MANAJEMEN SUMBER DAUA MANUSIA STRATEJIK
“HAK DAN DISIPLIN KARYAWAN”
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Eka Afnan Troena, SE.
Oleh:
Kelompok 3
Hilyah Qurratu Ainin Azka 196020200111016
Della Restiana Sari 196020200111030
MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
HAK DAN DISIPLIN KARYAWAN
A. Hak Karyawan
Masyarakat sebaiknya tidak mengandalkan etika atau rasa keadilan atau moralitas
pemberi kerja untuk memastikan bahwa mereka melakukan hal yang benar. Masyarakat
juga menggerakan hukum. Ini menjabarkan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan
misalnya, dalam hal perekrutan. Dengan demikian, hukum ini menyatakan hak karyawan
secara ekspliai. Sebagai contoj, Civil Rights Act memberikan hak kepada karyawan untuk
didiskriminalisasi karena rasnya.
Hak ketenagakerjaan melindungi hakhak karyawan adalah bagian dan tak
terpisahkan dari semua undangundang ketenagakerjaan yang kita bahas dalam buku ini.
Sebagai beberapa contoh saja, UndangUndang Hubungan Kerja Nasional menetapkan hak
karyawan untuk terlibat dalam perundingan bersama. Landrum Griffin Act memuat Bill of
Right untuk perserikatan anggota, melindungi mereka dari penganiayaan dari serikat
pekerja mereka. UndangUndang Standar Ketenagakerjaan yang Adil memberi karyawan
hak atas upah minimum dan upah lembur. UndangUndang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja memberi karyawan hak untuk menolak bekerja di bawah kondisi yang tidak aman.
tunjangan asuransi kesehatan. Intinya adalah bahwa meskipun etika, keadilan, dan
moralitas membantu mengatur bagaimana pengusaha memperlakukan karyawan mereka,
hakhak yang dapat dipaksakan tertanam dalam pekerjaan dan undangundang lainnya juga
mengatur perilaku pemberi kerja. Berikut adalah beberapa hak karyawan secara hukum:
- Hak untuk cuti dan liburan
- Hak lukaluka dan sakit
- Hak persetujuan untuk tidak menyaingi
- Hak karyawan pada kebijakan pemberi kerja
- Hak pendisiplinan
- Hak atas berkas pribadi
- Hak uang pensiun karyawan
- Hak tunjangan karyawan
- Hak referensi
- Hak catatan kriminal
- Hak pencemaran nama baik
- Hak karyawan atas penipuan
- Hak hak atas serangan dan kekerasan
- Hak pengabdian karyawan
- Hak atas aktivitas politik
- Hak aktivitas serikat pekerja/kelompok
- Hak mengungkap dugaan pelanggaran
- Hak kompensasi pekerja
B. Hak yang tidak dapat dirampas
Tidak semua hak berasal dari hukum, banyak hak mengalir dari hak asasi manusia
atau hak yang tidak dapat dirampas, keyakinan tertulis yang dapat dianut masyarakat secara
luas. Sebagai contoh, deklarasi kemerdakaan Amerika Serikat yang tersohor masyarakat,
“kami menganggap kebenaran ini berdiri sendiri, bahwa semua orang diciptakan setara,
bahwa mereka diberkati ole Sang Pencipta dengan hak tertentu yang tidak dapat dirampas,
yang diantaranya adalah kehidupan, kebebasan dan pencari kebahagiaan.”
C. Kebijakan Publik
Meskipun banyak hukum bertujuan untuk menjamin hak yang dianggap oleh
beberapa orang sebagai hak yang tidak dapat dirampas, orang lain mungkin mempunyai
pendapat yang berbeda mengenai bagaimana persisnya hukum yang seharusnya. Oleh
karena itu, kebanyakan hukum juga mencerminkan kebijakkan publik. Dengan kata lain,
pemerintah memberlakukan hukum untuk mendukung tujuan kebijakan publik. Kebijakan
publik terdiri atas keputusan politik untuk menerapkan program untuk mencapai sasaran
kemasyarakatan. Seperti halnya hukum cuti sakit, pemerintah mengekspresikan kebijakan
publik pilihan mereka dalam hukum dan regulasi yang mereka terapkan.
