Anda di halaman 1dari 5

Executive Summary Kuliah-3

BUSINESS ETHICS & GOOD GOVERNANCE

Ethics of Consumer Protection

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Business Ethics & Good Governance”
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali,, MM, CMA

Oleh:

M. Iqbal Rasyid Supeni (55118110151)

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

UNIVERSITAS MERCU BUANA

2019
Consumer-an important stakeholder

Dalam bahasa Perancis, konsumen diartikan sebagai “the person who obtains goods or
services for personal or family purpose” (konsumen adalah orang yang menggunakan barang
atau jasa untuk keperluan pribadi atau keluarganya). Di dalam ketentuan Pasal 1 ayat 2
Undangundang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK) dinyatakan bahwa
konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/jasa yang tersedia dalam dalam
masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun maklhuk hidup lain
dan tidak untuk diperdagangkan. Bisnis dan konsumen saling mebutuhkan seihingga hubungan
yang tercipta harus bersifat t saling mengutungkan (winwin relationship), jangka panjang (long-
term relationship), dan dilandasi oleh rasa saling mempercayai (mutual trust).

Hidden taxation on society

Pajak merupakan pungutan dari pemerintah yang ditujukan kepada wajib pajak menurut
undang-undang, serta dipaksakan dalam pembayarannya untuk menutupi pengeluaran negara
dan biaya pembangunan negara yang dari pungutan ini, masyarakat tidak mendapatkan jasa
timbal balik secara langsung (I Gede Hendy Darmawan dan I Made Sukartha 2014; I Gusti Ayu
Cahya Maharani dan Ketut Alit Suardana 2014). Pajak sebagai sumber terbesar penerimaan
Negara tentunya membuat pemerintah terus berupaya mengoptimalkan penerimaan dari sector
tersebut. Disisi lain perusahaan menginginkan beban pajak yang rendah karena beban pajak
akan mengurangi penghasilan yang mereka peroleh. Hal ini menimbulkan adanya upaya
penghindaran pajak.

Corporate governance memiliki peran dalam pengambilan keputusan, termasuk dalam


keputusan membayar pajak yang akan dibayarkan oleh perusahaan. Sebuah perusahan dapat
dikategorikan Good Corporate Governance, apabila memenuhi prinsip-prinsip pokok corporate
governance yang terdiri dari keterbukaan informasi (transparency), akuntabilitas
(accountability), responsibilitas (responsibilities), kemandirian (independency), serta kesetaraan
dan kewajaran (fairness) dijalankan dalam perusahaan dengan baik, sehingga dalam hal
membayar pajak perusahaan akan membayar sesuai dengan jumlah yang ditetapkan.

Stakeholder alliance

Bisnis harus berupaya membangun aliansi pada para pemangku kepentingan yang memiliki
kepentingan kuat dan pengaruh kuat karena mereka adalah pemangku kepentingan yang dapat
membantu bisnis dan dapat dibujuk menjadi aliansi. Dalam hal ini perusahaan harus mampu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Kebutuhan Bisnis dan Keinginan Pemangku Kepentingan


Saat suatu bisnis sudah dapat mengidentifikasi para pemangku kepentingan yang
berguna untuk itu dalam suatu aliansi, kemudian perlu diteliti keinginan para pemangku
kepentingan dan bagaimana ia dapat memuaskan keinginan-keinginan yang sama.
Bisnis perlu untuk memahami bagaimana mereka dapat memuaskan keinginan para
pemangku kepentingan mereka karena kedua belah pihak harus mendapatkan manfaat
dari aliansi untuk aliansi yang akan dibuat dan tahan lama.
b. Menciptakan Aliansi Bisnis dan Pemangku Kepentingan
Setelah memahami kebutuhannya sendiri dan kebutuhan pemangku kepentingan serta
sarana yang dapat digunkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka bisnis tersebut
dapat menggunakan informasi yang diperoleh untuk menciptakan syarat-syarat proposal
aliansi. Jika informasinya benar, maka aliansi dapat dibangun berdasarkan persyaratan
yang diajukan setelah negosiasi lebih lanjut. Karena informasi satu partner sering tidak
lengkap atau menghilangkan informasi yang dipertimbangkan oleh yang lain, proses ini
tidak sempurna

Consumer protection

Perlindungan konsumen adalah peraturan-peraturan dan organisasi yang dirancang untuk


memastikan hak-hak konsumen serta perdagangan yang adil, persaingan dan informasi yang
akurat di pasar dapat dipenuhi dengan baik oleh pihak produsen. Peraturan-peraturan ini juga
bertujuan untuk mencegah bisnis yang terlibat dalam penipuan atau praktik-praktik tidak adil
yang ditentukan dari mendapatkan keuntungan lebih dari pesaing serta dapat memberikan
perlindungan tambahan bagi mereka yang paling rentan di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Hapzi Ali, 2019. Modul BE & GG, Univeristas Mercu Buana

I Gede Hendy Darmawan dan I Made Sukartha. 2014. Pengaruh Penerapan Corporate
Governance, Leverage, Return On Assets, Dan Ukuran Perusahaan Pada
Penghindaran Pajak. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.

I Gusti Ayu Cahya Maharani dan Ketut Alit Suardana. 2014. Pengaruh Corporate Governance,
Profitabilitas dan Karakter Eksekutif Pada Tax Avoidance Perusahaan Manufaktur. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana.
Forum Diskusi

Ethics of Consumer Protection merupakan peraturan-perturan yang dirancang untuk


memastikan hak-hak konsumen serta perdagangan yang adil, persaingan dan informasi yang
akurat di pasar dapat dipenuhi dengan baik oleh pihak produsen. Pada Direktorat Jenderal
Pajak, Ethics of Consumer Protection diatur dalam Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan. Terdapat sepuluh hak Wajib Pajak yang telah diakomodasi oleh Negara yaitu:

1. Hak atas kelebihan pembayaran pajak;


2. Hak kerahasiaan bagi wajib pajak;
3. Dalam hal atau kondisi tertentu, WP dapat mengajukan permohonan pengangsuran atau
penundaan pembayaran pajak;
4. Dengan alasan tertentu, WP dapat menyampaikan perpanjangan penyampaian SPT
Tahunan, baik Pajak Penghasilan (PPh) Badan maupun PPh Orang Pribadi;
5. Dengan alasan tertentu, WP dapat mengajukan pengurangan besarnya angsuran PPh
Pasal 25;
6. Dalam kondisi tertentu, misalnya objek pajak terkena bencana alam, WP dapat
mengajukan permohonan pengurangan atas Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) terutang.
Hak pengurangan PBB ini juga berlaku bagi WP yang merupakan anggota veteran
pejuang kemerdekaan dan veteran pembela kemerdekaan;
7. Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan pembebasan atas pemotongan /
pemungutan PPh;
8. Hak pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak;
9. Hak untuk mendapatkan pajak ditanggung pemerintah;
10. Hak untuk memperoleh insentif perpajakan di bidang PPN.

Sumber : https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/inilah-hak-hak-wajib-pajak-menurut-uu-
ketentuan-umum-dan-tata-cara-perpajakan/

Anda mungkin juga menyukai