar
serta memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral
2. PROFESIONALISME : Bekerja tuntas dan akurat atas dasar kompetensi terbaik dengan
penuh tanggung jawab dan komitmen yang tinggi
3. SINERGI : Membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif
serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan, untuk
menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas
4. PELAYANAN : Memberikan layanan yang memenuhi kepuasan pemangku kepentingan
yang dilakukan dengan sepenuh hati, transparan, cepat, akurat dan aman
5. KESEMPURNAAN : Senantiasa melakukan upaya perbaikan di segala bidang untuk
menjadi dan memberikan yang terbaik

Selain menerapkan nilai-nilai Kementerian Keuangan Pegawai DJP juga wajib mematuhi kode etik
pegawai DJP. Kode etik DJP terdiri dari Kewajiban dan Larangan.

Setiap Pegawai mempunyai kewajiban untuk :

1. menghormati agama, kepercayaan, budaya, dan adat istiadat orang lain;


2. bekerja secara profesional, transparan, dan akuntabel;
3. mengamankan data dan atau informasi yang dimiliki Direktorat Jenderal Pajak;
4. memberikan pelayanan kepada Wajib Pajak, sesama Pegawai, atau pihak lain dalam
pelaksanaan tugas dengan sebaik-baiknya;
5. mentaati perintah kedinasan;
6. bertanggung jawab dalam penggunaan barang iventaris milik Direktorat Jenderal Pajak;
7. mentaati ketentuan jam kerja dan tata tertib kantor;
8. menjadi panutan yang baik bagi masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakan;
9. bersikap, berpenampilan, dan bertutur kata secara sopan.

Setiap Pegawai dilarang :

1. bersikap diskriminatif dalam melaksanakan tugas;


2. menjadi anggota atau simpatisan aktif partai politik;
3. menyalahgunakan kewenangan jabatan baik langsung maupun tidak langsung;
4. menyalahgunakan fasilitas kantor;
5. menerima segala pemberian dalam bentuk apapun, baik langsung maupun tidak langsung, dari
Wajib Pajak, sesama Pegawai, atau pihak lain, yang menyebabkan Pegawai yang menerima, patut
diduga memiliki kewajiban yang berkaitan dengan jabatan atau pekerjaannya;
6. menyalahgunakan data dan atau informasi perpajakan;
7. melakukan perbuatan yang patut diduga dapat mengakibatkan gangguan, kerusakan dan atau
perubahan data pada sistem informasi milik Direktorat Jenderal Pajak;
8. melakukan perbuatan tidak terpuji yang bertentangan dengan norma kesusilaan dan dapat
merusak citra serta martabat Direktorat Jenderal Pajak.

Referensi :

https://www.kemenkeu.go.id

http://www.pajak.go.id

Anda mungkin juga menyukai