Sebagai contoh, undangundang Tenaga Kerja Nasional (National Labor Relation
Act) menetapkan hakhak karyawan untuk terlibat dalam tawar menawar kolektif. Undang
undang Landrum Griffin (Landrum Griffin Act) berisi rancangan undangundang hakhak
(Bill of Rights) untuk anggota serikat pekerja, melindungi mereka dari perlakuan buruh
serikat pekerja mereka. Undangundang Standar Tenaga Kerja Adil (Fair Labor Standards
Act) memberi karyawan hak untuk mendapatkan upah minimum dan bayaran lembur.
Undangundang Keselamatan dan Kesehatan Pekerja (Occupational Safety and Healt Act)
memberikan karyawan hak untuk menolak bekerja dalam keadaan yang tidak aman. Pada
dasarnya meskipun etika, keadilan dan moralitas dapat membantu mengatur pemberi kerja
memperlakukan karyawan mereka, hak yang dapat ditegakkan dalam hubungan kerja dan
hukum lainnya juga mengatur apa yang dilakukan pemberi kerja.
D. Disiplin
Tujuan disiplin adalah untuk mendorong karyawan berperilaku hatihati dalam
suatu organisasi, peraturan dan perundangundangan memiliki tujuan yang sama dengan
apa yang dilakukan oleh hukum dalam masyarakat, disiplin dibutuhkan saat satu dari
peraturan dan perundangundangan ini dilanggar. Proses yang adil dan disiplin didasarkan
pada tiga pilar:
- Prundangundangan yang jelas
- Sistem denda yang progresif
- Proses yang serius
pencurian, perusakan properti perusahaan, mabuk di tempat kerja dan tidak patuh. Contoh
contoh termasuk:
- Kinerja yang buruk tidak diterima. Setiap karyawan diharapkan untuk melakukan
pekerjaan dengan benar dan efisien untuk mencapai standar kualitas yang ada
- Alkohol dan narkoba tidak boleh dicampuradukkan dengan pekerjaan. Menggunakan
keduanya selam jam kerja dan laporan bekerja dibawah pengaruh keduanya secara ketat
dilarang.
- Menjual apa pun diperusahaan tanpa kewenangan tidak diizinkan, juga berjudi dalam
bentuk apa pun dilarang.
Aturan menginformasikan karyawan sebelumnya perilaku apa yang dapat diterima
dan apa yang tidak. Selama bekerja, sampaikan pada karyawan lebih baik secara tertulis apa
yang tidak diizinkan. Buku pegangan orientasi karyawan biasanya memuat peraturan dan
perundangundangan. Sebuah sistem dengan hukum yang progresif adalah pilar kedua dari
disiplin yang efektif. Hukuman bisa mencakup dari peringatan yang disampaikan secara
langsung sampai tertulis dari dikeluarkan untuk sementara sampai pemberhentian dari
pekerjaan. Tuntutan hukuman biasanya fungsi dari jenis pelanggaran dan beberapa kali
pelanggaran tersebut telah terjadi. Contohnya, untuk pertama kali hampir semua perusahaan
pelanggaran ke empat, hukuman biasanya berupa tindakan pendisilplinan. Akhirnya, proses
pendekatan termasuk hak untuk mengajukan keberatan membantu memastikan bahwa para
penyelia menerapka disiplin dengan adil dan setara.
penghargaan arbitrasi yang dipublikasikan dimana keterlambatan telah memicu hukuman
atau pendisplinan. Saat arbitrator memutar balikkan keputusan pengusaha, biasanya karena
pengusaha telah gagal untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan “terlambat” atau
karena kurangnya kejelasan berkaitan dengan seberapa sering seorang karyawan terlambat
dalam satu periode tertentu atau karena hukuman tidak sesuai. Prosedur pendisiplinan yang
insentif dapat memukul balik dengan cara lain. Contohnya, prosedur pendisiplinan yang
tidak adil (seperti seseorang dengan perilaku pengawasan yang kejam) dapat memicu
serangan balik karyawan yang bersalah dan hal itu sebenarnya mendorong perilaku yang
salah.
