Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 1 LOGIKA

SESAT PIKIR

Sesat Pikir / Logical Fallacy, Fallacy berasal dari kata fallacia yang berarti deception atau
“menipu”. Kata Irving M Copi et al (2014), sesat pikir atau logical fallacy adalah tipe argumen
yang terlihat benar, namun sebenarnya mengandung kesalahan dalam penalarannya.

Jadi Sesat Pikir adalah kesalahan dalam menyusun logika yang tepat dalam sebuah
argumen. Dalam hal ini, argumen tersebut tidak mempunyai keterkaitan antara kesimpulan
serta premis. Kalaupun premis yang disampaikan tepat, tetapi kesimpulannya salah, dapat
dianggap sebagai sesat pikir. Dalam bahasa lebih sederhana, argumentasi yang mereka
sampaikan tidak nyambung.

Ada tiga karakteristik logical fallacy:

- ada kesalahan logika berpikir

- ada dalam argumen

- ada kesan “menipu”

Dalam kehidupan sehari-hari, kamu bakal cukup sering menjumpai penggunaan logical
fallacy, baik disengaja ataupun tidak. Ada banyak tujuan kenapa seseorang menggunakan
cara berpikir yang sesat dalam berargumentasi, termasuk di antaranya adalah propaganda,
tipu muslihat, atau sarana mempengaruhi orang lain.

Kemampuan dalam mengidentifikasi logical fallacy adalah modal penting yang perlu kamu
miliki ketika ingin berinvestasi atau menjalankan bisnis. Dengan modal kemampuan
tersebut, kamu dapat terhindar dari risiko penipuan yang bisa terjadi kapan saja. Apalagi,
pengambilan kesimpulan yang salah akibat logical fallacy bisa membuat kamu mengambil
keputusan yang tidak tepat.

Berkaitan dengan logical fallacy, kamu perlu tahu contoh-contoh sesat pikir yang sering
terjadi di masyarakat. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
Strawman
Logical fallacy yang pertama adalah strawman. Dalam kesesatan berpikir ini, lawan bicara
akan menyederhanakan argumen kamu. Hal itu mereka lakukan agar bisa menyerang
argumen kamu dengan lebih mudah. Biasanya, mereka akan menggunakan argumen lain
yang sepenuhnya tidak berkaitan.

Contoh logical fallacy strawman adalah ketika kamu berargumen kalau nelayan dan petani
tidak nyaman dengan praktik koperasi di lapangan. Alasannya, karena manfaat dari koperasi
hanya dirasakan oleh pengurus. Di sisi lain, lawan bicara menganggap kamu menolak
keberadaan koperasi. Bahkan, mereka beranggapan kalau kamu menolak keberadaan
koperasi bagi nelayan dan petani.

Circular argument
Selanjutnya, kamu akan menjumpai logical fallacy yang disebut circular argument. Sesat
pikir yang satu ini akan membawa kamu dalam proses adu argumen yang berputar-putar
dan tidak ada habisnya.

Contoh, seseorang menganggap kalau kuliah itu sia-sia kalau ujung-ujungnya bakal jadi
pengangguran. Argumen ini dilontarkannya berdasarkan fakta bahwa ada banyak lulusan
kuliah yang menganggur.

Pernyataan itu sekilas memang terlihat logis. Namun, fakta bahwa ada banyak lulusan
perguruan tinggi yang menganggur tidak secara langsung membuat kuliah yang mereka
jalani sia-sia. Apalagi, proses kuliah tidak hanya bertujuan untuk mencari pekerjaan.

Ad hominem
Menyerang pribadi dari orang yang melontarkan sebuah argumen atau ad hominem
termasuk sebagai salah satu contoh sesat pikir. Cara ini kerap dilakukan dengan tujuan
untuk melemahkan argumen dari lawan bicara.

Contoh ad hominem bisa kamu dapati ketika berbicara tentang prestasi akademik di
sekolah. Kamu beranggapan kalau peringkat tinggi di sekolah itu bukan pencapaian penting.
Sebaliknya, kamu lebih mengutamakan sikap jujur dan pemahaman ilmu yang mendalam.
Lalu, ada orang lain yang berseloroh, “Kamu bicara seperti itu karena belum pernah
rangking satu sih!”.
False dilemma
Selanjutnya, kamu perlu mengetahui jenis sesat pikir false dilemma. Dalam logical fallacy
adalah yang satu ini, seseorang melontarkan argumennya dengan memberikan hanya dua
pilihan. Contoh,”Kamu itu orang yang tak punya pendirian kalau cuma bisa mengikuti
pendapat orang lain”.

Appeal to popularity
Berikutnya, kamu perlu mengetahui sesat pikir yang dikenal sebagai appeal to popularity.
Kesesatan berpikir yang satu ini dilakukan dengan menggunakan pernyataan sebagian
besar masyarakat. Contoh, “Banyak orang yang berinvestasi emas. Jadi, emas adalah jenis
investasi yang paling tepat”. Padahal, di sisi lain ada banyak opsi investasi yang menjanjikan
potensi keuntungan tidak kalah dibanding emas.

Gambler’s fallacy
Kesalahan berikutnya yang termasuk logical fallacy adalah gambler’s fallacy. Pola pikir ini
beranggapan kalau penyimpangan yang terjadi dalam jangka pendek akan terkoreksi secara
alami. Contoh, “Harga saham perusahaan X dalam beberapa hari terakhir terus menurun.
Besok pasti naik”.

Slippery slope
Dalam kesesatan berpikir ini, seseorang memiliki kecenderungan berasumsi sebab akibat
yang salah. Padahal, tidak ada penalaran yang masuk akal di antara keduanya. Sebagai
contoh, “kalau kamu memberikan minuman gratis untuk satu orang, maka kamu perlu
memberikan perlakuan serupa untuk semua orang”.

Sumber / Refrensi :
https://www.ruangguru.com
https://www.akseleran.co.id/

Anda mungkin juga menyukai