E. Proses Permohonan Banding Pendisiplinan Formal
banding. Hampir semua perjanjian serikat pekerja memuat prosedur banding disipliner,
tetapi prosedur tersebut tidak terbatas pada perusahaan yang tergabung. Sebagai contoh,
FedEx menyebut prosedur banding 3 langkah menjamin perlakuan yang adil:
- Pada langkah 1, tinjauan manajemen, pengadu mengajukan pengaduan tertulis kepada
kalender.
- Jika tidak puas dengan keputusan itu, maka pada langkah 2, pengaduan petugas,
pengadu mengajukan banding tertulis kepada wakil presiden atau wakil presiden senior
divisi tersebut.
- Akhirnya, pada langkah 3, peninjauan banding eksekutif, pengadu dapat mengajukan
pengaduan tertulis dalam 7 hari kalender dari keputusan langkah 2 kepada departemen
hubungan karyawan. Kemudian menyelidiki dan menyiapkan file kasus untuk dewan
peninjauan peninjauan eksekutif. Dewan banding CEO, COO, kepala staf, dan tiga
wakil presiden senior kemudian meninjau semua informasi yang relevan dan membuat
untuk mengambil tindakan lain yang sesuai.
Beberapa perusahaan membentuk ombudsman independen, penasihat netral di luar
rantai komando normal kepada siapa karyawan dapat meminta nasihat rahasia.
F. Disiplin Tanpa Hukuman
Disiplin tradisioanl memilki dua kelemahan potensial. Pertama, tidak ada satu orang
pun yang suka dihukum. Kegagalan kedua adalah memaksakan peraturan pada karyawan
dapat menimbulkan tuntutan jangka pendek, tapi tidak akan berjalan dengan baik jika and
tidak menyosialisasikan pentingnya peraturan ini.
Cara ini melakukannya dengan membuat para karyawan menerima aturan ini dan
mengurangi sifat hukuman dari disiplin itu sendiri. Berikut adalah cara penerapannya:
- Mengeluarkan peringatan dengan katakata. Sebagai penyelia, tujuan anda adalah untuk
membuat para karyawan setuju untuk menyeleseikan masalah pendisiplinan.
- Bila pelanggaran meningkat dalam enam minggu, keluarka peringatan tertulis yang
formal, copy dari peringatan tertulis ini dimasukkan ke dalam file personel karyawan.
Sebagai tambahan, lakukan diskusi khusus kedua denga karyawan sekali lagi tanpa
ancaman apa pun.
- Memberikan cuti pengambilan keputusan 1 hari yang dibayar. Jika insiden lain terjadi
dalam sekitar 6 minggu ke depan, beri tahu karyawan untuk mengambil cuti 1 hari
dengan gaji dan untuk tinggal di rumah dan pertimbangkan apakah ia ingin mematuhi
aturan perusahaan. Ketika karyawan kembali bekerja, dia bertemu dengan Anda dan
memberi Anda keputusannya.
- Jika insiden lebih lanjut terjadi pada tahun berikutnya, bersihkan penangguhan
pembayaran 1 hari dari file orang. Jika perilaku itu berulang, biasanya langkah
selanjutnya adalah pemecatan.
pemberhentian segera. Dan jika beberapa pelanggaran terjadi dengan interval waktu yang
pendek, penyelia dapat menghilangkan tahap kedua (peringatan tertulis).